Anda di halaman 1dari 8

GERAKAN KEPALANGMERAHAN

Tri Bakti PMR Bakti

Meningkatkan Keterampilan Hidup Sehat

Ingin jadi remaja yang berkarakter bersih dan sehat? Bener banget kalau temen-temen milih
gabung di PMR. Karena di PMR kita belajar tentang pertolongan pertama, remaja sehat peduli
sesama, kesehatan remaja, ayo siaga bencana, dan donor darah.

Berkarya dan Berbakti di Masyarakat Karena kita makhluk sosial, maka kehidupan kita gak
akan pernah lepas dengan orang lain. Udah tahukan kala ngebantu sesama itu penting? Dan yang
lebih penting, membantu sesama itu menyenangkan lho. Nggak salah lagi kalo temen-temen
gabung PMR, karena disitu memang tempat berkumpulnya remaja yang peduli, kreatif dan
bersahat. Di PMR kita bisa bareng-bareng bantu sesama.

Mempererat Persahabatan Nasional dan International Pengen punya banyak teman? Apalagi
punya teman dari daerah bahkan negara yang berbeda?

Aku punya berapa teman. Buanyak deh. Apalagi sejak gabung PMR. Aku punya temen dari
Papua, Toraja, Aceh, Palembang, juga dari Belanda, Jepang, Denmark, Australia, Malaysia,
Singapore, Philipina,...gak terhitung lagi. Dengan gabung PMR, kita akan belajar bagaimana
menjalin persahabatan dengan orang lain. Bisa nasional bisa international. Asyik!

Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah

Pada bulan Juni 1859

Henry Dunant (Pengusaha Swiss) menaiki kereta melintasi Italia Utara dalam misi bisnis
penting, ia ingin menemuai Napoleon III (Kaisar Prancis) yang sedang berada di tempat itu
bersama pasukannya.

Dounant terjebak di tengah-tengah perang antara Prancis dan Austria yang tepat di luar desa
Solferino

Petang hari banyak orang tewas, sekarat, atau luka-luka. Satuan medis tidak bisa berbuat apa-
apa. Prajurit yang masih hidup sibuk menyelamatkan diri karena lelah dan bersimbah darah.

Dounant melupakan urusannya. Dengan dukungan warga setempat, ia mendirikan Rumah Sakit
Darurat di sebuah Gereja (Castiglione). Perempuan dan lanjut usia membantu sebisa mungkin.
Yang mereka lakukan :

1. Merawat korban dari pihak Prancis maupun Austria tanpa membeda-bedakan.


2. Mencatat pesan para korban bagi keluarga.
Sekembalinya dounant ke Swiss, Dounant menulis sebuah buku yang berjudul A Memory of
Solferino (1862). Di akhir bukunya, ia menuliskan 2 imbauan:

1. Agar dibentuk organisasi relawan yang netral dan mandiri untuk mengurus korban di
masa perang.
2. Melindungi para relawan.

Karena mendapatkan banyak dukungan, pada tahun 1863, Dounant dan 4 rekannya mendirikan
ICRC (International Committee Red Cross).

1864, diadakan Konferensi Diplomatik Internasional di Jenewa yang mengadopsi Konvensi


Jenewa pertama tentang bantuan kemanusiaan dan bantuan netral bagi prajurit yang terluka.

Sampai saat ini, ada 4 konvensi Jenewa yang masing-masing melindungi:

1. Prajurit yang terluka, yang sakit dalam perang di darat.


2. Prajurit yang terluka, yang sakit, yang kapalnya karam dalam perang di laut.
3. Tawanan perang.
4. Orang sipil yang terdampak dalam masa perang.

ICRC saat ini sudah sangat berkembang. ICRC masih mengkhususkan diri dalam membantu
korban konflik bersenjata dengan cara:

1. Memberikan bantuan darurat kemanusiaan dan bantuan medis kepada penduduk sipil.
2. Mengunjungi para tawanan perang dan tahanan politik.
3. Meneruskan berita keluarga dan mempersatukan kembali keluarga yang terpisah.
4. Mengajarkan ketentuan-ketentuan Konvensi Jenewa dan prinsip-prinsip Palang Merah
dan Bulan Sabit Merah.

Saat ini hampir 200 negara menandatangani konferensi-konferensi Jenewa. Inti dari Hukum
Humaniter Internasional (HHI), ICRC sebagai penjaga konvensi-konvensi tersebut terus
mengupayakan dukungan bagi Hukum Humaniter Internasional dan berusaha melindungi
kehidupan dan martabat para korban konflik bersenjata tanpa membeda-bedakan.

Dimana pun ada penderitaan akibat konflik bersenjata, ICRC berupaya untuk hadir dan
menghimbau pihak berwenang, politisi, dan militer agar melindungi kehidupan, hak dan
martabat semua orang.

Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah.

Dewasa ini telah berdiri 181 Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Nasional.
Walaupun perhimpunan-perhimpunan tersebut terus bekerja pada masa konflik bersenjata,
mereka juga melakukan banyak kegiatan pada masa damai. Perhimpunan Nasional tersebut aktif
di 4 bidang utama yaitu:
1. Tanggap bencana, kesiapsiagaan bencana.
2. Melayani kesehatan.
3. Pertolongan pertama.
4. Penyebarluasan nilai dan prinsip kemanusiaan.

Pada tahun 1919, perhimpunan nasional mendirikan sebuah federasi yaitu Federasi Internasional
Perhimpunan-perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah, yang bertugas:

1. Mengoordinasi kegiatan International perhimpunan-perhimpunan nasional.


2. Menyampaikan seruan bantuan kepada dunia internasional bilamana terjadi bencana
alam, situasi darurat lain seperti pengungsian penduduk atau krisis sosial ekonomi.
3. Memperkuat kapasitas perhimpunan-perhimpunan nasional untuk memberikan bantuan
secara efektif kepada para korban.

Saat ini, jutaan staff dan relawan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah sedang membantu
mengurangi rasa takut, kelaparan dan berbagai kebutuhan lain yang merupakan gagasan Henry
Dunant

LAMBANG

Lambang palang merah diresmikan pada 1864 pada konvensi jenewa (penghormatan terhadap
Negara swiss)

Lambang bulan sabit merah diresmikan 1929 (kepekaan tentara muslim dengan logo salib, maka
dari itu boleh menggunakan lambing BSM)

Lambang singa dan matahari 1949 (semua hanya berbeda lambang tapi maksud dan tujuannya
sama)

Lambang Kristal merah dicetuskan 2005 (alternatif lambang yang dipakai saat dalam perang)

PALANG MERAH INDONESIA

Pasca peperangan dikarenakan banyaknya korban berjatuhan maka bermunculan usulan


mengenai dibentuknya Palang Merah Indonesia, pendapat ini disampaian Dr. RCL Senduk dan
Dr. Bahder Djohan kepada belanda pada 1932. Saat masa penjajahan belanda, kegiatan kepalang
merahan dilakukan belanda (NERKAI, Nederlands Rode Kruis Afdeling Indie, 21 oktober 1873).
Usulan wakil Indonesia mendapat sambutan pada sidang NERKAI pada 1940 namun akhirnya
ditolak dengan alasan Indonesia belum bisa mengatur palang merahnya sendiri.

Setelah Indonesia Merdeka

Setelah Indonesia merdeka, pada tanggal 3 September 1945 Presiden Soekarno memerintahkan
Menteri Kesehatan saat itu, Dr Buntaran Martoatmodjo untuk membentuk Perhimpunan
Nasional Palang Merah. Atas perintah Presiden, pada tanggal 5 September 1945 dibentuklah
susunan kepanitiaan beranggotakan 5 orang. Selanjutnya disebut dengan Panitia Lima. Mereka
mempunyai tugas menyusun rencana pembentukan Palang Merah Nasional yaitu Palang Merah
Indonesia.

Ketua: dr. R.Mochtar

Penulis: dr. Bahder Johan

Anggota: dr. Djoehana

dr. Marzuki

dr. Sitanala

Satu bulan setelah Indonesia merdeka, tepatnya tanggal 17 September 1945, lahirlah PMI atau
Palang Merah Indonesia dengan ketua umum Drs. Moch Hatta yang sekaligus merupakan Wakil
Presiden RI pertama.

PRINSIP DASAR GERAKAN PALANG MERAH DAN BULAN SABIT MERAH

ICRC menyusun prinsip-prinsip dasar gerakan PM dan BSM pada konferensi Internasional PM
dan BSM Internasional di Wina Australia pada 1965:

KEMANUSIAAN, Perhimpunan Nasional didirikan berdasarkan keinginan untuk memberikan


pertolongan tanpa membedakan korban yang terluka dan menumbuhkan saling pengertian.

KESAMAAN, Pertolongan yang diberikan tujuannya untuk mengurangi penderitaan manusia


sesuai dengan kebutuhannya dan mendahulukan keadaan yang paling parah.

KENETRALAN, agar setap saat mendapat kepercayaan dari semua pihak, Perhimpunan
Nasional tidak boleh terlibat dalam pertentangan, maupun memihak;

KEMANDIRIAN, Perhimpunan Nasional disamping membantu pemerintahnya menolong


sesama manusia, tidak melanggar peraturan negaranya, namun menjaga supaya tetap mandiri

KESUKARELAAN, Faktor utama kesukarelaan adalah bahwa pelaksanaan bantuan bukanlah


dengan keinginan untuk memperoleh keuntungan finansial namun dengan komitmen pribadi dan
kesetiaan terhadap tujuan kemanusiaan

KESATUAN, Prinsip kesatuan secara khususnya berhubungan dengan struktur institusi dari
Perhimpunan Nasional. Peraturan Pemerintah biasanya menyatakan bahwa Perhimpunan tersebut
merupakan satu-satunya Perhimpunan Nasional yang dapat melaksanakan kegiatan Gerakan di
negaranya

-Hanya boleh ada satu Perhimpunan Nasional di suatu negara


-Tidak ada diskriminasi dalam perekruitan anggota

-Melaksanakan tugas kemanusiaan di seluruh wilayahnya

KESEMESTAAN, Setiap Perhimpunan Nasional memiliki hak dan tanggung jawab yang sama
dalam membantu sesama manusia. Setiap Perhimpunan Nasional memiliki satu suara, sama
status dan hak yang sama dalam Gerakan,

-Semua Perhimpunan Nasional memiliki status yang setara

-Tanggung jawab dan kewajiban yang sama dalam membantu satu sama lain, meliputi seluruh
dunia

-Status dan hak dari Perhimpunan Nasional memiliki suatu suara, hal mana Melarang pemberian
hak suara istimewa maupun kursi tetap kepada Perhimpunan Nasional tertentu.

DONOR DARAH SUKARELA

Donor Darah : Menyumbangkan darah untuk tranfusi darah

Tranfusi darah : Proses pemindahan darah dari seseorang yang sehat kepada seseorang yang
membutuhkan

Fungsi darah antara lain :

Mengangkut oksigen dari paru-paru ke sel-sel tubuh.

Mengangkut karbondioksida dari sel-sel tubuh ke paru-paru untuk selanjutnya dikeluarkan.

Mengganti sel-sel yang rusak.

Darah lengkap adalah darah yang mengandung seluruh komponen darah (plasma darah, sel darah
merah, sel darah putih, keping-keping darah)

Darah yang telah diambil harus mengalami pengujian untuk memastikan bebas dari penyakit
menular.

Syarat menjadi pendonor:

-Umur 16-50 tahun

-Sehat jasmani rohani

-BB cewek -45 BB cowok -50

-Tensi sistolik 100-180mmHg distolik 50-100mmHg

-Wanita hamil,haid, menyusui tidak diperkenankan donor


Manfaat Donor :

-Kepuasan bathin (karena dapat membantu orang lain)

-Menjaga kesehatan (karena setiap akan donor selalu di cek kesehatannya)

-Menambah relasi (dengan donor dapat tergabung dalam organisasi PMI dan berperan di
kegiatan kemanusiaan)

PERAN PMR WIRA, mensosialisasikan kampanye donor darah

AYO SIAGA BENCANA

Bencana adalah kejadian akibat fenomena alam yang luar biasa dan/atau yang disebabkan ulah
manusia yang menimbulkan korban jiwa, kerugian material dan kerusakan lingkungan, dimana
masyarakat setempat tidak dapat mengatasinya, sehingga membutuhkan bantuan dari luar.

Sangat penting bagi kita mempunyai daya tahan dalam menghadapi ancaman. Misalnya dengan
mengetahui tanda-tanda bencana, membangun waduk untuk mencegah banjir, mendirikan
tempat-tempat pengungsian, melakukan pencegahan penyakit, menyediakan alat-alat evakuasi
dll.

Banyak hal mempengaruhi kemampuan kita dalam mengatasi ancaman. Antara lain kondisi fisik,
keadaan sosial budaya, kelembagaan sosial, kemampuan ekonomi, pengetahuan, sikap atau
perilaku.

Kegiatan penanggulangan bencana dilaksanakan sepanjang siklus bencana, yaitu pada saat
sebelum bencana terjadi (pra bencana), selama kejadian bencana dan sesudah terjadinya bencana
(pasca bencana)

Pra bencana

Kesiapsiagaan

Kesiapsiagaan adalah upaya-upaya penggunaan kemampuan untuk secara tepat dan cepat
merespon bencana. Kesiapsiagaan bencana meliputi penyusunan rencana tanggap darurat
bencana, pengembangan sistem peringatan dini, peningkatan kemampuan diri dalam pertolongan
pertama dll. Kesiapsiagaan dilaksanakan sebelum bencana, dengan tujuan mengurangi kerugian
dan korban akibat bencana.

Mitigasi

Mitigasi adalah upaya-upaya untuk mengurangi akibat ancaman bencana. Kegiatan mitigasi
dipusatkan pada ancaman bencana, misalnya pengelolaan air bersih karena biasanya saat
bencana, air bersih susah dicari, pembangunan tanggul banjir dan tempat evakuasi, penghijauan
lereng yang sering longsor dll.
Saat Bencana

Pada saat bencana terjadi, yang harus dilakukan antara lain; tindakan pencarian dan
penyelamatan atau search and rescue (SAR), pelayanan bantuan medis, pendistribusian bantuan
(relief) dan dukungan psikologi sosial bagi mereka yang tertimpa bencana. Tindakan- tindakan
tersebut dilakukan untuk menyelamatkan kelangsungan hidup manusia, mengurangi penderitaan
korban bencana dan mengurangi kerugian fisik dan mental.at bencana air bersih sangat sulit
dicari, pembangunan tanggul banjir dan tempat evakuasi, penghijauan lereng yang rawan longsor
dll.

Kamu juga tentunya dapat ikut ambil bagian. Misalnya kalau terjadi kebakaran, kamu bisa
membantu dengan segera telepon pemadam kebakaran dan PMI Cabang setempat. Supaya
mereka bisa bertindak cepat dan korban yang lebih banyak bisa dihindari.

Belajarlah mengenali tanda-tanda bencana, ingat-ingat dan berikan peringatan kepada semua
orang jika kamu menemukannya.

Setelah Bencana

Jika kamu mengalami kejadian bencana, kamu bisa merasakan bagaimana kehilangan dan
menderita kerugian. Setelah bencana terjadi, jangan terlarut dalam kesedihan. Sebagai remaja,
kamu harus tetap semangat, optimis dan ceria. Dengan cara itu, kamu akan dapat memulihkan
diri dengan segera,

Bantulah keluarga dan orang-orang di sekitarmu. Waktunya bangkit dan kembali ke kehidupan
normal. Gedung-gedung yang runtuh harus dibangun kembali, trauma psikologis harus
dipulihkan. Demikian juga perbaikan fasilitas seperti Jalan dan jembatan, pasar, sekolah,
puskesmas, perkantoran, dll, harus dapat berfungsi kembali. Jangan sampai para pengungsi
bertahan di penampungan lebih lama

TAS SIAGA BENCANA

Siapkan sebuah tas yang kedap air. Berilah tulisan pada tas itu, misalnya "Siaga Bencana".
Tulisannya bisa ditambah dengan bencana yang sering terjadi di daerah tempat tinggalmu.
Misalnya "Siaga Bencana Banjir" atau "Siaga Bencana Longsor".

isilah tas dengan obat-obatan ringan dan perlengkapan pertolongan pertama, persediaan air
minum dan makanan kering seperti biskuit, senter, peluit, korek api, selimut, pakaian ganti,
perlengkapan mandi (sikat gigi, pasta gigi, sabun, tissue, pembalut wanita dll.), alas kaki dan
kantong plastik besar.

Ada juga gunanya menambahkan foto keluarga, buku cerita, buku catatan dan alat tulis. Foto
keluarga akan sangat membantu jika kamu terpisah dari keluargamu. Mencari seseorang dengan
memperlihatkan fotonya, akan jauh lebih mudah daripada hanya dengan menjelaskan ciri-
cirinya.

Buku cerita akan sedikit menghiburmu kalau kamu berada di pengungsian. Catatlah nomor-
nomor telepon penting atau kantor atau organisasi yang dapat dihubungi kalau kamu
membutuhkan pertolongan. Catat juga alamat dan nomor telepon kerabatmu yang dapat
dihubungi jika ada keadaan darurat.

Kalau memungkinkan, tas ini bisa dilengkapi dengan radio transistor. Radio sangat berguna
dalam keadaan darurat. Selain bisa memberikan hiburan, radio juga bisa menyiarkan informasi
situasi saat bencana terjadi. Di Jerman, organisasi Palang Merah memproduksi radio yang tenaga
listriknya didapat dari gerakan tangan. Radio tersebut dapat tetap menyala tanpa baterai

Anda mungkin juga menyukai