Anda di halaman 1dari 96

GAMBARAN PELAKSANAAN STANDAR OPERASIONAL

PROSEDUR (SOP) DALAM MENSTERILISASIKAN


INSTRUMENT SET SECTIO CAESAREA (SC)
DI INSTALASI PUSAT STERILISASI CSSD
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
TARAKAN JAKARTA PUSAT
TAHUN 2018

Hernika Fatimah
160151002

PROGRAM STUDI DIPLOMA III


MANAJEMEN PELAYANAN RUMAH SAKIT FAKULTAS
KESEHATAN UNIVERSITAS MH THAMRIN JAKARTA
2018
GAMBARAN PELAKSANAAN STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR (SOP) DALAM MENSTERILISASIKAN
INSTRUMENT SET SECTIO CAESAREA (SC)
DI INSTALASI PUSAT STERILISASI CSSD
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
TARAKAN JAKARTA PUSAT
TAHUN 2018

KARYA TULIS ILMIAH


Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar A.md

Hernika Fatimah
160151002

PROGRAM STUDI DIPLOMA III


MANAJEMEN PELAYANAN RUMAH SAKIT FAKULTAS
KESEHATAN UNIVERSITAS MH THAMRIN JAKARTA
2018
LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui oleh pembimbing

KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN PELAKSANAAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


(SOP) DALAM MENSTERILISASIKAN INSTRUMEN SET SECTIO
CAESAREA (SC) DI INSTALASI PUSAT STERILISASI
CSSD RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
TARAKAN JAKARTA
TAHUN 2018

Menyetujui,

Mengetahui,

iii
iii
iii
LEMBAR PENGESAHAN

Gambaran Pelaksanaan Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam


Mensterilisasikan Instrumen Set Sectio Caesarea (SC) di Instalasi Pusat Sterilisasi
CSSD Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan Jakarta Tahun 2018

Disusun oleh :
Hernika Fatimah
160151002

Telah dipertahankan di depan Tim Penguji Sidang


Pada Tanggal 29 Agustus 2018

iv
LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Hernika Fatimah

NIM : 160151002

Program Studi : Diploma III Manajemen Pelayanan Rumah Sakit

Fakultas Kesehatan Universitas MH.Thamrin

Dengan ini menyatakan bahwa KTI dengan judul : Gambaran Pelaksanaan


Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam Mensterilisasikan Instrumen Set Sectio
Caesarea (SC) di Unit Instalasi Pusat Sterilisasi CSSD Rumah Sakit Umum
Daerah Tarakan Tahun 2018 Apabila suatu saat saya terbukti melakukan
tindakan plagiat, maka saya akan menerima sanksi yang akan ditetapkan.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

vi
UNIVERSITAS MH.THAMRIN
FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN PELAYANAN RUMAH SAKIT KARYA
TULIS ILMIAH, AGUSTUS 2018
HERNIKA FATIMAH
160151002

GAMBARAN PELAKSANAAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) DALAM


MENSTERILISASIKAN INSTRUMENT SET SECTIO CAESAREA (SC) DI INSTALASI PUSAT
STERILISASI CSSD RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
TARAKAN JAKARTA PUSAT TAHUN 2018
Xi + 6 bab + 53 halaman + 2 tabel + 2 gambar + 1 skema + 8 lampiran + 30 pustaka

ABSTRAK

Penelitian dengan judul di atas dilatarbelakangi oleh tingkat pelaksanaan SOP yang belum
dilakukan di lihat dari hasil observasi tanggal 12-04-2018 sampai dengan tanggal 14-04-2018
dari jumlah 10 staf produksi CSSD. Tujuan penelitian untuk melihat gambaran pelaksanaan
standar operasional prosedur SOP dalam mensterilisasikan instrumen set SC (Sectio
Caesarea) di instalasi pusat sterilisasi CSSD Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan.
Pelaksanaan adalah tindakan yang dilakukan setelah suatu kebijakan ditetapkan, Rumah Sakit
Umum Daerah Tarakan mempunyai SOP tentang pelaksanaan mensterilisasikan instrumen
set SC (Sectio Caesarea). Penelitian ini dilakukan secara deskriptif dengan cara observasi
menggunakan teknik sampling dengan jumlah 10 staf produksi CSSD yang dilakukan di
Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan pada bulan April 2018. Hasil penelitian menunjukan
bahwa gambaran pelaksanaan SOP (Standar Operasional Prosedur) dalam mensterilisasikan
instrumen set SC (Sectio Caesarea) di instalasi pusat sterilisasi CSSD Rumah Sakit Umum
Daerah Tarakan telah dilaksanakan dengan perolehan nilai 100%. Saran peneliti adalah
pelaksanaan SOP (standar operasional prosedur) dalam mensterilisasikan instrumen set SC
(Sectio Caesarea) harus dipertahankan demi terlaksananya pencegahan infeksi nosokomial
agar dapat menurunkan angka mobiditas dan mortalitas pada pasien sehingga terciptanya
kepercayaan masyarakat terhadap Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan Jakarta.

vi
Kata Kunci : Pelaksanaan SOP dalam Mensterilisasikan Instrumen
Daftar Pustaka 30 ( 2008-2018)

vii
RIWAYAT HIDUP

Identitas Diri

1. Nama : Hernika Fatimah

2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 15 Juli 1995

3. Agama : Islam

4. Alamat : Jalan Manunggal 2 RT03/RW004

Kel.Rambutan Kec. Ciracas Jakarta Timur.

5. Nomor telepon/HP : 0838-9295-4342

6. Email : Hernika911.f@gmail.com

Hernikaf0715@gmail.com

Pendidikan

1. RA. As-salafiyah Rambutan :Tahun 2000-2001

2. SDN 05 Rambutan :Tahun 2001-2008

3. SMPN 188 Rambutan :Tahun 2008-2011

4. SMK Widya Manggala :Tahun 2011-2014

5. Universitas MH. Thamrin :Tahun 2015-sekarang

Organisasi

1. Anggota OSIS SMK Widya Manggala periode 2012/2014

2. Anggota PASKIBRA SMK Widya Manggala periode 2013/2014

3. Anggota HMJ MPRS Universitas MH. Thamrin periode 2015/2016

viii
viii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat

rahmat dan karunia Nya penulis diberikan kesehatan, kemampuan serta kekuatan

dan limpahan ilmu pengetahuan sehingga dapat menyelesaikan Karya Tulis

Ilmiah ini sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan di Program

Studi DIII Manajemen Pelayanan Rumah Sakit Universitas MH. Thamrin.

Adapun judul Karya Tulis Ilmiah ini adalah “Gambaran Pelaksanaan SOP

(Standar Operasional Prosedur) dalam Mensterilisasikan Instrumen Set SC (Sectio

Caesarea) di Instalasi Pusat Sterilisasi CSSD Rumah Sakit Umum Daerah

Tarakan Jakarta”. Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini peneliti mendapat

bantuan, dukungan serta do’a dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. H. Abdul Radjak, DSOG. selaku Ketua Yayasan Universitas MH.

Thamrin Jakarta.

2. Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo S.K.M, M.Comm.H selaku Rektor

Universitas MH. Thamrin Jakarta.

3. Prof. DR. dr. Kusharisupeni, M.Sc selaku Dekan Fakultas Kesehatan

Universitas MH. Thamrin Jakarta.

4. Suhermi, SKM., MPH selaku Ketua Program Studi Diploma III

Manajemen Pelayanan Rumah Sakit Universitas MH Thamrin serta selaku

Pembimbing Akademik yang selalu memotivasi, membimbing, dan

membantu selama proses penyusunan Laporan Karya Tulis Ilmiah ini.

ix
5. Dr. Togi Asman Sinaga, M.Kes selaku Direktur Rumah Sakit Umum

Daerah Tarakan Jakarta Pusat yang sudah memberikan ijin untuk

melakukan penelitian di Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan Jakarta

Pusat.

6. Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada drg. Sari Asriningrum

selaku Kepala Instalasi Penunjang Khusus unit CSSD Rumah Sakit Umum

Daerah Tarakan Jakarta Pusat serta selaku Pembimbing Lapangan yang

telah mengarahkan, memberi masukan, saran serta ilmu pengetahuan

kepada penulis selama proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah dan

pelaksanaan magang.

7. Seluruh Staf CSSD Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan. Bapak Sentot

Setianto, Bapak Wawan Kurniawan, Ibu Sri Mulyati, Ibu KA. Andriani,

Bapak Amirudin, Bapak Sulistiono, Bapak Sutrisno, Bapak Asep, Bapak

Suparna, Mas Romli, Kakak Meli dan Kakak Pitriyah yang telah

membimbing, membantu, memberi nasihat kepada penulis selama proses

penyusunan Karya Tulis Ilmiah dan pelaksanaan magang.

8. Kepada kedua orang tua tercinta Ayahanda Muhammad Syahrudin dan

Ibunda Kokom Komariah yang tak henti-hentinya memberikan do’a, kasih

sayang, cinta dan nasihatnya yang tidak pernah penulis lupakan.

9. Teman-teman magang di Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan Jakarta

Pusat yaitu Desti Eko Lestari, Tania Noerhayati, dan Gita Isharyanti yang

telah memberikan semangat, nasihat, serta bantuan selama proses magang

dan penyusunan Karya Tulis Ilmiah.

xi
10. Kepada sahabat 10 club yang selalu berbagi keluh kesah, bertukar pikiran

selama menjalani perkuliahan yaitu Desti Eko Lestari, Rizka Aulia,

Angelita Eunike Kansil, Novia Riztanti, Evi Juni Yanty, Kiki Komalasari,

Damayani Vember B, Linanda Anggraeni, Tania Noerhayati yang selalu

ada dan tidak pernah bosan untuk mendengarkan cerita penulis selama ini,

memberikan dukungan, semangat, dan masukan yang sangat berguna

untuk penulis, semoga persahabatan kita selalu terjaga sampai tua nanti.

Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak

kekurangan dari beberapa segi penilaian. Oleh karena itu, segala kritik dan saran

yang membangun dari pembaca dengan tujuan untuk menyempurnakan Karya

Tulis Ilmiah ini sangat penulis harapkan untuk tercapainya perbaikan di masa

yang akan datang. Akhir kata semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat

bagi pembaca, penulis, dan pihak-pihak lain yang membutuhkan.

Jakarta, 20 Agustus 2018

Hernika Fatimah

xii
DAFTAR ISI

Halaman Sampul................................................................................... i

Halaman Judul...................................................................................... ii

Lembar Persetujuan............................................................................. iii

Lembar Pengesahan............................................................................. iv

Lembar Pernyataan.............................................................................. v

Abstrak.................................................................................................. vi

RIWAYAT HIDUP.............................................................................. viii

KATA PENGANTAR......................................................................... ix

DAFTAR ISI......................................................................................... xi

DAFTAR TABEL................................................................ ................ xv

DAFTAR GAMBAR............................................................................ xvi

DAFTAR SKEMA................................................................................ xvii

DAFTAR LAMPIRAN........................................................................ xviii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................... 1

1.1 Latar Belakang............................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah........................................................... 3

1.3 Tujuan Penelitian............................................................ 4

1.3.1 Tujuan Umum..................................................... 4

1.3.1 Tujuan Khusus.................................................... 4

1.4 Manfaat Penelitian.......................................................... 4

xiii
1.4.1 Bagi RSUD Tarakan Jakarta Pusat...................... 4

1.4.2 Bagi Universitas MH.Thamrin............................. 5

1.4.3 Bagi Peneliti......................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................... 6

2.1 Tinjauan mengenai pelaksanaan....................................... 6

2.1.1 Pengertian Pelaksanaan........................................ 6

2.1.2 Faktor-faktor Proses Pelaksanaan....................... 7

2.2 Tinjauan Mengenai SOP................................................. 8

2.2.1 Pengertian SOP................................................... 8

2.2.2 Jenis-jenis SOP................................................... 9

2.2.3 Tujuan dan Manfaat SOP................................... 11

2.3 Tinjauan Mengenai Sterilisasi......................................... 14

2.3.1 Pengertian Sterilisasi........................................... 14

2.4 Tinjauan Mengenai Instrumen Pembedahan.................. 15

2.4.1 Pengertian Instrumen.......................................... 15

2.5 Tinjauan Mengenai Sectio Caesarea............................... 15

2.5.1 Pengertian Sectio Caesarea................................. 15

2.6 Tinjauan Mengenai Instalasi Pusat Sterilisasi CSSD

(Central Sterile Supply Departemen) berdasarkan

pedoman Instalasi Kemenkes tahun 2009...................... 16

2.6.1 Pengertian CSSD................................................ 16

2.6.2 Fungsi Utama CSSD...................................... .... 17

2.6.3 Tujuan CSSD...................................................... 17

2.6.4 Tahap-tahap Sterilisasi alat/bahan medik........... 18

xiv
2.7 SOP Alur Pelaksanaan Mensterilisasikan

Instrumen Set SC (Sectio Caesarea)

RSUD Tarakan Jakarta.................................................... 21

2.7.1 Pelaksanaan Penggunaan APD lengkap.............. 21

2.7.2 Alur Pelaksanaan Pencucian Instrumen

Kotor (Pre cleaning)............................................. 22

2.7.3 Alur Pelaksanaan Instrumen

Set SC (Sectio Caesarea) bersih.......................... 25

2.7.4 Alur Pelaksanaan Sterilisasi Mesin

Pulse Vacuum Sterilizer....................................... 26

2.7.5 Alur Pelaksanaan Instrumen Steril....................... 28

BAB III GAMBARAN UMUM RSUD TARAKAN......................... 29

3.1 Sejarah RSUD Tarakan Jakarta...................................... 29

3.2 Logo RSUD Tarakan Jakarta........................................... 31

3.3 Visi, Misi, dan Nilai......................................................... 31

3.4 Struktur Organisasi........................................................... 33

3.5 Fasilitas dan Pelayanan RSUD Tarakan Jakarta.............. 33

3.5.1 Pelayanan Unggulan............................................ 33

3.5.2 Pelayanan Medis.................................................. 34

3.5.3 Fasilitas Penunjang Pelayanan Medis................. 35

3.5.4 Fasilitas Penunjang Pelayanan Khusus............... 36

3.5.5 Fasilitas Non Medis............................................. 36


BAB IV METODOLOGI PENELITIAN............................................ 37

4.1 Metode dan Desain Penelitian.......................................... 37

4.2 Variabel Penelitian............................................................ 37

4.3 Populasi Penelitian............................................................ 38

4.4 Kerangka Konsep............................................................. 38

4.5 Tempat dan Waktu Penelitian.......................................... 40

4.6 Teknik Pengumpulan Data............................................... 40

4.7 Instrumen Pengumpulan Data.......................................... 41

4.8 Teknik Pengolahan Data............................................ ...... 42

4.9 Teknik Analisa Data......................................................... 44

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................... ...... 45

5.1 Hasil Penelitian................................................................. 45

5.1.1 Gambaran Khusus Lokasi Penelitian.................... 45

5.1.2 Hasil Penelitian..................................................... 48

5.1.3 Pembahasan.......................................................... 50

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN......................................... ...... 52

6.1 Kesimpulan....................................................................... 52

6.2 Saran................................................................................. 52

6.2.1 Untuk RSUD Tarakan Jakarta.............................. 52

6.2.2 Untuk Universitas MH.Thamrin........................... 53

6.2.3 Untuk Penlitian Selanjutnya................................. 53

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Tabel 5.1.1.2 Sumber Daya Manusia unit CSSD RSUD Tarakan........ 46

Tabel 5.1.1.5 Instrumen Bedah set SC (Sectio Caesarea)

RSUD Tarakan Jakarta Pusat........................................... 48


DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.2 Logo RSUD Tarakan Jakarta................................ 31

Gambar 5.1.2 Diagram Pelaksanaan SOP Mensterilisasikan

Instrumen set SC (Sectio Caesarea)

RSUD Tarakan...................................................... 49
DAFTAR SKEMA

Skema 4.4 Kerangka Konsep................................................. 38


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Permohonan ijin Praktek Kerja Lapangan

(Magang)

Lampiran 2 : Surat Pernyataan Rumah Sakit Pembuatan KTI

Lampiran 3 : Struktur Organisasi RSUD Tarakan Jakarta Pusat

Lampiran 4 : Struktur Organisasi Instalasi Pusat Sterilisasi

CSSD RSUD Tarakan Jakarta Pusat

Lampiran 5 : Alur Sterilisasi CSSD

Lampitan 6 : Form Checklist/ Audit

Lampitan 7 : Tabulasi Data

Lampiran 8 : Daftar Fasilitas Instalasi Pusat Sterilisasi CSSD

RSUD Tarakan Jakarta Pusat

xviii
xviii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rumah sakit adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan

pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna dengan menyediakan

pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah sakit sebagai

pelayanan kesehatan wajib berupaya untuk mencegah risiko terjadinya

infeksi bagi pasien dan petugas rumah sakit (Dirjen Yanmed, 2009).

Berdasarkan UU RI no. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit pada

hakikatnya rumah sakit berfungsi sebagai tempat penyembuhan,

pemulihan kesehatan dan pencegahan infeksi.

Infeksi nosokomial pada pasien atau yang lebih dikenal dengan

Health-care Associated Infection (HCAI) merupakan fenomena yang

sering ditemui di rumah sakit (Adisasmito, 2008). Berdasarkan laporan

WHO beban endemik health care assosiated infenction di dunia (HCAI)

pada beberapa negara yang melaporkan. Menunjukan angka yang

bervariasi pada kejadian HCAI dari 5,7% sampai 19,1%. Angka kejadian

HCAI yang dilaporlan didapat seperti Albania 19,1%, Mali 18,4%, Tunisia

17,9%, Serbia 17,4%, Brazil 14%, Ghana 6,7%, Thailand 6,5 %, Mongolia

5,4%, Malaysia 14%, dan Indonesia 7,1% (WHO, 2011).

1
Di Indonesia tahun 2006 di peroleh angka presentasi terjadi infeksi

nosokomial di provinsi Lampung 4,3%, Jambi 2,8%, DKI Jakarta 0,9%,

Jawa Barat 2,2%, Jawa Tengah 0,5% dan Yogyakarta 0,8% (Lumentut

dkk., 2015). Berdasarkan hasil studi terdahulu di RSUD Tarakan Jakarta

Pusat insiden terjadinya HCAI pada tahun 2016 pada infeksi daerah

operasi 0,18%, VAP 2,72%, HAP 0,08%, IADP 0,39%, dan ISK 0,12%

(Liana, 2018).

RSUD Tarakan Jakarta Pusat merupakan sebuah organisasi rumah

sakit tipe kelas A yang menyediakan jasa pelayanan kesehatan bagi

penduduk DKI Jakarta pada khususnya, pada tahun 2006 telah beralih

status menjadi BLUD secara penuh dengan ISO 9001:2008 dan telah

mendapatkan Akreditasi Paripurna dari 15 Standar Akreditasi versi 2012

dari badan KARS. Petugas Instalasi pusat sterilisasi CSSD RSUD Tarakan

memiliki peran dalam memberikan kebutuhan instrumen bedah steril.

Dimana petugas Instalasi pusat sterilisasi CSSD bekerja dalam 2 shift

yaitu pagi dan malam, sehingga petugas Instalasi pusat sterilisasi CSSD

lebih sering kontak langsung terhadap instrumen bedah kotor atau dalam

keadaan tidak steril.

Instalasi pusat sterilisasi merupakan bagian yang melayani semua

unit di rumah sakit yang membutuhkan kondisi steril (Dirjen Yanmed,

2009). Tujuan dari Instalasi Pusat Sterilisasi yaitu membantu unit lain di

rumah sakit yang membutuhkan kondisi steril, untuk mencegah terjadinya

infeksi, menyediakan dan menjamin kualitas hasil sterilisasi (Jabbari,

2
2012). Pencegahan risiko infeksi dapat dicegah dengan proses-proses

pembersihan, desinfeksi, dan sterilisasi yang benar (Abdullah, 2014).

Dari penjelasan diatas untuk mendukung terlaksananya proses-

proses pembersihan, desinfeksi, dan sterilisasi yang benar diperlukannya

pelaksanaan SOP (Standar Operasional Prosedur) yang akan berpengaruh

positif dan signifikan terhadap pencegahan risiko infeksi yang terjadi pada

pasien dan petugas rumah sakit. Maka dari itu, dalam penelitian ini penulis

mencoba membahas tentang Gambaran Pelaksanaan SOP (Standar

Operasional Prosedur) dalam Mensterilisasikan Instrumen Set SC (Sectio

Caesarea) di Instalasi Pusat Sterilisasi CSSD Rumah Sakit Umum Daerah

Tarakan Jakarta Pusat.

1.2 Rumusan Masalah

Dengan demikian, masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan

sebagai berikut:

1. Apakah pelaksanaan pelayanan yang dilakukan sehari-hari di

Instalasi Pusat Sterilisasi CSSD Rumah Sakit Umum Daerah

Tarakan Jakarta Pusat telah dilakukan sesuai SOP.

2. Seperti apakah pelaksanaan SOP (Standar Operasional

Prosedur) dalam mensterilisasikan instrumen set SC (Sectio

Caesarea) di instalasi pusat sterilisasi CSSD Rumah Sakit

Umum Daerah Tarakan Pusat?

3
1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan SOP

(Standar Operasional Prosedur) dalam mensterilisasikan instrumen

set SC (Sectio Caesarea) di Instalasi Pusat Sterilisasi CSSD

Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan Jakarta Pusat.

1.3.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui gambaran pelaksanaan SOP dalam

mensterilisasikan instrumen set SC (Sectio Caesarea) dari

mulai proses desinfeksi, dekontaminasi, pengemasan dan

sterilisasi.

2. Untuk dapat menjelaskan proses mensterilisasikan

instrumen set SC (Sectio Caesarea).

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan

Jakarta Pusat

Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan sebagai

tolak ukur agar pelaksanaan SOP yang sudah baik tetap

dipertahankan.

4
1.4.2 Bagi Universitas MH.Thamrin

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai

bahan masukan yang berarti bagi peserta didik yang akan datang

sehingga meningkatkan kualitas proses belajar-mengajar.

1.4.3 Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan

dalam menyusun karya tulis ilmiah dan mampu mengembangkan

penelitian selanjutnya yang lebih mendalam terkait Gambaran

Pelaksanaan SOP dalam Mensterilisasikan Instrumen Set SC

(Sectio Caesarea) di Instalasi Pusat Sterilisasi CSSD Rumah Sakit

Umum Daerah Tarakan Jakarta Pusat.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Mengenai Pelaksanaan

2.1.1 Pengertian Pelaksanaan

Adapun pengertian implementasi (pelaksanaan) tersebut

dapat dilihat dalam beberapa pendapat di bawah ini:

1. Implementasi menurut teori Jones: “Those Activities

directed toward putting a program into effect”(proses

mewujudkan program hingga memperlihatkan hasilnya),

sedangkan menurut Horn dan Meter: “Those action by

public and private individual (or group) that are

achievement or objectives set forth in prior policy”

(tindakan yang dilakukan pemerintah). Jadi implementasi

adalah tindakan yang dilakukan setelah suatu kebijakan

ditetapkan. Implementasi merupakan cara agar sebuah

kebijakan dapat mencapai tujuannya (Mulyadi, 2015).

2. Implementasi menurut Lister “sebagai sebuah hasil, maka

implementasi menyangkut tindakan seberapa jauh arah

yang telah diprogramkan itu benar-benar memuaskan”

(Taufik, 2013).

6
3. implementasi menurut Ekawati menyatakan “bahwa definisi

implementasi secara eksplisit mencakup tindakan oleh

individu/kelompok privat (swasta) dan public yang

langsung pada pencapaian serangkaian tujuan terus menerus

dalam keputusan kebijakan yang telah ditetapkan

sebelumnya”( Taufik, 2013).

2.1.2 Faktor-faktor Proses Pelaksanaan

Beberapa faktor yang menentukan berhasil atau tidaknya

suatu proses implementasi (pelaksanaan) menurut Purwanto, yaitu:

1. Kualitas kebijakan itu sendiri.

2. Kecukupan input kebijakan (terutama anggaran).

3. Ketepatan instrumen yang dipakai untuk mencapai tujuan

kebijakan (pelayanan, subsidi, hibah, dan lainnya).

4. Kapasitas implementor (struktur organisasi, dukungan

SDM, koordinasi, pengawasan, dan sebagainya).

5. Karakteristik dan dukungan kelompok sasaran (apakah

kelompok sasaran adalah individu atau kelompok, laki-laki

atau perempuan, terdidik atau tidak).

6. Kondisi lingkungan geografis, sosial, ekonomi, dan politik

dimana implementasi tersebut dilakukan (Syahida, 2014).

7
2.2. Tinjauan Mengenai SOP (Standar Operasional Prosedur)

2.2.1 Pengertian SOP (Standar Operasional Prosedur)

Setiap perusahaan bagaimana pun bentuk dan apapun

jenisnya, membutuhkan sebuah panduan untuk menjalankan tugas

dan fungsi setiap elemen atau unit perusahaan.

Berikut beberapa pengertian SOP dari beberapa sumber

buku:

1) Standar Oprasional Prosedur (SOP) merupakan panduan

yang digunakan untuk memastikan kegiatan operasional

organisasi atau perusahaan berjalan dengan lancar

(Sailendra, 2015).

2) Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah satu set

instruksi tertulis yang digunakan untuk kegiatan rutin atau

aktivitas yang berulang kali dilakukan oleh sebuah

organisasi (Hartatik, 2014).

3) Standar Operasional Prosedur (SOP) merupakan suatu

pedoman atau acuan untuk melaksanakan tugas pekerjaan

sesuai dengan fungsi dan alat penilaian kinerja instansi

pemerintah berdasarkan (Tjioto Atmoko, 2011).

4) Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah dokumen yang

berisi serangkaian instruksi tertulis yang dibakukan

mengenai berbagai proses penyelenggaraan administrasi

perkantoran yang berisi cara melakukan pekerjaan, waktu

8
pelaksanaan, tempat penyelenggaraan dan aktor yang

berperan dalam kegiatan (Insani, 2010).

2.2.2 Jenis-jenis SOP (Standar Operasional Prosedur)

Pada makalah yang berjudul Kebijakan Standar Prosedur

Operasional (SPO) Administrasi Pemerintahan yang disusun oleh

Kementerian PAN DAN RB tahun 2013 menyebutkan ada

beberapa macam jenis SOP. Berikut uraiannya :

1) Berdasarkan Sifat Kegiatan

a. Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknis.

SOP rinci yang menggambarkan kegiatan yang

dilakukan oleh satu pelaksana atau satu peran. SOP ini

juga menggambarkan bagaimana cara melakukan

pekerjaan.

Contoh :

1) SOP Pengoperasian Komputer

2) SOP Pengujian Sampel di Laboraturium

3) SOP Pengagendaan Surat

4) SOP Pemberian Disposisi

b. Standar Operasional Prosedur (SOP) Administratif

SOP umum yang menggambarkan langkah-

langkah yang dilakukan oleh lebih dari satu pelaksana.

SOP bisa bersifat Makro atau Mikro, dan tidak

menggambarkan cara melakukan pekerjaan.

9
Contoh :

1) SOP Pemeliharaan Komputer Kantor

2) SOP Pelayanan Pengujian Sampel di

Laboraturium

3) SOP Penanganan Surat Masuk

4) SOP Penyelenggaraan Bimbingan Teknis

5) Menurut Cakupan dan Besaran Kegiatan

c. Standar Operasional Prosedur (SOP) Makro

Integrasi dari beberapan SOP (mikro) yang

membentuk serangkaian kegiatan. SOP makro tidak

menggambarkan kegiatan yang riil dilakukan oleh

pelaksananya.

d. Standar Operasional Prosedur (SOP) Mikro

SOP yang gambaran kegiatannya merupakan

bagian dari kegiatan yang kebih besar (makro). SOP

mikro dapat dilakukan sebagai subanak SOP.

2) Menurut Cakupan dan Kelengkapan Kegiatan

a. Standar Operasional Prosedur (SOP) Final

Merupakan SOP yang berdasarkan cakupan

kegiatannya telah menghasilkan produk utama yang

paling akhir atau final. Sudut pandang yang digunakan

dalam SOP ini adalah produk unit kerja.

b. Standar Operasional Prosedur (SOP) Parsial

10
SOP yang berdasarkan cakupan kegiatannya

belum menghasilkan produk utama yang paling akhir

atau final. Kegiatan yang dibuat SOP masih memiliki

rangkaian kegiatan yang mencerminkan produk utama

akhir.

3) Menurut Cakupan dan Jenis Kegiatan

a. Standar Operasional Prosedur (SOP) Generik

Merupakan SOP yang berdasarkan sifat dan

muatan kegiatannya memiliki kesamaan langkah, oleh

karenanya SOP ini bisa diadopsi di unit kerja lain.

b. Standar Operasional Prosedur (SOP) Spesifik

SOP yang berdasarkan sifat dan muatan

kegiatannya memiliki khususan langkah. Kekhususan

tersebut menyebabkan SOP ini tidak dapat diterapkan di

tempat lain.

2.2.3 Tujuan dan Manfaat SOP (Standar Operasional

Prosedur)

Pada dasarnya, tujuan utama dari penyusunan SOP adalah

untuk mempermudah setiap proses kerja dan meminimalisir adanya

kesalahan di dalam proses pengerjaanya. SOP dibuat untuk

menjadikan setiap pekerjaan bisa bekerja dengan efektif dan

efisien. Sedangkan manfaatnya SOP bisa mempenagruhi bertahan

atau tidaknya sebuah perusahaan.

11
Menurut Sailendra (2015), berikut tujuan dan manfaat

adanya SOP bagi perusahaan:

2.2.3.1 Tujuan :

1) Menjaga Konsistensi kerja setiap petugas,

pegawai, tim dan semua unit kerja.

2) Memperjelas alur tugas, wewenang serta

tanggung jawab setiap unit kerja.

3) Memudahkan proses pemberian tugas serta

tanggung jawab kepada pegawai yang

menjalankannya.

4) Memudahkan proses pengontrolan setiap proses

kerja.

5) Memudahkan proses pemahaman staf secara

sistematis dan general

6) Memudahkan dan mengetahu terjadinya

kegagalan, ketidakefisiensian proses kerja, serta

kemungkinan-kemungkinan terjadinya

penyalahgunaan kewenangan pegawai.

7) Menghindari kesalahan-kesalahan proses kerja

8) Menghindari kesalahan, keraguan, duplikasi dan

inefisiensi

9) Melindungi organisasi atau unit kerja dari

berbagai bentuk kesalah administrasi

12
10) Memberikan keterangan tentang dokumen-

dokumen yang dibutuhkan dalam suatu proses

kerja, dan

11) Menghemat waktu dalam program training,

karena Standar Operasional Prosedur (SOP)

tersusun secara sistematis.

2.2.3.2 Manfaat :

1) Menjaga konsistensi dalam menjalankan suatu

prosedur kerja.

2) Menjadi salah satu alat training dan juga alat

ukur kinerja karyawan.

3) Mengetahui peran dan posisi masing-masing di

internal perusahaan.

4) Meminimalisir kesalahan dalam melakukan

pekerjaan.

5) Membantu dalam melakukan evaluasi terhadap

setiap proses operasional perusahaan.

6) Memberikan efisiensi waktu, karena semua

proses kerja sudah terstruktur dalam sebuah

dokumen tertulis.

7) Sarana untuk mengkomunikasikan pelaksanaan

suatu pekerjaan.

8) Sebagai suatu asuan dalam melakukan penilaian

terhadap proses layanan.

13
9) Memudahkah tahapan pelayanan yang diberikan

kepada masyarakat sebagai konsumen dilihat

dari sisi kesederhanaan pelayanan.

10) Mengurangi tingkat kesalahan dan kelalaian

yang mungkin dilakukan pegawai dalam

melaksanakan tugas.

11) Menjadi alat komunikasi antara pelaksana dan

pengawas dan menjadikan pekerjaan

diselesaikan secara konsisten.

12) Mengurangi beban kerja dan dapat

meningkatkan comparability, credibility dan

defensibility.

Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa

penerapan SOP dalam setiap unit kerja di perusahaan memiliki

peran strategis yang sangat unggul. Ini karena akan menyebabkan

peningkatan efisiensi pada setiap proses kerja dalam setiap unit

kerja perusahaan (Sailendra, 2015).

2.3 Tinjauan Mengenai Sterilisasi

2.3.1 Pengertian Sterilisasi

Sterilisasi adalah suatu proses untuk menghasilkan suatu

keadaan yang steril. Suatu kegiatan yang lazim dilakukan di rumah

sakit dengan tujuan utama untuk menyediakan barang atau produk

14
yang steril (Anonim, 2009). Sterilisasi dapat dilakukan dengan

cara:

a) Sterilisasi Panas Kering

b) Sterilisasi Etilen Oksida (EtO)

c) Sterilisasi Uap

d) Sterilisasi menggunakan plasma (Dirjen Yanmed, 2009).

2.4 Tinjauan Mengenai Instrumen Pembedahan

2.4.1 Pengertian Instrumen

Instrumen bedah merupakan hal yang kritikal dalam

prosedur bedah. Penampilan Kinerja Tim akan meningkat bila

anggota tim mengetahui setiap instrumen dengan namanya,

bagaimana instrumen diberikan secara aman, dan bagaimana

menggunakannya (HIPKABI,2014).

2.5 Tinjauan Mengenai Sectio Caesarea

2.5.1 Pengertian Sectio Caesarea

Berikut beberapa pendapat mengenai Sectio Caesarea:

1. Sectio Caesarea adalah suatu pembedahan guna melahirkan

anak lewat insisi pada dinding abdomen dan uterus (Oxorn

& William, 2010).

2. Sectio Caesarea adalah suatu persalinan buatan, di mana

janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding perut dan

15
dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh

serta berat janin di atas 500 gram (Sarwono, 2010).

3. Sectio Caesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan

membuat sayatan pada dinding uterus melalui dinding

depan perut (Amru Sofian, 2012).

2.6 Tinjauan Mengenai Instalasi Pusat Sterilisasi (CSSD/Central

Sterile Supply Departemen) berdasarkan pedoman Instalasi

sterilisasi Dirjen Yanmed, Depkes tahun 2009

2.6.1 Pengertian Instalasi Pusat Sterilisasi (CSSD /Central

Sterile Supply Departemen)

Instalasi Pusat Sterilisasi adalah unit pelayanan non

struktural yang berfungsi memberikan pelayanan sterilisasi

yang sesuai standar/ pedoman dan memenuhi kebutuhan

barang steril di rumah sakit. Instalasi pusat sterilisasi

melayani semua unit di rumah sakit yang membutuhkan

kondisi steril. Dalam melaksanakan tugas sehari-hari pusat

sterilisasi selalu berhubungan dengan:

1. Bagian laundry.

2. Instalasi pemeliharaan sarana.

3. Instalasi farmasi.

4. Sanitasi.

5. Perlengkapan/ logistik.

6. Rawat Inap, Rawat Jalan, IGD, OK, dll.

16
2.6.2 Fungsi utama Instalasi Pusat Sterilisasi (CSSD /Central

Sterile Supply Departemen)

Instalasi Pusat Sterilisasi (CSSD/Central Sterile

Supply Departemen) sebagai unit sentral sterilisasi memilik

fungsi utama berfungsi :

1. Menyiapkan alat-alat bersih dan steril untuk

keperluan perawatan pasien di rumah sakit.

2. Menerima, memproses, memproduksi,

mensterilkan, menyimpan serta mendistribusikan

peralatan medis keberbagai ruangan di rumah sakit

untuk kepentingan perawatan pasien.

2.6.3 Tujuan Instalasi Pusat Sterilisasi (CSSD /Central Sterile

Supply Departemen)

1. Membantu unit lain di rumah sakit yang

membutuhkan kondisi steril, untuk mencegah

terjadinya infeksi.

2. Menurunkan angka kejadian infeksi dan membantu

mencegah serta menanggulangi infeksi nosokomial.

3. Efisiensi tenaga medis/ paramedis untuk kegiatan

yang berorientasi pada pelayanan terhadap pasien.

4. Menyediakan dan menjamin kualitas hasil sterilisasi

terhadap produk yang dihasilkan.

17
2.6.4 Tahap-tahap sterilisasi alat/bahan medik

1. Dekontaminasi

Dekontaminasi adalah proses fisik atau

kimia untuk membersihkan benda-benda yang

mungkin terkontaminasi oleh mikroba yang

berbahaya bagi kehidupan, sehingga aman untuk

proses selanjutnya. Tujuan dari proses

dekontaminasi ini adalah untuk melindungi pekerja

yang bersentuhan langsung dengan alat-alat

kesehatan yang sudah melalui proses dekontaminasi

tersebut, dari penyakit-penyakit yang dapat

disebabkan oleh mikroorganisme pada alat-alat

kesehatan tersebut. Cara pencucian menggunakan

dua cara yaitu:

a) Mencuci secara manual

b) Mencuci secara mekanis

2. Disinfeksi Kimia

Memilih Zat disinfeksi harus ditentukan

berdasarkan pemakaian alat dan level disinfeksi

yang diperlukan untuk pemakaian tersebut. Untuk

menghancurkan mikroorganisme, disinfektan dalam

konsentrasi tertentu harus kontak langsung dengan

permukaan alat dalam waktu yang cukup lama

18
untuk terjadinya penetrasi ke dalam sel mikroba dan

mendeaktivasi sel-sel patogen. Karenanya, sangat

sulit atau bahkan tidak mungkin untuk

menghancurkan mikroorganisme pada alat yang

belum dibersihkan. Pemilihan disinfektan menurut

aktivitas germacidal-nya :

a) Disinfektan tingkat rendah menghancurkan

hampir semua bakteri vegetatif bukan spora

atau (tubercule bacili), beberapa jamur, dan

virus lipophilic.

b) Disinfektan tingkat menengah hampir semua

bakteri vegetatif bukan spora (tubercule

bacili), jamur, virus-virus hydropiliilic, dan

lipophilic.

c) Desinfektan tingkat tinggi menghancurkan

semua bakteri vegetatif, beberapa spora,

tubercule bacilii, virus-virus hydropiliilic,

dan lipophilic. Jika digunakan dalam waktu

yang lebih lama, disinfeksi tingkat tinggi

dapat menghancurkan semua spora bakteri

dan dapat dianggap sebagai sterilan.

Kerennya, memilih disinfektan harus

berdasarkan aktivitas germicidalnya yang

sesuai dengan penggunaan alat tersebut.

19
3. Pengemasan

Pengemasan yang dimaksud di sini termasuk

semua material yang tersedia untuk fasilitas

kesehatan yang di desain untuk membungkus,

mengemas, dan menampung alat-alat yang dipakai

ulang untuk sterilisasi, penyimpanan, dan

pemakaian. Tujuan pengemasan adalah untuk

berperan terhadap keamanan dan efektivitas

perawatan pasien yang merupakan tanggung jawab

utama pusat sterilisasi.

Dalam proses pengemasan terdapat syarat

bahan kemasan yang diperlukan, seperti:

a) Dapat menahan mikroorganisme dan

bakteri

b) Kuat dan tahan lama

c) Mudah digunakan

d) Tidak mengandung racun

e) Segel yang baik

f) Dibuka dengan mudah dan aman

g) Masa kadaluarsa

Untuk bahan kemasan yang dibutuhkan di unit

sterilisasi, seperti:

a) Kertas

b) Film Plastik

20
c) Kain (Linen)

d) Kain campuran

4. Metode Sterilisasi

e) Sterilisasi Panas Kering

f) Sterilisasi Etilen Oksida (EtO)

g) Sterilisasi Uap

h) Sterilisasi menggunakan plasma.

2.7 SOP Alur Pelaksanaan Mensterilisasikan Instrumen Set SC

(Sectio CaeSarea) RSUD Tarakan Jakarta Pusat tahun 2017

Terdapat 5 SOP alur pelaksanaan mensterilisasikan

instrumen set SC (Sectio Caesarea) mulai dari penggunaan APD

lengkap sebelum melakukan disinfeksi terhadap instrumen set SC

(Sectio Caesarea) yang kotor sampai proses mengoperasikan

mesin Pulse Vacuum Sterilizer. Berikut penjelasannya:

2.7.1 Pelaksanaan Penggunaan APD lengkap

APD yang lengkap wajib (gambar terlampir) digunakan

untuk melindungi staf (petugas CSSD) dari bahaya infeksi yang

terdapat pada permukaan instrumen kotor. Contoh APD lengkap

seperti :

1. Sarung tangan

2. Sepatu boots

3. Gaun

21
4. Masker

5. Penutup Kepala

6. Kacamata google

2.7.2 Alur Pelaksanaan Pencucian Instrumen Kotor (Pre

cleaning)

Pre cleaning dilakukan dengan cara merendam alat dengan

larutan enzymatik/detergen dengan tujuan untuk melepas noda,

dara, lemak, dan cairan tubuh lainnya dari suatu benda sehingga

memudahkan untuk pengelolaan selanjutnya (Kemenkes RI, 2012).

Instrumen set SC kotor yang telah di ambil melalui lift

barang (gambar terlampir) kemudian dibersihkan. Teknik

Pencucian dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu pencucian secara

manual dan pencucian secara mekanikal:

1) Pencucian Secara Manual

a) Desinfeksi

- Instrumen set SC dipilih dan disortir.

- Menyiapkan bak perendam yang disi dengan

larutan myocid.

- Instrumen direndam untuk menghilangkan

lemak, cairan tubuh, darah, dan tissue.

- Alat dicuci dibawah permukaan air pada bak.

- Alat dibilas menggunakan air.

22
b) Dekontaminasi

- Alat direndam dalam larutan enzym 3 dengan

perbandingan (35 ml enzym 3+ 2 liter air),

seterah itu.

- Alat direndam dalam larutan myocid dengan

perbandingan (35ml myocid + 1 liter air).

- Alat kemudian dicuci dengan air mengalir

menggunakan sikat.

- Alat kemudian dikeringkan menggunakan

linen dan dilakukan uji fungsi dan siap untuk

disterilkan.

2) Pencucian Secara Mekanikal

Proses pencucian menggunakan mesin Automatic

Washer Disinfektan (gambar terlampir). Mesin Automatic

Washer Disinfektan secara otomatis sudah memberikan

pelumas dan proses pengeringan terhadap instrumen Set SC

(Sectio Caesarea). Sehingga pelumasan menggunakan

minyak parafin tidak perlu dilakukan lagi. Berikut SOP

Automatic Washer Disinfektan:

1) Persiapan Pengoperasian mesin:

- Perhatikan kelengkapan mesin dan bersihkan

alat terlebih dahulu. Buka sumber air dingin,

dengan memutar tuas kran pada saluran pipa

air.

23
- Hidupkan sumber listrik dengan memposisikan

NCB pada posisi ON.

- Hidupkan mesin automatic washer disinfektan

dengan memutar saklar merah kearah kanan

“O” > “I”.

2) Persiapan Pencucian Instrumen:

- Buka pintu kaca dengan memutar tuas pintu

kearah kanan, tahan pintu dengan membuka

maksimal kearah depan bawah.

- Siapkan dan masukan rack pencucian sesuai

dengan instrumen yang akan dicuci.

- Instrumen harus disusun dan ditempatkan pada

rack yang sesuai. Usahakan agar tidak

tumpang tindih agar proses pencucian

maksimal.

- Dorong rack hinggak masuk ke dalam mesin

dan pastikan lubang air pada rack sudah

terhubung pada lubang air dalam mesin.

- Pastikan kedudukan rak sudah pada

tempatnya, tutup pintu washer dan putar tuas

pengunci pintu kearah bawah.

- Pilih program pencucian sentuh “SCREEN”

untuk memilih program pencucian sesuai

24
instrumen yang disusun pada rack lalu

“START” untuk memulai proses.

3) Selesai pencucian instrumen:

- Bila selesai buka pintu washer secara perlahan,

keluarkan instrumen yang dicuci lalu tutup pintu

kembali.

- Bila mesin sudah tidak digunakan matikan mesin

dengan memutar skalar merah kearah kiri.

- Matikan sumber listrik dengan memposisikan NCB

di posisi OFF.

- Tutup sumber steam dengan memutar tuas kran

steam.

- Tutup sumber air panas dengan memutar tuas kran

air panas.

- Tutup sumber air dingin dengan memutar tuas kran

air dingin.

2.7.3 Alur Pelaksanaan Instrumen Set SC (Sectio Caesarea)

bersih

1) Setelah instrumen Set SC (Sectio Caesarea) bersih

wajb dilakukan uji fungsi, seperti :

- Pemeriksaan Umum (bersih dan kering).

- Pemeriksaan Gunting (Ketajaman).

25
- Pemeriksaan Forcep/ Pinset ( Jepitan, penahan

jepitan, gerigi).

- Pemeriksaan alat berlumen (Kering dan tidak

bocor).

2) Pengemasan Instrumen Set SC

- Siapkan kain linen sebagai pembungkus

- Instrumen diatur sedemikian rupa diatas kain

- Kain kemudian dilipat sesuai dengan petunjuk

pelipatan. Lalu diikat menggunakan tali rapiah.

- Instrumen set SC sudah siap dalam bentuk

kemasan.

3) Penandaan (memberi label)

- Instrumen yang sudah dikemas kemudian diberi

label pada kemasan sesuai dengan tanggal

dilakukan sterilisasi dan tanggal kadaluarsa. Batas

kadaluarsa pada proses sterilsasi steam

menggunakan kemasan linen selama 3 hari.

- Lalu Instrumen diberikan label indikator steril.

2.7.4 Alur Pelaksanaan Sterilisasi Mesin Pulse Vacuum

Sterilizer

Proses sterilisasi instrumen Set SC (Sectio Caesarea)

menggunakan mesin Pulse Vacuum Sterilizer dengan suhu 30oC-

60oC. Berikut SOP Pulse Vacuum Sterilizer:

26
- Pilih posisi “LOADING DOOR OPERATION” buka pintu

chamber dengan menyentuh “FRONT DOOR” atau “BACK

DOOR” lalu sentuh “OPEN” pada touch screen.

- Masukan peralatan yang akan disterilisasikan atau yang

telah siap diatas trolly ke dalam chamber.

- Tutup pintu chamber sehingga rapat dengan tangan. Sentuh

“CLOSE” pada touch screen. Posisi pintu akan berubah

dan tertutup secara otomatis.

- Pilih dan sentuh screen pada “Start Program”.

- Akan muncul permintaan password.(tidak perlu masukan

password) langsung masuk ke pilihan Log ON/START.

- Lalu pilih salah satu program yang akan digunakan.

- Lalu tekan “Start” dan sekali lagi tekan “Start”. Mesin akan

berjalan otomatis hingga proses AND. Dan alarm akan

berbunyi.

- Buka pintu dengan sentuhan “Value Show” lalu “Exit” dan

“Yes” maka akan kembali ke posisi standby dan buka pintu

belakang dengan menekantombol yang bersimbol “buka

pintu”.

- Setelah pintu terbuka, tunggu 10-5 menit untuk

mengembalikan waktu kondusi pada alat. Pengambilan

instrumen set SC (Sectio Caesarea) menggunakan sarung

tangan anti panas.

27
2.7.5 Alur Pelaksanaan Instrumen Steril

1. Setelah Instrumen set SC (Sectio Caesarea) steril

2. lakukan uji visual terhadap keutuhan kemasan linen dan

lihat perubahan warna indikator pada kemasan.

3. Simpan Instrumen set SC (Sectio Caesarea) steril pada

ruang penyimpanan. Suhu pada ruang penyimpanan

instrumen steril adalah 18oC-22oC untuk mencegah

bakteri atau kuman agar tidak dapat berkembang lagi.

4. Penyimpanan instrumen menggunakan sistem FIFO

(First In Fisrt Out) artinya instrumen steril yang

pertama kali masuk harus yang pertama kali

dikeluarkan atau diambil.

28
BAB III

GAMBARAN UMUM RSUD TARAKAN

3.1 Sejarah RSUD Tarakan

Pada mulanya, RSUD Tarakan hanya berbentuk balai pengobatan.

Kemudian pada tahun 1956, beralih menjadi puskesmas kecamatan gambir

dan suku dinas kesehatan jakarta pusat berlantai 2 dengan luas gedung

2,570 m2. Pada tahun 1987, puskesmas tersebut beralih lagi menjadi RS

kelas C, berdasarkan SK Menkes 15/1989 berlantai 4 yang dilengkapi

dengan 30 tempat tidur. Pada tahun 1997, rumah sakit ini berganti menjadi

rumah sakit kelas B non pendidikan (SK MENKES

No.1224/MENKES/SK/1997) Rumah Sakit unit SWADANA (Perda DKI

No.10/1997) yang dilengkapi dengan 153 tempat tidur.

Mulai tahun 2006, RSUD Tarakan telah beralih menjadi status

BLUD secara penuh dengan sertifikasi ISO 9001:2008 dan akreditasi 5

pelayanan. RSUD tarakan mempunyai dua buah gedung yaitu: Gedung

Depan dan Gedung belakang. yang dilengkapi fasilitas 352 tempat tidur

(kelas III sebanyak 70%) dan UPT DINKES dengan pengelolaan

keuangan BLU penuh. Gedung depan berlantai 8 dibangun terdiri dari 2

blok yaitu blok A dan blok B, beroperasional mulai 2006. Gedung

belakang berlantai 7 beroperasional tahun 2007 Blok C yang menempel

pada gedung depan jembatan penghubung antara gedung depan dan

29
belakang. Pada tahun 2009, berdasarkan pergub No.71 tahun 2009 tentang

organisasi dan tata kerja RSUD Tarakan telah berubah menjadi Lembaga

Tekhnis Daerah (LTD), Pemda DKI Jakarta bertanggung jawab langsung

kepada sekretaris daerah. RSUD Tarakan sebagai satuan kerja perangkat

daerah (SKPD) yang merupakan pola pengelolaan keuangan badan

layanan umum daerah (PPK-BLUD). Pada Tahun 2011 dikembangkan

menjadi peningkatan pelayanan Critical Care Center dengan jumlah 464

Tempat tidur. Pada tahun 2012 mendapatkan sertifikat Akredetikat 16

pelayanan, tanggal 24 April 2012 diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta

Oleh DR.Ing Fauzi Bowo sebagai Pusat Penanganan Pasien Gawat dan

Penanganan Perawatan Pasien Kritis (Critical Care Center), tanggal 24

Februari, ditetapkan sebagai Rumah Sakit Umum Daerah Kelas B

PENDIDIKAN Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor:

HK.02.03/I/0270/2014/Tentang Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan

Sebagai Rumah Sakit Utama Fakultas Kedokteran Universitas Krida

Wacana Jakarta Sebagai Pengakuan bahwa RSUD Tarakan telah

memenuhi Standar Rumah Sakit Pendidkan Berdasarkan (KEPMENKES

RI No.1069/MENKES/SK/XI/III/2008) tentang Pedoman, Klasifikasi

dann Standar Rumah Sakit Pendidikan, tanggan 30 Juni, ditetapkan

sebagai Rumah Sakit Umum Daerah Kelas A Sesuai dengan Keputusan

Menteri Kesehatan Nomor: HK.02.02/MENKES/192/Tentang Peningkatan

Kelas Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan Milik Pemerintah Provinsi

DKI Jakarta (PERMENKES RI No.340/MENKES/Per/III/2010) Tentang

Klasifikasi Rumah Sakit.

30
3.2 Logo Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan Jakarta Pusat

Gambar 3.2

3.3 Visi, Misi, dan Nilai

3.3.1 Visi

1. Aman/ Safety

Memberikan Pelayanan kesehatan dengan

memperhatikan faktor-faktor keselamatan untuk

konsumen, petugas dan rumah sakit.

2. Terpercaya/ Trusted

Meningkatkan budaya kerja dengan mengutamakan

quality

assurance untuk meningkatkan kepercayaan konsumen.

3. Memuaskan/ Statisfaction

Meningkatkan kompetensi SDM dalam memberikan

pelayanan yang berkualitas agar kepuasan konsumen

tercapai.

31
3.3.2 Misi

1. Memberikan pelayanan kesehatan yang prima untuk

seluruh lapisan masyarakat.

2. Meningkatkan budaya kerja yang harmonis untuk

membentuk SDM yang berkualitas sesuai dengan

perkembangan iptek serta tuntutan konsumen tentang

pelayanan berkualitas.

3. Mengutamakan quality assurance dan patient safety

dalam meningkatkan kepercayaan dan kepuasan

konsumen.

4. Melaksanakan pendidikan dan penelitian dibidang

kesehatan.

5. Meningkatkan sarana dan prasarana untuk memberikan

pelayanan yang optimal.

3.3.3 Nilai

1. Ikhlas

Memberikan pelayanan kesehatan pada konsumen,

dengan ikhlas akan membuahkan pelayanan yang di

ridhoi oleh Allah SWT.

2. Jujur

Nilai jujur menunjukan nilai diri tentang bagaimana

memberikan pelayanan dengan keterbukaan sehingga

32
meningkatkan kepercayaan konsumen kepada

pelayanan itu.

3. Disiplin

Kedisiplinan dalam melayani konsumen akan

meningkatkan kualitas jaminan pelayanan agar

memberikan kepuasan bagi konsumen

4. Peduli

Peduli dalam memberikan pelayanan kesehatan akan

meningkatkan kepercayaan konsumen pada kualitas

pelayanan.

3.4 Struktur Organisasi

(terlampir)

3.5 Fasilias dan Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan

3.5.1 Pelayanan Unggulan

1. Pelayanan Jantung Terpadu

2. Hematologi Onkologi Paliatif

3. Klinik Fertilitas dan Bedah Minimal Infasive

4. Klinik Nyeri

5. Klinik Retinopati

6. ESWL (Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy).

7. Klinik Berhenti Merokok

8. Klinik Sleeap Apnea

33
3.5.2 Pelayanan Medis

a) Pelayanan Rawat Jalan :

1) Instalasi Gawat Darurat (IGD) 24 Jam

2) Klinik Spesialis dan Sub Spesialis Penyakit

Dalam

3) Klinik Spesialis dan Sub Spesialis Kebidanan

dan Kandungan

4) Klinik Spesialis dan Sub Spesialis Anak

5) Klinik Spesialis dan Sub Spesialis Bedah

6) Klinik Spesialis dan Sub Spesialis THT-K

7) Klinik Spesialis dan Sub Spesialis Kulit dan

Kelamin

8) Klinik Spesialis dan Sub Spesialis Gigi dan

Mulut

9) Klinik Spesialis dan Sub Spesialis Jantung

10) Klinik Spesialis dan Sub Spesialis Paru

11) Klinik Spesialis dan Sub Spesialis Neorologi

12) Klinik Spesialis Jiwa

13) Pelayanan Psikologi

b) Pelayanan Rawat Inap

1) Kamar Rawat Inap Dewasa :

- VIP (1 orang)

- Kelas I (2 orang)

- Kelas II (2 orang)

34
- Kelas III (6 orang)

2) Kamar Rawat Inap anak :

- Melati I (2 tempat tidur)

- Melati II (3 tempat tidur)

- Melati III (10 tempat tidur)

- Ruang Isolasi (4 tempat tidur)

- Ruang bermain anak

3) Kamar Perawatan Bersalin :

- Seruni I (2 tempat tidur)

- Seruni II (4 tempat tidur)

- Seruni III (13 tempat tidur)

- Ruang bersalin (11 tempat tidur)

c) Instalasi Rawat Inap (Critical Care Center)

1) ICU (Intensive Care Unit)

2) NICU (Neonate Intensive Care Unit

3) PICU (Paediatric Intensive Care Unit)

4) HCU (High Care Unit)

5) IW (Intermediate Ward)

6) ICCU (Intensif Coronary Care Unit)

3.5.3 Fasilitas Penunjang Pelayanan Medis

1. Pelayanan Anastesi

2. Radiologi

3. MRI ( Magnetic Resonance Imaging)

35
4. Hemodialisa

5. C-ARM

6. Laboratorium

7. Rehabilitasi Medik

8. Farmasi

9. Gizi

10. Forensik

11. Bank Darah

3.5.4 Fasilitas Penunjang Pelayanan khusus

1. CSSD (Central Sterile Supply Depatement)

2. Pemulasaran Jenazah

3. Laundry

3.5.5 Fasilitas Non Medis

1. Masjid

2. Kantin

3. Kopmart

4. Parkir motor dan mobil

5. Lift yang disediakan setiap gedung.

36
BAB IV

METODELOGI PENELITIAN

4.1 Metode Penelitian

Metode penelitian adalah pada dasarnya merupakan cara ilmiah

untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono,

2012). Metode penelitian yang digunakan peneliti menggunakan metode

penelitian deskriptif .

Metode penelitan deskriptif adalah metode penelitian yang

digunakan untuk mengetahui nilai variabel mandiri atau lebih

(independen) tanpa membuat perbandingan atau menggabungkan antara

variabel satu dengan yang lainnya (Sugiyono, 2012).

4.2 Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi

tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2012).

Jenis Variabel yang digunakan oleh penelitian yaitu satu variabel

tentang Gambaran Pelaksanaan Standar Operasional Prosedur (SOP)

dalam mensterilisasikan instrumen set (SC) Sectio Caesarea di Instalasi

Pusat Sterilisasi (Central Sterile Supply Departement/ CSSD) Rumah

Sakit Umum Daerah Tarakan Jakarta.

37
4.3 Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian atau obyek yang

diteliti yang dapat terdiri dari manusia, wilayah geografis, penyakit,

penyebab penyakit, program-program kesehatan, gejala-gejala penyakit

dan lain sebagainya (Notoatmodjo, 2012).

Populasi yang digunakan peneliti adalah seluruh staf produksi

CSSD yang ada di RSUD Tarakan Jakarta Pusat yaitu 10 orang staf

produksi dengan melihat pelaksanaan SOP yang dilakukan terhadap

instrumen set SC (Sectio Caesarea) pada jadwal shift pagi selama 3 hari di

Instalasi Pusat Sterilisasi CSSD (Central Sterile Supply Depatement)

Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan Jakarta Pusat, sehingga penelitian

dilakukan terhadap total populasi.

4.4 Kerangka Konsep

Skema 4.4

Sumber: Dirjen Yanmed, Depkes (2009), SOP Sterilisasi RSUD Tarakan Jakarta (2017)

38
Keterangan :

: tidak teliti : yang diteliti

Penjelasan :

CSSD/Instalasi Pusat Sterilisasi adalah unit pelayanan non

struktural yang berfungsi memberikan pelayanan sterilisasi yang sesuai

standar/ pedoman dan memenuhi kebutuhan barang steril di rumah sakit.

Instalasi pusat sterilisasi melayani semua unit di rumah sakit. Agar

pelaksanaan instrumen set SC (Sectio Caesarea) yang akan dilakukan

dekontaminasi sampai sterilisasi dapat berjalan dengan baik dan benar

maka harus disesuaikan dengan SOP (Standar Operasional Prosedur) yang

telah ditetapkan oleh Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan Jakarta Pusat

tersebut. Penanganan yang sesuai SOP bertujuan untuk meminimalisir

terjadi kesalahan pada saat proses pencucian atau dekontaminasi sampai

sterilisasi untuk mencegah terjadinya resiko infeksi pada pasien dan staf

produksi sehingga menghasil instrumen yang steril dan dapat

meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap di rumah sakit.

Sehingga dalam penjelasan diatas peneliti ingin memberikan

gambaran mengenai pelaksanaan SOP (Standar Operasional Prosedur)

dalam proses mensterilisasikan instrumen set SC (Sectio Caesarea) di

Instalasi Pusat Sterilisasi CSSD (Central Sterile Supply Departement)

Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan Jakarta Pusat.

39
4.5 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat dan waktu penelitian sangat mempengaruhi hasil yang

diperoleh dalam penelitian. Pemilihan tempat penelitian harus disesuaikan

dengan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian, sehingga tempat

ditentukan bena-benar menggambarkan kondisi informan yang

sesungguhnya. Tempat penelitian adalah tempat interakri informan dengan

lngkungannya yang akan membangun pengalaman hidupnya (Saryono &

Anggraeni 2010).

4.5.1 Tempat

Penelitian ini dilaksanakan di Instalasi Pusat Sterilisasi

CSSD (Central Sterile Supply Depatement) Rumah Sakit Umum

Daerah Tarakan Jakarta Pusat.

4.5.2 Waktu

Praktek Kerja Lapangan ini dimulai dari Tanggal 1

Maret – 31 Mei 2018 dan penelitian dilaksanakan selama

masa PKL.

4.6 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling

strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah

mendapatkan data (Sugiyono, 2013).

40
4.6.1 Wawancara

Menurut Esterberg wawancara merupakan pertemuan dua

orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab,

sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu

(dalam Sugiyono, 2013).

4.6.2 Observasi

Menurut Sutriano Hadi mengemukakan bahwa, observasi

merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses tersusun dari

berbagai proses biologis dan psikologis. Dua di anatar yang

terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan (dalam

Sugiyono, 2013).

4.6.3 Dokumentasi

Sejumlah besar data tersimpan dalam bahan yang berbentuk

dokumentasi. Sumber data yang peneliti ambil dari data sekunder

adalah SOP pelaksanaan mensterilisasikan instrumen dan data

primer yang diperoleh dari studi kepustakaan, artikel jurnal

terutama yang berhubungan dengan alur mensterilisasikan alat atau

instrumen medis.

4.7 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data adalah alat yang dapat digunakan

untuk mengumpulkan data atau infromasi penelitian (Sanjaya, 2011).

41
Alat pengumpulan data penelitian terdiri dari :

1. Lembar observasi (terlampir).

2. SOP pelaksanaan sterilisasi (terlampir).

3. Alat tulis.

4. Handphone untuk dokumentasi.

4.8 Teknik Pengolahan Data

Dalam penelitian ini menggunakan pengolahan data dengan cara

komputerisasi. Agar analisa menghasilkan infromasi yang benar. Ada

empat tahapan dalam mengelola data, yaitu :

4.8.1 Editing

Editing yaitu melakukan pemeriksaan data dengan cara

mengecek kembali kebenaran dan kelengkapan dari data yang telah

terkumpul.

Peneliti mengecek kembali hasil observasi yang diperoleh

atau dikumpulkan melalui lembar observasi, kelengkapan data,

kejelasan, relevan atau tidak. Data yang tidak lengkap, bila perlu

dilakukan pengambilan data ulang.

4.8.2 Coding

Coding merupakan pengelompokan data hasil pada obyek

pengamatan. Dalam proses coding dibuatkan kategori-kategori

tertentu untuk mengklasifikasikan data yang ada sehingga

mempermudah saat mengentri data serta menganalisis data

42
tersebut. Untuk kategori Pelaksanaan SOP menggunakan bentuk

huruf, yaitu :

A = Pelaksanaan Penggunaan APD lengkap .

B = Pelaksanaan Pencucian Instrumen Set SC.

C = Pelaksanaan Instrumen Set SC (Sectio Caesarea)

Bersih.

D = Pelaksanaan Sterilisasi Mesin Pulse Vacuum Sterilizer

E = Pelaksanaan Instrumen Set SC Steril.

4.8.3 Processing

Peneliti memeriksa hasil observasi yang sudah terisi

lengkap dan telah melewati proses pengkodean lalu dilakukan

pemrosesan data dengan memasukan data dari seluruh hasil

observasi ke dalam perangkat lunak komputer.

4.8.4 Tabulating

Tabulasi dalam jurnal Direktorat Jenderal Peningkatan

Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (2008) “Tabulasi

adalah proses menempatkan data dalam bentuk table dengan cara

membuat tabel yang berisikan data sesuai dengan kebutuhan

analisis”.

Data yang telah diberi kode kemudian dikelompok, lalu

dihitung, dan dijumlahkan dan kemudian dituliskan dalam bentuk

tabel.

43
4.9 Teknik Analisa Data

Dalam penelitian ini analisa yang dilakukan dengan menggunakan

analisis univariate dengan tujuan untuk mendeskripsikan karateristik

variabel penelitian (Notoadmodjo, 2012).

Untuk mendapatkan deskripsi tentang Gambaran Pelaksanaan SOP

dalam mensterilisasikan instrumen set SC (Sectio Caesarea), setelah

didapatkan total nilai dari semua kategori maka tingkat pelaksanaan

responden dapat diketahui dengan menggunakan rumus :

P= x 100%

Keterangan :

P = Presentase

F = total yang dilaksanakan

n = total pernyataan SOP

44
BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

Pada bab ini menguraikan hasil penelitian tentang gambaran

pelaksanaan SOP dalam mensterilissasikan instrumen set SC (Sectio

Caesarea) di unit Instalasi Pusat Sterilisasi CSSD. Hasil Penelitian

diuraikan menjadi 2 bagian, yaitu :

1. Menjelaskan tentang gambaran singkat tempat penelitian.

2. Menjelaskan hasil penelitian dalam bentuk diagram batang

5.1.1 Gambaran Khusus Lokasi Penelitian

5.1.1.1 Struktur Organisasi Instalasi Pusat

Sterilisa (CSSD)

(Terlampir)

5.1.1.2 Sumber Daya Manusia Instalasi Pusat Sterilisasi

(CSSD)

Dari segi bisnis, Sumber daya manusia adalah

manusia yang bekerja dalam suatu organisasi. Dalam hal ini

disebut juga dengan karyawan. Jika tidak ada manusia yang

menjadi sumber daya di perusahaan, maka perusahaan

tersebut tidak dapat berjalan dan menghasilkan laba

45
sehingga sumber daya manusia merupakan hal yang paling

penting dibutuhkan oleh sebuah perusahaan (Silfianti,

2011).

Menurut Pedoman Instalasi Pusat Sterilisasi

(Central Sterile Supply Departement/CSSD) Kemenkes

tahun 2009 Sumber daya Manusia di Instalasi Pusat

Sterilisasi terdiri dari Kepala Instalasi Penunjang Khusus,

Kepala Sub Instalasi, Penanggung Jawab Administrasi dan

Staf Produksi. Berikut uraian SDM di Instalasi Pusat

Sterilisasi/ CSSD Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan

berjumlah dapat dilihat pada tabel 5.1.1.2

Tabel 5.1.1.2
Sumber Daya Manusia unit CSSD
Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan

No Jenis SDM Jumlah

1 Kepala Instalasi Penunjang Khusus 1

2 Kepala Sub Instalasi -

3 Penanggung Jawab Administrasi -

4 Staf Produksi 10

Jumlah 11

46
5.1.1.3 Fasilitas Instalasi Pusat Sterilisasi (CSSD)

Fasilitas segala sesuatu yang berupa benda maupun

uang yang dapat memudahkan suatu usaha tertentu (Sam,

2012).

Fasilitas di Instalasi Instalasi Pusat Sterilisasi/

CSSD sudah memenuhi standar yang memiliki 34 fasilitas

untuk mendukung kinerja dan mempermudah proses

pelaksanaan. (terlampir).

5.1.1.4 Alur Sterilisasi Instrumen RSUD Tarakan

( Terlampir)

5.1.1.5 Instrumen Bedah Set SC (Sectio Caesarea)

CSSD adalah unit yang bertanggung jawab

terhadap proses pelaksanaan mensterilisasikan alat atau

instrumen dari unit lain. Salah satunya adalah

mensterilisasikan instrumen bedah set SC (Sectio

Caesarea) dari unit OK. Berikut beberapa nama alat yang

terdapat di dalam set SC (Sectio Caesarea) yang dapat

dilihat pada tabel 5.1.1.5

47
Tabel 5.1.1.5
Instrumen Bedah Set SC
Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan Jakarta

No Instrumen Set SC (Sectio Caesarea) Jumlah

1 Scapel no 4 1

2 Pinset anatomis 2

3 pinset cirurgis 2

4 Gunting Jaringan 2

5 Gunting Benang 2

6 Langen Back 1

7 Glas hak 1

8 Arteri klem 2

9 Klem bengkok 4

10 klem lurus 4

11 Koher 4

12 pensfer/ ring klem 6

13 Kom 2

14 Bengkok 1

15 needle holder 2

5.1.2 Hasil Penelitian

Bab ini berisi hasil penelitian yang telah dilakukan oleh

peneliti mengenai Gambaran pelaksanaan SOP dalam

mensterilisasilan instrumen set SC (Sectio Caesarea) di Instalasi

48
Pusat sterilisasi CSSD Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan pada

bulan maret – mei 2018. Peneliti melakukan observasi pada SOP

alur pelaksanaan mensterilisasikan instrumen set SC (Sectio

Caesarea) yang berjumlah 64 pelaksanaan dan didapatkan hasil

penelitian dalam bentuk diagram batang, tujuan dari penelitian ini

adalah untuk mengetahui gambaran pelaksanaan SOP dalam

mensterilisasikan alat di Instalasi Pusat Sterilisasi CSSD Rumah

Sakit Umum Daerah Tarakan Jakarta Pusat. Aspek yang diteliti

adalah pelaksanaan yang dilakukan per individu dapat dilihat pada

Gambar 5.1.2

Gambar 5.1.2
Diagram Pelaksanaan SOP Mensterilisasikan
Instrumen Set SC (Sectio Caesarea) RSUD
Tarakan Jakarta

Pelaksanaan SOP
120%

100%

80%

60%

40%

20%

0%
A B C D E

Keterangan :

A = Pelaksanaan Penggunaan APD lengkap

B = Pelaksanaan Pencucian

49
C = Pelaksanaan Instrumen Set SC Bersih

D = Pelaksanaan Sterilisasi Mesin Pulse Vacuum Sterilizer

E = Pelaksanaan Instrumen Set SC Steril

Berdasarkan tabel diatas dalam proses mensterilisasikan

instrumen Set SC sebanyak 100% telah melaksanakan SOP dengan

benar.

5.1.3 Pembahasan

Setelah peneliti melakukan penelitian yang berjudul

“Gambaran Pelaksanaan SOP dalam Mensterilisasikan Instrumen

Set SC (Sectio Caesarea) di Instalasi Pusat Sterilisasi CSSD

Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan Jakarta Pusat” maka peneliti

akan membahas dan membandingkan antara hasil penelitian

dengan tinjauan teori yang ada.

Secara kepustakaan Pelaksana berasal dari kata laksana

yang berarti bautan, sifat, dan tanda. Dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia yang disusun oleh Poerwadarmita, mengemukakan

batasan mengenai pelaksanaan tersebut dengan terlebih dahulu

mengemukakan pengertian pelaksanaan. Pelaksana adalah orang

yang mengerjakan atau melakukan rencana yang telah disusun.

Sedangkan, pelaksanaan adalah perihal (perbuatan, usaha)

melaksanakan rancangan. Maka jelas dapat dibedakan antara

pengertian pelaksanaan adalah perbuatan yang dilakukan oleh

pelaksana.

50
Hasil penelitian yang dilakukan, didapatkan bahwa

gambaran pelaksanaan SOP dalam mensterilisasikan instrumen Set

SC (Sectio Caesarea) di Instalasi Pusat Sterilisasi CSSD Rumah

Sakit Umum Daerah Tarakan Jakarta Pusat pada pelaksanaan

penggunaan APD lengkap sebesar 100% karena semua Staf

produksi selalu patuh terhadap penggunaan APD, pelaksanaan

pencucian sebesar 100% karena semua proses pencucian sudah

sesuai dengan alur pencucian, pelaksanaan instrumen set SC

(Sectio Caesarea) bersih sebesar 100% karena instrumen set SC

(Sectio Caesarea) yang sudah bersih dilaksanakan sesuai SOP

yang ada, pelaksanaan sterilisasi mesin Pulse Vacuum Sterilizer

sebesar 100% karena pelaksanaannya sudah sesuai dengan SOP

yang ada, dan pelaksanaan instrumen set SC (Sectio Caesarea)

steril sebesar 100% karena pelaksanaannya sudah sesuai SOP yang

ada.

51
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Pelaksanaan SOP (Standar Operasional Prosedur) digunakan untuk

memastikan kegiatan mensterilisasikan instrumen set SC (Sectio Caesarea)

berjalan dengan lancar dan dapat mencapai hasil yang sesuai dengan

rencana awal yaitu untuk menurunkan angka infeksi yang terjadi terhadap

pasien dan staf produksi CSSD. Sehingga, dapat meningkatkan

kepercayaan masyarakat kepada rumah sakit.

Dari hasil penelitian di atas mengenai Gambaran Pelaksanaan SOP

(Standar Operasional Prosedur) dalam Mensterilisasikan Instrumen Set SC

(Sectio Caesarea) di Instalasi Pusat Sterilisasi CSSD Rumah Sakit Umum

Daerah Tarakan Jakarta yang didapat dari data sekunder yaitu SOP Alur

Pelaksanaan Mensterilisasikan Instrumen Set SC (Sectio Caesarea)

menyatakan seluruh staf produksi CSSD 100% telah melaksanakan SOP.

6.2. Saran

6.2.1 Untuk Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan Jakarta

Pusat

Pelaksanaan SOP dalam mensterilisasi instrumen pada set

SC (Sectio Caesarea) tetap dipertahankan demi terlaksananya

52
pencegahan infeksi nosokomial di rumah sakit yang akan

menurunkan angka morbiditas dan mortalitas pada pasien sehingga

dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap rumah sakit.

6.2.2 Untuk Universitas MH.Thamrin

Sumber kepustakaan mengenai Gambaran Instalasi Pusat

Sterilisasi (Central Sterile Supply Depatement/ CSSD) perlu

ditambahkan.

6.2.3 Untuk Penelitian Selanjutnya

Diharapkan dapat melanjutkan penelitian selanjutnya

tentang Instalasi Pusat Sterilisasi (Central Sterile Supply

Depatement/CSSD).

53
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, K.Sidin, A.I & Andi, Pasinringi. 2014. Hubungan

Pengetahuan Dan Supervisi Dengan Kinerja Pencegahan

Infeksi Nosokomial Di Rsud Haji Makasar.

Ades, Sanjaya. 2011. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Adisasmito, 2008. Kesiapan Rumah Sakit Dalam Menghadapi

Globalisasi. Jakarta: Universitas Indonesia.

Atmoko, Tjipto. 2011. Standar Operasional Prosedur dan Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah. Junal Akuntansi dan Keuangan.

Vol 5, No.2.

Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu

Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan

Nasional. 2008. “PenulisanModul”.

Dirjen Yanmed, Depkes. 2009. Pedoman Instalasi Pusat Sterilisasi

(Central Sterile Supply Departement/ CSSD) Di Rumah Sakit.

Penerbit: Jakarta.

Hartatik, Indah Puji. 2014. Buku Pintar Membuat Standar Operasional

Prosedur. Yogyakarta: Flash Book.


Hafidah, Liana. 2018. Factor-factor Yang Berhubungan Dengan

Penerapan Prinsip&Prinsip Universal Precautions Pada

Perawat Ruang Rawat Inap Kelas III Di RSUD Tarakan

Jakarta Tahun 2018. Jakarta: Fakultas Kesehatan Masyarakat

Univesitas Esa Unggul. http://digilib.esaunggul.ac.id/faktor--

faktor-yang-berhubungan-dengan-penerapan-prinsip--prinsip-

universal-precautions-pada-perawat-ruang-rawat-ianp-kelas-

iii-di-rsud-tarakan-jakarta-tahun-2018-10638.html di unduh

pada tanggal 2 september.

HIPKABI. 2014. Buku Pelatihan Dasar-Dasar Keterampilan Bagi

Perawat Kamar Bedah. Jakarta: HIPKABI Press.

Insani, Istyadi. 2010. Standar Operasional Prosedur (SOP) sebagai

Pedoman Pelaksanaan Administrari Perkantoran dalam

Rangka Peningkatan Pelayanan dan Kinerja Organisasi

Pemerintah. Penyempurnaan Makalah pada Workshop

Manajemen Perkantoran di lingkungan Kementerian

Komunikasi dan Informatika Bandung.

Jabbari, H. A. 2012. Developing The Use Of Quality Indicators In

Sterilization Practices. Iranian Journal of Public Health.

Lumentut, Beaatrix A; Waworuntu, Olivia A dan Homenta, Heriyannis.

2015. Isolasi Dan Identifkasi Bakteri Aerob Yang Berpotensi

Menyebabkan Infeksi Nosokomial Di Iriana E RSUP PROF.


DR. R. D Kandaou Manado. http://ejournal.unsrat.ac.id. Di

unduh pada tanggal 5 September 2018.

Mulyadi, 2015. Akuntansi Biaya, Edisi 5. Yogyakarta: Sekolah Tinggi

Ilmu Manajemen YKPN.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta:

PT Rineka Cipta.

Nursalam, 2008. Konsep dan Penerapan Metodelogi Keperawatan

Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Permen PAN dan RB. 2013. “ Makalah yang berjudul Kebijakan

Standar Prosedur Operasional (SPO) Administrasi

Pemerintah”. Jakarta.

Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan. 2017. Standar Operasional

Prosedur (SOP) Alur Sterilisasi Alat atau Instrumen di unit

CSSD. Jakarta Pusat.

Sam, Arianto. 2012. Sahabat Bersama. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka.

Saryono & Anggraeni, D. M. 2013. Metodelogi Penelitian Kualitatif dan

Kuantitatif dalam Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Nuha

Medika.
Sailendra, Annie. 2015. Langkah-Langkah Praktis Membuat SOP.

Yogyakarta: Trans Idea Publising.

Silfianti, Widya. 2011. Do Indonesia Province Website Rich and

Popular?. World of Computer Science and Information

Technology Journal (WCSIT).

Sofian, Amru. 2012. Sinopsis Obstetri Edisi 3. Jakarta: EGC.

Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV. Alfabeta.

, 2013. Metodelogi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D.

Bandung: Alfabeta.

Oxorn, Harry, dan William R. Forte. 2010. Ilmu Kebidanan Patologi &

Fisiologi Persalinan. Yogyakarta: Yayasan Essentia Medica.

Taufiq. 2013. Sistem Informasi Manajemen Kosnep Dasar, Analisis, dan

Metode Pengembangan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 44 Tahun 2009, Tentang

Rumah Sakit, 8 Juli 2009, Lembar Negara Republik Indonesia

Tahun 2009 Nomor 4301, Jakarta.

World Health Organisation (WHO). 2011. Report On The Burden Of

Endemic Health Care-Associated Infection Worldwide.

http://www.who.int. Di unduh pada tanggal 2 September 2018.


Website:

http://rsudtarakan.com/
I

••

. UNIVERSITAS FAKULTAS KESEHATAN


PROGRAM STUDI :
MH THAMRIN • KESEHATAN MASYARAKAT
• KEPERAWATAN
(51)
(51)
• ANALIS KESEHATAN
• KEBIDANAN
(0-IH}
(D-111}
• GIZI (Sl) • ANALIS FARMASI DAN MAKANAN (D·lll)
• TEKNIK ELEKTROMEDIK (D- • MANAJEMEN PELAYANAN RUMAH SAKIT (0~111)
IV} • GIZI (D-111)
• KEPERAWATAN (D-111)

No. : 003 /MPRS-F.Kes/UMHT/II/2018


Lamp. : -
Ha 1 : Pet mohonan ljin Pengumpulan data
..
J

Kepada Yth,
Direktur RSUD Tarakan
di-
Tempat

Dengan honnat,


Sesuai dengan kurikulum Program Studi D-ill Manajemen Pelayanan Rumah Sakit
Fakultas Kesehatan Universitas MH.Thamrin, maka di akhir masa perkuliahan setiap
mahasiswa diwajibkan untuk menyusun/membuat Karya Tulis Ilmiah .

.• Berkenaan dengan hal tersebut di atas, kami mohon kesediaan RSUD Tarakan
untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa kami untuk dapat melaksanakan
pengumpulan data sesuai dengan unit yang dibutuhkan.
I

Daftar mahasiswa dan judul Karya Tulis Ilmiah (terlampir)

Demikian pet mohonan kami. Atas perhatian dan kebijaksanaan Bapak/lbu kami
ucapkan terima kasih.
Jakarta, 11 Juli 2018
Prodi D m MPRS Fakultas Kesehatan
Universitas MH. Thamrin
K a,

Suhermi,SKM, MPH

..
• '; • • I

. . . .. . . ,.. . .. . . . : . . ..
' '
• •
I

s >: :.•,•

~ . . .

. . .
..

Al'ARAYA PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TARAKAN
Jl,Kyai Caringin No.7 Telp. 3503003 Fax 3503412
Email: diklit.tarakan@gmail.com
JAKARTA PUSAT
iiiiii iiiiiiiiii iiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiimiiiiiiiiiiiiiiiiii..iiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiK_o_d_e_Piiiio siii:iii1•0iiiii5
i1oiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii

Nomor : 232 /1. 776.4 27 Februari 2018


Sifat

Lampi ran •

Perihal : Pembuatan (KTI) Kepada


Yth. Ketua
Prodi Diii MPRS Fakultas Kesehatan
Universitas MH Thamrin
JI Raya Pondok Gede No.23-25
Kramat Jati

di

Jakarta Timur

Membalas surat saudara nomor: 010/MPRS-F.Kes/UMHT/11/2018


tertanggal 7 Februari 2018 tentang permohonan PKL (Magang) dan
pembuatan Karya Tulis llmiah(KTI) di RSUD Tarakan .
Nama . : Hemika Fatimah
NIM : 160151002
lnstansi : Universitas MH Tharnrin
Judul : Gambaran pelaksanaan SPO dalam
menseterilisasikan alat/ instrument di unit CSSD

Bersama ini kami sampaikan hal-hal sebagai berikut :


1. Pada prinsipnya kami tidak keberatan atas permohonan tersebut.
2. Peserta dikenakan lnstitusional Fee sesuai SK Direktur RSUD
Tarakan yang saat ini berlaku. Pembayaran dilakukan sebelum
kegiatan berlangsung.
3. Selama masa pelaksanaan tugas peserta diwajibkan mentaati tata
tertib yang bertaku.
4. Hasil penelitian harus diserahkan ke RSUD Tarakan setelah
selesai.
Untuk keterangan lebih lanjut harap menghubungi bagian
Pendidikan dan Penelitian RSUD Tarakan Telp 3503003 Ext
7496/1415.

Demikianlah kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya


diucapkan terimakasih.
STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TARAKAN JAKARTA
r -··- . . . ·-· ··--- . ,
i DEVIAH .
• •••• •••••• ••••••• •••••••• •••••••••••i PENGAWAS :
~~~~~~ l -.. -· .... - . .. . . . .. . . . . . ......
.......................................................... ......... •••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

• • • • ··Ko· • • ·1
.:»
r· · . . , r·-·· ---·1 r ·1 ··PAN···i !
P

SATISA.H '
-·Koiire· r-··-KoMi;E·aiK-·-, Mrre·~uru ~~~;;
;;.:; ;;~;;; EIIIERIKSA ·
I
t,.._
MEDII<
, --:
f I KEPEMWATAN
t._ . _ _
I; j 'Wu~i: i Il u ,
:::~~ 1J, , KEs:~~:TAN_
._
l.: t
L
PPI
,:-····'
I L-~--·-1
WAKIL OIREKTUR WAKIL DIREKTUR
WAKIL DIREK1UR SOM DAN PENDIDIKAN KEUANGAN DAN UMUM
PELAYANAN
.• . . . . •"•





• KSP
l<epala 1,,.1 KSPKI • KSP Parancanaan & ._.
Pemberdayaan SDM
KSP Pendldllcan
Dan Pelatlhan
KSP Pemaaaran &
lnformasl Moblllsaal Dana
Fannasl •
• K8P
Kapalalnet • KSPSarana
KSP Knekretarlatan .._
&Legal Perbendahataan
....... 1n,t GJzl KSPKII • KSPAdm.
Kepegawalan Penelltlan& & Yerlfikall
G...._Danli'lt
• Pengernbangan
Kepalalnat • KSP Pemellharaan
SaranaRS
KIP
I.Aiboratorlum Program-& Anggaran
KSPKIU • KSP Pemblnaan &
KeseJahteraan
KSPSarana
Praaarana
• Pegawal Pendldlkan KSPRTP KSP
• & Kawlrausahaan Akuntansl Keuangan
KSPKIV • KSP
Kapalalnat • 1 • f •· =1· ~-; •
·K•• Llngkungan KSP
•••
• '~ _, ':' 1 J I •• I j ,.. _~·,
I I 1-• It)• ', j ~ - . '- "- ... -· ........

--:,1
. ' ._·. \ ,,..l-ji:ol'
.. -.•""_ ........... t-,~..i_
-
SIMRS

CJlllcal
~ .......
ea.. Centi• ~palalnet
KSPKV:

RetauM•dlk ektur RSUD Tarakan



.
KepelalMI
Penunjang KhUll'I

dr. ogi Asman Sinaga , M.Kes


NI . 196107121988121001
--
Lampiran 4. Struktur Organisasi

STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI


PUSAT STERILISASI CSSD
RSUD TARAKAN JAKARTA PUSAT

DIREKTUR

WAKIL DIREKTUR
Pelayanan Medik

Kepala Bidang
Penunjang Medis

Kepala Instalasi
Penunjang Khusus

Instalasi Instalasi Instalasi


CSSD Laundry Pemulasaran
Jenazah
Lampiran 5. Alur Sterilisasi CSSD

ALUR STERILISASI ALAT/ INSTRUMEN INSTALASI PUSAT


STERILISASI CSSD RSUD TARAKAN JAKARTA PUSAT
Lampiran 6. Form Checklist/ Audit

FORM CHECKLIST/ AUDIT MENSTERILKAN


INSTRUMEN SET SC
RSUD. TARAKAN JAKARTA

Tanggal Audit :
No. Responden :
Umur :
Pendidikan : Seminar/ workshop/ pelatihan
(*coret yang tidak perlu)

A. Pelaksanaan Penggunaan APD Lengkap

NO PELAKSANAAN YA TIDAK
APD
1 Sarung Tangan
2 Sepatu Boots
3 Gaun
4 Masker
5 Penutup Kepala
6 Kacamata Google

B. Pelaksanaan Pencucian Instrumen Set SC

NO PELAKSANAAN YA TIDAK
Desinfeksi
1 Instrumen set SC dipilih dan disortir.
menyiapkan bak perendam yang diisi dengan
2
larutan myocid
3 alat/ instrumen direndam
4 alat dibilas menggunakan air
5 lakukan uji fungsi dan kelayakan
Dekontaminasi
alat direndam dalam larutan enzym 3 dengan
1
perbandingan (35ml enzym + 2 liter air)
alat direndam dalam larutan myocid dengan
2
perbandingan (35ml myocid + 2 liter air)
alat kemudian dicuci dengan air mengalir
3
menggunakan sikat
alat kemudian dikeringkan dan dilakukan uji
4 fungsi dan siapa untuk disterilisasi
5 proses sterilisasi menggunakan steam
Pengeringan Penyusunan Instrumen
alat/instrumen yang sudah melalui proses
1 dokumentasi dan pembilasan dikumpulkan lalu
dilakukan pengesetan
2 alat dipilah-pilah sesuai jenis dan setnya
alat instrumen dikeringkan menggunakan kain
3
linen
alat yang sudah kering diberi minyak paraffin
4
untuk menghindar karat
5 lakukan uji fungsi dan kelayakan
6 alat siap untuk dikemas

C. Pelaksanaan Instrumen Set SC bersih

NO PELAKSANAAN YA TIDAK
Persiapan Pengoperasian Mesin Automatic Washer Disinfektan
Perhatikan kelengkapan mesin
dan bersihkan alat terlebih
1 dahulu. Buka sumber air dingin,
dengan memutar tuas kran pada
saluran pipa air.
hidupkan sumber listrik dengan
2 memposisikan NCB pada posisi
ON
Hidupkan smesin automatic
washer disinfektan dengan
3
memutar saklar merah kearah
kanan "O">"I"
Persiapan Pencucian Instrumen
buka pintu kaca dengan memutar
tuas pintu kearah kanan, tahan
1
pintu dengan membuka maksimal
kearah depan bawah
siapkan dan masukan rak
2
pencucian sesuai dengan
instrumen yang akan dicuci
instrumen disusun dan
3 ditempatkan pada rack yang
sesuai
dorong rak sehingga masuk ke
4 dalam mesin
5 pastikan lubang air sudah tertutup
pastikan kedudukan rak sudah
pada tempatnya, tutup pintu
6
washer dan putar tuas pengunci
pintu kearah bawah
pilih program pencucian sentuh
"SCREEN" untuk memilih
7 program pencucian sesuai
intrumen yang disusun pada rak
lalu "START" untuk memulai
Selesai Pencucian Instrumen
buka pintu washer secara
1 perlahan dan keluarkan instrumen
yang dicuci lalu tutup kembali
matikan mesin bila sudah tidak
digunakan kembali dengan
2 memutar skalar merah kearah kiri
matikan sumber listrik dengan
3 memposisikan NCB diposisi OFF
tutup sumber steam dengan
4 memutar tuas kran steam
tutup sumber air panas dengan
5 memutas kran air panas
tutup sumber air dingin dengan
6 memutar tuas kran air dingin

D. Pelaksanaan Sterilisasi Mesin Pulse Vacuum Sterilizer

NO PELAKSANAAN YA TIDAK
Uji Kelayakan
1 Pemeriksaan umum (bersih dan kering)
2 pemeriksaan gunting (ketajaman)
pemeriksaan forcep/ pinset (jepitan, penahan
3
jepitan, gerigi)
pemeriksaan alat berlumen (kering dan tidak
4
bocor)
Pengemasan instrumen set SC
1 siapkan kain linen sebagai pembungkus
2 alat diatar sedemikian rupa diatas kain
3 kain kemudian dilipat sesuai dengan petunjuk
pelipatan
4 alat yang sudah siap dalam bentuk kemasan
Penandaan (Memberi label)
alat set SC yang sudah dikemas disiapkan
1
untuk disterilkan kedalam mesin
alat set SC diberil label pada kemasan sesuai
2 dengan tanggal dilakukan sterilisasi dan
tanggal kadaluarsa
3 alat atau instrumen diberi label indikator steril
Proses Sterilisasi Mesin Pulse Vacuum Sterilizer
pilih proses "LOADING DOOR
OPERATION" buka pintu chamber dengan
1
menyentuh "FRONT DOOR" lalu sentuh
"OPEN" Pada touch screen
masukkan peralatn yang akan disterilisasikan
2 atau yang telah siap diatas trolly ke dalam
chamber
tutup pintu chamber sehingga rapat dengan
tangan. Sentuh "CLOSE" pada touch screen.
3
Posisi akan berubah dan tertutup secara
otomatis
4 pili dan sentuh screen pada "Start Program"
akan muncul permintaan password (tidak perlu
5 masukan password0 langsung masuk ke
pilihan Log ON/START
Lalu pilih salah satu program yang akan
6
digunakan
lalu tekan "Start" dan sekali lagi tekan "Start".
7 Mesin akan berjalan otomatis hingga proses
AND. Dan alarm akan berbunyi
buka pintu dengan sentuhan "Value Show"
lalu "Exit" dan "Yes" maka akan kembali ke
8
posisi standby dan buka pintu belakang dengan
menekan tombol yang bersimbol "Buka pintu"
setelah pintu terbuka, keluarkan alat atau
9 intrumen yang sudah steril dengan
menggunakan sarung tangan anti panas

E. Pelaksanaan Instrumen Set SC steril

NO PELAKSANAAN YA TIDAK
Uji Visual alat Set SC
lakukan uji visual terhadap keutuhan kemasan
1 linen
2 lihat perubahan warna indikator pada kemasan
Hasil Audit:
f
P= x 100% =
N
Keterangan :
P = Presentase
F = total yang dilaksanakan
n = total pernyataan SOP

Auditor

(............................)
Lampiran 7. Tabulasi Data

F = 60
P= x 100% = 100%
n = 60

Keterangan :

P = Presentase
F = total yang dilaksanakan
n = total pernyataan SOP

No.
Responden Nilai Kategori

1 100% Dilaksanakan

2 100% Dilaksanakan

3 100% Dilaksanakan

4 100% Dilaksanakan

5 100% Dilaksanakan

6 100% Dilaksanakan

7 100% Dilaksanakan

8 100% Dilaksanakan

9 100% Dilaksanakan

10 100% Dilaksanakan
Lampiran 8. Daftar fasilitas CSSD

DAFTAR TABEL FASILITAS


INSTALASI PUSAT STERILISASI CSSD
RSUD TARAKAN JAKARTA PUSAT

No Fasilitas unit CSSD


1 Komputer 16 Lemari penyimpanan barang steril
2 Telepon 17 Detergen
3 Meja 18 Desinfektan
4 Kursi 19 Larutan enzym
5 Lemari 20 Kapas
6 Alat pelindung diri 21 Kasa
- Apron 22 Bahan monitoring
Pembersih lantai dan dinding
- Masker 23
ruang
- Sarung Tangan 24 Toilet
- Alas kaki Khusus 25 Ruang Ganti Pakaian
7 Keranjang 26 Pantry
8 Sealer 27 Lemari baju petugas
Bahan Pengemas
9 28 Rak Sepatu
(Pouches)
10 Compressor 29 Jam dinding
11 Mesin washer 30 Tempat Sampah
Alat Pemadam
12 31 Wastafel
Kebakaran
13 Mesin sterilisasi EO 32 Tv
14 Mesin sterilisasi Steam 33 Gudang
15 Mesin Sterilisasi Plasma 34 Troli Pengangkut
Gambar 2. Alur Prosess Pre Cleaning/cleaning

Gambar 3. Alur Proses Pencucian Secara Manual


Gambar 4. Alur Proses Sterilisasi

Gambar 5. Tabel Perubahan Warna pada Indikator Steam


Gambar 6. Penggunaan APD di
Ruang Dekontaminasi

Gambar 7. Penggunaan

APD di Ruang Produksi


Gambar 8. Ruang Produksi

Gambar 9. Ruang Dekontaminasi

Gambar 10. Lift instrumen kotor


(Damwater)
Gambar 11. Mesin
sterilisasi steam

Gambar 12. Ruang


Penyimpanan
instrumen steril

Gambar 13. Loket


Pengambilan Instrumen
Bedah Steril

Anda mungkin juga menyukai