LAPORAN
PRAKTEK KERJA LAPANG
(PKL)
oleh
Fahirah Tamara Salim
NIM G41160409
LAPORAN
PRAKTEK KERJA LAPANG
(PKL)
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Terapan
Kesehatan (S.Tr. Kes) Di Program Studi D-IV Rekam Medis
Jurusan Kesehatan
oleh
Fahirah Tamara Salim
NIM G41160409
i
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
LEMBAR PENGESAHAN
Tim Penilai
Megetahui,
Ketua Jurusan Kesehatan,
Politeknik Negeri Jember
ii
SURAT PERNYAATAAN
iii
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga dalam pelaksanaan dan penyusunan laporan
Praktek Kerja Lapang (PKL) dengan judul “Evaluasi Kejadian Misfile Berkas
Rekam Medis di RSUP Sanglah Denpasar Menggunakan Metode FOCUS PDCA”
dapat terselesaikan dengan baik.
Pada kesempatan ini, Penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Saiful Anwar, S.Tp, MP selaku Direktur Politeknik Negeri Jember
2. Ibu Sustin Farlinda, S.Kom., MT selaku Ketua Jurusan Kesehatan Politeknik
Negeri Jember
3. Bapak Atma Deharja, S.KM, M.Kes selaku Ketua Program Rekam Medik
4. Bapak Atma Deharja, S.KM, M.Kes selaku Dosen Pembimbing
5. Bapak dr. I Wayan Sudana, M.Kes selaku direktur RSUP Sanglah Denpasar
yang telah memberikan izin untuk melaksanakan Praktek Kerja Lapang (PKL)
di rumah sakit tersebut.
6. Ibu Ni Ketut Juniati., S.MIK selaku kepala Instalasi Rekam Medis RSUP
Sanglah Denpasar yang telah memberikan petunjuk dan bimbingan kepada
kami dalam pelaksanaan Praktek Kerja Lapang (PKL)
7. Seluruh staf dan semua pihak RSUP Sanglah Denpasar yang telah membantu
dalam memberikan data dan informasi yang dibutuhkan dalam Praktek Kerja
Lapang (PKL)
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih kurang sempurna.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun
agar dapat memperbaiki laporan di masa mendatang. Semoga laporan ini
bermanfaat bagi semua.
Denpasar, 16 Maret 2020
Penulis
iv
RINGKASAN
v
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PENGESAHAN ii
SURAT PERNYAATAAN iii
PRAKATA iv
RINGKASAN v
DAFTAR ISI vi
DAFTAR TABEL x
DAFTAR GAMBARxi
DAFTAR LAMPIRAN xii
BAB 1. PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan dan Manfaat4
1.2.1 Tujuan Umum PKL 4
1.2.2 Tujuan Khusus PKL 4
1.2.3 Manfaat PKL 4
1.3 Lokasi dan Jadwal Kerja 5
1.4 Metode Pelaksanaan 5
BAB 2. KEADAAN UMUM RUMAH SAKIT 8
2.1 Sejarah Rumah Sakit 8
2.2 Struktur Organisasi Rumah Sakit 9
2.3 Kondisi Lingkungan 10
BAB 3. KEGIATAN UMUM RSUP SANGLAH DENPASAR 13
3.1 Manajemen Informasi Kesehatan 13
3.1.1 Sistem Penamaan 13
3.1.2 Sistem Penomoran 14
3.1.3 Sistem Penyimpanan 15
3.1.4 Sistem Pengendalian 16
vi
3.1.5 Identifikasi Prosedur Penerimaan Pasien 16
3.1.6 Identifikasi Alur Rekam Medis 22
3.1.7 Identifikasi SPO Penyimpanan Rekam Medis 24
3.1.8 Standar Prosedur Operasional Pengendalian Rekam Medis 24
3.1.9 Identifikasi Alur Prosedur Pelayanan Pelepasan Rekam Medis 25
3.1.10 Identifikasi Jenis Formulir Rawat Jalan, Rawat Inap, dan UGD 27
3.1.11 Identifikasi Isi Formulir dan Struktur Data Rekam Medis 28
3.1.12 Kegiatan Assembling 29
3.1.13 Identifikasi Prosedur Retensi Rekam Medis, Penyusutan Rekam Medis,
dan Pemusnahan Rekam Medis 29
3.2 Klasifikasi dan Kodefikasi Penyakit Serta Masalah Yang Berkaitan
dengan Kesehatan dan Tindakan Medis 29
3.3 Hukum dan Etika Profesi 30
3.3.1 Kebijakan Rumah sakit / Rekam Medis mengenai keamanan dan
kerahasiaan rekam medis dan penerapannya 31
3.3.2 Kebijakan Rumah Sakit/Rekam Medis terkait Prosedur pelepasan
Informasi kepada pasien maupun pihak ketiga 31
3.3.3 Persyaratan Pelepasan Data Medis 32
3.3.4 Jenis-Jenis Formulir Informed consent 32
3.4 Statistik Rekam Medis 33
3.4.1 Identifikasi Alur dan Prosedur Pengumpulan, Pengolahan, Analisis, dan
Penyajian Data Statistik Rumah Sakit 34
3.4.2 Identifikasi jenis formulir pengumpulan data untuk statistik kesehatan
34
3.4.3 Identifikasi Laporan Internal RS 35
3.4.4 Identifikasi Laporan Eksternal RS 36
3.4.5 Statistik Tingkat Efisiensi Pengelolaan Rumah Sakit 37
3.5 Manajemen Mutu Rekam Medis 40
3.5.1 Identifikasi Standar Akreditasi Pelayanan Rekam Medis 40
3.5.2 Identifikasi Sasaran Mutu Instalasi Rekam Medis 40
3.5.3 Menganalisis Instalasi Rekam Medis Untuk Mengkaji SWOT 43
3.5.4 Analisis Kuantitatif dan Kualitatif Rekam Medis 47
vii
3.6 Manajemen Unit Rekam Medis 48
3.6.1 Identifikasi SDM di Unit Kerja Rekam Medis 48
3.6.2 Menggambarkan Struktur Organisasi Instalasi Rekam Medis 49
3.6.3 Gambaran Cara Pengorganisasian Pekerjaan 50
3.6.4 Mengetahui Tugas dan Fungsi Unit Rumah Sakit 51
3.6.5 Mengetahui Fungsi dan Peran Perekam Medis 52
3.6.6 Identifikasi Pelaksanaan Renstra Instalasi Rekam Medis 54
3.6.7 Identifikasi Sarana dan Prasarana Unit Kerja Rekam Medis Untuk
Kebutuhan Kerja 56
3.6.8 Perhitungan Kebutuhan SDM sesuai dengan Standar WISN 58
3.6.9 Program Orientasi dan Pelatihan Staf Unit Kerja MIK 61
3.6.10 Identifikasi Penyusunan Anggaran di Unit Kerja Rekam Medis 62
3.6.11 Identikasi Fungsi Pengawasan Manajer Rekam Medis 62
3.6.12 Identifikasi Data yang Dibutuhkan dalam Menyiapkan Profil RS 63
3.6.13 Identifikasi dan Menganalisis Masalah yang Berkaitan dengan Unit Kerja
rekam Medis 64
3.7 Teknologi Informasi / Pengolahan Data Elektronik 64
3.7.1 Jenis aplikasi yang digunakan di unit rekam medis 64
3.7.2 Analisis sistem informasi pendaftaran rawat jalan dan rawat inap dengan
menggunakan flowchart system 66
3.7.3 Analisis Pelaporan Dibagian/Unit Rekam Medis 67
3.7.4 Desain Database/Basis Data SIMARS Unit Rekam Medis 69
3.7.5 Identifikasi Topografi Jaringan yang menghubungkan Instalasi rekam
medis dengan unit-unit terkait yang lain 69
3.7.6 Gambaran Rancangan Sistem yang Dibutuhkan 69
BAB 4. KEGIATAN KHUSUS LOKASI PKL 72
BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN 77
5.1 Mengidentifikasi Tahap FOCUS Pada Evaluasi Misfile Berkas Rekam
Medis di RSUP Sanglah Denpasar Menggunakan Metode FOCUS
PDCA 77
5.1.1 Mengidentifikasikan Tahap Find 77
5.1.2 Mengidentifikasikan Tahap Organize 77
viii
5.1.3 Mengidentifikasikan Tahap Clarify 78
5.1.4 Mengidentifikasi Tahap Understand 79
5.2 Mengidentifikasi Tahap PDCA mengenai Evaluasi Misfile Berkas
Rekam Medis di RSUP Sanglah Denpasar Menggunakan Metode
FOCUS PDCA 80
5.2.1 Mengidentifikasi Tahap Plan 80
5.2.2 Mengidentifikasi Tahap Do 80
5.2.3 Mengidentifikasi Tahap Check 81
5.2.4 Mengidentifikasi Tahap Action 81
BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN 83
6.1 Kesimpulan 83
6.2 Saran 85
Daftar Pustaka 86
LAMPIRAN 87
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Data Jumlah Kejadian Misfile Berkas Rekam Medis di RSUP Sanglah
Denpasar Tahun 2019.......................................................................................... 3
Tabel 3.1 Data Statistik periode Januari 2020 .................................................... 37
Tabel 3.2 Standar Akreditasi Pelayanan Rekam Medis Yang Berlaku di RS..... 40
Tabel 3.3 Identifikasi SWOT............................................................................... 43
Tabel 3.4 Pola Ketenagaan dan Kualifikasi Sumber Daya Manusia Di Instalasi
Rekam Medis RSUP Sanglah Denpasar.............................................................. 48
Tabel 3.6 Tugas dan Fungsi Terkait Unit Rumah Sakit....................................... 52
Tabel 3.7 Rata-Rata Kunjungan Pasien Baru dan Pasien Lama Tahun 2019...... 57
Tabel 3.8 Rata-rata Ketebalan Rekam Medis...................................................... 57
Tabel 3.9 Tabel Waktu Kerja Tersedia................................................................ 59
Tabel 3.10 Tabel Kategori SDM.......................................................................... 59
Tabel 3.11 Tabel Uraian Kegiatan....................................................................... 59
Tabel 3.12 Uraian Tugas Pendaftaran Pasien Lama Rawat Jalan........................ 60
Tabel 3.13 Uraian Tugas Pendaftaran Pasien Baru Rawat Jalan......................... 60
Tabel 3.14 Hasil Kegiatan Identifikasi Masalah yang berkaitan dengan Unit Kerja
Rekam Medis....................................................................................................... 64
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Tahapan Metode FOCUS PDCA.....................................................5
Gambar 2.1 Struktur Organisasi RSUP Sanglah..................................................9
Gambar 2.2 Struktur Organisasi Instalasi Rekam Medis.....................................10
Gambar 3.1 Prosedur Pelepasan Informasi Rekam Medis RSUP Sanglah
Denpasar..............................................................................................................32
Gambar 3.2 Grafik Barber Johnson.....................................................................39
Gambar 3.3 Struktur Organisasi Instalasi Rekam Medis.....................................50
Gambar 3.5 Distribusi Pekerjaan Beserta Shift...................................................50
Gambar 3.4 Tampilan Menu Rekam Medis SIMARS.........................................65
Gambar 3.5 Tampilan Home E-PASTI................................................................65
Gambar 3.6 Flowchart System Pendaftaran Rawat Jalan....................................66
Gambar 3.7 Flowchart System Pendaftaran Rawat Inap.....................................67
Gambar 3.8 Menu LIR.........................................................................................67
Gambar 3.9 Menu Laporan Bagian Pelayanan....................................................68
Gambar 3.10 Menu Laporan Bagian Rekam Medis............................................68
Gambar 3.11 Desain Database/Basis Data SIMARS Unit Rekam Medis...........69
Gambar 3.12 Menu Pencarian Pasien Pada Pendaftaran Pasien..........................70
Gambar 3.13 Menu Pencarian Pasien Pada Pendaftaran Pasien..........................70
Gambar 3.14 Menu Pendaftaran Pasien...............................................................71
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Surat Keterangan PKL...................................................................................88
2. Daftar Hadir PKL RSUP Sanglah Denpasar..................................................89
3. SPO Penyimpanan Rekam Medis Dengan Map............................................90
4. Laporan Kejadian Missfile di RSUP Sanglah Denpasar................................91
5. Penambahan Informasi Pada Tiap Rak Penyimpanan...................................92
6. Penambahan Stiker Pada Tiap Subrak Penyimpanan....................................92
xii
BAB 1. PENDAHULUAN
1
2
petugas yang bukan dari lulusan rekam medis serta kondisi petugas juga sangat
menetukan konsentrasi pekerja itu sendiri. Faktor Method yang dapat berpengaruh
yaitu saat proses pengembalian berkas rekam medis yang terkadang masih sering
ditemukan tracer yang tidak tercabut atau peletakan tracer yang tidak sesuai
urutannya, serta pengembalian oleh bagian assembling dan peminjaan yang tidak
langsung diurutkan juga dapat mempengaruhi terjadinya misfile. Faktor Machine
yaitu faktor dari tracer yang ditemukan banyak dalam keadaan rusak, rak yang
cukup tinggi, rak yang rusak, tidak terdapat penanda pada setiap subrak serta
ruang filling yang masih membutuhkan tempat lebih luas, yang terakhir faktor
Material yaitu tidak terdapat bukti peminjaman yang diletakkan pada tracer
sebagai pengganti berkas rekam medis dari bagian peminjaman yang digunakan
untuk penelitian dokter. Data jumlah kejadian misfile berkas rekam medis di
RSUP Sanglah tahun 2019 dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel 1.1 Data Jumlah Kejadian Misfile Berkas Rekam Medis di RSUP Sanglah
Denpasar Tahun 2019
Jumlah misfile berkas rekam Persentase
No. Bulan
medis
1 Januari 42 berkas 0.19 %
2 Februari 55 berkas 0.26 %
3 Maret 18 berkas 0.09 %
4 April 10 berkas 0.05 %
5 Mei 30 berkas 0.13 %
6 Juni 61 berkas 0.31 %
7 Juli 58 berkas 0.26 %
8 Agustus 46 berkas 0.2 %
9 September 42 berkas 0.18 %
10 Oktober 40 berkas 0.16 %
11 November 41 berkas 0.18 %
12 Desember 39 berkas 0.17 %
Jumlah 482 berkas 2.18 %
Sumber : Laporan kejadian misfile berkas rekam medis tahun 2019
berkas rekam medis, maka dari itu peneliti memberikan solusi berupa pemberian
nomor pada rak berkas rekam medis di RSUP Sanglah Denpasar.
g. D (Do)
Melaksanakan rencana yang telah disusun. Jika pelaksanaan rencana
tersebut membutuhkan keterlibatan staf lain di luar anggota tim, perlu terlebih
dahulu diselenggarakan orientasi, sehingga staf pelaksanaan tersebut dapat
memahami dengan lengkap rencana yang akan dilaksanakan.
h. C (Check)
Tahap ini ialah secara berkala memeriksa kemajuan dan hasil yang dicapai
dan pelaksanaan rencana yang telah ditetapkan.
i. A (Action)
Tahapan terakhir yang dilakukan adalah melaksanakan perbaikan rencana
kerja. Lakukan penyempurnaan rencana kerja atau bila perlu mempertimbangkan
pemilihan dengan cara penyelesaian masalah ini. Untuk selanjutnya rencana kerja
yang telah diperbaiki tersebut dilaksanakan kembali. Jangan lupa untuk memantau
kemajuan serta hasil yang dicapai. Untuk kemudian tergantung dari kemajuan
serta hasil tersebut kemudian melaksanakan tindakan yang sesuai.
BAB 2. KEADAAN UMUM RUMAH SAKIT
8
9
lab, ESWL, ECG, CT Scan, Argon Laser. Colposcopy, Hyperbaric Chamber, dan
cobalt.
Sebagai rumah sakit pendidikan kelas A sejak tahun 2005, RSUP Sanglah
merupakan tempat pendidikan dan penelitian bagi calon dokter spesialis, dokter
umum, dan profesi lainnya. Hal ini menjadikan RSUP Sanglah sebagai pusat
pengembangan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan.
medis yang dibantu oleh 3 orang penanggung jawab, yaitu: penanggung jawab
rekam medis di instalasi wing amerta, penanggung jawab pencarian,
penyimpanan, dan peminjaman dan penanggung jawab distribusi, dan koordinator
umum dan pelaporan yang membawahi dua orang penanggung jawab yaitu:
penanggung jawab. inventaris dan penanggung jawab. mutu rekam medis.
koordinator koding, membawahi semua petugas koding, baik rawat jalan, rawat
inap dam rawat darurat.
Gambar 2.2 Struktur Organisasi Instalasi Rekam Medis RSUP Sanglah Denpasar
penyakit dalam, spesialis anak, spesialis obgyn, spesialis patologi klinik, spesialis
patologi anatomi, spesialis radiologi, spesialis gigi, spesialis anaestesi, spesialis
andrologi, spesialis bedah mulut, spesialis urologi, spesialis orthopedic, spesialis
saraf, spesialis tht, spesialis jiwa, spesialis jantung, spesialis mata, spesialis kulit
kelamin, spesialis mikrobiologi, spesialis rehab medis, spesialis gizi klinik,
spesialis bedah onkologi, spesialis bedah anak, spesialis bedah saraf, spesialis
onkologi, radiologi, hemodialysis.
RSUP Sanglah mempunyai Visi, Misi, Falsafah, Tujuan dan Nilai Dasar
Rumah Sakit. Berikut ini adalah penjelasan visi, misi, falsafah, tujuan, dan nilai
dasar RSUP Sanglah :
a. Visi
Visi RSUP Sanglah adalah menjadi rumah sakit Indonesia kelas dunia untuk
mewujudkan masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan.
b. Misi
RSUP Sanglah sebagai rumah sakit pemerintah berkomitmen untuk:
1) Menyelenggarakan pelayanan kesehatanyang paripurna, bermutu dan
berkeadilan untuk seluruh lapisan masyarakat
2) Menyelenggarakan pendidikan tenaga kesehatan yang profesional dan
nasionalis
3) Menyelenggarakan penelitian dalam bidang kesehatan
c. Falsafah
Menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia dalam bidang pelayanan,
pendidikan, dan penelitian.
d. Tujuan
Tercapainya tata kelola rumah sakit yang berhasil guna dan berdaya guna dalam
rangka mewujudkan pelayanan rumah sakit yang berkelas dunia agar tercapai
derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya.
e. Nilai/Keyakinan Dasar
1) RSUP Sanglah adalah rumah kita
2) Kepentingan pasien adalah yang utama
3) Sinergi pelayanan, pendidikan, dan penelitian
12
4) Insan pembelajar
5) Insan professional
6) Insan panutan
7) Tat twam Asi
8) Bekerja dalam team work
9) Mempersembahkan kinerja terbaik
BAB 3. KEGIATAN UMUM RSUP SANGLAH DENPASAR
13
14
pasien baru baik yang masuk dari pelayanan rawat jalan dan Unit Gawat
Darurat.
b. Rekam medis pasien untuk kunjungan pasien yang telah tidak berkunjung
kembali selama dua tahun, maka akan dipindahkan di rak penyimpanan rekam
medis terpisah dari rak penyimpanan rekam medis dimana pasiennya masih
berkunjung.
3) Pasien atau pengantar menyerahkan kartu identitas pasien dan surat jaminan
untuk pasien yang memiliki jaminan, foto copy kartu IKS dari perusahaan
untuk pasien IKS ke loket registrasi pasien baru untuk dilakukan proses
identifikasi dan registrasi
4) Petugas registrasi memberikan form “general consent” kepada pasien atau
pengantar untuk diisi dan ditandatangani dengan memberikan penjelasan
secukupnya
5) Petugas registrasi melakukan input identitas data pasien pada isian form
registrasi baru di SIRS sesuai dengan identitas yang dimiliki oleh pasien (data
demografi, jaminan, cara masuk dll)
6) Khusus untuk nama dan gelar pasien dituliskan sesuai dengan identitas yang
dimiliki (KTP, SIM, KITAS, PASPOR)
7) Setelah selesai menginput data petugas registrasi melakukan penyimpanan
data di SIRS dan mencetak KIB, Lebel identitas dan lembar bukti registrasi
8) Petugas registrasi membubuhkan tandatangan pada bukti registrasi dan pada
form “general consent”
9) Petugas registrasi menyerahkan KIB bukti registrasi dan “general Consent”
yang telah lengkap kepada pasien atau pengantar dan mengarahkan ke
poliklinik yang dituju (Rekam Medis tanpa cover)
b. Prosedur Penerimaan Pasien Lama Rawat Jalan
1) Pasien umum dan pasien IKS menuju ke loket registrasi pasien ulang tanpa
mengambil nomor antrian, di loket 4,5 dan 6 pada instalasi rekam medis
2) Pasien ulang yang memiliki jaminan (BPJS, JKBM, PJKMU dan APBD)
mengambil satu nomor antrian untuk mengurus jaminan, setelah mendapatkan
surat jaminan langsung ke loket registrasi pasien ulang (4, 5, dan 6)
3) Pasien atau pengantar menyerahkan kartu identitas berobat dan identitas
lainnya seperti KTP, SIM, KITAS, PASPOR serta bukti surat jaminan untuk
pasien yang memiliki jaminan, foto copy kartu IKS dari perusahaan untuk
pasien IKS ke loket registrasi kunjungan ulang untuk dilakukan registrasi
18
pasien (data demografi, jaminan, cara bayar, dll) untuk pasien kunjungan baru
dan pencarian data melalui kartu identitas berobat (KIB) untuk pasien
kunjungan ulang
4) Khusus untuk nama dan gelar pasien dituliskan sesuai dengan identitas yang
dimiliki (KTP, SIM, KITAS, PASPOR)
5) Setelah selesai melakukan input data, petugas registrasi melakukan
penyimpanan data di SIRS dan mencetak KIB, label dan lembar bukti
registrasi untuk pasien baru serta bukti registrasi untuk pasien kunjungan
ulang
6) Petugas registrasi membubuhkan tandatangan pada bukti registrasi dan pada
form ”general consent” untuk pasien kunjungan baru
7) Petugas registrasi menyerahkan KIB, bukti registrasi,dan general consent yang
telah lengkap kepada pasien atau pengantar dan mengarahkan ke Triage yang
dituju (rekam medis tanpa cover) untuk pasien baru dan bukti registrasi untuk
pasien kunjungan ulang.
8) Khusus untuk rekam medis lama yang datanya dibutuhkan oleh dokter,
petugas billing triage akan meminta ke bagian rekam medis melalui telpon dan
akan dibawakan oleh petugas ploeg rekam medis dengan bukti membawa
buku ekspedisi yang harus ditandatangani oleh dokter dan petugas billing
triage yang sedang jaga.
proses check out system yang menandakan rekam medis keluar dari
penyimpanan RM
3) Selanjutnya RM disortir berdasarkan poli tujuan di bagian distribusi rekam
medis.
4) RM di kirim ke poli tujuan
5) RM dikoding berdasarkan koding diagnosa dan tidnakan di masingmasing
poli.
6) Setelah selesai pelayanan terhadap pasien, petugas distribusi mengembalikan
RM dan melakukan proses check in check in yang menandakan RM telah
kembali ke instalasi rekam medis.
7) Selanjutnya rekam medis yang akan disimpan dicatat dalam sistem
penyimpanan rekam medis di microsoft excel.
8) Rekam medis disimpan di rak penyimpanan.
b. Alur Rekam Medis Rawat Inap RSUP Sanglah Denpasar sebagai berikut :
1) Admission menghubungi petugas pencarian RM
2) Petugas mencari RM
3) RM yang telah ditemukan dicatat dalam buku ekspedisi rawat inap,
4) Petugas RM mengantar RM ke petugas admission
5) Jika pasien dengan cara bayar BPJS, maka setelah selesai pelayanan RM
dikirim ke bagian KLPCM
6) RM pasien yang berada di IPK, setelah proses pemberkasan klaim selesai,
maka RM dikirim kembali ke KLPCM.
7) RM yang tidak lengkap dikembalikan ke ruangan, RM yang sudah lengkap
dilanjutkan untuk dilakukan pengkodingan.
8) RM yang telah dikoding, selanjutnya dilkukan proses assembling.
9) Setelah proses assembling selesai, RM disimpan di rak penyimpanan.
c. Alur rekam medis UGD RSUP Sanglah Denpasar sebagai berikut :
1) Pendaftaran UGD menghubungi pencarian RM
2) Ptugas RM mencari RM yang diminta petugas UGD.
3) Setelah pelayanan UGD telah selesai, selajutnya RM kembali bagian KLPCM
dan koding.
24
3.1.10 Identifikasi Jenis Formulir Rawat Jalan, Rawat Inap, dan UGD
RSUP Sanglah mempunyai formulir-formulir yang dapat
mendokumentasikan setiap pelayanan yang diberikan kepada pasien. Setiap
formulir didesain berdasarkan pelayaan yang diberikan baik pelayanan rawat
jalan, rawa inap, maupun UGD. Berikut ini adalah jenis-jenis formulir yang
digunakan pada isntalasi pelayanan medis di RSUP Sanglah Denpasar.
a. Jenis Formulir Rawat Jalan
1) Lembar Identitas pasien
2) General Concent
3) Resume klinis pasien rawat jalan
4) Form Assessment (pengkajian) pasien rawat jalan (bila ada)
5) Catatan perkembangan terintegrasi yang disusun ke arah atas (yang terbaru
paling atas)
28
Gambar 3.1 Prosedur Pelepasan Informasi Rekam Medis RSUP Sanglah Denpasar
jalan, diagnosa, dan beberapa item lain dilaporkan secara periodik setiap bulan
kepada petugas pelaporan.
b. Sensus harian rawat inap
Sensus harian rawat inap merupakan kegiatan pencatatan atau
penghitungan pasien yang dilakukan setiap hari pada suatu rawat inap. Sensus
tersebut berisi tentang kegiatan yang dilakukan selama pasien keluar masuk dalam
kurun waktu 24 jam mulai dari pukul 00.00 sampai dengan 24.00. Di RSUP
Sanglah Denpasar menggunakan sensus harian rawat inap untuk menghitung
jumlah pasien rawat inap pada setiap bangsal pada unit rawat inap. Petugas
ruangan atau bangsal mengisi lembar sensus harian rawat inap berdasarkan
bangsal yang dijaga serta mengumpulkan Sensus harian rawat inap kepada
petugas pelaporan setiap hari. Petugas pelaporan akan mengecek kembali data
yang ada di SIMARS dengan data sensus yang diberikan dari setiap bangsal
setelah sesuai petugas akan membuat sensus di microsoft exel. Kemudian data
sesnsus harian rawat inap akan di serakhkan kepada bagian P2E untuk pembuatan
laporan nternal dan eksternal RS.
c. Rekapitulasi sensus harian rawat inap
Rekapitulasi sensus harian rawat inap merupakan formulir perantara yang
berfungsi untuk menghitung dan merekap jumlah pasien rawat inap selama satu
bulan yang diterima dari masing-masing rawat inap. Di RSUP Sanglah Denpasar
rekapitulasi sensus harian rawat inap yang dijumlahkan berdasarkan ruangan dan
tanggal. Laporan rekapitulasi dicetak dan dibagikan kepada sembilan tembusan
setiap tanggal 10.
3.4.3 Identifikasi Laporan Internal RS
Laporan internal RSUP Sanglah dikenal dengan nama LIRS (Laporan
Internal Rumah Sakit). Jenis laporan yang termasuk dalam LIRS meliputi :
a. Pasien masuk rumah sakit yang diklasifikasikan menjadi: Pasien umum,
Pasien rujukan, Pasien anak, Pasien kebidanan, Bayi lahir di rumah sakit, Bayi
kiriman dari luar RSUP Sanglah
36
TOI, dan BTO. Data-data tersebut dapat digunakan sebagai penunjang bahan
pembuatan laporan RL 1, RL 4, dan RL 5. Waktu pelaporan eksternal ditentukan
berdasarkan waktu pelaporan yang tertuang dalam peraturan menteri kesehatan
mengenai SIRS tahun 2011.
Berikut ini adalah rumus perhitungan serta perhitungan untuk BOR, LOS, TOI
dan BTO
1. BOR = X 100%
= X 100%
= X 100%
= 81.71 %
38
2. LOS =
=5
3. TOI =
= 1,4
4. BTO =
= 3,8
=4
Pengubahan titik koordinat berfungsi untuk mengimplementasikan hasil
perhitungan empat parameter kedalam grafik Barber Johnsont. Sumbu X
diidentifikasi sebagai nilai TOI sedangkan sumbu Y sebagai nilai LOS. Kemudian
untuk parameter lainnya seperti BOR dan BTO maka diperlukan perubahan
kedalam titik koordinat seperti berikut ini :
1) BOR
39
LOS =
= 8,17
TOI = 10 − LOS
= 10 − 8,17
= 1,83
Jadi didapat koordinat sumbu X dan sumbu Y BOR adalah (1.83, 8.17).
2) BTO
Sumbu X = sumbu Y
TOI = LOS =
TOI = LOS =
ketentuan penulisan rumah sakit yang dapat berupa penulisan singkatan penyakit,
penulisan obat, dan lain sebagainya. Hal tersebut dilakukan karena rekam medis
merupakan catatan penting yang harus diperhatikan pencatatannya. Apabila terjadi
kesalahan pencatatan dalam rekam medis, tidak dibenarkan untuk melakukan
penghapusan dengan cara apapun. Untuk mengoreksinya dapat dilakukan dengan
cara bagian yang salah dicoret satu kali, diberi tanggal koreksi, dan paraf yang
mengoreksi serta pembenarannya. Pernyataan ini diperkuat dengan adanya
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.749a/MENKES/PER/XII/1998 pasal 6 yang berbunyi :
1. Pembetulan kesalahan catatan dilakukan pada tulisan yang salah dan diberi
paraf oleh yang bersangkutan.
2. Penghapusan dengan cara apapun tidak diperbolehkan.
2) Kelengkapan Informed Consent Setelah Mendapatkan Informasi Yang Jelas
(100%)
Pengisian Informed Consent seperti halnya persetujuan tindakan medis
ditemukan ketidaklengkapan pada bagian tanda tangan, nama terang pasien dan
keluarga maupun tanggal dan jam dilakukannya penyampaian Informed Consent
dan pemberian persetujuan dari pihak pasien. Pembubuhan tanda tangan pada
lembar Informed Consent sebagai bukti bahwa pasien benar-benar memberi
persetujuan dan mengerti akan segala risiko yang kemungkinan terjadi, yang
kedua diduga karena terburu-buru melakukan tindakan. Alangkah baiknya setelah
Informed Consent dijelaskan dokter/perawat menyalinnya ke dalam formulir
Informed Consent dan juga meminta tanda tangan dan nama terang pasien
dan/atau keluarga serta membubuhkan tanggal dan jam pelayanan.
3) Waktu Penyediaan Berkas Rekam Medik Pelayanan Rawat Jalan (≤10 Menit)
Penyediaan dokumen rekam medis di rawat jalan pasien lama ≥30 menit.
Hal ini berada di bawah standar SPM rumah sakit tentang waktu penyediaan
rekam medis untuk pelayanan rawat jalan yakni ≤10 Menit. Namun RSUP
Sanglah Denpasar membuat ketetapan dalam SPO Pelayanan bahwa penyediaan
44
rekam medis rawat jalan adalah ≤30 Menit. Alasan yang mendasari ketetapan ini
adalah padatnya pelayanan di RSUP Sanglah Denpasar dengan banyaknya poli
yang harus dilayani, sehingga permintaan penyediaan rekam medis sangat banyak.
4) Waktu Penyediaan Berkas Rekam Medis Pelayanan Rawat Inap (≤15 Menit)
Penyediaan dokumen rekam medis rawat inap baik pasien baru maupun
lama rata-rata membutuhkan waktu ≤10 menit dikarenakan selalu dibuatkan
dokumen rekam medis baru namun dengan nomor rekam medis yang sama. Hal
ini dikarenakan jarak antara ruang filing dan tempat pendaftaran sangat jauh dan
berbeda gedung. Langkah ini dinilai sesuai dikarenakan untuk hal efisiensi
pelayanan pendaftaran di rawat inap.
b. Penyusunan Strategi
Penyusunan strategi terbagi dalam empat strategi sebagai berikut :
1) Strategi SO
Strategi ini digunakan untuk memanfaatkan seluruh kekuatan untuk
memanfaatkan peluang yang sebesar-besarnya. Berikut ini adalah usulan strategi
SO:
a) Menjalin kerja sama dengan instalasi teknologi informasi untuk memperbaiki
sistem informasi mengenai pengembangan SIMARS.
b) Mengirim petugas rekam medis untuk mengikuti pelatihan rekam medis untuk
mengembangkan dan meningkatkan keterampilan, serta memperbaharui
informasi mengenai rekam medis.
c) Menambah edukasi kepada seluruh petugas pencarian dalam mengetahui apa
itu arti dari kerja sama
d) Melakukan pengembangan pada bagian instalasi rekam medis terkait
kebutuhan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk menunjang
keunggulan dalam pelayanan rekam medis.
2) Strategi ST
Strategi ini adalah strategi yang ditetapkan berdasarkan kekuatan yang dimiliki
organisasi untuk mengatasi ancaman. Berikut ini adalah usulan strategi ST:
a) Dilakukan pergantian job desk secara berkala pada semua rekam medis agar
seluruh rekam medis dapat menjalankan seluruh bagian rekam medis yang
harus dimiliki oleh seorang rekam medis.
b) Penambahan petugas pengambilan tracer pada bagian pendaftaran supaya
mempercepat kinerja dari petugas pencarian tanpa harus mondar-mandir pada
bagian pendaftaran
c) Penambahan SDM terutama pada bagian rekam medis agar penyediaan BRM
dapat berjalan dengan optimal tanpa mengganggu pelayanan.
47
3) Strategi WO
Strategi ini adalah strategi yang ditetapkan berdasarkan pemanfaatan peluang
yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada. Berikut ini adalah
usulan strategi WO:
a) Melakukan pelatihan petugas rekam medis secara berkala agar pengetahuan
dan keterampilan tentang rekam medis semakin berkembang.
b) Melakukan pembaharuan terhadap SDA yang sekiranya bisa lebih
dioptimalkan untuk menunjang kinerja petugas, seperti tracer dan rak rekam
medis
c) Melakukan evaluasi dan monitoring terhadap rekam medis setelah diberikan
pelatihan, apakah ada peningkatan dalam pelayanan rekam medis
d) Dilakukan perbaikan pada fingerprint ruang rekam medis agar selain RM tidak
dapat keluar masuk ruang RM dengan mudah.
4) Strategi TW
Strategi ini adalah strategi yang ditetapkan berdasarkan kegiatan yang bersifat
defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari
ancaman. Berikut ini adalah usulan strategi TW:
a) Kepala RM melakukan monitoring terhadap kinerja rekam medis yang dapat
dilakukan melalui CCTV
b) Adanya program menjaga mutu agar kontrol kinerja dapat dilakukan secara
optimal.
c) Memberikan sosialisasi kepada petugas terkait penggunaan E-Pasti
d) Memberikan sosialisasi kepada petugas tentang penggunaan SIMARS agar
seluruh petugas dapat menggunakan SIMARS dengan optimal.
e) Pemberian motivasi kepada petugas rekam medis secara rutin dalam
menghadapi kejenuhan kerja.
f) Pemberian sanksi kepada yang mengizinkan diluar RM masuk ruang RM.
g) Menjadikan pelayanan rekam medis RS lain sebagai perbandingan agar dapat
meningkatkan mutu pelayanan rekam medis di RSUP Sanglah menjadi lebih
baik.
48
SIMARS)
Sumber: RSUP Sanglah Denpasar 2020
Gambar 3.3 Struktur Organisasi Instalasi Rekam Medis RSUP Sanglah Denpasar
51
7) Perencanaan sistem penataan rekam medis dan masa retensi rekam medis
8) Perencanaan sistem pencatatan status rekam medis
9) Perencanaan sentralisasi penyimpanan rekam medis instalasi wing amerta dan
instalasi rekam medis pusat
b. Aspek Manajemen Pengorganisasian
Aspek pengorganisasian juga berada di bawah wewenang dan tanggung
jawab Kepala Instalasi Rekam Medis. Pengorganisasian meliputi pembagian
wewenang dan tanggung jawab terhadap suatu bagian dalam instalasi rekam
medis. Terdapat tiga pegawai yang bertanggung jawab sebagai koordinator, antara
lain koordinator mutu rekam medis, pelayanan rekam medis, dan administrasi
rekam medis. Selain koordinator tersebut. Pengorganisasian juga terbagi dalam
beberapa bagian meliputi : penanggung jawab pendaftaran rawat jalanm, UGD,
dan Rawat Inap, penanggung jawab penyimpanan dan pengambilan rekam medis,
dan penanggung jawab distribusi rekam medis.
c. Aspek Manajemen Pengarahan
Aspek pengarahan meliputi pengarahan terhadap implementasi suatu
regulasi dan sistem baru. Pengarahan dilakukan sebelum dilakukan instalasi, saat
dilakukan instalasi, hingga evaluasi terhadap implementasi sistem atau regulasi
baru setelah diimplementasikan dalam periode tertentu. Bentuk pengarahan yang
berhasil diidentifikasi berupa sosialiasasi kepada seluruh petugas rekam medis,
pembagian pamflet berisi penjelasan sistem dan regulasi baru, serta pengarahan
langsung dari kepala instalasi rekam medis pada beberapa waktu saat
implementasi dilakukan. Contoh pengarahan yang pernah dilakukan, yakni :
Pengarahan terhadap sistem pendaftaran rawat jalan dengan sistem antrian online
dan sistem perjanjian
d. Aspek Manajemen Pengendalian
Aspek pengendalian merupakan kegiatan penyelesaian atau tindak lanjut
dari suatu masalah yang ditemukan dalam proses evaluasi suatu program, regulasi,
sistem maupun kegiatan. Pengendalian yang telah diidentifikasi meliputi :
pembuatasn loket pendaftaran khusus pegawai RSUP Sanglah Denpasar untuk
mengurangi antrian, pemanfaatan pintu dengan menggunakan fingerprint,
55
pemasangan tata tertib pengambilan rekam medis oleh pegawai selain petugas
rekam medis, larangan bahwa pengambilan rekam medis selain petugas rekam
medis harus dengan izin kepala instalasi rekam medis, serta pengendalian
terhadap suatu sistem baru melalui penyusunan SPO.
spesifikasi barang. Selain itu terdapat bahan habis pakai farmasi yang terdiri dari
30 spesifikasi barang.
Kebutuhan ATK (Alat Tulis Kantor) dalam satu tahun dengan 82
spesifikasi barang dengan rincian jumlah permintaan box file sebanyak 60 buah,
buku folio 120 buah, buku small folio 40 buah, buku tulis kecil 60 buah, clips
kecil 12 kotak, clips no 5/clips jumbo 12 buah, gunting kertas 5 buah, isi staples
besar 240 kotak, isi staples kecil 480 kotak, isolasi besar 36 gulung, kalkulator 3
buah, kertas buram/CD folio 5 rim, kertas HVS F4 70 gram 5 rim, kertas karbon 1
rim, kertas sampul cokelat 60 buah, klp penjepit hitam 20 kotak, lakban besar
kuning 12 gulung, lakban besar hitam 24 gulung, lem povinal 6 buah, map kertas
folio setara kijang 50 buah, map TEKA 12 buah, penggaris 60 cm 5 buah,
penghapus papan 1 buah, penghapus pencil, 4 buah, pensil 2B 12 buah, perforator
kecil 6 buah, perforator tanggung 2 lubang 88mm 60x105x45 mm 140 g 6 buah,
perforator sedang 2 lubang 88mm kapasitas 18 lembar kertas 12 buah, pulpen 288
buah, sampul plastik map bantek 12 bungkus, spidol boardmarker hitam 24 buah,
spidol kecil (merah, biru) 24 buah, spidol permanen hitam 180 buah, stabillo 12
buah, staples besar 36 buah, staples kecil 12 buah, stiker sign here 120 bungkus,
tinta stempel 6 buah, tipe-x 24 buah, stiker kecil (merh, kuning, biru, ungu @ 2
ppl) 8 ppl, perforator besar 12 buah.
Kebutuhan palen kelontong dalam satu tahun terdiri dari 200 spesifikasi
barang dengan kebutuhan jumlah permintaan antara lain bagus pengharum kamar
mandi dengan tempatnya 72 buah, batteray alkaline AA 1,5 volt 12 buah, batteray
alkaline AAA 1,5 volt 288 buah, batteray besar 12 buah, batteray gepeng 9 volt 36
buah, baygon elektrik cair refill 12 kotak, baygon spray 600 ml 60 botol,
handsoap gel 72 botol, isi stella matic 225 ml 72 botol, jam dinding 5 buah, karet
gelang @ ½ kg 5 bungkus, lobby duster komplit 2 buah, mop tornado 2 buah,
pengharum ruangan aromatherapi gantung 24 buah, sarung tangan biasa 100
pasang, senter tanggung dengan 2 batteray besar 1 buah, serok sampah 3 buah,
sikat lantai. Tangkai 2 buah, sikat wc bulat bertangkai 2 buah, tali rafia 1 kg 40
gulung, tas kresek besar hitam 72 bungkus, tas kresek jumbo hitam 12 bungkus,
57
tas kresek tanggung hitam 2 bungkus, tisu gulung toilet setara tessa 360 gulung,
troly propelin 2 buah.
Kebutuhan alat non medis dalam satu tahun terdiri dari 295 spesifikasi
barang yang terbagi menjadi Binatu, komputer dan kelengkapannya dengan
spesifikasi dan jumlah barang yang kekurangan yaitu komputer/PC
(ruangan/bidang) 2 buah, printer label barcode 30 buah, mesin fotocopy 1 buah,.
Pada bagian elektronik spesifikasi dan jumlah barang yang kekurangan yaitu MIC
TOA 2 buah, vacuum cleaner 1 buah. Sarana medis dan non medis tidak ada
kekurangan. Pada bagian trolley spesifikasi dan jumlah barang yang kekurangan
yaitu trolley barang 2 buah. Bagian LTA dan perbengkelan tidak ada kekurangan.
Bagian meubelair spesifikasi dan jumlah barang yang kekurangan yaitu kursi
gabus (chitose) 35 buah, loker 50 lubang (530x45x200) 1 buah. Pada bagian
barang umum spesifikasi dan jumlah barang yang kekurangan yaitu mop tornado
2 buah. Bagian alat rehab medis tidak ada kekurangan.
3.6.7 Identifikasi Sarana dan Prasarana Unit Kerja Rekam Medis Untuk
Kebutuhan Kerja
a. Kebutuhan Rak Penyimpanan rekam medis Aktif dan Inaktif
Rak penyimpanan rekam medis aktif yang digunakan di RSUP Sanglah
Denpasar adalah roll o’pack. Sedangkan rak penyimpanan yang digunakan untuk
rekam medis in aktif adalah rak penyimpanan terbuka. Jumlah roll o’pack yang
ada di RSUP Sanglah Denpasar adalah 78 roll o’pack. Jumlah ini belum
memenuhi seluruh rekam medis sehingga retensi rekam medis dilakukan setiap
satu tahun sekali. Berdasarkan kondisi tersebut diperlukan penghitungan
kebutuhan rak penyimpanan rekam medis. Berikut ini merupakan data yang
dibutuhkan dalam melakukan penghitungan kebutuhan rak rekam medis :
1) Rata-rata kunjungan pasien baru dan pasien lama tahun 2019
Tabel 3.7 Rata-Rata Kunjungan Pasien Baru dan Pasien Lama Tahun 2019
No Kunjungan Lama Jumlah Kunjungan Baru Jumlah
1. Rawat Jalan 265998 Rawat Jalan 37948
2. UGD 764 UGD 41031
3. WA 17194 WA 10000
4. Jumlah 284676 Jumlah 89015
58
Rata-rata ketebalan rekam medis = (Tebal rekam medis +tipis rekam medis) : 2
= (8 cm + 0.5 cm ) : 2
= 4.25 cm
3) Kapasitas Rak penyimpanan Rekam Medis
Kapasitas rak penyimpanan rekam medis dalam satu deret nomor per ekor
= Panjang rak penyimpanan rekam medis : rata-rata tebal rekam medis
= 400 cm : 4.25 cm
= 94 rekam medis
Terdapat 18 rak penyimpanan rekam medis dalam satu roll o’pack, sehingga
jumlah berkas rekam medis dalam satu roll o’pack yaitu :
= jumlah rekam medis 1 rak penyimpanan x 18 rak penyimpanan
= 94 x 18
= 1692 rekam medis
4) Pekiraan jumlah rekam medis dalam 5 tahun mendatang
={ (Banyak Tahun x Jumlah Hari dalam 1 Tahun x rata-rata jumlah pasien rawat
jalan baru/ hari) + rata-rata jumlah pasien rawat jalan lama/hari }
= {(5 x 365 x 243,9) + 779,9}
= 445897 rekam medis
5) Kebutuhan rak penyimpanan rekam medis
= Jumlah rekam medis : kapasitas satu roll o’pack
= 445897 : 1000 rekam medis
59
= 210 x 8
=1680 jam / tahun
= 100800 menit/tahun
b. Menerapkan Unit Kerja dan Kategori Sumber DayaManusia (SDM)
Unit Kerja yang dihitung dalam penelitian Praktik Kerja Lapang ini adalah
Unit kerja Pendaftaran. Dengan kategori Sumber Daya Manusia (SDM) dan
uraian keigatan seperti pada tabel dan tabel dibawah ini :
Tabel 3.10 Tabel Kategori SDM
Sub Unit Kerja Jumlah Kategori SDM
Pendaftaran 8 Petugas D3 Rekam Medik
Sumber : Uraian Tugas Perekam Medis tahun 2020
= 6631.6
Tabel 3.12 Uraian Tugas Pendaftaran Pasien Lama Rawat Jalan
No Uraian Tugas Pendaftaran Pasien Lama Rawat Jalan Waktu (Dtk)
1. Memberi salam dan menanyakan keperluan pasien 60
2. Input data pasien 120
3. Input rujukan pasien 120
4. Cetak bukti registrasi 30
5. Cetak bukti SEP 30
6. Memanggil pasien 30
A Jumlah waktu siklik (1-7) 390
B Waktu kelelahan pribadi (10% waktu siklik) 39
61
3.6.9 Mengetahui Program Orientasi dan Pelatihan Staf Unit Kerja MIK
Dalam upaya meningkatkan kompetensi staff rekam medis, minimal
setahun sekali dilakukan pelatihan rekam medis dasar dan pelatihan khusus lain
sesuai dengan kompetensi standart yang harus dimiliki staf rekam medis dan
62
informasi kesehatan. Pelatihan rekam medis dasar dilakukan oleh instalasi rekam
medis yang bekerja sama dengan bagian diklat dengan sistem on the job training,
pelatihan yang dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tugas masing-masing
untuk memastikan pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan SPO.
Pelatihan khusus biasanya dilakukan oleh organisasi profesi baik lokal,
nasional maupun internasional. Beberapa staff yang mempunyai prestasi yang
baik diprioritaskan untuk bisa dikirim mengikuti pelatihan keluar, sehingga ada
kegairahan mereka dalam melakukan pekerjaan terbaiknya di Intalasi rekam
medis. Kompetensi dasar yang harus diketahui oleh staf rekam medis adalah
sebagai berikut:
a. Klarifikasi dan kodefikasi penyakit, masalah-masalah yang berkaitan dengan
kesehatan dan tindakan
b. Aspek hukum dan etika profesi
c. Manajemen rekam medis dan informasi kesehatan
d. Menjaga mutu rekam medis
e. Statistik kesehatan
f. Manajemen unit kerja manajemen informasi kesehatan / rekam medis
g. Kemitraan profesi
Pelatihan pokok profesi perekam medis dan informasi kesehatan di atas
yang dilakukan minimal sekali setahun oleh Bagian Diklat, ada pula beberapa
pelatihan yang wajib juga diikuti oleh staf Instalasi Rekam Medis, yaitu:
a. Pelatihan BLS (Basic Life Support) yang diadakan secara rutin oleh Bagian
Diklat RSUP Sanglah Denpasar
b. Pelatihan PPI (Program Pengendalian Infeksi)
c. Pelatihan Penanganan Musibah Kebakaran
sarana dan prasarana untuk memenuhi apa saja yang dibutuhkan di instalasi rekam
medis dan selanjutnya diajukan ke pihak rumah sakit
b. Menggunakan Anggaran/Budget
Penggunaan anggaran/budget tidak dilaksanakan karena untuk penyusunan
anggaran/budget juga tidak dilaksanakan. Instalasi rekam medis RSUP Sanglah
memenuhi kebutuhannya dengan menggunakan apa yang telah diberikan rumah
sakit sesuai penysunan kebutuhan sarana dan prasarana yang telah dilakukan
3.6.13 Identifikasi dan Menganalisis Masalah yang berkaitan dengan Unit Kerja
rekam Medis
Tabel 3.14 Hasil Kegiatan Identifikasi Masalah yang berkaitan dengan Unit Kerja
Rekam Medis
No Hasil Kegiatan Identifikasi Masalah Analisis Penyelesaian Masalah
Terkait Rekam Medis Terkait Rekam Medis
1. Seringnya kejadian misfile berkas rekam Pembuatan media informasi stiker di
medis di ruangan filling setiap rak aktif pada ruangan filling di
RSUP Sanglah Denpasar.
2. Seringnya terjadi pancarian ulang berkas Perancangan ulang tracer untuk pasien
rekam medis online ketika berkas rekam online.
medis telah disiapkan di poli masing-masing
65
b. E-PASTI
E-PASTI merupakan sistem informasi berbasis web yang dirancang dan
digunakan untuk mengelola berkas rekam medis terutama dalam hal peminjaman
dan pengembalian untuk penelitian, pengajuan klaim, asuransi, dan juga untuk
pengelolaan berkas kematian. Aplikasi ini dibuat oleh mahasiswa rekam medis
politeknik negeri jember pada tahun 2018 dan secara resmi dioperasikan secara
local di unit rekam medis RSUP SANGLAH hingga saat ini., server E-PASTI
terpisah dengan server SIMARS. Adapun tampilan dari E-PASTI adalah sebagai
berikut.
3.7.2 Analisis sistem informasi pendaftaran rawat jalan dan rawat inap dengan
menggunakan flowchart system
pada menu pelayanan ada juga pada menu laporan disajikan data pelaporan
internal rumah sakit. Adapun tampilan isi menu laporan adalah sebagai berikut.
Pada menu laporan bagian pelayanan kita bisa melihat laporan harian,
BOR, 10 besar penyakit dan masih banyak lagi. Apabila ingin melihat laporan
terkait jumlah pasien asing ataupun pasien yang membatalkan kunjungan dapat
dilihat pada menu laporan bagian rekam medis. adapun tampilan menu laporan
bagian rekam medis adalah sebagai berikut.
Basis Data SIMARS unit rekam medis terdiri dari 5 tabel yaitu tabel
kunjungan, tabel penyakit, tabel in out berkas, tabel tindakan, dan tabel pasien.
yang hampir mirip. Bahkan dalam beberapa kejadian pasien tidak teridentifikasi
dengan benar, hal ini mengakibatkan petugas salah menilai pasien yang kemudian
berakhir dengan pembuatan berkas baru. Adapun tampilan menu pencarian pasien
pada regitrasi pasien adalah sebagai berikut.
72
73
77
78
6.1 Kesimpulan
1. Identifikasi tahap FOCUS pada evaluasi misfile berkas rekam medis di RSUP
Sanglah Denpasar menggunakan metode FOCUS-PDCA adalah sebagai
berikut:
a. Tahap Find yang ditemukan dari hasil pengamatan yang dimulai dari
tanggal 6 – 27 Februari 2020 ditemukan masalah yaitu banyaknya angka
kesalahan dalam penyimpanan atau misfile berkas yaitu sebanyak 25
berkas rekam medis hal tersebut dapat menyebabkan petugas mengalami
kesulitan dalam melakukan pencarian berkas rekam medis dan
penambahan kerja petugas menjadi lebih sibuk karena harus melakukan
pencarian pada rak nomer lain yang memungkinkan menjadi tempat salah
letak, sehingga proses pelayanan cenderung lebih lama.
b. Tahap Organize yang diidentifikasi antara lain Kepala instalasi rekam
medis RSUP Sanglah Denpasar, Koordinator Instalasi Rekam Medis
RSUP Sanglah Denpasar, Petugas Penyimpanan RSUP Sanglah Denpasar,
Petugas Assembling RSUP Sanglah Denpasar, dan Petugas Peminjaman
RSUP Sanglah Denpasar.
c. Tahap Clarify yang diidentifikasi antara lain yaitu: Peraturan Menteri
Kesehatan No. 749A/Menkes/Per/XII/1989 Tahun 1989 tentang Rekam
Medik/Medical Records, Permenkes No. 269/Menkes/Per/III/2008 tentang
Rekam Medis, Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Pusat
Sanglah Denpasar Nomor: HK.01.07/PD.XIV.4.3.1/0631/2018 tentang
Pedoman Pelayanan Instalasi Rekam Medis RSUP Sanglah Denpasar,
Standar Prosedur Operasional (SPO) Penyimpanan Rekam Medis dengan
Map No. Dokumen IR.02.02/SPO.XIV.4.4.5/39765/2018.
d. Tahap Understand yang ditemukan yaitu tidak adanya penanda atau
keterangan nomor penyimpanan pada tiap rak penyimpanan berkas rekam
medis yang berfungsi untuk mempermudah petugas dalam melakukan
83
84
6.2 Saran
Petugas tetap melakukan apa yang telah direncanakan dengan melakukan
penyimpanan berkas rekam medis sesuai dengan penanda nomor pada rak
penyimpanan, serta dilakukan monitoring dan evaluasi secara rutin setiap akhir
bulan dan mengontrol ulang untuk memastikan semua rekam medis berada pada
tempatnya.
86
Daftar Pustaka
Farlinda, S., Nurul, R., & Rahmadani, S. A. (2017). Pembuatan Aplikasi Filling
Rekam Medis Rumah Sakit. Kesehatan, 5(1), 8–13.
Karlina, D., Putri, I. A., & Santoso, D. B. (2016). Kejadian Misfile dan Duplikasi
Berkas Rekam Medis Sebagai Pemicu Ketidaksinambungan Data Rekam
Medis. Jurnal Kesehatan Vokasional, 1(1), 44.
https://doi.org/10.22146/jkesvo.27477
Simanjuntak, E., & Sirait, L. W. O. (2018). Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya
Missfile Di Bagian Penyimpanan Berkas Rekam Medis Rumah Sakit Mitra
Medika Medan Tahun 2017. Ilmiah Perekam Medis Dan Informasi
Kesehatan Imelda, 3(1), 370–379. Retrieved from http://ojs.stikes-
imelda.ac.id/index.php/jipdik/article/view/48.
Permenkes Republik Indonesia. (2008). Republik Indonesia Nomor 269 Tahun
2008 tentang Rekam Medis. Jakarta: Sekretariat Negara.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 55 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pekerjaan Perekam Medis,
Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
87
LAMPIRAN
88
Tahun 2020
00-02
Lampiran 6. Penambahan Stiker Pada Tiap Subrak Penyimpanan
000000 - 000094