Anda di halaman 1dari 76

TEKNIK ASEPTIK

Pelatihan Dispensing,
Compounding Sediaan Obat dan
Spilled Management
Anna Purwaning Rahaju, S.Si., Apt.
Siapa yang sudah melakukan
tehnik aseptik?
Kapan melakukan tehnik
aseptik?
Dimana melakukan tehnik
aseptik?
Bagaimana melakukan tehnik
aseptik?
Teknik aseptik dalam praktek keperawatan
Aseptik Medis
 teknik atau prosedur untuk mengurangi jumlah
mikroorganisme di suatu objek, menurunkan
kemungkinan penyebaran mikroorganisme.
Diterapkan dalam perawatan individu yang
rentan terhadap infeksi baik karena penyakit,
pembedahan atau karena immunosupresi.
 Aseptik bedah
disebut juga teknik steril yaitu prosedur yang digunakan untuk
membunuh mikroorganisme.
Dilakukan dalam berbagai tindakan keperawatan di ruang
keperawatan
Teknik Aseptik penyiapan obat
 Dispensing steril
Rangkaian perubahan bentuk obat dari kondisi semula menjadi
produk baru dengan proses pelarutan atau penambahan bahan
lain yang dilakukan secara aseptik
 Aseptik dispensing
menjamin produk parenteral bebas dari kontaminasi mikroba /
tidak mengandung mikroorganisme, menjamin sediaan steril
farmasi tepat dan aman
Pengertian Teknik Aseptik

Metoda yang dilakukan sebelum dan selama proses peracikan


obat yang dapat untuk mengurangi risiko paparan terhadap
petugas, pasien , dengan menurunkan atau meniadakan
jumlah mikro organisme yang masuk ke dalam tubuh
Aseptis Dispending merupakan salah satu pharmaceutical
service yaitu bagaimana cara handling preparat steril dan
mendistribusikanya dengan benar

Sediaan tetap terjaga sterilitasnya dengan mengunakan


tehnik yang meminimalkan terjadinya kontaminasi.
Tujuan

 Proteksi pasien dari infeksi dan menjaga dari paparan


bakteri patogen
 Mengurangi micro organisme yang mungkin dapat masuk
dalam tubuh pasien selama pengobatan
Latar belakang
 Memulai dengan produk steril
 Tidak ada sterilisasi akhir
 Penyiapan dan pendistribusian sediaan steril yang harus
dlarutkan atau dilakukan penyiapan lain sebelum
digunakan.
 Merekonstitusi tanpa kontaminasi
 Memakai steril transfer sistem
 Penyiapan di dalam sterile containers
 Keberhasilan tergantung pada ketrampilan operator dan
penggunaan proses yang valid
 Contoh sediaan
- Intravenus admixture
- Parenteral Nutrition
- Parenteral cytotoxic service
- sediaan peroral
Faktor Resiko
 Halangan staf selama penyiapan (pengetahuan dan
tehnik)
 Metode penyiapan obat yang tidak benar (instruksi obat
/ kertas kerja, protokol, pelarut, kalkulasi dosis, tidak
memastikan kembali nama obat, kekuatan, volume)
 Dokumentasi yang tidak jelas (perintah pemberian obat,
rute pemberian, etiket obat, daftar pemberian obat)
 Lingkungan yang tidak mendukung dalam
penyiapan produk steril
Sumber kontaminasi
Kontaminasi mikroba
 Airbone contamination
udara ruang masuk ke syring
ex: debu, asap, pollen
 Contamination by touch
no touch technique
 Surface contamination product
no handwashing
incorrect swabbing technique
 Contamination during storage
Microorganisme berbahaya

 Bakteri
 Fungi
 Virus
 Protozoa
Ukuran partikel airborne

 SIZE
Size (mikron) transport
pollen 10 - 100 self
yeast 20 - 40 Skin, droplet
fungi 1 - 20 Spore, skin,
droplet
bacteria 0,1 - 30 Spore, skin,
droplet
viruses 0,001 – 0,2 Skin, droplet
Partikel dari kosmetik

EYE SHADOW MASCARA LIPSTICK BLUSH POWDER

3,300 MILLION 3,000 M 1,100 M 600 M 270 M


Cara kontaminasi

- Contact : direct body  permukaan


physical transfer  dari suspect/host kepada
“an infected”
- Droplet : batuk, bersin, berbicara (ada di udara)
- Udara : partikel
pajanan droplet  infectious agent
SITE AV NUMBER UNIT
 Water 104 mL
 Air 105 Cu ft
 Floor 104 Sq in
 Skin 104 Sq in
 Sneeze 4 x 104 Per sneeze
 Cough 700 Per cough
 Speech 40 100 words
 Saliva 108 mL
Hal yang perlu diperhatikan

 Perlindungan produk dari kontaminasi mikroorganisme


 Perlindungan petugas dan lingkungan terhadap
paparan
 Stabilitas sediaan
 Ketidak tercampurnya sediaan
Cara meminimalkan kontaminasi

 Menghilangkan / membunuh micro organisme dari tangan


 hand washing
 Menghilangkan / membunuh micro organisme dari objek
 swab objek, desinfeksi
 Membuat steril alat yang akan digunakan
 Mengurangi resiko terpapar micro organisme  Alat
Pelindung Diri
 Ruangan kusus
Pengetahuan Tehnik Aseptik
Persyaratan Umum

 SDM atau petugas


memiliki pengetahuan dan ketrampilan tentang penyiapan dan
pengelolaan komponen sediaan steril termasuk prinsip teknik aseptik.
 Ruangan dengan tata letak kusus
 APD petugas
 Perlatan kusus yang mendukung (Almari penyiapan obat)
Langkah teknik aseptik
 Cuci tangan
 Memakai APD
masker
penutup kepala
sarung tangan
jas / jubah disposible
 Menyiapkan lingkungan kerja
 Menyiapkan objek
 Pengelolaan limbah
Kebersihan tangan

 Cuci tangan 6 langkah


 Prosedur terpenting untuk mencegah transmisi
penyebab infeksi (orang ke orang; objek ke orang)
 Antiseptik, dan air mengalir
 Bukti :cuci tangan menunjang penurunan
insiden MRSA di ICU
Penyiapan ruangan atau lingkungan
(disinfeksi area kerja)
 Disinfeksi ruang menggunakan alkohol 70 %
 Dengan menggunakan kasa steril
 Menyeka satu arah
 Dilakukan sebelum dan sesudah manipulasi
Menggunakan APD
Baju pelindung

 Bahan tahan terhadap air


 Tidak melepas serat kain
 Lengan panjang bermanset
 Model bisa ada penutup kepala
Masker dan topi

 Pilih masker yang sesuai (biasa atau N95)


 Perhatikan cara memakai masker
 Perhatikan cara memakai topi
Menggunakan sarung tangan

 Yang pas dan enak digunakan


 Pemakaian harus hati-hati
 Disinfeksi dengan alkohol 70%

Saat manipulasi
 Gunakan Powder Free steril
 Tangan tidak boleh menyentuh sarung tangan steril
Penyiapan Row Material

 Disinfeksi row material dengan alkohol 70%


 Atur dengan rapi
 Siapkan etiket dan keterangan lain yang diperlukan
 Lakukan re cheking
Kenali critical area

 Suatu area yang harus dijaga karena sensitif dapat


menimbulkan kontaminasi

Area: Syiring
Jarum
ampul
vial
mortar
Syring

NEVER TOUCH
Tip or Plunger
 Kenali ukuran syringe ( 1 ml, 3 ml, 5 ml, 10 ml, 20 ml, 50
ml)
 Tanda garis menunjukan perbedaan volume,
tergantung ukuran syring
 Jangan menggunakan syring denganukuran 2 kali lebih
besar dari volume yang dibutuhkan.
Jarum
 Semua bagian dari “needle”
adalah merupakan “Critical area”
 Tidak boleh disentuh dengan
tangan non steril
 Selalu tutup dengan “needle cap”
 Hub
tempat dimana jarum menempel pada syringe
 Bevel : ujung jarum
 Ukuran jarum ditentukan oleh dua nomor
diameter lubang (gauge)
panjang (inch)
nomor diameter lubang yang lebih besar menunjukan ukuran
diameter lubang lebih kecil
Ampul

 HEAD
 NECK
 SHOULDER

 Vial :
Karet penutup atas
Mortar

 Permukaan dalam
 Satu kali peracikan harus di cuci / disinfeksi
REKONSTITUSI
Penataan raw material

 Semua “raw material” baik vial


atau ampul diatur dalam
deretan yang rapi
 Check kebenaran semua
preparat
 Rechecking
Memasukkan dan Mengambil cairan dari vial

 Buka cap penutup vial, disinfeksi


 Masukkan “bevel” dengan hati-hati dan tekan
 Jaga agar tidak terjadi “coring”
(Pelebaran lubang pada tutup karet)
 Masukkan cairan melalui dinding vial
 Kocok pelan-pelan dengan needle masih
terpasang
Membuka ampul
Membuka ampul

 Bersihkan “ampoule neck”


dengan kasa yang dibasahi
alkohol 70 %
 Turunkan semua larutan ke
badan ampul
 Potong ampul dengan
menggunakan ibu jari dan
telunjuk
 Ambil larutan dari dalam ampul dengan posisi bevel
menghadap ke bawah
 Untuk volume kurang atau sama dengan 10 ml posisi
ampul bisa dimiringkan
Melepas APD
 Lepas sarung tangan luar dengan mengangkat bagian luar sarung tangan
tarik ke arah telapak tangan
 Angkat sarung tangan luar sehingga ujung ujung jari berada di dalam
sarung tangan
 Pegang sarung tangan dari dalam sampai semua terangkat, dibuang
 Lepas baju pelindung
 Lepas penutup kepala
 Lepas masker
 Lepas sarung tangan dalam
 Cuci tangan
Clean Room
Definisi

 Suatu ruangan yang konsentrasi partikel di udara


terkontrol dan bangunan digunakan untuk meminimalkan
penghantaran, peningkatan dan retention partikel dengan
mengatur temperatur, humidity dan tekanan.

 Penyiapan kemoterapi, TPN, IV admixture


tujuan
 Tempat yang aman untuk bekerja bagi petugas
 Untuk membuat proteksi produk dari partikel dan mikroba
 Mencegah cross contamination
 Adalah ruang kritis untuk membuat sediaan steril

Sebaiknya clean room didesain oleh clean room contractor


QA untuk LAF dan Clean Room harus di test secara periodik
Syarat
 Letak bangunan jauh dari lalu lalang orang
 Desain bangunan sesuai dengan kegiatan pembuatan produk
 Sediaan steril dan Non steril harus terpisah
 Ada ruang persiapan
 Mempunyai ruang ganti pakaian dan cuci tangan
 Buffer room / Anter room  dapat digunakan untuk
transferring cleaning material, alat-alat steril
 Syarat pintu masuk ke ruang CDR  harus disediakan negative
airlock
 Air system
 Sesuai standart CPOB 2006
Standart CPOB 2006

 Jumlah partikel (0,5 mikron tidak lebih atau sama dengan


350.000 partikel)
 Jumlah mikroba lingkungan atau permukaan tidak boleh lebih
atau sama dengan 100 meter kubik
 Jumlah pergatian udara (air exchange)
 Kecepatan aliran udara (air flow)
 Perbedaan tekanan udara (15 pascal)
 Temperatur ( 18 – 22 derajat celcius)
 kelembaban 35 – 50 %
 Konstruksi khusus (permanent hard wall), dinding mudah
dibersihkan, cat epoxi
 Pintu dan perabotan dari stainlees
 Penyinaran atau lampu akses dari atas
 Tekanan udara diatur (lebih positif)
 Minimalkan adanya barang
 Tidak untuk lalu lintas orang
 Tidak boleh makan dan minum
KLASIFIKASI RUANG PRODUKSI FARMASI

 Ruang kelas I (white area, clean space ) : Class 100


Tiap m3 Jumlah partikel maksimal 100
dengan ukuran < 0,5 μ
 Ruang kelas II (Support area) : Class 10.000
Tiap m3 Jumlah partikel maksimal 10.000
dengan ukuran < 0,5 μ
 Ruang kelas III (Grey area) : Class 100.000
Tiap m3 Jumlah partikel maksimal 100.000
dengan ukuran < 0,5 μ
 Ruang kelas IV (Black area) :
Tiap m3 Jumlah partikel maksimal 100.000 ukuran
< 0,5 μ dengan ventilasi udara memadai l
Differential Presure
 Untuk menjaga adanya cross contamination
 Menjaga aliran high (clean) ke lower grade (less clean)
 Perbedaan tekanan 10 – 15 pascal
LAMINAR AIR FLOW CABINET (LAFC)
Ada 2 tipe :
 LAFC Horisontal
1. Untuk membuat produk
* TPN
* IV admixture
* Eye preparation
2. Tekanan positif
3. Melindungi hasil produk
 LAFC vertikal
1. Untuk pencampuran obat sitostatika / Biohazard
2. Tekanan negatif
3. Melindungi produk
Melindungi petugas
Melindungi lingkungan
Prinsip pokok bekerja dengan menggunakan“LAF”

1. Pekerjaan Aseptik dilakukan dengan jarak minimal 6


inch dari batas luar LAF
2. Alat LAF harus “dihidupkan” terus menerus (24 jam)
3. Sebelum dan sesudah manipulasi “LAF” harus
dibersihkan dengan desinfektan (Alkohol 70 %, dengan
“Clean wipes”) menjauhi HEPA Filter
4. HEPA Filter tidak boleh tersentuh tangan, cairan
5. Hanya alat-alat yang diperlukan saja yang boleh berada
pada area kerja
6. Tidak boleh ada penghalang HEPA Filter dengan obyek
steril
7. Petugas harus menjaga “Teknik Aseptik” dengan
sungguh-sungguh (APD, makan/ minuman, bicara
seperlunya)
8. Alat LAF diletakkan jauh dari sumber partikel (lalu
lalang petugas, ventilasi dan lain-lain)
9. LAF harus dilakukan ceking tiap 6 bulan sekali oleh
“Qualified personal”
10. Apabila LAF digunakan tanpa menggunakan teknik
aseptik  produk yang dihasilkan pasti tidak steril
isolator
Perbandingan BSC dan Isolator

BSC Isolator
 Low initial cost  High initial cost
 Cost of setting  Cost of setting might be
 Clothing & cleaning cost lower
 Flexible  Easy access to room
 Ergonomic  Planning needed
 Easy glove change  Less ergonomic
 Difficult glove change
 Every isolator leaks
Kondisi kusus untuk pencampuran sediaan steril

RUANGAN

 Tetapkan ruangan paling bersih dan hanya kusus untuk menyiapkan obat
 Ruangan tertutup
 Tidak ada bak cuci
 Tidak ada rak atau papan permanen
 Lingkungan / lantai didisinfeksi dengan hypoclorin 100 ppm
 Dinding mudah dibersihkan
 Meja kerja jauh dari pintu
CARA KERJA
 Petugas memakai APD
 Disinfeksi tempat kerja
 Disinfeksi Row Material
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai