Anda di halaman 1dari 39

LILIANA KURNIAWAN

PP PERDALIN
Februari 2014
 Infeksi yang terjadi karena adanya tindakan
yang dilakukan selama dalam perawatan
kesehatan seseorang:
- IADP : infeksi aliran darah primer ->
pemasangan central line
- VAP : infeksi pneumonia ->ventilator
- ISK : infeksi saluran kemih -> kateter urin
- SSI=IDO : infeksi
BANYAK PERKEMBANGAN PROSEDUR MEDIS 
meningkatkan kemungkinan HAIs
 instrumen pakai ulang dibersihkan dan disterilkan
 Peralatan yang tercemar setelah pemakaian
berpotensi menjadi sumber penularan infeksi
 CSSD bertanggung jawab memroses peralatan habis
pakai melalui tahapan dekontaminasi, pencucian,
sterilisasi / DTT (disinfeksi tingkat tinggi),
pengepakan, penyimpanan dan pendistribusian
secara maksimal dan benar
 CSSD dalam mencegah terjadinya penularan infeksi
akibat pemakaian ulang peralatan medis dan linen
operasi sangat penting untuk diperhatikan para
pimpinan RS
 CSSD yang baik dan berfungsi maksimal dapat
 menjadi salah satu pusat penghasilan bagi RS
3
 MENGGUNAKAN ALAT BERSIH, DISINFEKSI,
STERIL , BERFUNGSI, DISIMPAN DENGAN
BENAR DAN SELALU ADA SAAT DIPERLUKAN.
 PENANGANAN YANG TAK TEPAT AKAN
MENURUNKAN KUALITAS PELAYANAN
 PELATIHAN TENAGA CSSD SANGAT KURANG
PERLU KOMITMEN DENGAN PENGERTIAN
TINGGI PERAN TENAGA CSSD
 HASIL KERJA SANGAT MENENTUKAN
 MASIH BERSIFAT DESENTRALISASI
 PRAKTEK RESTERILISASI ALAT DISPOSABLE
 Lelaki umur 48 th, panas 38 derajat Celsius
2 hari sebelumnya endoscopy
Pasien diobatI dengan antibiotika
Ditelusuri proses pembersihan dan
disinfeksi alat endoscopy
 Penggunaan alat rawat luka
 Penggunaan alat untuk kebidanan: speculum
 Penularan hepatitis pasien dokter gigi,
berasal dari pasien hepatitis +
 10,737 veteran di Florida pada 2002-2009
 Terjadi infeksi hepatitis B, C, HIV
 350 ujung alat suction: hanya 7 bebas
jaringan/darah
 Pembersihan sangat penting dan tidak bisa
dilewati, meskipun perlu segera disiapkan
untuk digunakan lagi
 Penggunaan implant yang ternyata dilabel
tidak steril namun dianggap steril.
 Operasi sendi bahu yg umumnya cepat
berfungsi normal.
 1 minggu kemudian : tanda infeksi
 Dioperasi: sendi sangat rusak oleh infeksi
 Menjadi beban keluarga
 Sp 2,5 tahun, dengan 7 operasi bahu tidak
bisa digerakkan maksimal.

 Ternyata ada 7 kasus lain


 Diselidiki CDC : ditemukan
arthroscopy shaver
masih ada sisa jaringan
 Seharusnya dibersihkan menggunakan
sikat
 Ternyata hanya dilewatkan air
kedalam kanula
 Tidak mengikuti petunjuk dari
pembuat alat
 Pembersihan ditunda, menyebabkan
makin sulit dibersihkan.
Ignaz Philipp Semmelweis (1818 - 1865)
RS WINA (AUSTRIA) Klinik A Klinik B

Kematian demam nifas 6,9-15,8% 2-7,6%

Pelaksana Siswa Bidan


kedokteran
Bertugas dikamar Ya Tidak
jenazah
Cuci tangan klorin 5 %

Kematian demam nifas <5%


Ignaz Philipp Semmelweis (1818 - 1865)
Kesimpulan:
-kasus demam nifas menular
-dapat diturunkan dengan
perilaku cuci tangan petugas
yang merawat;
-tidak dipercaya
-Disinfeksi tangan ahli
kebidanan/bidan dengan
cuci tangan menjadikan
-PIONER antisepsis di era
sebelum ada ilmu
bakteriologi
Joseph Lister (1827-1912):

Memperkenalkan antiseptik
untuk menekan adanya pus di
bidang bedah
Bentuk: asam karbolik murni

Kematian karena operasi dari


45,7% menjadi 15 %
Kegiatan yang ditujukan untuk keamanan
pasien, petugas dan pengunjung yang
dilaksanakan sesuai standar kualitas tertentu
Program pencegahan dan pengendalian infeksi
merupakan KUNCI kualitas dan merupakan
gambaran standar pelayanan dari pelayanan
kesehatan tertentu.
KESELAMATAN
PASIEN: Safe Surgery

PENGENDALIAN KUALITAS
INFEKSI

CSSD
Dibawah direktur : ketentuan manajerial
Terdiri atas: ICD, ICN, dokter ahli infeksi, Perawatan,
K3, wakil dari spesialisasi utama, lain lain(a.l.
farmasi, CSSD, RT)
Tugas: Tentukan rencana, kebijakan,
survailens, menimbang berbagai teknologi
baru u/ penggunaannya dan pengadaan
teknologi tepat guna.
•melakukan pencegahan dalam bentuk
memastikan prosedur / perilaku untuk
mencegah infeksi terlaksana :
- Standard Precaution : Hand Hygiene
- Isolation Precaution
- Tindakan aseptik, alat medik steril,
kebijakan penggunaan antibiotik
-Melakukan survailens pengendalian infeksi
Dibawah direktur : ketentuan manajerial
Terdiri atas: ICD, ICN, dokter ahli infeksi,
Perawatan, K3, wakil dari spesialisasi
utama, lain lain (a.l. farmasi, CSSD, RT)
Tugas: Tentukan rencana, kebijakan,
survailens, menimbang berbagai
teknologi baru u/ penggunaannya
dan pengadaan teknologi tepat guna.
GLOBAL PATIENT SAFETY CHALLENGE

FIRST: CLEAN CARE SAFER CARE


(HAND HYGIENE-----------CUCI TANGAN)

SECOND: SAFE SURGERY SAVES LIVES


(CSSD)

THIRD: TRACKING ANTIMICROBIAL RESISTANCE


CSSD/PERDALIN/08/DAW 23
•1939: KEJADIAN LUAR BIASA TETANUS
PASCA OPERASI : AUTOCLAVE TAK
MEMBASMI SPORA TETANUS
• 1959: ICN ditugaskan untuk mengatasi KLB
• 1980: Hospital Infection Society.
• CSSD dan Komite Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi harus bahu membahu mencapai pelayanan
kesehatan berkualitas
ALAT MEDIS TERCEMAR
 Peralatan yang tercemar setelah pemakaian
berpotensi menjadi sumber penularan infeksi
 Kegagalan melakukan disinfeksi dan sterilisasi
menyebabkan infeksi.
 Pembersihan adalah sangat penting sebelum
disinfeksi atau sterilisasi.
 Tingkat pembersihan dan sterilisasi tergantung
tujuan penggunaan alat medis: kritis, semi kritis,
non kritis

CSSD/PERDALIN/08/DAW 25
DISINFEKSI-PEMBERSIHAN
Disinfeksi: menekan adanya mikroorganisme sehingga
tidak berbahaya kepada kesehatan
Disinfeksi dengan panas: pasteUrisasi, pendidihan atau
dengan uap temperatur rendah
Disinfeksi dengan bahan kimia: rumit tergantung:
sensitivitas mikroba, baik untuk permukaan yang
bersih, ketidak cocokan bahan (karet, plastik, gabus)
tidak stabil, korosif terhadap kulit, perlu pembilasan
Pembersihan /cleaning: dengan detergen dan air panas
menghilangkan jumlah besar dari mikroba->SIKAT
Sterilisasi: Membunuh mikroorganisme termasuk spora.
Pemilihan disinfeksi dan sterilisasi tergantung :
- bahan, waktu yang tersedia , risiko terhadap
pasien/ petugas, organisme yang mencemari
CSSD/PERDALIN/08/DAW 26
RISIKO PASIEN TERHADAP ALAT

RISIKO KONTAK ALAT CARA


TINGGI KULIT/MUKOSA BEDAH AUTOCLAVE
TERBUKA LAPARASKOP ETHYLENE
OXIDE
STERILANT
SEDANG KULIT /MUKOSA ENDOSKOP PASTEURISASI
UTUH VENTILATOR DISINFEKTASI

RENDAH TIDAK ADA LINGKUNGAN: CUCI DENGAN


KONTAK LANTAI, DINDING, SABUN DAN
BED AIR

CSSD/PERDALIN/08/DAW 27
 PRAKTEK LUAS
 NEGARA MAJU (CANADA) ,
 NEGARA BERKEMBANG (Brazil)
 MENYANGKUT PATIENT SAFETY, LEGAL, ETIK,
RISIKO INFEKSI DAN INFORMED CONSENT.
 PATIENT SAFETY: FUNGSI DAN INFEKSI
 ALASAN: - BIAYA
- PENCEMARAN LINGKUNGAN
 MENGAMBIL ALIH TANGGUNG JAWAB
PRODUSEN
 CONTOH ALAT KATETER JANTUNG,
ENDOSCOPI
The Sterile Supply Cycle

-nspeksi dan penyediaan alat


medis lengkap u/ tindakan
tertentu
transportasi ke Pembersihan
CSSD

-Pengepakan/packaging

-Transportasi ke pengguna -Penyimpanan


CSSD/PERDALIN/08/DAW
Sterilisasi 29
 Infrastruktur perlu dirancang dengan tepat dan benar
sejak awal agar kinerja CSSD optima terdiri atas aspek :
◦ Infrastruktur
◦ Peralatan
◦ Pola pelayanan terpusat
◦ Sumber daya manusia
◦ Pemantauan kualitas
◦ Dokumen prosedur baku
 Biaya operasional harus masuk dalam perhitungan cost
unit pasien
 CSSD harus berperan aktif dalam program PPI

CSSD/PERDALIN/08/DAW 30
 Letak bangunan :
◦ Letak bangunan CSSD sedekat mungkin dengan pelayanan operasi
 Tata ruangan , dibedakan:
◦ ruang penerimaan bahan kotor, dekontaminasi, pencucian, pengepakan,
sterilisasi, penyimpanan produk steril, pengambilan atau pengirim
produk steril
 Penataan alur keluar masuk :
◦ diatur sehingga ruang penempatan produk terlindung (hanya boleh
dimasuki dengan penutup tubuh)
 Sistem aliran udara : mengalirkan udara dari bagian steril menuju
bagian tidak steril
 Pengaturan kelembaban :
◦ Minimal pada penyimpanan steril ; sterilisator gas sesuai dg
persyaratan instrumen
 Sistem pembuangan limbah :
◦ harus aman dan tidak mencemari lingkungan (sisa desinfektan dan EO)
 Sarana keamanan dan keselamatan kerja termasuk alat pemadam
kebakaran dan sprinkler air

31
 Pelayanan terpusat cost effective dan efisien
 Pemantauan prosedur dan kualitas dapat
dilakukan oleh tenaga ahli mengikuti standar
yang berlaku
 Pemeliharaan, inventarisasi alat medis
termasuk peralatan halus dan canggih harus
dikuasai oleh tenaga CSSD profesional
 Bila karena tuntutan kecepatan pemrosesan
harus dikerjakan ditempat pelayanan perlu
dikembangkan mekanisme yang tepat dan
kecukupan ketersediaan peralatan
KEBIJAKAN PERALATAN
•ekonomis
•aman bagi petugas dan lingkungan
• dilaksanakan pengendalian kualitas
•Tenaga yang menangani peralatan halus
dan rumit
•Penyediaan sterilisator gas bersuhu
rendah
•(penyediaan alat dekontaminasi otomatis
untuk mencegah penularan infeksi pada
petugas)
•sarana pendistribusian yang efektif, cepat
dan aman.
CSSD/PERDALIN/08/DAW 33
 tukang cuci/steril
 Pola pikir tentang tenaga CSSD dirubah
 sumber daya manusia yang terlatih
 Kepala CSSD untuk RS tipe B ke atas: S1,
untuk tipe C minimal D3
 Petugas CSSD harus mendapat pelatihan PPI
(bahaya terkena infeksi) & mengikuti
pelatihan lanjutan /kegiatan ilmiah terkait

CSSD/PERDALIN/08/DAW 34
 Harus terlatih dan trampil
 Komit untuk melakukan selalu benar pada
setiap langkah, diikuti dengan patuh
 Tidak ada jalan lintas.
 Sentralisasi menjadi sangat penting karena
standar bisa tercapai
 Mengemban tugas menjamin dalam menjaga
keselamatan pasien dan sesama petugas.
• Ada standar prosedur operasional
• Pemantauan kualitas:sesuai prosedur standar
/petunjuk supplier
- setiap proses dengan indikator kimia
- indikator biologik minimal 1 x/minggu
• Kecepatan,ketepatan pelayanan memenuhi
kebutuhan alat medik operasi
• Kinerja peralatan dan kualitas produk steril
harus terjamin kalibrasi setiap 6-12 bulan
• Melakukan investigasi bila ada KLB
 Pemeriksaan mikrobiologik sumber air CSSD (tiap 3 bln)
 TIDAK MELAKUKAN PEMERIKSAAN BIAKAN KUMAN
RUTIN
 DENGAN MENJALANKAN SPO YANG BENAR
 DENGAN MENGIKUTI PETUNJUK SUPPLIER ALAT
 DENGAN MENGIKUTI PETUNJUK PENGGUNAAN
INDIKATOR KIMIA DAN INDIKATOR BIOLOGIK
 MELAKUKAN MONITORING DAN KALIBRASI
ALAT
 MELAKUKAN INVESTIGASI BILA ADA KLB
 KULTUR KUMAN SUMBER AIR DI CSSD RUTIN(3
BULAN SEKALI)
 TIDAK MELAKUKAN PEMERIKSAAN BIAKAN
KUMAN RUTIN
CSSD/PERDALIN/08/DAW 37
 Keselamatan Pasien merupakan titik sentral
dalam pelayanan kesehatan
 Menunjang program PPI : sangat penting
dalam mencegah terjadinya penularan infeksi
akibat daur ulang peralatan medis dan linen
operasi
 Perlu sarana dan sumber daya manusia yang
terlatih Bukan tukang steril
 Pimpinan RS perlu memberikan dukungan
penuh pada pelayanan ini , yang selain u/
keselamatan pasien CSSD dapat menjadi
pusat penghasilan (revenue centre) RS
CSSD/PERDALIN/08/DAW 38
IGNAZ SEMMELWEIS:

When I look back upon the


past, I can only dispel the
sadness which falls upon
me by gazing into that
happy future when the
infection will be banished .
. . The conviction that such
a time must inevitably
sooner or later arrive will

cheer my dying hour.


Semmelweis,

Anda mungkin juga menyukai