Anda di halaman 1dari 4

BUKU JAWABAN TUGAS MATA

KULIAH TUGAS 2

Nama Mahasiswa : NIZAM

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 044964675

Kode/Nama Mata Kuliah : HKUM4202/Hukum Perdata

Kode/Nama UPBJJ : PANGKALPINANG

Masa Ujian : 2022/23.2(2023.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
NASKAH TUGAS MATA KULIAH
UNIVERSITAS TERBUKA SEMESTER:
2022/23.2 (2023.1)

Fakultas : FHISIP/Fakultas Hukum, Ilmu Sosial dan Ilmu Politik


Kode/Nama MK : HKUM4202/Hukum Perdata
Tugas 2

No. Soal
1. Vano memiliki dua orang istri. Istri pertama memiliki dua orang anak dan Istri kedua memiliki empat orang anak.
Ketika Vano meninggal dunia 21 tahun lalu, dia tidak meninggalkan catatan perihal pembagian harta warisan.
Namun, hal ini tidak menjadi masalah karena telah diputuskan berdasarkan musyawarah keluarga. Hasilnya,
masing-masing ahli waris telah mendapatkan hak-hak warisnya. Namun, seiring berjalannya waktu, ketika istri
pertamanya meninggal dunia, ada semacam gugatan dari anak-anak dari istri kedua.

Noted: Dalam hal ini, Vano, istri dan anak-anaknya bukan beragama Islam.

Pertanyaannya:
1. Menurut Anda, apakah anak-anak dari istri kedua memiliki hak menjadi ahli waris? Analisislah dengan
menyertakan dasar hukumnya.
2. Apakah kesepakatan pemberian bagian tertentu dari harta warisan Vano terhadap istri kedua dan anak-
anaknya sah dan diakui?
3. Apakah anak-anak dari istri kedua Vano yang notabene merupakan anak tiri memiliki hak waris atas harta
peninggalan dari istri pertamanya?

1. Menurut Anda, apakah anak-anak dari istri kedua memiliki hak


menjadi ahli waris? Analisislah dengan menyertakan dasar
hukumnya.
Jadwab:
Berdasarkan Pasal 832 KUHPerdata yang berhak menjadi ahli waris dalam hukum
waris ialah keluarga satu darah, baik yang sah menurut undang-undang maupun
yang di luar perkawinan, dan suami atau istri yang hidup terlama. Berdasarkan
ketentuan tersebut, maka istri kedua, dan 2 anak dari istri kedua adalah ahli waris.
2. Apakah kesepakatan pemberian bagian tertentu dari harta warisan Vano
terhadap istri kedua dan anak-anaknya sah dan diakui?
Jawab:
berdasarkan Pasal 852a Ayat 1 KUHPer disebutkan bahwa bagian suami atau
istri yang ditinggal mati oleh pewaris adalah sama dengan seorang anak sah.
Dengan demikian jika suami meninggal, maka anak, baik itu dari perkawinan
pertama maupun kedua, serta istri yang hidup terlama berhak atas harta
peninggalan suami. Pun demikian sebaliknya, jika istri meninggal terlebih
dahulu. Mereka termasuk ke dalam ahli waris golongan pertama sehingga
keberadaan mereka akan menutup ahli waris golongan lain. Adapun golongan
ahli waris menurut KUH Perdata adalah sebagai berikut

 Golongan I (anak-anak dan keturunanya, suami/istri yang hidup


terlama);
 Golongan II (orangtua, saudara laki-laki, saudara perempuan, keturunan
saudara laki-laki dan perempuan tersebut);
 Golongan III (keluarga sedarah dalam garis lurus keatas sesudah
orangtua);
 Golongan IV (paman dan bibi pewaris baik dari pihak bapak maupun
dari pihak ibu, keturunan paman dan bibi sampai derajat keenam
dihitung dari pewaris, saudara dari kakek dan nenek beserta
keturunannya, sampai derajat keenam dihitung dari pewaris).

Melalui ketentuan bila perkawinan tersebut adalah perkawinan kedua dan


selanjutnya, sedangkan dari perkawinan sebelumnya ada anak-anak atau
keturunan dari anak-anak tersebut, suami atau istri yang baru tidak boleh
mewarisi lebih dari bagian terkecil yang diterima oleh salah seorang dan
anak-anak dari perkawinan sebelumnya, atau oleh semua keturunan
penggantinya bila ia meninggal lebih dahulu, dan bagaimanapun juga
bagian warisan istri atau suami itu tidak boleh melebihi seperempat dari
harta peninggalan si pewaris.
3. Apakah anak-anak dari istri kedua Vano yang notabene merupakan anak
tiri memiliki hak waris atas harta peninggalan dari istri pertamanya.

Jawab :

Pasal 832 KUH Perdata menyatakan: Menurut undang-undang, yang berhak


menjadi ahli waris ialah keluarga sedarah, baik yang sah menurut undang-
undang maupun yang di luar perkawinan, dan suami atau isteri yang hidup
terlama, menurut peraturan-peraturan berikut ini. Maka, atas peninggalan harta
dari istri pertama anak dari istri kedua tidak berhak atas harta tersebut
dikarenakan bukan keluarga sedarah.

Anda mungkin juga menyukai