Anda di halaman 1dari 47

KP3I PPNI

KONSEP
KREDENSIAL KEPERAWATAN

KOMITE PENGEMBANGAN DAN PELATIHAN PERAWAT INDONESIA


PERSATUAN PERAWAT NASIONAL INDONESIA
(KP3I – PPNI)
UU NO. 38 TAHUN 2014
TENTANG KEPERAWATAN

LEMBAR NEGARA No. 307


TAMBAHAN LEMBAR NEGARA No. 5612
DITANDATANGANI PRESIDEN RI TANGGAL 17 OKTOBER 2014
 Untuk memajukan kesejahteraan umum sebagai
salah satu tujuan nasional sebagaimana tercantum
dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 perlu
diselenggarakan pembangunan kesehatan.

 Penyelenggaraan pembangunan kesehatan


diwujudkan melalui penyelenggaraan pelayanan
kesehatan, termasuk pelayanan keperawatan;

 Penyelenggaraan pelayanan keperawatan harus


dilakukan secara bertanggung jawab, akuntabel,
bermutu, aman, dan terjangkau oleh perawat yang
memiliki kompetensi, kewenangan, etik, dan moral
tinggi ( UU Keperawatan )
KONSIDERAN
Memajukan Kesejahteraan umum

Pembangunan Kesehatan

Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan

Pelayanan Keperawatan

Bertanggung jawab, akuntabel, bermutu, aman, dan


terjangkau oleh perawat yang kompeten, berwenang,
beretika dan bermoral yg tinggi

Perlu diatur secara komprehensif Memberi perlindungan


dan kepastian hukum : perawat dan masyarakat
TUJUAN PENGATURAN
meningkatkan mutu Perawat
meningkatkan mutu Pelayanan Keperawatan
memberikan pelindungan dan kepastian hukum kepada
Perawat dan Klien; dan
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
ANATOMI
BAB I : KETENTUAN UMUM
BAB II : JENIS PERAWAT
BAB III : PENDIDIKAN KEPERAWATAN
BAB IV : REGISTRASI, IZIN PRAKTIK, DAN REGISTRASI ULANG
BAB V : PRAKTIK KEPERAWATAN
BAB VI : HAK DAN KEWAJIBAN
BAB VII : ORGANISASI PROFESI
BAB VIII : KOLEGIUM KEPERAWATAN
BAB IX : KONSIL KEPERAWATAN
BAB X : PENGEMBAANGAN, PEMBINAAN, DAN PENGAWASAN
BAB XI : LARANGAN
BAB XII : SANKSI ADMINISTRATIF
BAB XIII : KETENTUAN PERALIHAN
BAB XIV : KETENTUAN PENUTUP
REGISTRASI, IZIN PRAKTIK, RE-REGISTRASI

REGISTRASI :
• Perawat Praktik wajib STR
• STR dikeluarkan oleh konsil Keperawatan
• Ijazah
• Serkom/SerProf
• Keterangan sehat fisik dan mental
• Pernyataan Telah ucap sumpah/janji Profesi
• Pernyataan mematuhi Etika Profesi
• Berlaku 5 tahun dan dpt di registrasi ulang
• Telah mengabdi sbg perawat vokasi/profesi
• Kecukupan kegiatan pelayanan, diklat atau ilmuah lainnya
• Tata cara Registrasi diatur oleh Perkonsil
7
Sertifikat Kompetensi adalah surat tanda pengakuan
terhadap kompetensi Perawat yang telah lulus Uji
Kompetensi untuk melakukan Praktik Keperawatan.

Sertifikat Profesi adalah surat tanda pengakuan untuk


melakukan praktik keperawatan yang diperoleh lulusan
pendidikan profesi.

Registrasi adalah pencatatan resmi terhadap Perawat yang


telah memiliki Sertifikat Kompetensi atau Sertifikat Profesi
dan telah mempunyai kualifikasi tertentulainnya serta telah
diakui secara hukum untuk menjalankan Praktik
Keperawatan.
 SuratTanda Registrasi yang selanjutnya disingkat
STR adalah bukti tertulis yang diberikan oleh Konsil
Keperawatan kepada Perawat yang telah diregistrasi.

 SuratIzin Praktik Perawat yang selanjutnya disingkat


SIPP adalah bukti tertulis yang diberikan oleh
Pemerintah Daerah kabupaten/kota kepada Perawat
sebagai pemberian kewenangan untuk menjalankan
Praktik Keperawatan ( UU Keperawatan )
KONSIL KEPERAWATAN
 UNTUK MENINGKATKAN MUTU PRAKTIK
KEPERAWATAN, MEMBERI PERLINDUNGAN
SERTA KEPASTIAN HUKUM KEPADA PERAWAT
DAN MASYARAKAT
 MERUPAKAN BAGIAN DARI KONSIL NAKES
 BERKEDUDUKAN DI IBU KOTA NEGARA
 FUNGSI PENGATURAN, PENETAPAN DAN
PEMBINAAN PERAWAT DALAM MENJALANKAN
PRAKTIK
TUGAS KONSIL
Melakukan Registrasi
Melakukan Pembinaan perawat dalam
menjalankan Praktik keperawatan
Menyusun standar Pendidikan
keperawatan
Menyusun standar Praktik dan Standar
Kompetensi Perawat
Menegakkan disiplin perawat
WEWENANG KONSIL
 Menyetujui/menolak permohonan registrasi Perawat
termasuk perawat WNA
 Menerbitkan atau mencabut STR
 Menyelidiki dan menangani masalah pelanggaran disiplin
perawat
 Menetapkan dan memberikan sanksi disiplin profesi
perawat
 Memberi pertimbangan pendirian atau penutupan
Institusi Pendidikan keperawtan
HAK KLIEN
 Mendapatkan informasi secara benar, jelas, dan jujur
tentang tindakan Keperawatanyang akan dilakukan;
 Meminta pendapat Perawat lain dan/atau tenaga
kesehatan lainnya;
 Mendapatkan Pelayanan Keperawatan sesuai dengan
kode etik,standar Pelayanan Keperawatan, standar
profesi, standar prosedur operasional, dan ketentuan
Peraturan Perundang-undangan;
 Memberi persetujuan atau penolakan tindakan
Keperawatan yang akan diterimanya; dan
 Memperoleh keterjagaan kerahasiaan kondisi
kesehatannya.
UPAYA KESEHATAN PERORANGAN
 Melakukan Pengkajian Keperawatan secara holistik
 Menetapkan Diagnosis Keperawatan
 Merencanakan tindakan Keperawatan
 Melaksanakan tindakan keperawatan
 Mengevaluasi tindakan keperawatan
 Melakukan Rujukan
 Memberi tindakan gadar sesuai dg Kompetensi
 Memberi Konsultasi keperawatan dan berkolaborasi dg
dokter
 Melakukan penyuluhan kesehatan dan konseling
 Melakukan penatalaksanaan pemberian obat kepada
klien sesuai dengan resep tenaga medis atau obat bebas
dan bebas terbatas.
14
HAK & KEWAJIBAN
HAK PERAWAT
 Memperoleh perlindungan hukum sepanjang
melaksanakan tugas sesuai : std profesi, std pelayanan,
SPO dan ketentuan perundang – undangan.
 Memperoleh Informasi yang benar, jelas dan jujur dari
klien dan/atau keluarga
 Menerima imbal jasa atas Pelayanan Keperawatan yang
telah diberikan
 Menolak keinginan Klien yang bertentangan dengan
Standar (profesi/Pelayanan/PO/ Kode etik) dan
perundang – undangan.
 Memperoleh fasilitas kerja sesuai standar.
KEWAJIBAN PERAWAT
 Melengkapi sarana dan Prasarana Pelayanan keperawatan
sesuai dengan standar Pelayanan keperawatan dan ketentuan
Perundang – undangan.
 Memberi Peleyanan Keperawatan sesuai Standar
(profesi/Pelayanan/PO/ Kode etik) dan perundang2an.
 Merujuk Klien yang tidak dapat ditangani kepada perawat
atau nakes lain
 Mendokumentasikan Asuhan keperawatan
 Memberi informasi yang lengkap, jujur, benar, jelasn dan
mudah dimengerti mengenai tindakan keperawatan kpd
klien dan/atau keluarga sesuai dengan batas kewenangannya
 Melaksanakan tindakan Pelimpahan wewenang dari Nakes
lain sesuai dengan kompetensi Perawat
 Melaksanakan penugasan khusus yang ditetapkan
pemerintah
Hak Perawat
Dalam melaksanakan praktik , perawat mempunyai hak :
a. Memperoleh perlindungan hukum dan profesi
sepanjang melaksanakan tugas sesuai standar
profesi dan Standar Operasional Prosedur
(SOP);
b. Memperoleh informasi yang lengkap dan jujur
dari klien dan /atau keluarganya;
c. Melaksanakan tugas sesuai dgn kompetensi dan
otonomi profesi;
d. Memperoleh penghargaan sesuai dgn prestasi
dan dedikasi
e. Memperoleh jaminan perlindungan terhadap
resiko kerja yang berkaitan dengan tugasnya;
f. Menerima imbalan jasa profesi
PENGEMBANGAN, PEMBINAAN DAN
PENGAWASAN
Pengembangan Praktik Keperawatan
 Tujuan mempertahankan dan meningkatkan profesi Perawat
melalui : Pendidikan Formal dan Non formal atau
Pendidikan berkelanjutan.
 Pemilik atau pengelola Fasyankes harus memfasilitiasi
Perawat mengikuti Pendidikan Berkelanjutan.
 Pendidikan non formal dan berkelanjutan dapat diaksanakan
oleh : Pemerintah, Pemda, Organisasi Profesi atau lembaga
lain yang terakreditasi sesuai dengan Perundang –
undangan.
 Dasar : kebutuhan sesuai dengan Standar Pelayanan, Standar
profesi dan SPO
PERMENKES NO. 49 TAHUN 2013
TENTANG
KOMITE KEPERAWATAN RUMAH SAKIT

DITANDATANGANI MENTERI KESEHATAN RI :


NAFSIAH MBOI , TANGGAL 16 JULI 2013
Meningkatkan professionalisme, pembinaan
etik dan disiplin tenaga keperawatan serta
menjaga mutu pelayanan kesehatan dan
melindungi keselamatan pasien perlu
dibentuk Komite keperawatan di RS.
Kewenangan klinis tenaga keperawatan adalah
uraian intervensi keperawatan dan kebidanan
yang dilakukan oleh tenaga keperawatan
sesuai area praktiknya.

Penugasan klinis adalah penugasanDirektur RS


kepada tenaga keperawatan untuk melakukan
asuhan keperawatan atau kebidanan di RS
tersebut berdasarkan daftar kewenangan
klinis.

Kredensial adalah proses evaluasi terhadap


tenaga keperawatan
Audit keperawatan adalah upaya evaluasi
secara profesional terhadap mutu pel kept
yang diberikan kepd pasien dgn menggunakan
rekam medisnya yg dilaksanakan oleh profesi
perawat.
Mitra Bestari adalah sekelompok tenaga kept
dgn reputasi dan kompetensi yg baik untuk
menelaah segala hal yg terkait dengan tenaga
kept.
Buku Putih adalah dokumen yang berisi
syarat2 yang dipenuhi oleh tenaga kept, yang
digunakan unt menentukan Kewenangan
Klinis.
KOMITE KEPERAWATAN adalah wadah non-
struktural rumah sakit yang mempunyai
fungsi utama mempertahankan dan
meningkatkan professionalisme tenaga
keperawatan melalui mekanisme kredensial,
penjagaan mutu profesi dan pemeliharaan
etik dan disiplin profesi.
Fungsi Komite Keperawatan yaitu meningkatkan
professionalisme tenaga keperawatan dengan cara :

1. Melakukan Kredensial bagi seluruh tenaga


keperawatan .
2. Memelihara mutu profesi tenaga keperawatan.
3. Menjaga disiplin ,etika dan perilaku profesi tenaga
keperawatan
Tugas dan fungsinya Komite keperwatan
berwenang : Memberikan rekomendasi
Rincian kewenangan klinis
Perubahan rician kewenangan klinis
Penolakan kewenangan klinis tertentu
Surat penugasan kewenangan klinis
Tindak lanjut audit keperawatan
Pendidikan berkelanjutan
Pendampingan dan merekomendasikan pemberian
tindakan disiplin
Sub komite kredensial bertugas merekomendasikan
kewenangan klinis yang adekuat sesuai dengan
kompetensi yang dimiliki setiap tenaga keperawatan.

Sub komite mutu profesi bertugas melakukan audit


keperwatan dan merekomendasikan kebutuhan
pengembangan profesional berkelanjutan bagi tenaga
keperawatan.

Subkomite etik dan disiplin profesi bertugas


merekomendasikan pembinaan etik dan disiplin profesi
Gambar struktur dan kedudukan
Komite Keperawatan

Kepala /Direktur RS

Komite Komite Direktur Direktur


Direktur Direktur
Medik Keperawatan

Subkomite Subkomite Subkomite Etik


Kredensial Mutu profesi dan Disiplin
 Credentialing diperlukan untuk menjamin kualitas
standar pelayanan praktik seseorang sehingga baik
praktisi atau konsumen mempunyai jaminan yang
secara legal dapat dipertanggung jawabkan oleh
instansi atau organisasi.

 Tujuan utama credentialing adalah untuk


melindungi masyarakat dengan memastikan tingkat
kompetensi tenaga professional kesehatan dalam
menjamin kepedulian terhadap hak-hak pasien
(Jean M, 2000).

 Credentialing diperoleh melalui 3 tahapan yaitu:


lisensi, akreditasi dan registrasi (Jean M, 2000).
 Amerika Nurses Association (ANA), adalah untuk
mempromosikan keunggulan dalam keperawatan dan
kesehatan global melalui program credentialing.
Program credentialing internasional terkenal ANCC
yang menyatakan dan mengakui perawat individu
dalam bidang praktek khusus; mengenali organisasi
kesehatan untuk mempromosikan aman, lingkungan
kerja yang positif; dan mengakreditasi melanjutkan
organisasi pendidikan keperawatan.

 Program Akreditasi mengakui kualitas tinggi


pendidikan berkelanjutan keperawatan dikembangkan
dan yang diberikan oleh organisasi di seluruh dunia,
termasuk kementerian kesehatan, organisasi
keperawatan, pengusaha kesehatan, dan perusahaan
pendidikan berkelanjutan. .
 The mission of the American Nurses Credentialing
Center (ANCC), a subsidiary of the American Nurses
Association (ANA), is to promote excellence in nursing
and health care globally through credentialing
programs.

 ANCC's internationally renowned credentialing


programs certify and recognize individual nurses in
specialty practice areas; recognize healthcare
organizations for promoting safe, positive work
environments; and accredit continuing nursing
education organizations.

 The Accreditation Program recognizes high quality


continuing nursing education developed and delivered
by organizations worldwide, including health ministries,
nursing organizations, healthcare employers, and
continuing education enterprises.
Kredensial adalah proses evaluasi
terhadap tenaga keperawatan untuk
menentukan kelayakan pemberian
kewenangan klinis
 Tujuan utama credentialing adalah untuk melindungi
masyarakat dengan memastikan tingkat kompetensi
tenaga professional kesehatan dalam menjamin
kepedulian terhadap hak-hak pasien (Jean M, 2000).

 Hal ini merupakan faktor utama untuk meningkatkan


hasil/kualitas pelayanan pada pasien. Dengan demikian
rumah sakit (fasilitas kesehatan) harus menyediakan
cukup banyak anggota staf dengan kualifikasi yang sesuai
dengan tanggung jawab pekerjaan.

 Credentialing diperoleh melalui 3 tahapan yaitu: lisensi,


akreditasi dan registrasi (Jean M, 2000).
Hal ini direalisasikan dengan adanya:
a) Pendidikan dan pelatihan yang konsisten
dengan persyaratan hukum dan peraturan
yang berlaku dan rumah sakit (fasilitas)
kebijakan.
b) Individu yang berlisensi, disertifikasi atau
terdaftar.
c) Individu pengetahuan dan pengalaman yang
tepat untuk mereka diberi tanggung jawab.
Proses kredensial (credentialing)
adalah proses evaluasi suatu RS
terhadap seseorang untuk menentukan
apakah yang bersangkutan layak diberi
kewenangan klinis (clinical privilege)
menjalankan tindakan tertentu dalam
lingkungan RS tersebut dan untuk suatu
periode tertentu.
 Proses kredensial adalah proses untuk
memberikan kewenangan klinis (clinical
privilege) bagi tenaga kesehatan untuk
melakukan tindakan klinis tertentu.

 Kewenangan ini diberikan oleh institusi


kesehatan setelah mendapat rekomendasi dari
mitra bestari. Dalam proses ini, jika seorang
tenaga kesehatan dianggap memiliki kompetensi
tertentu, ia akan mendapat penugasan klinis
(clinical appointment) dari Badan Pengampu
(Governing Board) rumah sakit yang dapat saja
didelegasikan kepada Direktur Rumah Sakit.
Proses kredensial bagi perawat
Pengajuan Surat Permohonan Kredensial

Proses Kredensial: Pengisian Format Kewenangan Klinis Oleh Mitra


Bestari Yang Ditunjuk

Proses assesmen kompetensi (Disepakati), Review, dan Verifikasi Oleh


Mitra Bestari

Mengambil Keputusan Tentang Kewenngan Klinis

Proses Rekomendasi

Penerbitan Penugasan Klinik Oleh Direktur/Pimpinan RS


Mitra bestari

Clinical
appointment

White book
Clinical privilege
Dalam melaksanakan fungsinya Komite
Keperawatan dibantu oleh panitia ad
hoc yang terdiri dari Mitra Bestari sesuai
dengan disiplin / spesifikasi dan
peminatan tenaga keperawatan sesuai
dengan kebutuhan RS.
Dalam melaksanakan fungsi Kredensial Komite
Keperawatan memiliki tugas sebagai berikut :

 Menyusun daftar rincian kewenangan klinis dan buku putih.


 Melakukan verifikasi persyaratan Kredensial.
 Merekomendasikan kewenangan klinis tenaga keperawatan.
 Merekomendasikan pemulihan kewenangan klinis
 Melakukan Kredensial ulang secara berkala.
 Melaporkan seluruh proses Kredensial kepd Ketua Komite
Keperawatan u/diteruskan ke Dir.RS
Dalam melaksanakan fungsi memelihara mutu
profesi Komite Keperawatan mempunyai tugas
sebagai berikut :

 Menyusun data dasar profil tenaga Keperawatan


sesuai area praktik.
 Merekmendasikan perencanaan pengembangan
professional berkelanjutan tenaga Keperawatan.
 Melakukan audit keperawatan dan kebidanan.
 Memfasilitasi proses pendampingan sesuai kebutuhan
Dalam melaksanakan fungsi menjaga disiplin
dan etik profesi tenaga keperawatan, Komite
keperawatan memiliki tugas :

 Melakukan sosialisasi kode etik profesi tenaga


keperawatan
 Melakukan pembinaan etik dan disiplin profesi tenaga
keperawatan
 Merekomendasikan penyelesaian masalah pelanggaran
disiplin dan etik dalam kehidupan profesi dan pel askep
 Merekomendasikan pencabutan kewenangan klinis
 Memberikan pertimbangan dalam mengambil
keputusan etis dalam askep
Tugas sub komite Kredensial adalah:
1. Menyusun daftar Kewenangan Klinis.
2. Menyusun buku putih (white paper) yang
merupakan dokumen persyaratan terkait
kompetensi yang dibutuhkan setiap jenis
pelayanan keperawatan sesuai standar
kompetensi.Disusun oleh komite keperawatan
dengan melibatkan Mitra Bestri (peer group) yang
terdiri dari unsur organisasi profesi,kolegium dan
pendidikan tinggi kept.
Tugas Sub Komite Mutu Profesi
Menyusun data dasar profil tenaga
Keperawatan sesuai area praktik.
Merekmendasikan perencanaan
pengembangan professional
berkelanjutan tenaga Keperawatan.
Melakukan audit askep dan askeb.
Memfasilitasi proses pendampingan
sesuai kebutuhan
Tugas sub komite Etik dan Disiplin:
 Melakukan sosialisasi kode etik profesi tenaga
keperawatan.
 Melakukan pembinaan etik dan disiplin profesi tenaga
keperawatan.
 Melakukan penegakan disiplin profesi tenaga
keperawatan.
 Merekomendasikan penyelesaian masalah2
pelanggaran disiplin dn masalah2 etik dalam
kehidupan profesi askep dan askeb
 Merekomendasikan pencabutan kewenangan klinis
dan /atau surat penugasan klinis(clinical appointment).
 Memberikan pertimbangan dalam mengambil
keputusan etis dalam askep dan askeb
Kesimpulan
Peraturan per undang2an berguna untuk memberikan
perlindungan dan kepastian hukum kepada perawat
dan masyarakat.
Pentingnya meningkatkan mutu Pelayanan
Keperawatan; untuk melindungi masyarakat atas
tindakan Perawat yang tidak sesuai dengan standar.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai