Anda di halaman 1dari 38

MAKALAH

ILMU DASAR KEPERAWATAN


PARASIT, KLAMIDIA, DAN RIKETSIA

Oleh :
KELOMPOK 2
BELLA VISTA
EGI SATYA. F
INDAH IRMALASARI
NURHAFIZA AINUN
YENI SARTIKA

UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA PADANG


FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat,
hidayah, dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah Ilmu Dasar
Keperawatan yang berjudul “Parasit, Klamidia, dan Riketsia”. Sholawat serta
salam tidak luput pula kita sanjungkan buat suri tauladan kita baginda nabi
Muhammad SAW rahmatan lil’alamin.

Dalam penulisan makalah ini kami menyadari penuh bahwa masih banyak
kekuranan dan kesalahan yang terdapat dalam makalah ini. Maka dari itu, kritik
serta saran yang membangun sangat saya butuhkan agar kami dapat terus belajar
dan berkembang kedepannya. Kemudian kami juga berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.

Kerinci, Oktober 2023

KELOMPOK 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
C. Tujuan...........................................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI....................................................................................3
A. Parasit............................................................................................................3
B. Klamidia......................................................................................................15
C. Riketsia........................................................................................................25
BAB III PENUTUP...............................................................................................32
A. Kesimpulan.................................................................................................32
B. Saran............................................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................34

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tubuh kita sepanjang waktu terpapar dengan bakteri, virus, jamur, dan
parasit, semuanya terjadi secara normal dan dalam berbagai tingkatan pada
kulit, mulut, jalan napas, saluran cerna, membran yang melapisi mata, dan
bahkan saluran kemih. Banyak dari agen infeksius ini mampu
menyebabkan kelainan fungsi fisiologis yang serius atau bahkan kematian
bila agen infeksius tersebut masuk ke jaringan yang lebih dalam.

Tubuh manusia telah diciptakan dengan berbagai macam sistem yang


berfungsi sebagai pertahanan tubuh. Selain itu juga terdapat respon-respon
tubuh terhadap benda asing yang bersifat merugikan. Apabila terjadi
cedera jaringan yang dikarenakan oleh bakteri, trauma, bahan kimia,
panas, atau fenomena lainnya maka jaringan yang cedera itu akan
melepaskan berbagai zat yang menimbulkan perubahan sekunder yang
sangat dramatis disekeliling jaringan yang tidak mengalami cedera.
Dewasa ini penyakit infeksi sudah merupakan penyakit dimana para
sarjana Kedokteran telah mengembangkan, baik terapi maupun penelitian-
penelitian tentang perkembangan, pencegahan dan pengobatan infeksi
maupun penyakit-penyakit, yang berhubungan dengan infeksi.

B. Rumusan Masalah
Berdasarakan latar belakang diatas, kelompok dapat mengambil rumusan
masalah sebagai berikut, yaitu:
1. Bagaimana Pembahasan Parasit ?
2. Bagaimana Pembahasan Riketsia ?
3. Bagaimana Pembahasan Clamida

1
C. Tujuan
Berdasarakan rumusan masalah diatas, kelompok dapat mengambil tujuan
masalah sebagai berikut, yaitu:
1. Tujuan Umum
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Dasar Keperawatan 2

2. Tujuan Khusus
a. Untuk Mengetahui Pembahasan Parasit ?
b. Untuk Mengetahui Pembahasan Riketsia ?
c. Untuk Mengetahui Pembahasan Clamida ?

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Parasit
1. Ruang Lingkup Parasitologi
Kata parasitologi berasal dari kata parasitos yang berarti jasad
yang mengambil makanan, dan logos yang berarti ilmu.
Berdasarkan istilah, parasitologi adalah ilmu yang mencari
organisme yang hidup untuk sementara entah tetap di dalam atau
pada permukaan organisme lain untuk mengambil makanan
sebagian atau seluruhnya dari organisme tersebut. Parasitologi
memiliki beberapa cakupan, diantaranya adalah :
a. Parasitologi Medis
Parasit dikenal sebagai alasan mengapa banyak orang menderita
penyakit. Parasit serangga seperti kutu menyebabkan gangguan
dan banyak parasit yang membawa penyakit dan menyebabkan
kematian bagi sejumlah besar populasi manusia. Parasitologi
medis melibatkan epidemiologi, kemoterapi yang menggunakan
bahan kimia untuk mengobati penyakit, imunologi yang
merupakan studi sistem kekebalan tubuh dan patologi yang
merupakan studi untuk menemukan penyakit yang tidak mudah
diidentifikasi, dan dengan demikian memerlukan proses untuk
ditemukan.

b. Parasitologi Pertanian
Parasitologi pertanian mempelajari tentang parasit pada tumbuhan
dan hewan, meneliti dan memahami tentang mereka yang
akhirnya menjadi sumber makanan bagi manusia. Parasit dapat
berbahaya tidak hanya dengan secara langsung menjadikan tubuh
manusia sebagai inang, tetapi dengan mengikuti sumber makanan
mereka, seperti tumbuhan dan hewan, dan menyebarkan penyakit.

3
c. Parasitologi veteriner
Parasitologi yang peduli dengan bidang veteriner merawat hewan
peliharaan (seperti sapi, kuda, unggas) serta hewan
pendamping (anjing dan kucing) dan hewan yang digunakan
manusia untuk kegiatan olahraga dan rekreasi. Tumbuhan dapat
membawa parasit, dan oleh karena itu mereka dapat digunakan
sebagai agen kontrol biologis terhadap serangga tanaman, yang
dapat membantu mengekang banyak kerugian.

d. Parasitologi Satwa Liar


Parasitologi Satwa Liar berkaitan dengan memahami habitat
alami hewan yang hidup di alam liar dan mengetahui ancaman
oleh parasit, yang dapat mengganggu kehidupan normal. Mereka
berupaya mencari tahu parasit yang membahayakan hewan-hewan
ini dan mengembangkan strategi untuk mencegah kasus semacam
itu.

e. Parasitologi di bidang farmasi


Perusahaan farmasi memberikan banyak peluang karier bagi
parasitolog. Mereka dapat bekerja di bidang pengembangan zat
kemoterapi, dan memahami penggunaannya yang lebih baik.
Mengembangkan obat-obatan semacam itu dapat digunakan untuk
mengurangi penyebaran parasit pada hewan, tumbuhan, dan juga
manusia.

f. Parasitologi sebagai Karier Akademis


Karir di bidang akademis dalam bidang Parasitologi dapat
menjadi peluang emas bagi calon peneliti. Dengan kehadiran
parasit di hampir semua organisme hidup, parasitologi memiliki
pengetahuan luas tentang sistem biologis dan ahli biologi yang
mampu. Posisi sebagai profesor di universitas akan memberikan

4
banyak peluang yang menantang bagi calon sebagai pendidik dan
peneliti. Peluang penelitian beragam, karena sifat parasit, yaitu
menemukan inang dalam makhluk hidup apa pun. Umumnya
tidak diketahui publik, bidang parasitologi memiliki potensi besar
di masa depan.

2. Pembagian Parasit
Sejalan dengan pengertian hidup parasitis, sesungguhnya parasit itu
meliputi semua golongan organisme, baik patogen maupun non
patogen, yaitu: bakteri, virus, rickettsiales, cendawan, hewan-hewan
uniseluler dan multiseluler. Parasit itu tidak memberi imbalan apapun,
apalagi menguntungkan kepada inangnya. Dipandang dari aspek
tempat berparasitnya, lama waktu berparasitnya, sifat parasitismenya,
jumlah inang yang diperlukan dalam siklus hidupnya, serta efek
perbuatan, maka sesungguhnya parasit itu bermacam-macam.
Bertitik tolak dari aspek-aspek parasitismenya itulah
makamanifestasi itu dapat dibagi sebagai berikut :
a. Berdasarkan cara pengambilahn makanan dari inang
1) Ektoparasit
Yaitu parasit yang hidup dalam permukaan luar tubuh inang,
atau di dalam liang-liang di dalam kulit atau ruang telinga luar
yang mempunyai hubungan dengan dunia luar. Contoh : Lintah
dan berbagai macam kutu seperti kutu anjing, kutu manusia,
kutu kerbau, dan sebagainya. Parasit-parasit tersebut
mengambil makanan dari permukaan tubuh inang atau mereka
hidup pada kulit inang sekaligus mengambil makanan dari
tubuh inang mereka.

2) Endoparasit atau Ektoparasit


Yaitu parasit yang hidup dalam alat-alt tubuh (hati, paru, limpa,
ginjal, otak) dan dalam sistem alimentaris, sistem sirkulasi,

5
sistem pernapasan atau yang dalam rongga dada, rongga perut,
persendian, dalam otot dan jaringan tubuh lainnya. Contoh :
- Berbagai macam cacing hidupnya di dalam saluran
pencernaan seperti Ascaris lumbricoides,
ancylostoma duodenale, taenia solium dan
sebagainya.

- Cacing tricinella (Tricinella spiralis) membuat cyste


dan hidupnya di dalm otot-otot dari babi, tikus,
kucing, anjing, beruang hitam dan juga dalam otot
manusia.
- Jenis cacing yang hidup dalam jaringan darah sperti
cacing filaris, juga protozoa yang terdapat di dalam
sel-sel darah seperti plasmodium.

b. Berdasarkan lama waktu hidup parasitnya.


1) Parasit temporer
parasit temporer atau parasit non periodis (non berkala) yaitu
parasit yang mengunjungi inangnya pada waktu berselang,
sehingga parasit-parasit tersebut tidak menetap pada inangnya.
Istilah “non” disini harus dibedakan dengan istilah “tidak”.
Tidak berkala atau tidak periodis itu berarti datangnya pada
inang hanya pada saat lapar, saatnya sama sekali tidak tertentu.
Non-berkala itu berarti saat- saat datangnya itu tertentu dalam
ketidak tentuan. Arti temporer itu ialah bahwa sebagian besar
waktu siklus hidupnyatidak berkontak dengan inang, dan
umumnya kunjugan pada hospes pada saat untuk makan, adalah
pendek saja. Parasit-parasit temporer itu semuanya adalah
serangga, terutama insekta (contoh pinjal) dan Arahnida
(contoh caplak).

6
2) Parasit stasioner
Yaitu parasit yang tinggal pada tubuh atau dalam tubuh inang
untuk selama menyelesaikan sebagian kecil dari siklus
hidupnya atau mungkin juga sebagian besar dari siklus
hidupnya, atau bahkan menyelesaikan seluruh siklus hidupnya.
Parasit-parasit yang termasuk golongan pertama disebut parasit
stasioner berkala (stasioner periodis), sehingga parasit-parasit
golongan kedua dan ketiga disebut parasit permanen.

c. Berdasarkan sifat keparasitannya


1) Parasit insidental
Yaitu parasit yang secara kebetulan atau sebagai suatu
kecelakaan terdapat pada inang yang tidak wajar. Contoh :
cacing pita biji ketimun, Dipylidium canimun, sebagai cacing
dewasa biasanya terdapat dalam inang anjing. Tetapi secara
kebetulan terdapat pada manusia, terutama anak-anak.

2) Parasit eratika
Yaitu parasit yang berparasit pada inang yang wajar tetapi
lokasinya (yaitu macam jaringan atau alat tubuh) yang tidak
wajar atau tidak seperti yang biasanya. Contoh : Ascaris
lumbricoides secara normal terdapat dalam usus dua belas jari
manusia, karena sesuatu hal, misalnya karena kelaparan yang
lama atau karena gerakan anti peristaltik dinding usus maka
cacing bermigrasi ke saluran empedu, atau terdorong ke dalam
lambung dan hidup sebagai parasit eratika di tempat tersebut.

3) Parasit Obligat
Yaitu parasit yang untuk kelangsungan hidupnya dan untuk
kelansungan eksistensi jenisnya mutlak memerlukan adanya
organisme lain sebagai inang. Semua organisme patogen baik

7
bakteri, virus, richkettsiales, protozoa maupun metazoa adalah
parasit obligat. Parasit obligat tidak mampu hidup tanpa
bantuan makanan dari organisme lain jenis.

4) Parasit fakultatif
Yaitu parasit yang dalam keadaan normal hidup mandiri, tetapi
karena sesuatu sebab terpaksa hidup sebagai parasit. Sifat hidup
keparasitannya tidak mutlak, jadi parasitisme fakultatif bukan
suatu keharusan. Contoh : lalat –lalat Sarchophaga, Chrysomya
danCaelophora dan lain-lain anggota suku Calliphorinae, baik
larva, pupa dan dewasa secara normal hidup mandiri. Tetapi
jika saat lalat betina akan bertelur dan lalat tersebut tidak
menemukan kotoran yang dikehendaki, lalat betina yang sudah
mendesak untuk meletakkan telurnya akan meletakan telur-
telurnya pada luka, di selasela tracak (kaki hewan) dalam
lubang telinga luar, dan sebagainya. Larva yang kemudian
menetas “terpaksa” berparasit pada bagian-bagian tubuh hewan
itu dan menyebabkan kondisi yang disebut “Myasis” atau
belatung.

d. Berdasarkan kebutuhan jumlah individu inang dalam


menyelesaikan siklus hidupnya
1) Parasit monoxen
Yaitu parasit yang hanya membutuhkan satu individu
inang dalam menyelesaikan seluruh sikus hidupnya.
Semula kutu yang hidupnya kosmopolitan seperti
Pediculus humanus, Phthyrus pubis, Mllophagus ovinus
dan lain-lain merupakan parasit monoxen.Kutu-kutu
tersebut berparasit pada satu individu mulai sejak larva
sampai dewasa.

8
2) Parasit heteroxen
Yaitu parasit yang dalam menyelesaikan siklus hidupnya
melalmpaui stadium-stadium yang stiap stadium
membutuhkan inang yang berlainan jenisnya satu dari
yang lain dan biasanya jenis inangnya tertentu pula.
Contoh : Paragonius westermanimembutuhkan siput air
tawar Melania sp sebagai inang intermediar. Sekaria
yang kemudian keluar dari siput itu akan menjadi ksita
jika ditelan oleh udang (Ascatus sp.) sebagai inang
perantara kedua. Anjing atau manusia yang memakan
udang tersebut secara mentah akan membantu cacing
tersebut tumbuh menjadi cacing dewasa di dalam paru-
paru.

3) Parasit polixen
Yaitu parasit yang memerlukan lebih dari satu individu
inang, bahkan biasanya 5 – 8 inang tetapi semuanya dari
satu jenis, jika dikaji kembali tentang pengertian inang
perantara dan inang definitif parasit polixen itu satu jenis
juga, tatapi berlainan individu. Contoh : semua jenis
caplak lunak (argasidae) dan hampir seluruh caplak
keras d. Parasit diheteroxen Yaitu parasit yang dalam
siklus hidupnya memerlukan dua inang yang berbeda
jenis. Contoh Fasiola gigantica, Taenia saginata,dan
Taenia solium membutuhkan dua inang yang berbeda
dalam siklus hidupnya.

e. Berdasarkan tingkat efek penularan atau infestasinya.


1) Parasit patogen
Yaitu parasit yang dapat menyebabkan penyakit pada inangnya.
Contohnya : Plasmodium falciparum menyebabkan malaria

9
tropika, Lesmania donorami menyebabkan penyakit kala azar
pada manusia.

2) Parasit non-patogen
Parasit non-patogen tidak identik dengan parasit tidak patogen.
Parasit non patogen merupakan parasit yang terdapat di dalam
tubuh inang tetapi tidak menimbulkan gangguan yang berarti.
Contoh : Fasiola gigantea itu patogen terhadap sapi tetapi
bersifat non-patogen terhadap kambing dan domba. Jadi
penggolongan parasit menjadi patogen atau non-patogen itu
lebih bertolak pada jenis inang . Perlu diingat bahwa jika
kondisi yang bersangkutan menurun, karena makanan jelek
atau tidak mencukupi, cuaca buruk dan sebagainya, maka
parasit itu biasanya tergolong non-patogen dapat saja menjadi
parasit patogen.

3) Parasit tidak patogen


Yaitu parasit yang secara normal tidak menyebabkan gejala
penyakit akibat langsung dari parasit tersebut, kecuali apabila
ada faktor-faktor tertentu yang mempengaruhi sehingga parasit
yang tidak patogen menjadi patogen.

3. Hospes Parasit
Parasit adalah organisme yang hidupnya menumpang (mengambil
makanan dan kebutuhan lainnya) dari makhluk hidup lain. Organisme
yang ditumpangi atau mendukung parasit disebut host atau hospes atau
tuan rumah. Sebagian besar parasit yang hidup pada tubuh hospes
tidak menyebabkan penyakit (parasit non-patogen), namun dalam
parasitologi medis kita akan fokus pada parasit (patogen) yang
menyebabkan penyakit pada manusia. Hospes (inang) adalah
tempat hidup parasit. Ada beberapa macam hospes, antara lain;

10
a. Hospes definitif yaitu hospes tempat parasit hidup tumbuh
menjadi dewasa dan berkembang biak secara seksual.

b. Hospes perantara adalah tempat parasit tumbuh


menjadi bentuk infektif yang siap ditukarkan kepada
hospes (manusia).

c. Hospes reservoir adalah hewan yang mengandung


parasit yang menjadi sumber infeksi bagi manusia.

d. Hospes paratenik adalah hewan yang mengandung


stadium infektif parasit, dan stadium infektif ini dapat
ditularkan menjadi dewasa pada hospes definitif.
Hubungan parasit dengan hospes dan menimbulkan
gejala penyakit disebut infeksi. Penyakit yang disebabkan oleh
parasit disebut parasitosis. Vektor adalah spesies (umumnya

serangga) yang dapat menularkan parasit pada manusia dan


hewan.

4. Penularan dan Sumber Penularan Parasit


Masuknya atau pintu masuk stadium infektif parasit ke hospes
definitifnya melalui berbagai modus tergantung spesies parasitnya
antara lain:
a. Per kutan atau melalui kulit.
Kulit merupakan barier pertama terhadap masuknya
organisme asing ke dalam tubuh hewan. Sehingga
kerusakan kulit apapun termasuk stadium infektif parasit
akan mempermudah masuknya organisme lain ke dalam
tubuh. Ada dua cara masuknya stadium infektif parasit yang
melalui kulit yaitu secara aktif dan pasif. Yang aktif,
misalnya L3 dari cacing Ancylostma, serkaria cacing
Schistosoma sp., larva koid) Sparganum proliferum secara

11
aktif menembus kulit yang tipis, mata, alat kelamin dan
sebagainya. Yang pasif, misalnya tripanosoma dan T. evansi
yang masuk lewat kulit karena lewat lalat pengihisap yang
telah melukai kulit hospesnya. Masuknya stadium parasit
hospesnya lewat perantaraan Arthropoda penghisap darah
disebut secara inokulatif.

b. Per os atau melalui mulut.


Masuknya stadium infektif ke dalam hospesnya melalui
mulut biasanya bersama dengan pakan / air minum
hospesnya, karena terjilat. Stadium- stadium infektif seperti
sebagian besar L3 cacing strongil, oosista yang telah
bersporulasi dari Eimeria, metaserkaria masuk ke hospesnya
melalui pakan atau air minum, sedangkan stadium infektif
Habronema sp. masuk ke dalam hospesnya karena terjilat.
Stadiuminfektif seperti pleroserkoid dan berbagai bentuk
stadium infektif cacing pita alur terestik dan larva Trichinella
masuk melalui mulut karena mtermedier atau hospes
paratenik termakan oleh hospes definitifnya.

c. Kontak langsung.
Tungau parasit seperti Sarcoptes, Chorioptes, Notoedres,
ciectes, Demodex, stadium infektifnya adalah nimfa dan
stadium vasanya. Tungau-tungau tersebut pindah ke hospes
definitifnya terjadi karena kontak langsung dengan hospes
penderita.

d. Diaplasenter.
Ada beberapa stadium parasit yang dapat memasuki hospes
iya secara diaplasenter atau melewati peredaraan fetus L3
Toxocara dan Ancylostoma caninum dapat menginefeksi

12
fetusnya melewati pembuluh darah fetus, sehingga hewan
muda yang baru lahir sudah terinfestasi parasit.

e. Transmamer.
Hewan muda yang sedang menyusui juga dapat terinfeksi
parasit karena air susu induknya mengandung stadium
infektif seperti oleh Toxocara canis.

f. Urogenetal.
Alat kelamin juga merupakan pintu masuknya stadium
infektif parasit. Parasit-parasit seperti Trypanosoma
equicrdwn dan Tritrichomonas foetus masuk ke dalam
hospes barunya ketika hospesnya sedang melakukan koitus.
Stadium infektif yang berhasil masuk ke dalam calon
hospesnya langsung tumbuh dan berkembang di tempat
predileksinya atau sebelumnya harus melakukan migrasi
lebih dahulu melalui berbagai jaringan nya. Migrasi parasit
dari tempat masiiknya stadium infektif ke tempat
predileksinya disebut dengan emigrasi. Istilah emigrasi
sebetulnya juga diperuntukan untuk perpindahan atau
pergeseran tempat parasit stadium dewasa. Pergeseran tempat
parasit stadium dewasa ini terjadi mungkin karena beberapa
sebab antara lain adanya spesies parasit lain, respon imun
hospes atau sedang melepaskan produk reproduksinya.
Sebagai contoh pergeseran tempat parasit stadium dewasa
adalah pada kasus Darcunculus medinensis. Cacing
Dracunculus adàlah cacing nematoda yang dewasanya dapat
berlokasi di berbagai jaringan subkutan manusia dan
beberapa hewan (anjing, sapi, kuda), pada saat cacing betina
gravid, cacing betina lalu pindah ke anggota gerak bawah
untuk melepaskan produk reproduksinya yaitu larvanya

13
melalui hospesnya untuk dibebaskan ke dalam air.

Faktor mengapa cacing betina ke anggota gerak bagian


bawah tidak diketahui. Nasib stadium infektif setelah masuk
kedalam hospesnya ada beberapa kemungkinan (lihat skema)
yaitu:
1) parasit akan mati, karena masuk pada hospes yang tidak
sesuai
2) parasit akan tumbuh berkembang sampai pada stadium
yang mampu ghasilkan fase dispersi atau diseminasinya
( telur, larva, oosista atau serkaria) karena masuk pas pada
hospes definitifnya.
3) parasit akan membentuk sista dalam jaringan hospesnya
( pada hospes nik), mungkin dengan harapan akan tumbuh
dan berkembang lebih lanjut termakan hospes
definitifnya. Bila tidak pernah ketemu atau termakan
hospes definitifnya maka disebut dengan impasparasit.

5. Ekologi Parasit, Simbiosis, dan Hidup Parasit


Parasit dapat menyediakan informasi tentang ekologi populasi
inang. Sebagai contoh, dalam biologi perikanan, komunitas
parasit dapat digunakan untuk membedakan populasi yang
berbeda dari spesies ikan yang bersama-sama menghuni kawasan
itu. Di samping itu, parasit memiliki sejumlah sifat khusus dan
strategi riwayat hidup yang memungkinkannya mengkolonisasi
inang. Memahami aspek-aspek ekologi parasit ini dapat
menerangkan strategi penghindaran parasit yang dikandung inang.

Pengertian Parasit merupakan adanya sebuah organisme yang


biasanya memakan makanan dari organisme lain, sedangkan
organisme yang dapat dicerna biasanya adalah inang. Simbiosis

14
Parasitisme merupakan simbiosis yang terjadi yakni dengan
antara dua hal yang berbeda, namun dalam kasus ini bisa
berbahaya bagi satu pihak dan pihak lain untuk mendapat manfaat
darinya. Itu berarti bahwa salah satu objek digunakan atau
berguna untuk menghancurkan yang lain.

Contoh-contoh simbiosis parasit pada umumnya adalah organisme


parasit seperti kutu, cacing, jamur, bakteri, parasit dan banyak
lagi. Organisme parasit lebih kecil dan bisa lebih cepat. Parasit
membutuhkan makhluk lain sebagai dimakan, atau berlindung.
Dalam contoh ini, parasitisme simbolik biasanya tidak mengarah
pada kematian organisme yang dimaksud. Karena alasan ini,
proses makan dalam rantai makanan tidak diklasifikasikan
sebagai parasitisme simbiosis. Ini karena organisme parasit juga
membutuhkan sesuatu yang lain sebagai bertahan hidup.

B. Klamidia
1. Pengertian Klamidia
Klamidia adalah bakteri yang umum ditularkan melalui
infeksi menular seksual. Infeksi ini menulari wanita dan
pria, termasuk pria yang berhubungan seksual dengan pria.
Pada wanita, bakteri ini menyebabkan infeksi pada serviks
dan pada pria menyebabkan infeksi pada uretra. Walaupun
jarang terjadi, tetapi Klamidia dapat menginfeksi anus dan
menyebabkan conjunctivitis (inflamasi pada mata).

Klamidia adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri


Chlamydia trachomatis yang ditularkan melalui kontak
seksual. Ini adalah penyakit menular seksual yang paling
umum. Klamidia dapat menginfeksi penis, vagina, leher

15
rahim, dubur, saluran kencing, mata, atau tenggorokan.
Infeksi klamidia adalah salah satu PMS yang paling umum.
Klamidia adalah bakteri berbentuk bola. Banyak orang yang
terinfeksi klamidia tidak memiliki gejala sehingga tidak
menyadarinya. Hal ini meningkatkan resiko menular ke
pasangan dan berkembang kronis menjadi radang panggul. Bila
timbul gejala, Klamidia dapat ditandai dengan keluarnya cairan
dari penis/vagina, rasa gatal di kelamin, dan rasa sakit saat
buang air kecil dan berhubungan seks. Klamidia dapat diobati
dengan antibiotik.

Mikrooganisme normal adalah mikrooganisme yang terdapat


pada tubuh bagian tertentu dan pada usia tertentu.
Mikroorganisme yang secara alamiah menghuni tubuh manusia
disebut flora normal. Chlamydiae adalah mikroorganisme
intraselular gram negatif kecil yang secara khusus menginfeksi
sel epitel squamocolumnar. Morfologi inklusinya adalah bulat
dan terdapat glikogen di dalamnya. C. trachomatis peka
terhadap sulfonamida, memiliki plasmid, dan jumlah
serovarnya adalah 15.

2. Klasifikasi Klamidia
Ordo : Chlamydiales
Famili : Chlamydiaceae
Genus : Chlamydia
Spesies : Chlamydia trachomatis
Chlamydia yang menyebabkan penyakit pada manusia
diklasifikasikan menjadi 3 spesies:
a. psittaci, penyebab psittacosis.
b. C. trachomatis, termasuk serotipe yang menyebabkan
trachoma,infeksi alat kelamin, Chlamydia conjunctivitis

16
dan pneumonia anak dan serotipe lain yang menyebabkan
Lymphogranuloma venereum.
c. C. pneumoniae, penyebab penyakit saluran
pernapasan termasuk pneumonia dan merupakan
penyebab penyakit arteri koroner.

Chlamydia adalah infeksi penyakit menular seksual yang sangat


umum. Infeksi ini dapat diobati dengan mudah tapi jika tidak
ditangani dapat menyebabkan masalah kesehatan dan
kesuburan.Chlamydia disebabkan oleh bakteri yang
berkembang biak di selaput lendir dari alat kelamin. Hal ini
dapat menyebabkan peradangan saluran kencing, dubur
dan leher rahim.

Ketika infeksi terjadi pada anus, pasien biasanya tidak


merasakan gejala meskipun mungkin merasa tidak nyaman.
Kadang-kadang ada lendir, iritasi, gatal dan nyeri. Infeksi
Chlamyidia di tenggorokan juga mungkin tidak memberikan
gejala apapun. Jika mata Anda terinfeksi, bakteri dapat
menyebabkan iritasi dan keluarnya cairan dari salah satu atau
kedua mata Anda (konjunktivitis).

Manusia adalah inang alami untuk C trachomatis. Infeksi


Chlamydia trachomatis pada banyak negara merupakan
penyebab utama infeksi yang ditularkan melalui hubungan
seksual. Laporan WHO tahun 1995 menunjukkan bahwa
infeksi oleh C. trachomatis diperkirakan 89 juta orang. Di
Indonesia sendiri sampai saat ini belum ada angka yang pasti
mengenai infeksi C. trachomatis Infeksi C. trachomatis
sampai saat ini masih merupakan problematik karena keluhan
ringan, kesukaran fasilitas diagnostik, mudah menjadi kronis

17
dan residif, dan mungkin menyebabkan komplikasi yang serius
seperti infertilitas dan kehamilan ektopik.

Infeksi chlamydia trachomatis mempengaruhi serviks, uretra,


serpihan, uterus, nasofaring, dan epididimis. Ini adalah penyakit
menular seksual yang paling umum dilaporkan (STD) di
Amerika Serikat dan penyebab utama infertilitas pada wanita.
Infeksi C trachomatis juga menyebabkan penyakit lain,
termasuk konjungtivitis, pneumonia atau pneumonitis, sindrom
pneumonia afebris (pada bayi yang lahir dengan vaginal
sampai ibu yang terinfeksi), sindrom Fitz-Hugh-Curtis, dan
trachoma (penyebab utama kebutaan yang didapat di dunia).

3. Jenis Bakteri Penyebab Penyakit


a. Infeksi pada Pria
- Uretritis
Infeksi di uretra merupakan manifestasi primer infeksi
chlamydia. Masa inkubasi untuk uretritis yang
disebabkan oleh C. trachomatis bervariasi dari sekitar
1 — 3 minggu. Pasien dengan chlamydia, uretritis
mengeluh adanya duh tubuh yang jernih dan nyeri pada
waktu buang air kecil (dysuria). Infeksi uretra oleh karena
chlamydia ini dapat juga terjadi asimtomatik.
Diagnosis uretritis pada pria dapat ditegakkan dengan
pemeriksaan pewarnaan Gram atau biru methylene dari
sedian apus uretra. Bila jumlah lekosit PMN melebihi 5
pada pembesaran 1000 x merupakan indikasi uretritis.
Perlu diketahui bahwa sampai 25% pria yang menderita
gonore, diserta infeksi chlamydia. Bila uretritis karena
chlamydia tidak diobati sempurna, infeksi dapat menjalar

18
ke uretra posterio dan menyebabkan epididimitis dan
mungkin prostatitis. Proktitis trachomatis dapat
menyebabkan proktitis terutama pada pria homoseks.
Keluhan penderita ringan dimana dapat ditemukan
cairan mukus dari rektum dan tanda-tanda iritasi, berupa
nyeri pada rektum dan perdarahan.

- Epididimitis
Sering kali disebabkan oleh C. trachomatis, yang dapat
diisolasi dari uretra atau dari aspirasi epididimis. Dari
hasil penelitian terakhir mengatakan bahwa C.
trachomatis merupakan penyebab utama epididimitis
pada pria kurang dari 35 tahun (sekitar 70 -90%).
Secara klinis, chlamydial epididimitis dijumpai berupa
nyeri dan pembengkakan scrotum yang unilateral dan
biasanya berhubungan dengan chlamydial uretritis,
walaupun uretritisnya asimptomatik.

- Prostatitis
Setengah dari pria dengan prostatitis, sebelumnya dimulai
dengan gonore atau uretritis non gonore. InfeksiC.
trachomatis pada prostat dan epididimis pada
umumnya merupakan penyebab infertilitas pada pria.

- Sindroma Reiter
Suatu sindroma yang terdiri dari tiga gejala yaitu: artritis,
uretritis dan konjungtivitis, yang dikaitkan dengan infeksi
genital oleh C. trachomatis. Hal ini disokong dengan
ditemukannya “Badan Elementer” dari C. trachomatis
pada sendi penderita dengan menggunakan teknik Direct

19
Immunofluerescence.

b. Infeksi Pada Wanita


Infeksi pada Wanita Sekitar setengah dari wanita dengan
infeksi C. trachomatis di daerah genital ditandai dengan
bertambahnya duh tubuh vagina dan atau nyeri pada waktu
buang air kecil, sedangkan yang lainnya tidak ada keluhan
yang jelas. Pada penyelidikan pada wanita usia reproduktif
yang datang ke klinik dengan gejala-gejala infeksi traktus
urinarius 10 % ditemukan carier C. trachomatis.
Faktor resiko infeksi C. trachomatis pada wanita adalah :
- Usia muda, kurang dari 25 tahun

- Mitra seksual dengan uretritis

- Multi mitra seksual

- Swab endoserviks yang menimbulkan perdarahan

- Adanya sekret endoserviks yang mukopurulen.

- Memakai kontrasepsi “non barier” atau tanpa kontrasepsi

1) Servisitis
Chlamydia trachomatis menyerang epitel silindris
mukosa serviks. Tidak ada gejala-gejala yang khas
membedakan servisitis karena C. trachomatis dan
servisitis karena organisme lain. Pada pemeriksaan
dijumpai duh tubuh yang mukopurulen dan serviks yang
ektopi. Pada penelitian yang menghubungkan servisitis
dengan ektopi serviks, prevalerisi servisitis yang
disebabkan C. trachomatis lebih banyak ditemukan pada
penderita yang menunjukkan ektopi serviks

20
dibandingkan yang tidak ektopi. Penggunaan kontrasepsi
oral dapat menambah resiko infeksi Chlamydia
trachomatis pada serviks, oleh karena kontrasepsi oral
dapat menyebabkan ektopi serviks.

2) Endormitritis
Servisitis oleh karena infeksi C. trachomatis dapat
meluas ke endometrium sehingga terjadi endometritis.
Tanda dari endometritis antara lain menorrhagia dan
nyeri panggul yang ringan. Pada pemeriksaan
laboratorium, chlamydia dapat ditemukan pada aspirat
endometrium.

3) Salfingitis (PID)
Salfingitis terjadi oleh karena penjalaran infeksi secara
ascenden sehingga infeksi sampai ke tuba dan
menyebabkan kerusakan pada tuba (terjadi tuba
scarring). Hal ini dapat menyebabkan infertilitas dan
kehamilan ektopik. Wanita dengan PID, lebih separuh
disebabkan oleh chlamydia, umumnya mengeluh rasa
tidak enak terus di perut bawah. Itu lantaran infeksi
menyebar ke rahim, saluran telur, indung telur, bahkan
sampai ke leher rahim juga.

4) Perihepatitis (Fitz - Hugh - Curtis Syndrome)


Infeksi C. trachomatis dapat meluas dari serviks melalui
endometrium ke tuba dan kemudian parakolikal menuju
ke diafragma kanan. Beberapa dari penyebaran ini
menyerang permukaan anterior liver dan peritoneum
yang berdekan sehingga menimbulkan perihepatitis.
Parenchym hati tidak diserang sehingga tes fungsi hati

21
biasanya normal.

4. Morfologi dan fisiologi


Chlamydia trachomatis termasuk dalam famili chlamidiaceae.
Bakteri ini dapat membentuk badan inklusi intrasitoplasma
yang padat dan mengandung glikogen. Chlamydia trachomatis
umumnya peka terhadap sulfonamida, dapat menyebabkan
pneumonitis pada tikus dan manusia, serta dapat menyebabkan
penyakit trakoma, konjungtivis inklusi, uretritis non spesifik,
salpingitis, servistitis, pneumonitis pada bayi, dan
limfogranuloma.
Chlamydia merupakan bakteri intraseluler yang bersifat
obligat dn diketahui sebagai penyebab penyakit pada manusia,
seperti penyakit menular seksual, infeksi mata, dan infeksi
paru pada bayi baru lahir yang ditularkan pada saat dilahirkan
dari ibu yang mengidap infeksi chlamydia.
Bakkteri chlamydia trachomatis dapat ditumbuhkan pada kantong
kuning telurbertunas dan dapat membentuk badan inklusi
elementer.

5. Patogenitas dan gejala penyakit


a. Trakoma
Kongjungtivitis yang disebabkan oleh infeksi klamidia dapat
muncul tiba-tiba atau secara pelan pelan. Infeksi dapat
berlangsung tahunan jika tidak diobati. Namun, penyakit
yang berlangsung lama di daerah hiperendemis
disebabkan oleh terjadinya re-infeksi berulang kali. Ciri
khas dari penyakit ini adalah timbulnya folikel limfoid dan
inflamasi pada kongjungtiva. Dalam perjalanan penyakit,
sesuai dengan keparahan penyakit dan lama inflamasi,

22
penyakit ini menimbulkan terbentuknya jaringan perut
disekitar kelopak mata sehingga dapat menimbulkan
deformitas pada kelopak dan bulu mata, selanjutnya dapat
menyebabkan abrasi kronis pada kornea mata dan terbentuk
jaringan perut yang yang adapat menggangu penglihatan dan
dapat menimbulkan kebutaan pada usia dewasa.

b. Konjungtivitis inklusi
kongjutivitis inklusi atau swimming pool congjutivitis
merupakan kongjutivitis jinak yang dapat dijumpai pada bayi
yang baru lahir atau pada orang dewasa. Secara klinis,
kongjutivitis inklusi berbeda dengan trakoma Karena tidak
menunjukkan adanya pannus dan parut pada kornea.
Meskipun dianggap sebagai penyakit yang dapat sembuh
sendiri, penyakit ini dapat menetap selama beberapa bulan
atau bahkan bertahun-tahun pada orang dewasa. Bakteri
penyebab penyakit ini adalah Clamydia trachomatis
serotipe E sampai K.

c. Pneumonia
Penyakit paru yang disebabkan oleh infeksi bakteri Clamydia
Tracomatis bersifat sub-akut. Penyakit ini menyerang
neonates yang lahir dari ibu yang mengidap infeksi pada
serviks.penyakit ini ditandai dengan serangan yang
berlangsung secara perlahan-lahan, tetapi berbahaya yaitu
berupa batuk, demam ringan, bercak-bercak ifiltrat pada
fototoraks akibat hiperinfiltrasi,eosinophilia, dan peningkatan
igM dan igG. Masa inkubasi pada penyakit ini tidak
diketahui, tetapi pneumonia dapat muncul pada bayi
berusisa 1 sampai 18 miggu.

23
d. Klamidiasis
Infeksi klamidiasis dapat ditularkan melalui hubungan
seksual. Pada pria, infeksi klamidia dapat berupa
urethritis; pada wanita, berupa serivsitis mukopurulen.
Manifestasi klinis urethritis terkadang sulit dibedakan pada
dengan gonore, yang meliputi adanya secret mukopurulen
dalam jumlah sedikit atau sedang, gatal pada uretra, dan rasa
panas ketika buang air seni.

e. Limfogranuloma venereum
Limfogranuloma venereum adalah penyakit seksual menular
yang disebabkan oleh chlamidya trachomatis. Penyakit
ini ditemukan didaerah tropis dan subtropis.galur
chlamydia trachomatis yang menyebabkan Limfogranuloma
venereum. Gejala penyakit yang timbul dalam 3-12 hari
setelah infeksi akan timbul lepuhan kecil berisi cairan yang
tidak disertai nyeri pada organ reproduksi(penis dan vagina),
lalu lepuhan berubah menjadi ulkus yang akan segera
membaik sehingga tidak diperhatikan oleh penderita.
Selanjutnya akan terjadi pembengkakakn kelenjar getah
bening yang akan tampak kemerah merahan. Gejala lain
dalah : demam, tidak enak badan, sakit kepala, nyeri sendi
dan lain lain.

6. Gejala
Gejala mula timbul dalam waktu 3-12 hari atau lebih
setelah terinfeksi. Pada penis atau vagina muncul lepuhan kecil
berisi cairan yang tidak disertai nyeri. Lepuhan ini berubah
menjadi ulkus (luka terbuka) yang segera membaik sehingga
seringkali tidak diperhatikan oleh penderitanya. Selanjutnya
terjadi pembengkakan kelenjar getah bening pada salah satu atau

24
kedua selangkangan. Kulit diatasnya tampak merah dan teraba
hangat, dan jika tidak diobati akan terbentuk lubang (sinus) di
kulit yang terletak diatas kelenjar getah bening tersebut.Dari
lubang ini akan keluar nanah atau cairan kemerahan, lalu akan
membaik; tetapi biasanya meninggalkan jaringan parut atau
kambuh kembali. Gejala lainnya adalah demam, tidak enak
badan, sakit kepala, nyeri sendi, nafsu makan berkurang, muntah,
sakit punggung dan infeksi rektum yang menyebabkan keluarnya
nanah bercampur darah. Akibat penyakit yang berulang dan
berlangsung lama, maka pembuluh getah bening bisa mengalami
penyumbatan, sehingga terjadi pembengkakan jaringan. Infeksi
rektum bisa menyebabkan pembentukan jaringan parut
yang selanjutnya mengakibatkan penyempitan rektum.

7. Epidemiologi
Penyakit yang disebabkan oleh infeksi klamidia tersebar di
seluruh dunia. Infeksi ini banyak ditemukan di negara
berkembang dan bersifat endemis, terutama pada masyarkat yang
kurang mampu. Di daerah endemis, trakoma muncul pada masa
kanak-kanak, dan kemudian, meninggalkan jaringan parut di
masa remaja dengan tingkat disabilitas yang bervariasi dan
kemungkinan dapat menjadi buta. Penularan infeksi terjadi
melalui kontak langsung dengan penderita yang terinfeksi, yaitu
melalui sekret yang keluar dari mata dan nasofaring, ataupun
secara tidak langsung melalui benda-benda yang terkontaminasi.
Masa penularan berlangsung selama masih ada lesi aktif di
konjungtiva. Lalat, terutama Musca sorbens di Afrika dan Timur
Tengah, dan jenis Hippclates di Amerika Selatan merupakan
binatang yang ikut berperan dalam penybaran penyakit.

25
C. Riketsia
1. Pengertian Ricketsia
Ricketsia adalah suatu mikroorganisme yang mempunyai sifat
antara bakteri atau virus. Bentuknya pleomorfik, berbentuk
coccus, coccobacillus, baccilus atau filament; Gram negatif;
ukuran; panjang antara 0,3-2,0 mikron dan tebal antara 0,3-0,5
mikron. Mempunyai dinding sel yang jelas (seperti
bakteri).dapat dilihat dengan mikroskop biasa (seperti bakteri).
Ricketsia adalah parasit intra seluler (seperti virus), untuk
pembenihannya perlu sel yang masih hidup.Berkembang biak
dengan jalan membelah diri (seperti bakteri). Rickettsia
spesies yang dibawa oleh banyak kutu, tungau , dan caplak,
dan menyebabkan penyakit pada manusia seperti tipus,
rickettsialpox, demam Boutonneuse, demam gigitan kutu
Afrika, melihat demam Rocky Mountain, Australia Tick Tifus,
Pulau Flinders Spotted Demam tifus dan Queensland tick.
Penyakit karena ricketsia dapat diobati dengan antibiotik.
Ricketsia umumnya merupakan "parasit"pada arthropoda di
mana arthropoda sebagai host intermediate,merupakan bagian
dari siklus hidupnya. Ricketsia yang menumpang hidup pada
arthropoda tidak menyebabkan matinya arthropoda, sehingga
hubungannya lebih bersifat simbiose mutualisme.

Menularnya kepada manusia melalui gigitan arthropoda atau


melalui inhalasi udara yang mengandung debu-debu feces
arthropoda yang berasal dari pakaian atau tempat
tidur.Ricketsia memiliki kecenderungan untuk menyerang sel
endothelial kapiler, sehingga infeksi karena ricketsia selalu
ditandai dengan adanya ruam di kulit (bintik kemerahan di
kulit) karena pecahnya pembuluh kapiler.

26
2. Struktur Ricketsia
Rickettsia berasal dari Phylum:Proteobacteria, Kelas:Alpha
Proteobacteria, Ordo:Rickekettsiales, Famili:Rickettsiaceae,
Genus:Rickettsia, Gram-negatif, non-sporeforming, bentuknya
pleomorfik yang pada umumnya berukuran 1 — 0,3 mikron
dapat hadir sebagai cocci (0,1 pM diameter), batang (1-4 pM
panjang) atau benang seperti (10 pM panjang). Meskipun
sangat kecil dan selalu terdapat didalam sel, Rickettsia
bukanlah termasuk virus melainkan golongan bakteri.
Rickettsia mempunyai sifat-sifat yang sama dengan sifat-sifat
bakteri yaitu mengandung asam nukleat yang terdiri dari RNA
dan DNA, berkembang biak dengan pembelahan biner, dinding
sel mengandung mukopeptida, mempunyai ribosom,
mempunyai enzim yang aktif pada metabolisme, dihambat oleh
obat-obat anti bakteri dan dapat membentuk ATP sebagai
sumber energi .Rickettsia dapat berbentuk batang pendek,
kokoid atau pleomorf (kokobasilus pleomorfik). Rickettsia
mempunyai struktur dinding sel gram negative sehingga
mempermudah untuk hidup didalam kuning telur embrio yang
terdiri dari peptidoglikan yang mengandung asam muramat dan
asam diaminopimelat.Pada rickettsia, bagian yang tumbuh
berbeda-beda.

3. Infeksi Yang Disebabkan Oleh Ricketsia


Infeksi yang dapat disebabkan akibat terinfeksi oleh bakteri
pathogen Rickettsia pada tubuh manusia yaitu :
a. Mual (Tahap Awal)
b. Muntah (Tahap Awal)
c. Sakit kepala (Tahap Awal)
d. Demam (Tahap Awal)

27
e. Kehilangan nafsu makan (Tahap Awal)
f. Ruam Berbintik (Tahap Menengah)
g. Lesi (Merah) (Tahap Lanjutan)
h. Diare (Tahap Lanjutan)
i. Rasa Sakit/Nyeri - Perut (Tahap Lanjutan)
j. Rasa Sakit/Nyeri - Sendi (Tahap Lanjutan)
k. Malaise

Namun untuk pembahasan lebih lanjut infeksi yang spesifik


dapat dijelaskan berdasarkan penyakit yang disebabkan oleh
bakteri pathogen Rickettsia itu sendiri yaitu ;
a. Tifus Murin
Tifus Murin (Tifus Kutu Tikus, Tifus Malaya) adalah infeksi
yang ditularkan oleh tikus, yang menyebabkan demam dan
ruam.Penyakit ini tersebar di seluruh dunia, sering
menyebabkan wabah, terutama di daerah perkotaan yang
padat, dimana tikus banyak ditemukan.

PENYEBAB: Rickettsia typhi, Bakteri ini hidup pada kutu


tikus, mencit dan hewan pengerat lainnya.Kutu tikus inilah
yang menularkan riketsia kepada manusia.

GEJALA: Gejala timbul dalam waktu 6-18 hari setelah


terinfeksi. Biasanya gejala awal berupa menggigil, sakit
kepala dan demam. Demam berlangsung selama 12
hari.Ruam yang sedikit menonjol dan berwarna merah muda
akan timbul setelah 4- 5 hari pada 80% penderita. Pada
mulanya ruam hanya terdapat di sebagian kecil tubuh dan
sulit dilihat.Setelah 4-8 hari, ruam akan memudar secara
bertahap.Gejala lainnya yang bisa ditemukan pada penderita

28
adalah: sakit punggung, sakit persendian

DIAGNOSA: mual dan muntah, batuk kering, nyeri perut,


Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-
gejalanya.Pemeriksaan darah bisa menunjukkan adanya
peningkatan kadar antibodi terhadap tifus.

PENGOBATAN: Untuk meredakan infeksi dan mengatasi


gejala-gejalanya, diberikan antibiotik (tetrasiklin, doksisiklin,
kloramfenikol).Tetrasiklin biasanya tidak diberikan kepada
anak- anak karena dapat mengganggu pertumbuhan
gigi.Kebanyakan penderita akan sembuh sempurna. Tetapi
kematian bisa terjadi pada penderita dengan usia lebih tua
dan dengan gangguan sistem kekebalan.

PENCEGAHAN: Hindari tempat-tempat yang banyak


mengandung kutu tikus.

b. Ehrlichioses : Demam dan Sakit Kepala karena Gigitan Kutu


Ehrlichioses adalah infeksi kutu borne yang menyebabkan
demam, panas dingin, sakit kepala, dan perasaan sakit umum
(malaise).Gejala-gejala ini terjadi tiba-tiba.

PENYEBAB: Bakteri Ehrlichia, seperti Rickettsiae, dapat


hidup hanya di dalam sel hewan atau manusia. Meskipun
begitu, tidak seperti Rickettsiae, bakteri Ehrlichia mendiami
sel darah putih (seperti granulosit dan monosit). Spesies lain
mendiami jenis lain pada sel darah putih. Erchilioses sangat
sering terjadi di daerah Amerika Serikat Selatan dan Tengah
Selatan. Mereka juga terjadi di Eropa.Mereka lebih sering
terjadi di antara musim semi dan akhir musim gugur, pada

29
waktu kutu paling aktif.Infeksi menyebar ke orang melalui
gigitan kutu, kadangkala dihasilkan dari kontak dengan
hewan yang membawa kutu anjing coklat atau kutu rusa.

GEJALA: Gejala-gejala biasanya dimulai 1 sampai 3


minggu setelah gigitan kutu.Gejala-gejala awal adalah
demam.Panas dingin, sakit kepala berat, sakit badan, dan
malaise. Sebagaimana kemajuan infeksi, gejala-gejala bisa
terbentuk : Muntah, Diare, Kejang, Pusing, Koma, batuk,
Kesulitan bernafas, Ruam kulit kurang umum dibandingkan
infeksi Rickettsial.Kematian tidak sering terjadi tetapi bisa
terjadi pada orang dengan sistem kekebalan yang dilemahkan
atau mereka yang kulitnya tidak segera diobati dengan
cukup.

DIAGNOSA: Dokter melakukan pemeriksaan darah, yang


bisa mendeteksi jumlah sel darah putih rendah, jumlah
platelet rendah (thrombocytopenia), dan kelainan
penggumpalan darah.Tetapi hal ini ditemukan terjadi pada
banyak gangguan lainnya.Pemeriksaan darah untuk
memeriksa antibodi terhadap bakteri ini kemungkinan sangat
membantu, tetapi hasilnya biasanya tidak positif sampai
beberapa minggu setelah sakit tersebut dimulai.Tes Reaksi
rantai polymerase (PCR) kemungkinan lebih berguna.Hal itu
meningkatkan jumlah DNA bakteri dan dengan demikian
membuat bakteri lebih mudah dikenali.Kadangkala sel darah
putih mengandung bercak berkarakter (morulae) yang bisa
dilihat di bawah mikroskop.Kehadiran morulae memastikan
diagnosa pada ehrlichiosis.

PENGOBATAN: Jika orang yang telah terkena kutu yang

30
terinfeksi mengalami gejala-gejala khusus, pengobatan
biasanya dimulai berdasarkan gejala-gejala orang tersebut
sebelum hasil pemeriksaan laboratorium
tersedia.Doxycycline, chloramphenicol, dan tetrasiklin
semuanya efektif.Ketika pengobatan dimulai lebih awal,
kebanyakan orang segera bereaksi dan sembuh.Penundaan
pada pengobatan bisa menyebabkan komplikasi serius,
termasuk kematian pada 2 sampai 5% penderita.

c. Infeksi Riketsia Yang Lainnya ;


1) Rickettsia prowazekii, ditularkan tuma Seluruh Dunia
2) Rickettsia tsutsugamushi, ditularkan tungau Asia Pasifik,
Jepang, India, Australia, Tailan
3) Ehrlichia canis, ditularkan kutu anjing coklat Seluruh
dunia
4) Riketsia akari, ditularkan tuma Pertama kali ditemukan di
New York, juga ditemukan di daerah lainnya di Amerika
& di Rusia, Korea serta Afrika
5) Coxiella burnetii (Rickettsia burnetii), penularan melalui
cipratan ludah yg mengandung riketsia atau melalui susu
yang terinfeksi Seluruh dunia
6) Bartonella quintana ditularkan melalui tuma Meksiko,
Tunisia, Eritrea, Polandia, Rusia

31
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Parasit
Parasit menginvasi imunitas protektif dengan mengurangi imunogenisitas
dan menghambat respon imun host. Parasit yang berbeda menyebabkan
imunitas pertahanan yang berbeda. Parasit mengubah permukaan antigen
mereka selama siklus hidup dalam host, vertebrata. Parasit menjadi
resisten terhadap mekanisme efektor imun selama berada dalam host.
Parasit protozoa dapat bersembunyi dari sistem imun dengan hidup di
dalam sel host atau membentuk kista yang resisten terhadap efektor imun.
Parasit dapat menyembunyikan mantel antigeniknya secara spontan
ataupun setelah terikat pada antibodi spesifik. Parasit menghambat respon
imun dengan berbagai mekanisme untuk masing-masing parasit.

2. Riketsia
Riketsia merupakan golongan bakteri, karena itu riketsia memiliki sifat
yang sama dengan bakteri, termasuk bakteri Gram negatif. Riketsia
mempunyai enzim yang penting untukmetabolisme. Dapat mengoksidasi
asam piruvat, suksinat, dan glutamat serta merubah asam glutamat menjadi
asam aspartat.Riketsia tumbuh dalam berbagai bagian dari sel. Riketsia
prowazekii dan Riketsia typhi tumbuh dalam sitoplasma sel. Sedangkan
golongan penyebab spotted fever tumbuh di dalam inti sel. Riketsia dapat
tumbuh subur jika metabolisme sel hospes dalam tingkat yang rendah,
misalnya dalam telur bertunas pada suhu 320 C. Pada umumnya riketsia
dapat dimatikan dengan cepat pada pemanasan danpengeringan atau oleh
bahanbahan bakterisid.

3. Clamidia

32
Clamidia termasuk bakteri, memiliki ribosom, RNA, dan DNA, dinding
sel dari peptidoglikan yang mengandung asam muramat. Dikenal juga
dengan Miyagawanellla atau Bedsonia, termasuk Gram negatif, berukuran
0,2-1,5 mikron, berbentuk sferis, tidak bergerak dan merupakan parasit
intrasel obligat. Clamidia berkembang melalui beberapa stadium mulai
dari badanelementer yang infeksius, berbentuk sferis dengan garis tengah
0,2-0,4 mikron, memiliki satu inti dan sejumlah ribosom. Badanelementer
kemudian berubah menjadi badan inisial dan kemudian badan intermedier.
Siklus perkembangan Clamidia memakan waktu 24-48 jam. Clamidia
mempunyai 2 jenis antigen yaitu antigen grup dan antigen spesies.
Keduanya terdapat di dalam dinding sel. Antigen spesies tetap dalam
dinding sel meskipun sebagian besar grup telah dilepaskan dengan
fluorocarbon atau deoksikholat. Clamidia dapat dibeda-bedakan atas dasar
patologenitas dan jenis hospes yang diserangnya. Dua spesies yang
terpenting adalah
a. Clamidia psittaci, membentuk badan iklusi intrasitoplasma yang
tersebar secara difus dan tidak mengandung glikogen. Penyebab
penyakit Psitttacosis pada manusia, omitosisi pada burung dan lain-
lain.
b. Clamidia trachomatis, membentuk badan iklusi intrasitoplasma yang
padat dan mengandung glikogen. Dapat menyebabkan pneumonitis
pada tikus. Pada manusia dapat menyebabkan penyakit tr achoma,
konjungtivitas induksi, non-spesifik, salpingitis, servistik, dan
pneumonitis.

B. Saran
Demikian sedikit informasi dari kelompok 2. Tentu masih banyak sekali
kekurangan yang jauh dari sempurna. Maka dari itu kritik dan saran yang
membangun masih sangat kami butuhkan demi kemajuan Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi saat ini. Ucapan terima kasih layaknya pantas kami

33
persembahkan bagi dosen pembimbing kami dan para pembaca. Terakhir,
ucapan maaf yang sebesar – besarnya perlu kami ucapkan jika dalam
penulisan ini kami banyak melontarkan kata – kata yang kurang berkenan.

34
DAFTAR PUSTAKA

Aldo, dkk. 2018. Makalah Ilmu Dasar Keperawatan: Riketsia. STIKES MC:
Pekanbaru

Purnama, Riski. 2020. Makalah Parasitologi. UIN Ar-Raniry Darussalam


Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Program Studi Pendidikan Biologi:
Banda Aceh.

Makalah Klamidia. https://id.scribd.com/document/377146887/349849634-


Makalah-Chlamidia-Trachomatis. Diakses oktober 2023

Regina. 2019. Makalah Agen-Agen Infeksius. USB Fakultas Ilmu Kesehatan:


Sulawesi Barat.

Anda mungkin juga menyukai