Anda di halaman 1dari 2

 Teks Sejarah Ekspositoris

Teks ekspositoris adalah tulisan yang berupa fakta, berguna untuk menyajikan suatu analisa
proses, tujuan yang ingin dicapai adalah ketepatan informasi mengenai suatu peristiwa.

Sejarah Republik Ezo

Republik Ezo adalah negara berumur pendek yang didirikan pada tahun 1869 oleh bagian
dari bekas Keshogunan Tokugawa di pulau Ezo, sekarang dikenal sebagai Hokkaido. Ezo
terkenal sebagai pemerintah pertama yang mencoba melembagakan demokrasi di Jepang,
meskipun pemungutan suara hanya diizinkan untuk kasta samurai. Republik Ezo hanya ada
selama 5 bulan.

Setelah kekalahan pasukan Keshogunan Tokugawa dalam Perang Boshin (1868–1869), salah
satu bagian dari angkatan laut shogun yang dipimpin Laksamana Enomoto Takeaki lari ke
pulau Ezo di utara, bersama dengan beberapa ribu tentara dan sekelompok penasehat militer
Prancis serta pemimpin mereka, Jules Brunet.

Pada 25 Desember 1868, mereka mendirikan sebuah negara republik yang merdeka bernama
Republik Ezo. Negara ini menganut model yang diadopsi dari Amerika Serikat, dan Enomoto
dilantik sebagai presiden. Ini adalah pemilu pertama yang pernah dilaksanakan di Jepang.
Para penguasa Republik Ezo berupaya untuk memperoleh pengakuan internasional, tetapi
gagal.

Pada masa musim dingin, mereka memperkuat pertahanan mereka di sepanjang semenanjung
selatan di Hakodate, di mana di tengahnya terdapat benteng Goryokaku.

Tak lama kemudian tentara kekaisaran berhasil mengkonsolidasikan kekuasaan mereka di


Jepang daratan, dan pada April 1869 mengirimkan satu armada dan satu pasukan infantri
yang berjumlah 7.000 orang ke Ezo. Mereka maju dengan cepat dan menang dalam
Pertempuran Hakodate. Goryokaku kemudian dikelilingi pasukan kekaisaran. Enomoto
memutuskan untuk menyerahkan diri pada 18 Mei 1869 dan menerima kekuasaan Kaisar
Meiji.

Enomoto dipenjara hingga tahun 1872 dan menerima jabatan sebagai pejabat pemerintah di
Badan Pertanahan Hokkaido. Ia kemudian menjadi duta besar Jepang untuk Rusia dan
menjabat dalam beberapa jabatan kementerian dalam pemerintah Meiji.
 Teks Sejarah Sugestif
Narasi sugestif berusaha untuk memberikan suatu maksud tertentu dan menyampaikan suatu
amanat secara terselubung kepada para pembaca atau pendengar sehingga tampak seolah-olah
melihat.

Sejarah Pedang Yamanbagiri Kunihiro

Diceritakan, setelah kematian Nagao Akinaga, sebuah pedang tiruan yang dibuat Kunihiro
diberikan kepada pengikutnya yang telah menjadi ronin sejak kematiannya, Ishihara
Jinzaemon.
Karena tak lagi bertuan, Jinzaemon tidak memiliki uang dan berniat menjual pedang ini.
Bersama istrinya yang sedang hamil, ia bertolak ke kota besar, Komoro yang berada di
Shinano.
Sebelum sampai di Komoro, Istri Jinzaemon mengalami kontraksi, keduanya berhenti di
sebuah lembah yang dikelilingi asap. Beruntung, mereka menemukan sebuah pondok yang
didalamnya tinggal wanita tua yang rambutnya telah memutih. Jinzaemon meminta izin untuk
menitipkan istrinya sementara ia mencarikan obat di Komoro. Wanita tua itu menjawab
dengan senyum yang menakutkan, "Tentu saja, sebuah kehormatan bagiku."
Jinzaemon kembali lagi setelah beberapa jam, dari pondok kecil itu ia mendengar suara tangis
istrinya, ternyata wanita tua itu sedang memakan bayi yang baru saja dilahirkan istrinya.
Jinzaemon segera menghunus pedangnya, lalu memotong wanita tua itu, tetapi lukanya tidak
terlalu dalam sehingga wanita tua itu dapat melarikan diri dengan membuka jendela.
Ia lari kedalam hutan dan Jinzaemon mengejarnya dengan memegang pedang berlumur darah
ditangan kanannya.
Singkat cerita, Jinzaemon berhasil membunuh Yamauba, wanita tua pemakan bayi tadi
dengan membelahnya dari sisi kiri ke kanan. Setelah kejadian itu, Jinzaemon menamai
pedangnya dengan nama Yamanbagiri Kunihiro yang artinya ‘Penebas Yamauba’ seperti
yang kita kenal sekarang.

Anda mungkin juga menyukai