Modul Fix Mapaba IV
Modul Fix Mapaba IV
BIODATA PESESRTA
MAPABA PK. PMII RADEN SAID UT TUBAN
NAMA : _________________________________
TTL : _________________________________
NO HP : _________________________________
KOMISARIAT / RAYO : _________________________________
FAK / PRODI : _________________________________
SEMESTER : _________________________________
ALAMAT : _________________________________
_________________________________
MOTTO HIDUP : _________________________________
PENGALAMAN ORGANISASI
: _________________________________
_________________________________
1
MAPABA KE - IV PK. PMII RADEN SAID UT TUBAN
Asah, Asih, Asuh
PRAKATA PANITIA
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarkatuh
Salam Pergerakan!
Segala puji bagi Allah atas segaka nikmat yang telah diberikan
sehingga kita melaksanakan kegiatan sehari-hari. Sholwat dan salam semoga
tetap terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Yang telah
memberikan wahan keilmuan sehingga kita dapat mengasah intelektualitas dan
membangun jiwa kritis dalam mewarnai kehidupan ini.
Denga adanya MAPABA kali ini kami harapkan kepada semua
peserta dan kepada semua pihak agar menjadikannya sebagai sarana untuk
mengasah intelektualitas dan membangun jiwa kritis mahasiswa,serta yang
paling penting mampu menanamkan nilai dasar pergerakan. Dan juga kami
harap MAPABA kali ini menjadi ajang silaturrahmi antar anggota, pengurus,
dan senior baik itu dari tingkat Rayon, Komisariat, Cabang, PKC, maupun PB.
Dengan adanya silaturrahmi kita bisa mempunyai banyak jaringan dan bisa
membangun komunikasi yang kuat. Ini sebagai bentuk proses yang harus di
lalui agar bisa membantu meningkatkan kualitas SDM kita bersama.
Terakhir kami mohon maaf yang sebesar-besarnya jika dalam
pelaksanaan MAPABA kali ini terdapat kekurangan yang dapat perlu di
tambah,kesalahan yang harus di perbaiki,dan kelalaian yang harus di
intropeksi. Kami tetap membutuhkan kritik, transformatif, saran, bimbingan,
dan arahan demi ke suksesan kita bersama. Dan semoga MAPABA kali ini
berjalan sesuai dengan apa yang kita harapkan.
Wallahulmuwafik ilaa aqwamitthoriq
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
2
MAPABA KE - IV PK. PMII RADEN SAID UT TUBAN
Asah, Asih, Asuh
DAFTAR ISI
3
MAPABA KE - IV PK. PMII RADEN SAID UT TUBAN
Asah, Asih, Asuh
BAB I
Ahlussunnah Wal Jama’ah (ASWAJA)
5
MAPABA KE - IV PK. PMII RADEN SAID UT TUBAN
Asah, Asih, Asuh
6
MAPABA KE - IV PK. PMII RADEN SAID UT TUBAN
Asah, Asih, Asuh
7
MAPABA KE - IV PK. PMII RADEN SAID UT TUBAN
Asah, Asih, Asuh
Tokoh yang pertama bernama lengkap Abu Hasan Ali Bin Ismail Bin
Bishri Ishaq Bin Salim Bin Ismail Bin Abdullah Bin Musa Bin Bilal Bin Abi
Bardah Bin Abi Musa al Asy’ari (260 H – 330 H). Dia dikenal sebagai pendiri
teologi sunni, meskipun sebelumnya dia adalah pengikut Mu’tazilah dan
pernah menjadi murid al Jubba’i. Kurang lebih sejak 1995/1997, Pergerakan
Mahasiswa Islam Indonesia meletakkan Aswaja sebagai Manhajul Fikr. PMII
memandang bahwa Ahlussunnah Wal-Jama’ah adalah orang-orang yang
memiliki metode berfikir keagamaan yang mencakup semua aspek kehidupan
dengan berlandaskan atas dasar moderasi, menjaga keseimbangan, dan toleran.
Aswaja bukan sebuah madzhab, melainkan sebuah metode dan prinsip berfikir
dalam menghadapi persoalan-persoalan agama sekaligus urusan sosial-
kemasyarakatan; inilah makna Aswaja sebagai Manhaj Al-Fikr.
8
MAPABA KE - IV PK. PMII RADEN SAID UT TUBAN
Asah, Asih, Asuh
c. Ijma’
d. Qiyas
Al-Qur’an sebagai sumber utama dalam pengambilan hukum tidak dibantah
oleh semua madzhab fiqh. Sebagai sumber hukum naqli, posisinya tidak
diragukan. Al-Qur’an merupakan sumber hukum tertinggi dalam Islam.
Sementara As-Sunnah meliputi Al-Hadist dan segala tindak dan perilaku
Rasul Shallallahu Alaihi Wa Sallam, sebagaimana diriwayatkan oleh para
sahabat dan tabi’in. Penempatannya ialah setelah proses Istinbath Al-Hukm
tidak ditemukan dalam Al-Qur’an, atau digunakan sebagai komplemen
(pelengkap) dari apa yang telah dinyatakan dalam Al-Qur’an.
As-Sunnah sendiri mempunyai tingkat kekuatan yang bervariasi. Ada yang
terus-menerus (mutawatir), terkenal (masyhur) ataupun terisolir (ahad).
Penentuan tingkat As-Sunnah tersebut dilakukan oleh Ijma’ Shahabah.
Menurut Abu Hasan Ali Ibn Ali Ibn Muhammad Al-Amidi, Ijma’ adalah
kesepakatan kelompok legislatif (Ahl Al-Halli Wa Al-Aqdi) dan umat
Muhammad pada sesuatu masa terhadap suatu hukum dari suatu kasus. Atau
kesepakatan orang-orang mukallaf dari umat Muhammad pada suatu masa
terhadap suatu hukum dari suatu kasus.
Dalam Al-Qur’an dasar Ijma’ terdapat dalam Q.S. An-Nisa’, 4: 115 :
“Dan barang siapa menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya,
dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia
leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan kami masukkan ia
ke dalam jahannam, dan jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali.” Dan,
“Dan demikian pula kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil
dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia.” (Q.S. Al
Baqoroh, 2: 143).
Qiyas, sebagai sumber hukum Islam, merupakan salah satu hasil ijtihad
para Ulama. Qiyas yaitu mempertemukan sesuatu yang tak ada nash hukumnya
dengan hal lain yang ada nash hukumnya karena ada persamaan illat hukum.
Qiyas sangat dianjurkan untuk digunakan oleh Imam Syafi’i.
10
MAPABA KE - IV PK. PMII RADEN SAID UT TUBAN
Asah, Asih, Asuh
C. BER-ASWAJA DI PMII
Sebagai manhaj al-fikr, PMII berpegang pada prinsip-prinsip Tawassuth
(moderat), Tawazun (netral), Ta’adul (keseimbangan), dan Tasamuh (toleran).
Moderat tercermin dalam pengambilan hukum (Istinbath) yaitu
memperhatikan posisi akal di samping memperhatikan nash. Aswaja memberi
titik porsi yang seimbang antara rujukan nash (Al-qur’an dan Al-Hadist)
dengan penggunaan akal. Prinsip ini merujuk pada debat awal-awal Masehi
antara golongan yang sangat menekankan akal (Mu’tazilah) dan golongan
fatalis (Jabariyah).
Sikap netral (Tawazun) berkaitan dengan sikap dalam politik. Aswaja
memandang kehidupan sosial-politik atau kepemerintahan dari kriteria dan
prasyarat yang dapat dipenuhi oleh sebuah rezim. Oleh sebab itu, dalam sikap
tawazun, PMII tidak membenarkan kelompok ekstrim yang hendak
merongrong kewibawaan sebuah pemerintahan yang disepakati bersama,
namun tidak juga berarti mendukung pemerintahan. Apa yang terkandung
dalam sikap tawazun tersebut adalah memperhatikan bagaimana keterpenuhan
kaidah dalam perjalanan sistem kehidupan sosial politik.
Keseimbangan (Ta’adul) dan toleran (Tasamuh) terefleksikan dalam
kehidupan sosial di masyarakat, yaitu cara bergaul dalam kondisi sosial budaya
mereka. Keseimbangan dan toleransi mengacu pada cara bergaul PMII sebagai
muslim dengan golongan muslim atau pemeluk agama yang lain. Realitas
masyarakat Indonesia yang plural dalam budaya, etnis, ideologi politik, dan
agama, PMII memandang bukan semata-mata realitas sosiologis, melainkan
juga realitas teologis. Artinya bahwa Allah Subhanahu Wata’ala memang
dengan sengaja menciptakan manusia berbeda-beda dalam berbagai sisinya.
Oleh sebab itu, tidak ada pilihan sikap yang lebih tepat kecuali ta’adul dan
tasamuh.
11
MAPABA KE - IV PK. PMII RADEN SAID UT TUBAN
Asah, Asih, Asuh
BAB II
KE-INDONESIA-AN
12
MAPABA KE - IV PK. PMII RADEN SAID UT TUBAN
Asah, Asih, Asuh
mahasiswa formal dan non formal dengan visi kebebasan dalam berdemokrasi
yang menghasilkan penurunan Soeharto yang digantikan Habibi. Pergantian
Soeharto ke Habibi tidak berjalan mulus, para promotor propokator kembali
dipaksa turun jalan. Karena pergantian yang ada di anggab tidak lebih dari
pergantian rezim yang sama. Tidak ada perubahan kecauli peralihan dari sang
guru terhadap muridnya yang paling royal. Apalagi jelas, pergantian kepala
Negara hanyalah sebagai prasyarat berlangsungnya reformasi yang menjadi
tututan masyarakat.
16
MAPABA KE - IV PK. PMII RADEN SAID UT TUBAN
Asah, Asih, Asuh
BAB III
KOPRI & GENDER
Annisa Syaqa-iq ar-Rijal (perempuan adalah belahan laki-laki) begitulah
hadist Nabi tentang perempuan. Ini menandakan bahwa Islam menempatkan
perempuan secara berdampingan dengan laki-laki,dalam ekisistensi, dalam
menunaikan peran kehidupannya dan dalam hak serta kewajiban. Perjuangan
meningkatkan kualitas hidup perempuan adalah perjuangan memperbaiki
kualitas hidup separuh masyarakat. Dengan kata lain, perbaikan hidup
perempuan tidak otomatis terwujud melalui perjuangan hidup laki-laki. Ia
memilki dunianya sendiri, yang juga harus diperjuangkan olehnya sendiri.
Gagasan apapun yang tidak didukung oleh sekelompok manusia yang
siap untuk melaksanakan, memperjuangkan, dan menyebarkannya, pasti akan
mati sejak usia dini, atau minimal akan sakit dalam waktu lama, tergeletak di
atas dipannya hingga datang seseorang yang mengobatinya, menghindarkannya
dari debu-debu masa, dan membebaskannya dari berbagai beban penyakit, lalu
menyerahkan kepada sekelompok orang yang akan membentuk tunas gerakan
yang akarnya adalah gagasan baru tersebut. Gagasan yang tidak diwujudkan
dalam sebuah pergerakan, tidak dibela, dan tidak diperjuangkan oleh
pendukungnya pasti akan segera lenyap dan dilupakan betapapun hebat dan
mengagumkan. Sejauh aktivitas, ketangguhan, dan kemampuan para
pendukungnya dalam merekrut masa, akan menentukan keberhasilan gagasan
tersebut. Selanjutnya akan terbentuklah suatu pergerakan yang terdiri dari
sekelompok manusia yang dikendalikan oleh suatu kepemimpinan berikut
struktur organisasinya. Setiap pergerakan apapun memilki gagasan tertentu
yang hendak direalisasikan ditengah-tengah manusia, betapapun sederhananya,
bahkan terkadang remeh, atau sulit untuk diwujudkan di alam nyata, namun ia
tetap berupaya untuk membangun pendukung bagi dirinya.
19
MAPABA KE - IV PK. PMII RADEN SAID UT TUBAN
Asah, Asih, Asuh
20
MAPABA KE - IV PK. PMII RADEN SAID UT TUBAN
Asah, Asih, Asuh
Dehumanisasi dari Proses Humanisasi, Kajian Dikbud, No. 013, Tahun IV,
Juni 1998, http://.www.gender.or.id.).
Ivan Illich mendefinisikan gender dengan pembeda-bedaan tempat, waktu,
alat-alat, tugastugas, bentuk pembicaraan, tingkah laku dan persepsi yang
dikaitkan dengan perempuan dalam budaya sosial. Illich dianggap sebagai
orang yang pertama menggunakan istilah gender dalam analisis ilmiahnya
untuk membedakan segala sesuatu di dalam masyarakat yang tidak hanya
terbatas pada penggunaan jenis kelamin semata (Lihat Siti Ruhaini Dzuhayatin,
“Gender dalam Persfektif Islam: Studi terhadap Hal-hal yang Menguatkan dan
Melemahkan Gender dalam Islam”, dalam Mansour Fakih et al, Membincang
Feminisme: Diskursus Gender Perspektif Islam, cet. I (Surabaya: Risalah
Gusti, 1996), h. 23. Ivan Illich menulis buku Gender, diterjemahkan oleh Omi
Intan Naomi dengan judul Gender, cet. I (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998.
Pengertian yang lebih kongkrit dan lebih operasioanal dikemukakan oleh
Nasaruddin Umar bahwa gender adalah konsep kultural yang digunakan untuk
memberi identifikasi perbedaan dalam hal peran, prilaku dan lain-lain antara
laki-laki dan perempuan yang berkembang di dalam masyarakat yang
didasarkan pada rekayasa sosial (Lihat Nasaruddin Umar, “Perspektif Gender
dalam Islam”, jurnal Paramadina, Vol. I. No. 1, Juli–Desember 1998, h. 99).
Dengan demikian, dapat dipahami bahwa gender adalah sebuah konsep
yang dijadikan parameter dalam pengidentifikasian peran laki-laki dan
perempuan yang didasarkan pada pengaruh sosial budaya masyarakat (social
contruction) dengan tidak melihat jenis biologis secara equality dan tidak
menjadikannya sebagai alat pendiskriminasian salah satu pihak karena
pertimbangan yang sifatnya biologis.
21
MAPABA KE - IV PK. PMII RADEN SAID UT TUBAN
Asah, Asih, Asuh
22
MAPABA KE - IV PK. PMII RADEN SAID UT TUBAN
Asah, Asih, Asuh
D. Gerakan Perempuan
Para aktivis politik feminis pada umumnya mengkampanyekan isu-isu
seperti hak reproduksi, (termasuk hak yang tidak terbatas untuk memilih
aborsi, menghapus undang-undang yang membatasi aborsi dan mendapatkan
akses kontrasepsi), kekerasan dalam rumah tangga, meninggalkan hal-hal yang
berkaitan dengan keibuan (maternity leave), kesetaraan gaji, pelecehan seksual
(sexual harassment), pelecehan di jalan, diskriminasi dan kekerasan seksual
(sexual violence). Isu-isu ini dikaji dalam sudut pandang feminisme, termasuk
isu-isu patriarkhi dan penindasan.
Sekitar tahun 1960an dan 1970an, kebanyakan dari feminisme dan teori
feminis telah disusun dan difokuskan pada permasalahan yang dihadapi oleh
wanita-wanita Barat, ras kulit putih dan kelas menengah. Kemudian
permasalahan-permasalahan tersebut diklaim sebagai persoalan universal
23
MAPABA KE - IV PK. PMII RADEN SAID UT TUBAN
Asah, Asih, Asuh
mewakili seluruh wanita. Sejak itu, banyak teori-teori feminis yang menantang
asumsi bahwa "perempuan" merupakan kelompok individu-individu yang
serba sama dengan kepentingan yang serupa. Para aktivis feminis muncul dari
beragam komunitas dan teori-teorinya mulai merambah kepada lintas gender
dengan berbagai identitas sosial lainnya, seperti ras dan kelas (kasta). Banyak
kalangan feminis saat ini berargumen bahwa feminisme adalah gerakan yang
muncul dari lapisan bawah yang berusaha melampaui batasan-batasan yang
didasarkan pada kelas sosial, ras, budaya dan agama, yang secara kultural
dikhususkan dan berbicara tentang isu-isu yang relevan dengan wanita dalam
sebuah masyarakat
2. KOPRI
A. Landasan Normatif
Dalam Bab VII Anggaran Rumah Tangga (ART) PMII tentang Kuota
Kepengurusan, Pasal 20 dinyatakan, ayat (1) Kepengurusan di setiap tingkat
harus menempatkan anggota perempuan minimal 1/3 keseluruhan anggota
pengurus; dan ayat (2) Setiap kegiatan PMII harus menempatkan anggota
perempuan minimal 1/3 dari keseluruhan anggota. Penjelasan soal
pemberdayaan anggota perempuan PMII ada dalam bab VIII Pasal 21 ayat (1)
Pemberdayaan Perempuan PMII diwujudkan dengan pembentukan wadah
perempuan yaitu KOPRI (Korp PMII Putri), dan ayat (2) Wadah Perempuan
tersebut diatas selanjutnya diataur dalam Peraturan Organisasi (PO). Adapun
wadah pemberdayaan anggota putri PMII ditegaskan dengan pembentukan
lembaga khusus bernama Korp PMII Putri (KOPRI) sebagaimana dalam Bab
IX tentang Wadah Perempuan. Dalam Pasal 22, ayat (1): Wadah perempuan
bernama KOPRI; ayat (2) KOPRI adalah wadah perempuan yang didirikan
oleh kader-kader Putri PMII melalui Kelompok Kerja sebagai keputusan
Kongres PMII XIV; ayat (3) KOPRI didirikan pada 29 September 2003 di
Asrama Haji Pondok Gede Jakarta dan merupakan kelanjutan sejarah dari
KOPRI yang didirikan pada 26 November 1967; dan ayat (4) KOPRI bersifat
semi otonom dalam hubungannya Dengan PMII. Struktur KOPRI sebagaimana
struktur PMII, terdiri dari : PB KOPRI, PKC KOPRI dan PC KOPRI.
24
MAPABA KE - IV PK. PMII RADEN SAID UT TUBAN
Asah, Asih, Asuh
D. Proses Kaderisasi
1. Sekolah Islam Gender (SIG) Dilaksanakan pasca Mapaba.
Penyelenggara Rayon atau komisariat
2. Sekolah Kader Kopri (SKK) Dilaksanakan pasca Pelatihan Kader
Dasar (PKD). Penyelenggara Pengurus Cabang (PC) atau Pengurus
Koordinator Cabang (PKC)
3. Sekolah Kader Kopri Nasional (SKKN). Dilaksanakan pasca Pelatihan
Kader Lanjut (PKL). (Penyelenggara PB)
26
MAPABA KE - IV PK. PMII RADEN SAID UT TUBAN
Asah, Asih, Asuh
BAB IV
Nilai Dasar Pergerakan (NDP)
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) sebagai organisasi
kemahasiswaan berusaha menggali nilai- nilai moral yang lahir dari
pengalaman dan keberpihakan insan warga pergerakan dalam bentuk rumusan-
rumusan yang diberi nama Nilai Dasar Pergerakan (NDP). Secara historis,
NDP PMII mulai terbentuk pasca Independensi PMII ketika Mukernas III di
Bandung (1-5 Mei 1976). Pada saat itu penyusunan NDP masih berupa
kerangkanya saja, lalu diserahkan kepada tim PB PMII. Namun, hingga
menjelang Kongres PMII VIII di Bandung, penyusunan tersebut belum dapat
diwujudkan. Hingga akhirnya saat Kongres PMII VIII di Bandung (16-20 Mei
1985) menetapkan penyempurnaan rumusan NDP dengan Surya Dharma Ali
sebagai ketua umumnya. Penyempurnaan ini berlangsung hingga 1988.
Selanjutnya pada tanggal 14-19 September 1988 ketika Kongres IX PMII,
NDP mulai disahkan di Surabaya.
A. Epistimologi NDP
NDP ini merupakan tali pengikat (kalimatun sawa’) yang
mempertemukan semua warga pergerakan dalam ranah dan semangat
perjuangan yang sama. Seluruh anggota dan kader PMII harus memahami dan
menginternalisasikan nilai dasar PMII baik secara personal maupun kolektif
dalam medan perjuangan sosial yang lebih luas, dengan melakukan
keberpihakan yang nyata melawan ketidakadilan, kesewenangan, kekerasan,
dan tindakan-tindakan negatif lainnya.
Secara esensial NDP adalah suatu sublimasi Nilai Keislaman dan
Keindonesiaan dengan kerangka pemahaman keagamaan Ahlussunnah Wal
Jamaah yang menjiwai berbagai aturan, memberi arah, mendorong serta
penggerak kegiatan-kegiatan PMII. Sebagai pemberi keyakinan dan pembenar
mutlak, Islam mendasari dan menginspirasi nilai Dasar Pergerakan yang
meliputi cakupan Akidah, syariah dan akhlak dalam upaya kita memperoleh
kesejahteraan hidup di dunia dan akherat. Dalam upaya memahami,
27
MAPABA KE - IV PK. PMII RADEN SAID UT TUBAN
Asah, Asih, Asuh
C. KEDUDUKAN
Rumusann nilai NDP sebagai aspek ideal dalam berbagai aturan dan
kegiatan PMII
28
MAPABA KE - IV PK. PMII RADEN SAID UT TUBAN
Asah, Asih, Asuh
untuk mengemban amanat yang maha berat yang ditawarkan Allah SWT
kepada manusia. Kedua pola tersebut berfungsi secara simbangang, lurus
dan teguh. Juga harus dijalankan hanya dengan keikhlasan mengharap
ridha dari Allah SWT semata dengan terus dengan melakukan ikhtiar
secara optimal sedangkan mengenai hasil sepenuhnya hanya milik Allah
SWT.
Kedua, manusia mempunyai sifat uluhiyyah atau sifat ketuhanan,
yakni fitrah suci untuk memproyeksikan tentang kebaikan dan keindahan.
Misalnya manusia ketika menjalankan sujud kepada Allah SWT berarti
manusia sedang menjalankan fungsi al quddus. Demikian pula ketika
manusia menjalankan fungsi – fungsi ketuhanan yang lain. Intinya bahwa
pancaran keindahan masuk kedalam jiwa manusia untuk selalu berbuat
kebaikan dan keindahan walaupun ada nilai tidak mungkin ada kesamaan
antara makhluk dengan sang kholik. (QS Al Dzariat: 56, QS Al A’ruf:
179, QS Al Qashash: 27)
3. Hubungan manusia dengan manusia (Hablum Minan Nas)
kenyataan bahwa Allah SWT meniupkan ruh-Nya kedalam materi
dasar manusia adalah bukti bahwa manusia makhluk yang paling mulia.
Kedudukan manusia dengan manusia yang lain adalah sama dihadapan
Allah SWT. Yang membedakan mereka hanyalah kualitas ketaqwaannya.
Setiap menusia pasti memiliki kelebihan serta kekurangannya. Hal ini
justru sebuah potensi bagi manusia untuk selalu kreatif dan terus
bergerak kearah yang lebih baik. Karena manusia itu sama kedudukannya
dihadapan Tuhan. Sehingga tidak dibenarkan apabila ada manusia
mendudukan dirinya lebih mulia daripada yang lain.
Seperti disinggung diatas, fungsi manusia sebagai Khalifatullah
adalah untuk menegakkan kesederajatan antara sesama manusia. Fungsi
ini juga berarti bahwa manusia harus terus membela kebenaran dan
keadilan dimanapun dan dimanapun. Juga senantiasa memberikan
kedamaian dan rahmah bagi seluruh alam.
Implementasinya, kader PMII harus selalu menegakkan keadilan dan
kebenaran. Membela kaum tertindas, membela kaum mustad afinn.
30
MAPABA KE - IV PK. PMII RADEN SAID UT TUBAN
Asah, Asih, Asuh
31
MAPABA KE - IV PK. PMII RADEN SAID UT TUBAN
Asah, Asih, Asuh
32
MAPABA KE - IV PK. PMII RADEN SAID UT TUBAN
Asah, Asih, Asuh
BAB V
Ke- PMII-an
A. SEJARAH
1. Latar belakang didirikannya PMII
Lahirnya PMII bukannya berjalan mulus, banyak sekali hambatan dan
rintangan.Hasrat mendirikan organisasi NU sudah lama bergolak.namun pihak
NU belum memberikan green light. Belum menganggap perlu adanya
organisasi tersendiri buat mewadahi anak-anak NU yang belajar di perguruan
tinggi.melihat fenomena yang ini, kemauan keras anak-anak muda itu tak
pernah luntur, bahkan semakin berkobar-kobar saja dari kampus ke kampus.
hal ini bisa dimengerti karena, kondisi sosial politik pada dasawarsa 50-an
memang sangat memungkinkan untuk lahirnya organisasi baru. Banyak
organisasi Mahasiswa bermunculan dibawah naungan payung
induknya.misalkan saja HMI yang dekat dengan Masyumi, SEMI dengan PSII,
KMI dengan PERTI, IMM dengan Muhammadiyah dan Himmah yang
bernaung dibawah Al-Washliyah. Wajar saja jika kemudiaan anak-anak NU
ingin mendirikan wadah tersendiri dan bernaung dibawah panji bintang
sembilan, dan benar keinginan itu kemudian diwujudkan dalam bentuk
IMANU (Ikatan Mahasiswa Nahdlatul Ulama) pada akhir 1955 di Jakarta yang
dipelopori oleh Wa'il Harits Sugianto. Sedangkan di Surakarta berdiri KMNU
(Keluarga Mahasiswa Nahdhatul Ulama) yang dipelopori oleh Mustahal
Ahmad dan PMNU (Persatuan Mahasiswa NU) berdiri di Bandung.Namun
keberadaan beberapa organisasi nahdiyin tersebut tidak direstui bahkan
ditentang oleh Pimpinan Pusat IPNU dan PBNU dengan alasan IPNU baru saja
berdiri dua tahun sebelumnya yakni tanggal 24 Februari 1954 di Semarang.
IPNU punya kekhawatiran jika IMANU dan KMNU akan memperlemah
eksistensi IPNU.
Gagasan pendirian organisasi mahasiswa NU muncul kembali pada
Muktamar II IPNU di Pekalongan (1-5 Januari 1957). Gagasan ini pun kembali
ditentang karena dianggap akan menjadi pesaing bagi IPNU. Sebagai langkah
33
MAPABA KE - IV PK. PMII RADEN SAID UT TUBAN
Asah, Asih, Asuh
3. Deklarasi
Sebelum melakukan musyawarah mahasiswa nahdliyin tiga dari 13 orang
tersebut (yaitu Hisbullah Huda, Said Budairy, dan M Makmun Syukri BA)
pada tanggal 19 Maret 1960 berangkat ke Jakarta untuk menghadap Ketua
Tanfidziah PBNU KH Dr Idham Khalid untuk meminta nasehat sebagai
pedoman pokok permusyawaratan yang akan dilakukan. Pada pertemuan
dengan PBNU pada tanggal 24 Maret 1960 ketua PBNU menekankan
35
MAPABA KE - IV PK. PMII RADEN SAID UT TUBAN
Asah, Asih, Asuh
rumah tangga PMII dinyatakan sah berlaku.Pada sidang itu pula disahkan
lambang PMII dan pokok-pokok aturan mengenai anggota baru.
4. Independesi
Salah satu momentum sejarah perjalanan PMII yang membawa perubahan
besar pada perjalanan PMII adalah dicetuskannya “Independensi PMII” pada
tanggal 14 Juni 1972 di Murnajati Lawang Malang, Jawa Timur, yang
kemudian kita kenal dengan Deklarasi Murnajati. Lahirnya deklarasi ini
berkenaan dengan situasi politik Nasional, ketika peran partai politik dikebiri
dan mulai dihapuskan, termasuk terhadap partai NU.Ditambah lagi dengan
digiringnya peran mahasiswa dengan komando back to campus.Keterlibatan
PMII dalam dunia politik praktis yang terlalu jauh pada pemilu 1971 sangat
merugikan PMII.Kondisi ini akhirnya disikapi dengan deklarasi berpisahnya
PMII secara structural dari partai NU. Deklarasi tersebut adalah DEKLARASI
MURNAJATI
Selain menghasilkan deklarasi interdependensi, pada waktu itu juga
ditetapkan:
1. Motto PMII : Dzikir, Fikir dan Amal Shaleh
2. Tri Khidmat PMII : Taqwa, intelektualitas, dan profesionalitas
3. Tri Komitmen PMII : Kejujuran, kebenaran, dan keadilan
4. Ekacitra Diri PMII : Ulul albab
37
MAPABA KE - IV PK. PMII RADEN SAID UT TUBAN
Asah, Asih, Asuh
Cakap, dan
Bertanggung jawab dalam mengamalkan ilmu pengetahuannya. (Bab IV
AD PMII)
Komitmen memperjuangkan cita-cita kemerdekaan Indonesia.
Menuju capaian ideal sebagai mahluk Tuhan, sebagai ummat yang
sempurna, yang kamil, yaitu mahluk Ulul Albab.
38
MAPABA KE - IV PK. PMII RADEN SAID UT TUBAN
Asah, Asih, Asuh
3. Islam
Adalah agama yang dianut, diyakini dan dipahami dengan haluan atau
paradigma Ahlussunnah Wal Jama’ah. ASWAJA sebagai Manhaj Al Fikr
(metode berfikir), yaitu konsep pendekatan terhadap ajaran-ajaran islam
secara proporsional antara iman, islam dan ihsan.
4. Indonesia
Adalah masyarakat bangsa dan negara indonesia yang mempunyai
falsafah dan idiologi bangsa (pancasila) dan UUD 1945 dengan landasan
kesatuan dan keutuhan bangsa dan negara yang terbentang dari sabang
sampai merauke, serta diikat dengan kesadaran wawasan nusantara.
Secara totalitas, PMII bertujuan melahirkan kader bangsa yang
mempunyai integritas diri sebagai hamba yang bertaqwa kepada Allah SWT,
berbudi luhur, berilmu, cakap dan bertanggungjawab dalam mengamalkan ilmu
pengetahuannya. Dan atas dasar ketaqwaannya, berkiprah mewujudkan peran
ketuhanan dalam rangka membangun masyrakat bangsa dan negara indonesia
menuju suatu tatanan yang adil dan makmur dalam ampunan dan ridho Allah
SWT.
G. Rekrutment
Dalam PMII, ada tahapan-tahapan pengkaderan. Untuk tahap pertama
dalah MAPABA (Masa Penerimaan Anggota Baru) sebagai jendela awal untuk
bergabung dalam organisasi PMII.Untuk berikutnya sebagai tindak lanjut ada
PKD (Pelatihan Kader Dasar) dilaksanakan oleh Komisariat/Cabang,
merupakan persyaratan untuk bisa menjadi pengurus komisariat/cabang.Dan
diteruskan dengan PKL (Pelatihan Kader Lanjutan), dilaksanakan oleh
41
MAPABA KE - IV PK. PMII RADEN SAID UT TUBAN
Asah, Asih, Asuh
H. Struktural Organisasi
1) Pengurus Besar (PB) berpusat di Ibu Kota
2) Pengurus Koordinator Cabang (PKC) berpusat di Provinsi
3) Pengurus Cabang (PC) berpusat di Kabupaten
4) Pengurus Komisariat (PK) berpusat di Kampus
5) Pengurus Rayon (PR) berpusat di Fakultas
42
MAPABA KE - IV PK. PMII RADEN SAID UT TUBAN
Asah, Asih, Asuh
BAB VI
KE – ISLAM – AN
(MODERATISME ISLAM)
43
MAPABA KE - IV PK. PMII RADEN SAID UT TUBAN
Asah, Asih, Asuh
buat sedemikian bebas sehingga Islam tidak lagi bersifat sebagai agama yang
mengikat namun agama yang bebas yang sesuai dengan kondisi zaman.
Begitu juga dengan istilah yang tak kalah marak dikalangan cendekiawan
muslim, yaitu “Islam Moderat”. Sebuah istilah yang sering disematkan kepada
orang-orang yang tidak kaku dalam memahami Islam, mau menghadiri
perayaan hari raya agama lain, memimpin do’a lintas agama, modern dan yang
lain sebagainya. Surat Al-Baqarah ayat 143, menjadi sebuah ayat yang favorit
bagi kalangan liberalis tentang legitimasi terhadap istilah “Islam Moderat”, dan
istilah ini di pertentangkan juga dengan istilah lain yaitu “Islam Radikal”.
Sehingga pada saat ini, Islam seakan-akan terbagi menjadi dua, antara yang
moderat dengan yang radikal.
45
MAPABA KE - IV PK. PMII RADEN SAID UT TUBAN
Asah, Asih, Asuh
46
MAPABA KE - IV PK. PMII RADEN SAID UT TUBAN
Asah, Asih, Asuh
susah dihitung. Tetapi yang jelas, mereka ada di mana-mana di seluruh penjuru
Nusantara.
Pendirinya : Syaikh Muhammad Ilyas bin Muhammad Ismail al-
Kandahlawi.(1303-1363)
Kelompok ini aktif sejak 1920-an di Mewat, India. Markas internasional
pusat tabligh adalah di Nizzamudin, India.
Pendapat mereka :
Mengembalikan Islam pada ajarannya yang kaffah (menyeluruh)
Mengharuskan pengikutnya khuruj (keluar untuk berdakwah) 4 bulan
untuk seumur hidup, 40 hari pada tiap tahun, tiga hari setiap bulan, atau
dua kali berkeliling pada tiap minggu.
Menjauhi pembicaraan tentang fiqih, masalah-masalah politik, aliran-
aliran lain dan perdebatan
Keyakinan tentang keluarnya tangan Rasulullah dari kubur beliau untuk
berjabat tangan dengan asy-Syaikh Ahmad Ar-Rifa'i
Hidayah dan keselamatan hanya bisa diraih dengan mengikuti tarekat
Rasyid Ahmad al-Kanhuhi
Sikap fanatis yang berlebihan terhadap orang-orang shaleh dan
berkeyakinan bahwa mereka mengetahui ilmu gaib
Keharusan untuk bertaqlid
5. Majlis Tafsir Al-Quran
Pendiri : Abdullah Toufel Saputra
Aktif : 19 September 1972.
Pemimpin sekarang : Drs. Ahmad Sukina.
Kelompok ini tersebar di Indonesia dan untuk saat ini memiliki 130 cabang .
Pendapat :
Mengembalikan umat Islam pada Al-Quran dan Hadits
Mengikis bid'ah dan khufarat di umat Islam
6. Front Pembela Islam
Pemimpin pertama : KH Cecep Bustomi
Pemimpin sekarang : Habib Rizieq Syihab
47
MAPABA KE - IV PK. PMII RADEN SAID UT TUBAN
Asah, Asih, Asuh
48
MAPABA KE - IV PK. PMII RADEN SAID UT TUBAN
Asah, Asih, Asuh
BAB VII
ANTROPOLOGI KAMPUS DAN
TANGGUNG JAWAB SOSIAL MAHASISWA
49
MAPABA KE - IV PK. PMII RADEN SAID UT TUBAN
Asah, Asih, Asuh
berperan luas untuk sebuah ke-Negara-annya, yang pasti berperan baik serta
Proggressif membangun kedepannya.
Dilihat dari pandangan Sejarah, Mahasiswa adalah salah satunya garda
depan dalam peningkatan keintelektualan maupun salah satu generasi yang
menyebarluaskan peradaban, baik peradaban Islam maupun Peradaban Lokal.
Sering kali, kita sendiri sebagai Mahasiswa bahkan belum cukup mengetahui
dan memahami bagaimana sebenarnya peran Mahasiswa itu sendiri. Tanpa
disadari, kita juga masih ingin diperlakukan sebagai seorang siswa, padahal
harusnya sebaliknya harus bisa menjadi pengolah maupun penggerak
segalanya. Memang, menjadi seorang Mahasiswa tidaklah mudah
kelihatannya, karena ada banyak hal yang perlu dilakukan mestinya.
B. Tipologi MAHASISWA
Unsur-unsur dari suatu kebudayaan dalam artian disini adalah budaya
kampus kita tidak dapat dimasukan kedalam kebudayaan kampus lain tanpa
mengakibatkan sejumlah perubahan pada kebudayaan itu. Tetapi harus dingat
bahwa kebudayaan itu tidak bersifat statis, ia selalu berubah. Tanpa adanya
‚gangguan‛ dari kebudayaan lain atau asing pun dia akan berubah dengan
berlalunya waktu. Bila tidak dari luar, akan ada individu-individu dalam
kebudayaan itu sendiri yang akan memperkenalkan variasivariasi baru dalam
tingkah-laku yang akhirnya akan menjadi milik bersama dan dikemudian hari
akan menjadi bagian dari kebudayaannya. Dapat juga terjadi karena beberapa
aspek dalam lingkungan kebudayaan tersebut mengalami perubahan dan pada
akhirnya akan membuat kebudayaan tersebut secara lambat laun
menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi tersebut. Serta pada
dasarnya budaya mahasiswa yang tak bisa berubah dan bersifat mutlak yaitu
diskusi, membaca dan munulis.
Apabila dilihat dari pengertian antropologi sendiri kemudian diterapkan
dalam kehidupan kampus jelas artinya bahwa tujuan kita mempelajari
antropologi kampus agar kita mampu memahami tentang budaya - budaya
kampus baik itu cara berprilaku, tradisi dan nilai-nilai dalam dunia kampus.
50
MAPABA KE - IV PK. PMII RADEN SAID UT TUBAN
Asah, Asih, Asuh
Suatu perubahan dalam kampus tidak akan terjadi apabila kita sebagai
mahasiswa tidak mampu mengexplore segala kemampuan kita sebagai wujud
tanggung jawab sosial sebagai mahasiswa. Karena kampus hanya sebuah
benda mati yang mana tidak akan berbuat sesuatu apapun terhadap diri kita
apabila kita hanya terdiam tanpa berbuat apapun tetapi sebaliknya kita harus
mampu memberikan sesuatu terhadap dunia kampus baik dari segi pemikiran,
maupun bergerak dalam organisasi sebagai tempat latihan kita dalam
mengembangkan kemampuan kita.
Dalam menyikapi semua itu terdapat bermacam-macam tipe mahasiwa
yang ada dalam dunia kampus yang sudah dijadikan budaya perilaku, nilai-
nilai sebagai dasar perilaku yang mana mereka mempunyai alasan-alasan
tersendiri mengapa berprilaku seperti itu.
Tipologi mahasiswa tersebut terbagi dalam beberapa kelompok antara lain:
1. Akademis (Cenderung terpaku pada materi kulilah saja)
2. Agamis (Religius, bukan berarti sok suci)
3. Apatis (Tidak mau tahu)
4. Hedonis (Bersikap seenaknya sendiri, hura-hura dsb) 5. Kritis (Tanggap,
cerdas, tidak mudah puas, dsb) 6. Dan lain-lain.
Dari pengelompokan mahasiswa diatas jelas semuanya ada secara
berdampingan tinggal kita sendiri yang mampu menilai diposisi mana kita
berada. KBM (Keluarga Besar Mahasiswa) sendiri merupakan sebuah
organisasi mahasiswa dengan tipe-tipe mahasiswa yang beragam, yang mana
tetap menjunjung tinggi nilai Islam Ahlussunnah wal jama’ah yang menjadi
suatu landasan perubahan dalam kampus dengan wujud mengawal segala isu-
isu yang berkembang guna kepentingan mahasiswa secara umum, tetapi
kebanyakan posisi kita sebagai generasi KBM berada pada tipe mahasiswa
yang kritis dengan tidak melupakan kewajiban kita sebagai mahasiswa yang
akademis serta tidak lupa pada kewajiban kita sebagai umat yang beragama
atau mungkin lebih mudah kalau menggunakan istilah sahabat- sahabat PMII
yaitu Dzikir, Fikir, dan Amal Sholeh.
51
MAPABA KE - IV PK. PMII RADEN SAID UT TUBAN
Asah, Asih, Asuh
tanggap dan sadar apabila terjadi gejolak atau perubahan pada masyarakat.
Dengan rasa peduli dan sikap sosialisnya, mahasiswapun dapat menjaga
kestabilan sosial.
Itulah kenapa peranan mahasiswa sangat berpengaruh sebagai pengawas
kehidupan masyarakat. Peran mahasiswa sebagai Agen Of Control Sosial
tentu tidak main-main. Misal, apabila dalam suatu kawasan yang
masyarakatnya sedang dalam konflik atau dalam gunjang-ganjing
persoalan, dan pada saat itu pula mahasiswa terjun langsung dalam
kawasan tersebut, secara naluriah, mahasiswa yang notabene memiliki cara
pandang objektif dan idealis realistis lebih mudah menyelesaikan suatu
konflik daripada masyarakat itu sendiri yang mungkin diselimuti ego
subjektif masing-masing. Suatu demonstrasi juga merupakan aksi
mahasiswa sebagai bentuk control sosial apabila dalam pengambilan
putusan pemerintahan terdapat ketidaksesuaian dengan kondisi masyarakat.
Tentulah mahasiswa berperan sangat penting sebagai Agen Of Control
Sosial.
3. Mahasiswa Sebagai Agen Of Innovation
Inovasi adalah pengembangan nilai-nilai. Mahasiswa sebagai Agen Of
Innovation tugasnya adalah memberikan solusi untuk memenuhi kebutuhan
yang baru. Karena seiring dengan berjalannya waktu, perkembangan zaman
pun juga akan berubah. Sehingga peran penting mahasiswa untuk
menggunakan intelekualnya sangat dibutuhkan di dalam masyarakat.
53
MAPABA KE - IV PK. PMII RADEN SAID UT TUBAN
Asah, Asih, Asuh
dan kesenjangan kelas semakin kentara dan tidak bisa di tutuptutupi. Ini yang
menjadi latar belakang utama kemunculan gerakan-gerakan pembebasan yang
banyak didominasi kelompok muda intelektual yaitu mahasiswa. Dalam
banyak hal keterlibatan gerakan mahasiswa dalam gerakan-gerakan terutama
gerakan politik banyak mendapat pengaruh dari kondisi domestik maupun
global. Namun hal yang eukup menjadi dorongan utama adalah kondisi politik
dalam negeri. MisaInya saja kediktatoran pemerintaham militer Soeharto atau
kediktatoran rezim yang sarna di Amerika Latin menjadi pemicu awal dari
tumbuhnya gerakan-gerakan demokratik mahasiswa.
Kedua, di Indonesia Gerakan Mahasiswa mendapat suatu legitimasi sejarah
atas keturutsertaannya terlibat dalam gerakan kemerdekaan dan semenjak
berdirinya negara menjadi bagian yang di akui dari sistem politik. Jika kita
telusuri, misaInya, perjuangan kemerdekaan Nasional yang didorong
Soekarno Cs lewat kelompok-kelompok studinya, Hatta lewat Perhimpunan
Indonesianya, temyata efektif dan mampu seeara luas membangkitkan
perasaan untuk sesegera mungkin lepas dari belenggu kolonialisme.
Kelompok yang dulunya di sebut "pemuda pelajar" ini menjadi semaeam
"martir kelompok terdidik" yang membawa angin perubahan untuk memenuhi
kebutuhan sosial masyarakat akan kemerdekaan.
Ketiga, kekurangan lembaga dan struktur politik yang mapan. Akibat dari
itu adalah relatif mudahnya bagi setiap kelompok yang terorganisir untuk
mempunyai dampak langsung tehadap politik. Eksistensi politik GM muncul
ketika kebutuhan tersebut hadir. Apalagi di barisan bawah gerakangerakan
yang disponsori rakyat belum terakomodasi menjadi kekuatan perubahan yang
signifikan. GM mulai membentuk suatu elit, sehingga merasa berperan dalam
kemungkinan terjadinya transformasi sosial yang Iebih luas. Akses informasi
tentang situasi perpolitikan memungkinkan banyak telaah untuk pembuktian
bahwa proses regimentasi politik totaliter harus mendapat tanggapan yang
serius dan diterjemahkan dalam bentuk gerakan-gerakan yang lebih konkrit.
Banyak di antara universitas yang berada di perkotaan yang sebagian besar
populasi mahasiswa berada dalam jarak jangkauan yang mudah terhadap pusat
kekuasaan. Ini memungkinkan GM mudah melakukan sebuah aksi untuk
54
MAPABA KE - IV PK. PMII RADEN SAID UT TUBAN
Asah, Asih, Asuh
55
MAPABA KE - IV PK. PMII RADEN SAID UT TUBAN
Asah, Asih, Asuh
LAGU – LAGU
MARS PMII
Inilah kami wahai indonesia
Satu barisan dan satu jiwa
Pembela bangsa penegak agama
Tangan terkepal Dan maju kemuka
Habislah masa yang suram
Selesai sudah derita yang lama
Bangsa yang jaya islam yang benar
Bangun terssentak dari bumiku subur
Denganmu PMII
Pergerakanku
Ilmu dan bakti kuberikan
Adil dan makmur kuperjuangkan
Untukmu satu tanah airku
Untukmu satu keyakinanku
Inilah kami wahai indonesia
Satu angkatan dan satu cita
Putera bangsa bebas merdeka
Tangan terkepal dan maju kemuka.
HYMNE PMII
Bersemilah bersemilah tunas PMII
Tumbuh subur tumbuh subur kader PMII
Bersemila bersemilah tunas PMII
Tumbuh subur tumbuh subur kader PMII
Masa depan ditanganmu
Untuk meneruskan perjuangan
. Bersemilah bersmilah
Kau harapan bangsa
56
MAPABA KE - IV PK. PMII RADEN SAID UT TUBAN
Asah, Asih, Asuh
DARAH JUANG
Disini negri kami
Tempat padi terhampar
Samudranya kaya raya
Negri kami subur tuhan
Dinegri permai ini
Berjuta rakyat bersimbah luka
Anak buruh tak sekolah
Pemuda desa tak kerja
Mereka dirampas haknya
Tergusur dan lapar
Bunda relakan darah juang kami
Ntuk membebaskan rakyat
Mereka dirampas haknya
Tergusur dan lapar
Bunda relakan darah juang kami
Padamu kami berjanji
Padamu kami berbakti.
57
MAPABA KE - IV PK. PMII RADEN SAID UT TUBAN
Asah, Asih, Asuh
TOTALITAS PERJUANGAN
Kepada para mahasiswa
Yang merindukan kejayaan
Kepada rakyat yang kebingungan
Dipersimpangan jalan
Kepada pewaris peradaban
Yang telah menggoreskan
Sebuah catatan kebanggaan
Di lembah sejarah manusia
Wahai kalian yang rindu kemenangan
Wahai kalian yang turun ke jalan
Demi mempersembahkan jiwa dan raga
Untuk negeri tercinta
Wahai kalian yang rindu kemenangan
Wahai kalian yang turun ke jalan
Demi mempersembahkan jiwa dan raga
Untuk negeri tercinta
Untuk negeri tercinta
BURUH TANI
buruh tani mahasiswa kaum miskin kota
Bersatu padu rebut demokrasi
Gegap gempita dalam satu suara
Demi tugas suci yang mulia
Hari hari esok adalah milik kita
Terbentuknya masyarakat sejahtra
Terbentuknya tatanan masyarakat
Indonesia baru tanpa orba
Reff,
Marilah kawan mari kita kabarkan
Di tangan kita tergenggam arah bangsa
Marilah kawan mari kita nyanyikan
Sebuah lagu tentang pembebasan
di bawah kuasa tirani kususuri garis jalan ini
berjuta kali turun aksi
bagiku saatu langkah pasti
58
MAPABA KE - IV PK. PMII RADEN SAID UT TUBAN
Asah, Asih, Asuh
HUBBUL WATHAN
Ya lal wathon ya lal wathon ya lal wathon
Hubbul wathon minal iman
Wala takun minal iman
Inhadhu alal wathon
Indonesia biladi
Anta unwanul fakhoma
Kullu may ya’ tika yauma
Tomihay yalqo himama
Pusaka hati wahai tanah airku
Cintamu dalam imanku
Jangan halangkan nasibmu
Bangkitlah hai bangsaku
Indonesia negeriku
Engkau panji martabatku
Saapa datang mengncammu
Kan binasa dibawah diimu
PMII PERJUANGAN
Berjuanglah pmii berjuang
Marilah kita bina persatuan
Berjuanglah pmii berjuang
Marilah kita bina persatuan
Hancur leburkan angkara murka
Perkokohlah barisan kita,siap....
reff,
sinar api islam kini menyala
tekad bulat jihat kita membara
berjuang pmii berjuang
menegakkan kalimat tuhan
Back to reff.
59
MAPABA KE - IV PK. PMII RADEN SAID UT TUBAN