Anda di halaman 1dari 7

Prosedur Pendirian BDRS dari PMI Pusat

URAIAN PROSEDUR

NO KETERANGAN
Rumah Sakit yang ingin mendirikan Bank darah harus membuat surat
1. permohonan ke PMI DKI Jakarta cq kepala UTDD PMI DKI Jakarta dan Dinkes DKI
Jakarta
RS melengkapi ruangan dan peralatan sasuai dengan persyaratan yang diberikan
2.
oleh UTDD
Peninjauan pertama,peninjauan paling lama 1 bulan aetelah RS mengirim surat
3.
telah melengkapi BDRS
RS harus mengirim surat petugas dan dokter yang belum mendapat pelatihan
4. bank darah untuk melakukan orientasi dan peraktek kerja di UTDD PMI DKI
Jakarta
paling lama 1 bulan setelah RS siap melakukan pelayanan BDRS.UTDD akan
5. mengirimkan petugas untuk mendampingi selama 2 minggu - 1 bulan
berdasarkan laporan petugas pendamping
pendampingan pelaksanaan pelayanan BDRS dengan petugas dari UTDD selama
6.
2 minggu.
pelaksanaan pelayanan BDRS dalam masa percobaan antara 3 bulan sampai
7.
dengan 3 tahun
8. UTDD melakukan peninjauan kedua untuk dasar rekomendasi peresmian BDRS
RS membuat surat laporan ke Dinkes DKI Jakarta atas dasar surat rekomendasi
UTDD bahwa BDRS tentang kelengkapan ruangan, peralatan dan tersedianya
9.
petugas yang telah selesai orientasiserta mohon peninjauan ke BDRS yang
bersangkutan.
kasie pelayanan BDRS UTDD dan perwakilan Dinkers melakukan peninjauan ke
10. BDRS untuk melihat langsung kesiapan tempat, petugas dan peralatan yang di
sediakan oleh RS
setelah di tinjau, RS membuat surat permohonan untuk peresmian BDRS dengan
11.
mencantumkan nama-nama petugas dan dokter penanggung jawab BDRS
UTDD PMI DKI Jakarta memberikan Draf naskah kerja sama antara UTDD PMI DKI
12. Jakarta dan Bank darah Rumah Sakit untuk di pertimbangkan oleh pihak Rumah
Sakit
pada hari peresmian BDRS, Naskah Kerja Sama di tanda tangani oleh Direktur RS
13. dengan Ketua Pengurus PMI DKI Jakarta dengan di saksikan dan di tanda tangani
oleh Kepala Dinkers DKI Jakarta

BANK DARAH RUMAH SAKIT


Definisi Bank Darah Rumah Sakit adalah : Bank Darah Rumah Sakit yang didirikan dan dikelola oleh
Rumah Sakit yang berkewajiban menyimpan darah yang telah diuji saring oleh UTD PMI dan
melakukan uji cocok serasi berdasarkan perjanjian kerjasama antara UTD PMI dan Rumah Sakit.

Bank Darah Rumah Sakit berfungsi menyimpan darah dan mengeluarkannya bagi pasien yang
memerlukan darah di rumah sakit yang bersangkutan. PMI berkewajiban membantu pendirian Bank
Darah Rumah Sakit yang dikelola oleh Rumah Sakit.

Bank Darah Rumah Sakit bertugas :


1. Menerima darah yang sudah diuji saring dari UTDC PMI terdekat secara teratur.
2. Menyimpan darah.
3. Melakukan uji cocok serasi darah donor dan darah pasien.
4. Menyerahkan darah yang cocok bagi pasien di Rumah Sakit tersebut.
5. Melacak penyebab reaksi transfusi yang dilaporkan Rumah Sakit.
6. Melaksanakan pemusnahan darah transfusi yang tidak layak pakai, sesuai ketentuan.

Persyaratan ketenagaan yang dibutuhkan adalah :


1. Penanggung jawab BDRS, satu orang dokter umum / spesialis.
2. Paramedis Teknologi Transfusi Darah (PTTD), empat orang, 3 shift.
3. Pekarya, satu orang.

Hal-hal lain yang perlu diperhatikan adalah :


1. Kriteria Pembentukan Bank Darah Rumah Sakit
a. Ada kebutuhan darah.
b. Ada UTD setempat dengan jarak > 5 km dari Rumah Sakit.
c. Jika belum ada UTD di Daerah / Kabupaten tersebut, maka dapat dibentuk UTD
Rumah Sakit.
d. Pendirian Bank Darah Rumah Sakit atas kesepakatan tim yang terdiri dari personal
Rumah Sakit, UTD PMI setempat dan Dinas Kesehatan setempat setelah diadakan
pengkajian terlebih dahulu dan dapat memenuhi kriteria yang telah ditetapkan.
e. Tersedia ruangan dengan : - Luas minimal 4 x 5 m2
- Air bersih yang cukup dengan sistim pembuangan limbah yang baik.
- Listrik yang berkekuatan minimal 6500 Watt dan diesel / pembangkit listrik dalam
keadaan darurat.
- Telepon.
f. UTD PMI menyediakan :
- Darah yang cukup untuk kebutuhan Rumah Sakit.
- Alat-alat Laboratorium (SK Permenkes 478 pasal 15 ayat 12 tahun 1990).
- Reagensia
- Formulir-formulir.
2. Pembiayaan
- Tenaga ATD/PTTD/Analis terlatih di bidang Transfusi Darah dibayar oleh Rumah
Sakit yang bersangkutan.
- Biaya Penggantian Pengolahan Darah (BPPD)/Service cost dibebankan pada pihak
Rumah Sakit yang bersangkutan.
- Besarnya biaya service cost ditetapkan oleh Pengurus Pusat PMI yang diketahui oleh
Dinas Kesehatan setempat.
- Prosedur penagihan service cost mengikuti petunjuk dari UTD PMI setempat yang
mengirimkan darahnya.

3. Pendidikan dan Pelatihan


- Untuk meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan dalam penyimpanan, pengolahan dan
distribusi darah, Rumah Sakit dapat mengirimkan tenaga ATD/PTTD/Analisnya untuk
mengikuti penataran/kursus yang diadakan oleh PMI.
- PMI memberikan bimbingan dalam bidang pengetahuan tentang Penyimpanan,
Pengolahan dan Distribusi darah.

4. Penelitian dan Pengembangan


PMI dan Rumah Sakit dapat melakukan penelitian dan pengembangan bersama dalam bidang
Transfusi Darah.

5. Pelaporan
BDRS berkewajiban melakukan pembuatan laporan bulanan kepada UTD PMI tentang setiap kegiatan
di Bank darah yang bersangkutan, meliputi :
- Kebutuhan, penerimaan dan pemakaian darah
- Reaksi transfusi
- Pemakaian reagnesia
- Pemakaian alat-alat dll.

6. Pengawasan
Pengawasan / Audit teknis pelayanan darah secara periodik dilakukan oleh tim yang terdiri dari
personal Rumah Sakit, UTD PMI setempat dan Dinas Kesehatan setempat. Laporan audit teknis
disampaikan pada Kepala Rumah Sakit, Kepala UTD setempat dan Kepala Dinas Kesehatan
setempat.

7. Peralatan standar yang dibutuhkan :


- Gunting Stainless
- Tempat klem & gunting
- Rak Tabung 24 lb Stainless
- Tabung reaksi uk. 12 x 75
- Mikroskope Binokulair

- Blood Bank Kapasitas 150 kantong


- Electric sealer
- Hand Sealer
- Medical Refrigerator
- Centrifuge (Serofuge)
- Set peralatan Cross Gel Test ( jika cross test menggunakan metode gel )
- Waterbath / Incubator
- Rotator (untuk pemeriksaan sifilis)
- Micropipet
- Timer Bel
- Agitator Trombosit (untuk menyimpan trombosit) – harga tergantung saat permintaan.
Prosedur Pendirian BDRS dari PMI Pusat
URAIAN PROSEDUR

NO KETERANGAN
Rumah Sakit yang ingin mendirikan Bank darah harus membuat surat
1. permohonan ke PMI DKI Jakarta cq kepala UTDD PMI DKI Jakarta dan Dinkes DKI
Jakarta
RS melengkapi ruangan dan peralatan sasuai dengan persyaratan yang diberikan
2.
oleh UTDD
Peninjauan pertama,peninjauan paling lama 1 bulan aetelah RS mengirim surat
3.
telah melengkapi BDRS
RS harus mengirim surat petugas dan dokter yang belum mendapat pelatihan
4. bank darah untuk melakukan orientasi dan peraktek kerja di UTDD PMI DKI
Jakarta
paling lama 1 bulan setelah RS siap melakukan pelayanan BDRS.UTDD akan
5. mengirimkan petugas untuk mendampingi selama 2 minggu - 1 bulan
berdasarkan laporan petugas pendamping
pendampingan pelaksanaan pelayanan BDRS dengan petugas dari UTDD selama
6.
2 minggu.
pelaksanaan pelayanan BDRS dalam masa percobaan antara 3 bulan sampai
7.
dengan 3 tahun
8. UTDD melakukan peninjauan kedua untuk dasar rekomendasi peresmian BDRS
RS membuat surat laporan ke Dinkes DKI Jakarta atas dasar surat rekomendasi
UTDD bahwa BDRS tentang kelengkapan ruangan, peralatan dan tersedianya
9.
petugas yang telah selesai orientasiserta mohon peninjauan ke BDRS yang
bersangkutan.
kasie pelayanan BDRS UTDD dan perwakilan Dinkers melakukan peninjauan ke
10. BDRS untuk melihat langsung kesiapan tempat, petugas dan peralatan yang di
sediakan oleh RS
setelah di tinjau, RS membuat surat permohonan untuk peresmian BDRS dengan
11.
mencantumkan nama-nama petugas dan dokter penanggung jawab BDRS
UTDD PMI DKI Jakarta memberikan Draf naskah kerja sama antara UTDD PMI DKI
12. Jakarta dan Bank darah Rumah Sakit untuk di pertimbangkan oleh pihak Rumah
Sakit
pada hari peresmian BDRS, Naskah Kerja Sama di tanda tangani oleh Direktur RS
13. dengan Ketua Pengurus PMI DKI Jakarta dengan di saksikan dan di tanda tangani
oleh Kepala Dinkers DKI Jakarta

Informasi lengkap Rumh Sakit yang memiliki : BDRSm

Anda mungkin juga menyukai