Anda di halaman 1dari 5

ANNISA LARASATI_044440188_PSIKOLOGI SOSIAL

TUGAS I SEMESTER 4

PRODI ADMINISTRASI NEGARA

UNIVERSITAS TERBUKA

NAMA : ANNISA LARASATI

NIM : 044440188

MATA PERKULIAHAN PSIKOLOGI SOSIAL


ANNISA LARASATI_044440188_PSIKOLOGI SOSIAL

Saudara mahasiswa peserta tutorial online Mata Kuliah Psikologi Sosial ADPU4218,
anda telah sampai pada Tugas Tutorial 1.

1. Dalam mempelajari psikologi sosial, terdapat teori-teori yang dapat menjelaskan


perilaku manusia. Apa yang anda pahami tentang teori peran, teori pertukaran
sosial, teori stimulus-respon, teori pembelajaran sosial, teori atribusi, dan teori
kognitif!

• Teori Peran (Role Theory): Teori ini menekankan peran sosial dalam
membentuk perilaku individu. Menurut teori ini, ketika seseorang mengambil
peran atau posisi tertentu dalam masyarakat, ia cenderung mengikuti norma-
norma dan ekspektasi yang terkait dengan peran tersebut. Peran ini dapat
memengaruhi perilaku dan interaksi individu.

• Teori Stimulus-Respon (Stimulus-Response Theory): Teori ini berfokus pada


bagaimana rangsangan atau stimulus eksternal memicu respons atau tindakan
dari individu. Teori ini lebih terkait dengan pemahaman respons individu
terhadap stimulus yang ada dalam lingkungan mereka.

• Teori Pembelajaran Sosial (Social Learning Theory): Teori ini dikemukakan


oleh Albert Bandura dan menekankan peran pengamatan dan imitasi dalam
pembelajaran sosial. Individu dapat memperoleh pengetahuan, perilaku, dan
norma sosial melalui pengamatan orang lain dan konsekuensi yang terkait
dengan tindakan mereka.

• Teori Atribusi (Attribution Theory): Teori ini berkaitan dengan cara individu
menjelaskan penyebab perilaku, baik perilaku mereka sendiri maupun perilaku
orang lain. Atribusi melibatkan penentuan apakah perilaku disebabkan oleh
faktor internal (seperti kepribadian) atau faktor eksternal (seperti situasi).

• Teori Kognitif (Cognitive Theory): Teori kognitif dalam psikologi sosial


membahas bagaimana proses kognitif, seperti persepsi, pemahaman, dan
interpretasi informasi, memengaruhi pemahaman dan reaksi individu terhadap
dunia sosial mereka. Teori kognitif juga mencakup konsep seperti penilaian
sosial, kognisi sosial, dan konstruksi sosial.

Masing-masing teori ini memiliki pendekatan yang berbeda dalam menjelaskan perilaku
manusia dalam konteks sosial, dan mereka dapat digunakan untuk memahami berbagai aspek
interaksi sosial, hubungan antarindividu, dan pengaruh sosial.
ANNISA LARASATI_044440188_PSIKOLOGI SOSIAL

2. Dalam psikologi sosial, terdapat dua metode riset yaitu metode eksperimen dan
metode non-eksperimen. Berikan masing-masing penjelasan terhadap tujuan dari
pemilihan metode eksperimen dan non-eksperimen beserta keunggulan dan
kelemahannya!

Metode Eksperimen:

• Tujuan : Metode eksperimen digunakan untuk memahami hubungan sebabakibat


antara variabel-variabel dalam lingkungan kontrol yang ketat. Tujuan utamanya adalah
untuk menentukan apakah manipulasi variabel independen (perubahan yang disengaja)
memengaruhi variabel dependen (perilaku atau respons yang diamati).

• Keunggulan:
1. Memungkinkan untuk mengambil kesimpulan sebab-akibat yang kuat karena adanya
kontrol yang ketat.
2. Dapat digunakan untuk mengidentifikasi hubungan kausal.
3. Memungkinkan eksperimen untuk diulang untuk memeriksa keberulangan hasil.

• Kelemahan:
1. Kondisi eksperimental mungkin tidak selalu mencerminkan situasi nyata, sehingga
generalisasi ke dunia nyata bisa menjadi masalah.
2. Beberapa fenomena sosial sulit untuk dimanipulasi dalam lingkungan eksperimental,
seperti norma sosial dan etika.
3. Etika dapat menjadi masalah jika eksperimen melibatkan manipulasi yang dapat
merugikan peserta.

Metode Non-Eksperimen (atau Metode Kajian):

• Tujuan: Metode non-eksperimen digunakan untuk mengamati dan menggambarkan


perilaku atau fenomena sosial tanpa mengadakan manipulasi eksperimental. Tujuannya
adalah untuk mendapatkan pemahaman mendalam tentang fenomena sosial yang terjadi
dalam kondisi alami.

• Keunggulan:
1. Mencerminkan kondisi nyata dan kompleksitas situasi sosial.
2. Dapat digunakan untuk mengeksplorasi aspek-aspek sosial yang sulit dimanipulasi.
3. Memungkinkan penelitian yang lebih etis karena tidak melibatkan manipulasi yang
berpotensi merugikan peserta.

• Kelemahan:
1. Sulit untuk menentukan hubungan sebab-akibat karena tidak ada kontrol
eksperimental yang ketat.
2. Tidak selalu memungkinkan untuk menarik kesimpulan kausal.
3. Hasil penelitian mungkin rentan terhadap bias pengamat. Pilihan antara metode
eksperimen dan metode non-eksperimen akan tergantung pada tujuan penelitian,
pertanyaan penelitian, dan sifat variabel yang diteliti. Beberapa penelitian
memanfaatkan kombinasi dari kedua metode ini untuk mendapatkan wawasan yang
lebih komprehensif tentang fenomena sosial.
ANNISA LARASATI_044440188_PSIKOLOGI SOSIAL

3. Manusia memiliki kecenderungan untuk berfikir jalan pintas. Mengapa hal


tersebut dapat terjadi? Lalu faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi
kecenderungan orang untuk berfikir jalan pintas?

Kecenderungan manusia untuk berpikir jalan pintas atau menggunakan pemikiran


heuristik adalah fenomena yang sering terjadi dan bisa dijelaskan oleh sejumlah faktor
psikologis dan sosial. Hal ini bisa terjadi karena Manusia seringkali mencari cara-cara
yang lebih efisien untuk mengambil keputusan. Pemikiran jalan pintas atau heuristik
memungkinkan kita untuk mengambil keputusan dengan cepat, yang pada umumnya
efektif dalam situasi-situasi sehari-hari.

Kemudian proses pemikiran yang mendalam dan analitis memerlukan sumber daya
kognitif yang signifikan. Kecenderungan untuk berpikir jalan pintas dapat terjadi ketika
individu merasa terbatas dalam hal waktu, energi, atau pengetahuan. Juga dalam situasi
yang kompleks, manusia sering mencari solusi yang lebih sederhana dengan
menggunakan heuristik. Ini memungkinkan mereka untuk memahami dan mengatasi
masalah yang bisa menjadi terlalu rumit jika dianalisis secara mendalam.

Adapun beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kecenderungan individu untuk


menggunakan pemikiran jalan pintas atau heuristik meliputi:

- Tekanan Waktu: Ketika individu merasa terbatas oleh waktu, mereka cenderung
menggunakan pemikiran jalan pintas untuk membuat keputusan cepat

- Pengaruh Kelompok dan Norma Sosial: Kadang-kadang, individu mengikuti


normanorma sosial atau tindakan yang disukai oleh kelompok mereka, bahkan jika itu
adalah jalan pintas.

- Pengaruh Emosi: Emosi seperti ketakutan, kemarahan, atau kecemasan dapat


mengganggu pemikiran yang rasional dan mendorong individu untuk menggunakan
heuristik.

- Kemudahan Akses Informasi: Ketika informasi lebih mudah diakses atau lebih
mencolok, individu cenderung mengandalkan informasi tersebut daripada mencari
informasi tambahan.

- Pengaruh Media dan Iklan: Media dan iklan sering menggunakan pemikiran jalan
pintas untuk mempengaruhi keputusan konsumen. Misalnya, penggunaan selebriti atau
klise dapat memengaruhi keputusan pembelian.

- Pengetahuan dan Pengalaman Individu: Tingkat pengetahuan dan pengalaman


individu dalam suatu domain dapat memengaruhi kecenderungan mereka untuk
menggunakan pemikiran jalan pintas atau tindakan yang lebih analitis.

pemikiran jalan pintas tidak selalu buruk. Dalam beberapa situasi, heuristik dapat
efektif dan membantu kita menghemat waktu dan sumber daya. Namun, ada juga situasi
di mana pemikiran analitis lebih baik, terutama ketika keputusan memiliki konsekuensi
besar atau kompleksitas yang tinggi. Kesadaran akan penggunaan pemikiran jalan
pintas dan kemampuan untuk mengakses pemikiran yang lebih mendalam adalah
penting dalam pengambilan keputusan yang efektif.
ANNISA LARASATI_044440188_PSIKOLOGI SOSIAL

4. Bagaimana anda memaknai arti skema sosial? Berikan contoh penerapan skema
sosial berdasarkan pengalaman kehidupan anda sehari-hari.

Skema sosial adalah kerangka kognitif atau struktur mental yang digunakan oleh
individu untuk mengorganisasi dan memahami informasi sosial, termasuk konsep
tentang diri sendiri, orang lain, dan hubungan antara mereka. Skema sosial membantu
kita memproses informasi sosial dengan lebih efisien dan memberikan kerangka kerja
untuk memahami dunia sosial kita. Skema sosial membantu kita memberikan arti pada
pengalamanpengalaman sosial, mengklasifikasikan orang dan situasi, serta membentuk
harapan dan ekspektasi kita.

Contoh penerapan skema sosial dalam kehidupan sehari-hari adalah:

Skema Tentang Jenis Kelamin: Setiap individu memiliki skema sosial tentang jenis
kelamin (pria dan wanita). Skema ini memungkinkan kita untuk mengidentifikasi jenis
kelamin seseorang hanya dengan melihat penampilan fisik mereka. Skema ini juga
membantu dalam membentuk stereotip gender dan ekspektasi tentang bagaimana pria
dan wanita seharusnya berperilaku.

Skema Tentang Profesi: Kita memiliki skema sosial tentang berbagai profesi. Misalnya,
skema tentang seorang dokter dapat mencakup atribut seperti "berkompeten," "ramah,"
dan "sibuk." Ketika kita berinteraksi dengan seseorang yang mengatakan bahwa dia
seorang dokter, kita mungkin akan mencoba mencocokkan perilakunya dengan skema
sosial kita tentang dokter.

Dalam kehidupan sehari-hari, skema sosial membantu kita dalam berinteraksi dengan
orang lain dan membuat prediksi tentang perilaku mereka. Namun, skema sosial juga
dapat menyebabkan stereotip dan prasangka jika tidak digunakan secara bijak. Oleh
karena itu, penting untuk sadar akan pengaruh skema sosial dalam persepsi kita dan
berusaha untuk menghindari penilaian yang berlebihan berdasarkan stereotip

Referensi ; Markum, M. E. (2022). Psikologi sosial. Tangerang Selatan: Universitas

Anda mungkin juga menyukai