Laporan Praktikum Ii Alsa Pebrila
Laporan Praktikum Ii Alsa Pebrila
FISIKA
KETIDAKPASTIAN PADA PENGUKURAN TUNGGAL
ALSA PEBRILA
2330104040040
KELOMPOK IX
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN KEHUTANAN
UNIVERSITAS PALANGKARAYA
2023
LEMBARAN PENGESAHAN
ASISTEN PRAKTIKUM
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Praktikum Fisika
Dasar mengenai Ketidakpastian Pada Pengukuran Tunggal.
Penulis
DAFTAR TABEL
No Teks Halaman
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ii
KATA PENGANTAR ...................................................................................iii
DAFTAR TABEL...........................................................................................iv
BAB I.PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.....................................................................................1
1.2 Tujuan Kegiatan Praktikum.................................................................2
BAB II.TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Pengukuran Tunggal.........................................................3
2.2 Faktor Mempengaruhi Mengetahui Ketepatan Pengukuran................3
2.3 Ketidakpastian Pengukuran.................................................................4
BAB III.METODE PRAKTIKUM
3.1. Alat dan Bahan...................................................................................5
3.2 Cara Kerja............................................................................................5
BAB IV.HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengukuran Tunggal Dengan Penggaris Pada 3 Balok..............................6
4.2 Pengukuran Tunggal Dengan Jangka Sorong Pada 3 Balok...................... 6
BAB V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan..........................................................................................13
5.2 Saran....................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
I.PENDAHULUAN
PEMBAHASAN:
Cara Perhitungan panjang pada balok I,II,III menggunakan alat ukur penggaris
1.Balok I
Diketahui:panjang (x) =5,5 cm dan NST=1 mm (0,1 cm)
Ditanya :Δx ?
Jawaban :Δx = 1/2 NST = 1/2 × 0,1 =0,05
x ± Δx (cm) = 5,5 ± 0,05
2.Balok II
Diketahui:panjang (x) =7,4 cm dan NST=1 mm (0,1 cm)
Ditanya :Δx ?
Jawaban :Δx = 1/2 NST = 1/2 × 0,1 =0,05
x ± Δx (cm) = 7,4 ± 0,05
3.Balok III
Diketahui:panjang (x) =9,5 cm dan NST=1 mm (0,1 cm)
Ditanya :Δx ?
Jawaban :Δx = 1/2 NST = 1/2 × 0,1 =0,05
x ± Δx (cm) = 9,5 ± 0,05
Cara Perhitungan Lebar pada balok I,II,III menggunakan alat ukur penggaris.
1.Balok I
Diketahui:Lebar (x) =3,5 cm dan NST=1 mm (0,1 cm)
Ditanya :Δx ?
Jawaban :Δx = 1/2 NST = 1/2 × 0,1 =0,05
x ± Δx (cm) = 3,5 ± 0,05
2.Balok II
Diketahui:Lebar (x) =5,5 cm dan NST=1 mm (0,1 cm)
Ditanya :Δx ?
Jawaban :Δx = 1/2 NST = 1/2 × 0,1 =0,05
x ± Δx (cm) = 5,5 ± 0,05
3.Balok III
Diketahui:Lebar (x) =7,5 cm dan NST=1 mm (0,1 cm)
Ditanya :Δx ?
Jawaban :Δx = 1/2 NST = 1/2 × 0,1 =0,05
x ± Δx (cm) = 7,5 ± 0,05
Cara Perhitungan Tebal pada balok I,II,III menggunakan alat ukur penggaris.
1.Balok I
Diketahui: Tebal (x) =6,5 cm dan NST=1 mm (0,1 cm)
Ditanya :Δx ?
Jawaban :Δx = 1/2 NST = 1/2 × 0,1 =0,05
x ± Δx (cm) = 6,5 ± 0,05
2.Balok II
Diketahui:Tebal (x) =8,5 cm dan NST=1 mm (0,1 cm)
Ditanya :Δx ?
Jawaban :Δx = 1/2 NST = 1/2 × 0,1 =0,05
x ± Δx (cm) = 8,5 ± 0,05
3.Balok III
Diketahui: Tebal (x) =10,3 cm dan NST=1 mm (0,1 cm)
Ditanya :Δx ?
Jawaban :Δx = 1/2 NST = 1/2 × 0,1 =0,05
x ± Δx (cm) = 10,3 ± 0,05
PEMBAHASAN:
Cara Perhitungan Panjang pada balok I,II,III menggunakan alat ukur jangka
sorong.
1.Balok I
Diketahui:
Pengukuran panjang dengan ketelitian alat 0,02 mm
SU:5,6 cm
SN:9 × (0,02) = 0,18 mm = 0,018 cm
Ditanya:
SU + SN = 5,6 cm + 0,018 cm =5,618 cm
Δx = 1/2 NST=1/2 × 0,02 =0,01 = 0,001 cm
x ± Δx (cm) = 5,618 ± 0,001
2.Balok II
Diketahui:
Pengukuran panjang dengan ketelitian alat 0,02 mm
SU:7,4 cm
SN: 8× (0,02) = 0,16 mm = 0,016 cm
Ditanya:
SU + SN = 7,4 cm + 0,016 cm =7,416 cm
Δx = 1/2 NST=1/2 × 0,02 =0,01 = 0,001 cm
x ± Δx (cm) = 7,416 ± 0,001
3.Balok III
Diketahui:
Pengukuran panjang dengan ketelitian alat 0,02 mm
SU:9,6 cm
SN: 8× (0,02) = 0,16 mm = 0,016 cm
Ditanya:
SU + SN = 9,6 cm + 0,016 cm =9.616 cm
Δx = 1/2 NST=1/2 × 0,02 =0,01 = 0,001 cm
x ± Δx (cm) = 9.616 ± 0,001
Cara Perhitungan Lebar pada balok I,II,III menggunakan alat ukur jangka sorong.
1.Balok I
Diketahui:
Pengukuran Lebar dengan ketelitian alat 0,02 mm
SU:3,8 cm
SN: 2 × (0,02) = 0,04mm = 0,004 cm
Ditanya:
SU + SN = 3,8 cm + 0,004 cm =3,804 cm
Δx = 1/2 NST=1/2 × 0,02 =0,01 = 0,001 cm
x ± Δx (cm) = 3,804 ± 0,001
2.Balok II
Diketahui:
Pengukuran Lebar dengan ketelitian alat 0,02 mm
SU:5,6cm
SN: 2 × (0,02) = 0,04mm = 0,004 cm
Ditanya:
SU + SN = 5,6 cm + 0,004 cm =5,604 cm
Δx = 1/2 NST=1/2 × 0,02 =0,01 = 0,001 cm
x ± Δx (cm) = 5,604 ± 0,001
3.Balok III
Diketahui:
Pengukuran Lebar dengan ketelitian alat 0,02 mm
SU:7,6 cm
SN: 4 × (0,02) = 0,08 mm = 0,008 cm
Ditanya:
SU + SN = 7,6 cm + 0,008 cm =7,608 cm
Δx = 1/2 NST=1/2 × 0,02 =0,01 = 0,001 cm
x ± Δx (cm) = 7,608 ± 0,001
Cara Perhitungan Tebal pada balok I,II,III menggunakan alat ukur jangka sorong.
1.Balok I
Diketahui:
Pengukuran Tebal dengan ketelitian alat 0,02 mm
SU:5,6 cm
SN: 4× (0,02) = 0,08mm = 0,008 cm
Ditanya:
SU + SN = 5,6 cm + 0,008 cm = 5,608 cm
Δx = 1/2 NST=1/2 × 0,02 =0,01 = 0,001 cm
x ± Δx (cm) = 5,608 ± 0,001
2.Balok II
Diketahui:
Pengukuran Tebal dengan ketelitian alat 0,02 mm
SU:8,6 cm
SN: 3 × (0,02) = 0,06mm = 0,006 cm
Ditanya:
SU + SN = 8,6 cm + 0,006 cm = 8,606 cm
Δx = 1/2 NST=1/2 × 0,02 =0,01 = 0,001 cm
x ± Δx (cm) = 8,606 ± 0,001
3.Balok III
Diketahui:
Pengukuran Tebal dengan ketelitian alat 0,02 mm
SU:10,4 cm
SN: 3 × (0,02) = 0,06mm = 0,006 cm
Ditanya:
SU + SN = 10,4 cm + 0,006 cm = 10,406 cm
Δx = 1/2 NST=1/2 × 0,02 =0,01 = 0,001 cm
x ± Δx (cm) = 10,406 ± 0,001
V.PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Ada pun kesimpulan dari praktikum ini adalah penggunaan alat ukur penggaris
dan jangka sorong menghasilkan nilai yang berbeda dan tingkat ketelitian yang
berbeda dimana hasil pengukuran yang menggunakan jangka sorong lebih akurat
dari pada hasil pengukuran menggunakan penggaris. Dalam kegiatan pengukuran,
semakin kecil skala alat ukur yang digunakan maka semakin akurat nilai yang
didapatkan dan semakin kecil angka ketidakpastiannya. Sebaliknya, semakin
besar skala alat ukur yang digunakan maka ketelitian atau keakuratan dari alat
ukur tersebut semakin kecil dan nilai ketidakpastiannya pun semakin besar. Nilai
pada pengukuran berulang memiliki hasil yang lebih akurat daripada pengukuran
tunggal karena dalam pengukuran berulang sampel yang diambil lebih banyak
sehingga tingkat kesalahan yang diperoleh lebih kecil di banding dengan
pengukuran tunggal
5.2 Saran
Diharapkan kepada pembaca dalam melakukan pengukuran menggunakan
alat ukur penggaris dan jangka sorong harus dilakukan dengan teliti.
DAFTAR PUSTAKA