Paper Hubungan Motivasi Dengan Peran Perawat Dalam Keselamatan Pasien, Ovilia
Paper Hubungan Motivasi Dengan Peran Perawat Dalam Keselamatan Pasien, Ovilia
Oleh:
Ovilia Sari Utami
(P01720123047)
Dosen Pembimbing:
Asmawati, S.Kp., M.Kep.
2. Tujuan
Tujuan dari Paper ini untuk mengetahui hubungan motivasi dengan kepatuhan perawat dalam
pelaksanaan identifikasi pasien sebagai bagian dari keselamatan pasien.
3. Pembahasan
Gambaran Motivasi Perawat
Motivasi berasal dari kata Latin Moreve yang berarti dorongan dari dalam diri
manusia untuk bertindak atau berperilaku. Pengertian motivasi tidak terlepas dari kata
kebutuhan .kebutuhan adalah suatu potensi dalam diri manusia yang perlu ditanggapi atau
direspon. Tanggapan terhadap kebutuhan tersebut diwujudkan dalam bentuk tindakan untuk
pemenuhan kebutuhan tersebut, dan hasilnya adalah orang yang bersangkutan merasa atau
menjadi puas. Apabila kebutuhan tersebut belum direspon maka akan selalu berpotensi untuk
muncul kembali sampai dengan terpenuhinya kebutuhan yang dimaksud (Soekidjo
Notoatmodjo, 2014).
Apabila motivasi perawat tinggi akan mempermudah perawat dalam menjalankan
seuatu tindakan. Pada usia 21-30 tahun merupakan usia produktif dimana pada umumnya
mereka memiliki semangat kerja yang cukup tinggi dan pada usia ini perawat bisa
membuktikan diri untuk diakui keberadaannya. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Bustanul Aswat tahun 2010 tentang “Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Motivasi Kerja Perawat” di rumah sakit diketahui bahwa terdapat hubungan antara
usia perawat dengan motivasi kerja di rumah sakit dimana seseorang dengan usia semakin
lanjut memiliki tingkat kepuasan kerja yang semakin besar pula, tetapi kekurangannya adalah
memiliki motivasi kerja yang rendah.
Keselamatan pasien adalah sistem pelayanan dalam suatu Rumah Sakit yang
memberikan asuhan agar pasien menjadi lebih aman. Sistem tersebut diharapkan dapat
mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu
tindakan atau tidak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan (Depkes RI, 2008).
Sasaran keselamatan pasien adalah mendorong peningkatan spesifik dalam keselamatan
pasien. Sasaran keselamatan pasien meliputi ketepatan identifikasi pasien, peningkatan
komunikasi yang efektif, peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai, kepastian tepat-
lokasi, tepat-prosedur dan tepat-pasien operasi, pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan
kesehatan dan pengurangan risiko pasien jatuh (Kemenkes RI, 2011).
Kegagalan dalam berkomunikasi merupakan salah satu akar masalah yang paling
sering menyebabkan insiden keselamatan pasien (Depkes RI, 2008). Komunikasi efektif,
yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas dan menghasilkan peningkatan keselamatan pasien.
Komunikasi yang paling mudah mengalami kesalahan adalah perintah diberikan secara lisan
dan yang diberikan melalui telepon, bila diperbolehkan peraturan perundangan. Komunikasi
lain yang mudah terjadi kesalahan adalah pelaporan kembali hasil pemeriksaan kritis, seperti
laboratorium klinis menelpon unit pelayanan pasien untuk melaporkan hasil pemeriksaan
segera (Kemenkes RI, 2011).
Motivasi menunjukkan sejauh mana seorang individu ingin ataupun bersedia berusaha
untuk mencapai kinerja yang baik di pekerjaan. Hasil penelitian yang menyatakan bahwa
perawat dengan motivasi tinggi maka sikap perawat dalam mendukung penerapan program
patient safety akan semakin tinggi pula.
4. Kesimpulan
Kesimpulan dari motivasi dan peran perawat dalam keselamatan pasien adalah bahwa
perawat yang termotivasi dan memahami peran mereka dalam perawatan pasien dapat
memberikan perawatan yang lebih baik dan aman. Motivasi membantu perawat untuk tetap
fokus, bekerja dengan cermat, dan berkomunikasi dengan pasien secara efektif. Perawat juga
berperan penting dalam memantau, mencegah kesalahan medis, dan memberikan perawatan
yang sesuai, yang semuanya berkontribusi pada keselamatan pasien. Dengan demikian,
motivasi dan pemahaman peran perawat sangat penting dalam menjaga keselamatan pasien.
5. Saran
Peran perawat dalam keselamatan pasien sangat penting. Berikut beberapa saran
motivasi dan peran perawat dalam menjaga keselamatan pasien:
Soekidjo Notoatmodjo. (2014). Apabila kebutuhan tersebut belum direspon maka akan selalu
berpotensi untuk muncul kembali sampai dengan terpenuhinya kebutuhan yang
dimaksud
Bustanul Aswat. (2010). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Motivasi Kerja Perawat
Depkes RI. (2008). Keselamatan pasien adalah sistem pelayanan dalam suatu Rumah Sakit
yang memberikan asuhan agar pasien menjadi lebih aman
Kemenkes RI. (2011). Sasaran keselamatan pasien meliputi ketepatan identifikasi pasien,
peningkatan komunikasi yang efektif, peningkatan keamanan obat yang perlu
diwaspadai, kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur dan tepat-pasien operasi,
pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan dan pengurangan risiko
pasien jatuh
Depkes RI. (2008). Kegagalan dalam berkomunikasi merupakan salah satu akar masalah
yang paling sering menyebabkan insiden keselamatan pasien
Rezkiki dan Ghita Sri. (2016). Faktor yang Berhubungan dengan Penerapan Komunikasi
SBAR di Ruang Rawat Inap
LAMPIRAN
Jurnal Tahun 2019 : https://scholar.google.co.id/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Hubungan+perawat+dengan+motivasi+keselamatan+pasien&btnG
=#d=gs_qabs&t=1697451203063&u=%23p%3Dz4RtKWRrTwwJ
Jurnal Tahun 2020 : https://scholar.google.co.id/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Hubungan+perawat+dengan+motivasi+keselamatan+pasien&btnG
=#d=gs_qabs&t=1697449267593&u=%23p%3D_-NV4kbNz6YJ