Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH TEKNIK DASAR LEMPAR LEMBING

Disusun oleh :

Kelompok 9

1. Afriage Candra
2. Sya’ban Narida Akbar

Dosen Pembimbing :

Novri Rajeski, M. Pd

Jurusan Pendidikan Jasmani Fakulstas Keguruan dan Ilmu


Pendidikan Universitas Dehasen 2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................
A. Awalan Melakukan Lempar Lembing...........................................................
B. Pemanasan......................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................
A. Pengertian Lempar Lembing..........................................................................
B. Persyaratan Lempar Lembing yang Sah........................................................
C. Teknik-Teknik dalam Lempar Lembing........................................................
D. Peraturan Umum dalam Lempar Lembing.....................................................
BAB III PENUTUP..................................................................................................
A. Kesimpulan....................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN

A. Awalan Melakukan Lempar Lembing

Untuk memulai lempar lembing dengan benar, ada beberapa langkah yang perlu Anda
ikuti. Berikut adalah awalan untuk memulai lempar lembing:

1. Persiapan Alat dan Tempat: Pastikan Anda memiliki lembing yang sesuai dan
dalam kondisi baik. Tempatkan diri Anda di lapangan lempar lembing yang aman dan
sesuai dengan aturan.
2. Pemanasan: Sebelum lempar lembing, lakukan pemanasan untuk menghindari cedera
otot dan ligamen. Peregangan dan latihan ringan dapat membantu dalam hal ini.
3. Posisi dan Pegangan: Ambil posisi yang tepat dengan kaki terbuka selebar bahu.
Pegang lembing dengan benar, dengan tangan yang dominan di bagian belakang
lembing dan tangan non-dominan di depan, memegangnya seperti pegangan panjang.
4. Mengukur Langkah: Tentukan langkah awalan Anda. Ini adalah langkah yang Anda
ambil sebelum melempar lembing untuk mendapatkan momentum. Langkah awalan
dapat berbeda-beda tergantung pada preferensi pribadi dan teknik yang Anda
gunakan.
5. Posisi Lembing: Pastikan lembing berada dalam posisi yang benar di atas bahu.
Bagian berat lembing (biasanya bagian depan) harus menghadap ke arah yang akan
Anda lempar.
6. Mengambil Momentum: Ambil langkah awalan dengan kaki yang berlawanan
dengan tangan dominan Anda. Selama langkah awalan, Anda akan mengumpulkan
momentum yang akan membantu dalam melempar lembing.
7. Melempar Lembing: Pada saat yang tepat, lempar lembing dengan kuat. Putar badan
Anda dan lemparkan lembing dengan gerakan tangan dan bahu yang cepat. Pastikan
lembing berada dalam posisi sejajar dengan tanah saat dilempar.
8. Melacak Lembing: Setelah melempar lembing, pantau lembing dan lihat sejauh
mana Anda dapat melemparnya. Ini penting untuk mengukur jarak dan akurasi
lemparan Anda.
9. Evaluasi dan Koreksi: Setelah melempar lembing, evaluasi teknik Anda. Catat apa
yang berhasil dan apa yang perlu diperbaiki. Ini akan membantu Anda
mengembangkan keterampilan lempar lembing Anda seiring berjalannya waktu.
10. Latihan Rutin: Lemparkan lembing secara rutin untuk meningkatkan keterampilan
Anda. Latihan dan konsistensi akan membantu Anda menjadi lebih baik dalam
olahraga ini.

B. Pemanasan
Pemanasan sebelum melakukan lempar lembing sangat penting untuk menghindari cedera
otot dan memaksimalkan kinerja Anda. Penting untuk diingat bahwa pemanasan adalah
langkah penting dalam persiapan Anda sebelum melakukan lempar lembing. Ini membantu
mengurangi risiko cedera dan meningkatkan kinerja Anda. Berikut adalah beberapa langkah
yang dapat Anda ikuti untuk melakukan pemanasan sebelum lempar lembing:

1. Peregangan Dinamis: Mulailah dengan peregangan dinamis yang melibatkan otot-


otot yang akan Anda gunakan dalam lempar lembing, termasuk bahu, lengan,
pinggang, dan kaki. Beberapa contoh peregangan dinamis yang berguna termasuk
peregangan lengan, peregangan bahu, dan peregangan pinggang. Hindari peregangan
statis yang mempertahankan posisi peregangan untuk jangka waktu lama.
2. Lari Ringan: Lari beberapa putaran ringan di sekitar lapangan atau area yang Anda
gunakan untuk lempar lembing. Ini akan membantu meningkatkan aliran darah ke
otot-otot Anda dan membuat tubuh Anda terasa hangat.
3. Gerakan Imitatif: Lakukan gerakan imitatif lempar lembing tanpa menggunakan
lembing. Ini membantu dalam membangkitkan koordinasi dan memori otot yang
diperlukan untuk teknik lempar.
4. Peregangan Statis: Setelah melakukan pemanasan dinamis, lakukan peregangan
statis dengan perlahan dan perhatian. Peregangkan otot-otot yang akan bekerja keras
selama lempar lembing, seperti otot-otot bahu dan pinggang.
5. Latihan Pemanasan Khusus: Lakukan beberapa latihan pemanasan khusus yang
berfokus pada teknik lempar lembing, seperti gerakan lengan dan putaran badan. Ini
membantu Anda mempersiapkan tubuh untuk gerakan yang akan Anda lakukan
selama lempar lembing.
6. Berlatih Pemanasan Mental: Selain pemanasan fisik, latihan pemanasan mental juga
penting. Visualisasikan diri Anda berhasil melempar lembing dengan sempurna. Ini
dapat membantu meningkatkan fokus dan kepercayaan diri Anda.
7. Peregangan Akhir: Sebelum memulai lempar lembing, lakukan beberapa peregangan
akhir pada otot-otot kunci, seperti otot bahu, lengan, dan pinggang, untuk memastikan
mereka tetap fleksibel dan siap untuk digunakan.
8. Minum Air: Pastikan Anda terhidrasi dengan baik sebelum memulai. Minumlah
cukup air untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi, terutama jika Anda berlatih di cuaca
panas.
9. Warming Up dengan Lembing: Jika memungkinkan, Anda juga bisa melakukan
pemanasan dengan melempar lembing yang lebih ringan atau latihan teknik melempar
dengan lembing. Ini membantu tubuh Anda beradaptasi dengan gerakan lempar
lembing.
10. Pemanasan Bersamaan: Jika Anda berlatih dengan tim atau dalam kelompok,
seringkali ada sesi pemanasan bersamaan yang dipimpin oleh pelatih atau pemimpin
tim. Ikuti panduan pemanasan yang diberikan.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengetian Lempar Lembing

Lembing adalah olahraga yang merupakan keturunan dari banyak bentuk


kompetisidiperebutkan di berbagai bagian dunia kuno yang melibatkan melemparkan dari
peluru. Lembing adalah salah satu peristiwa yang membentuk bagian dari Olimpiade kuno,
dan itu termasuk dalam perdana Olimpiade modern pada tahun 1896. Lembing akhirnya
diatur oleh lintasan dan lapangan payung tubuh, Federasi Atletik Amatir Internasional
(IAAF).

Javelin kompetisi paling dikenal melalui pemaparan yang diberikan olahraga pada
Olimpiade, di mana lembing adalah kejadian terpisah diperebutkan oleh laki-laki dan
perempuan. Javelin juga merupakan bagian dari dua tahunan Atletik Dunia kejuaraan atletik
dan berbagai daerah bertemu. Javelin kompetisi adalah bagian dari National Collegiate
Athletic Association (NCAA) tahunan kejuaraan trek dan lapangan. Ini juga merupakan salah
satu peristiwa yang meliputi baik dasalomba dan heptathlon.

Beruang lembing sejumlah kesamaan teknis ke lapangan olahraga tradisional lainnya


yang mengharuskan atlet untuk melempar peluru sejauh mungkin. Yang menembak,
melempar palu, dan cakram semua memerlukan atlet untuk mempertimbangkan berbagai
faktor fisik, termasuk efek angin, sudut di mana objek dilepaskan, ketinggian di mana objek
dilepaskan, dan kecepatan objek pada rilis. Ini adalah pertimbangan aerodinamis spesifik
lembing itu sendiri yang memisahkan olahraga ini dari peristiwa melempar lain.

Proyektil yang digunakan dalam lembing terdiri dari tiga bagian yang berbeda-kepala,
dibangun dari logam ringan; batang, yang terbuat dari serat karbon atau komposit lain bahan
sintetis dan cengkeraman, porsi lembing di mana objek dipegang oleh pelempar sebelum
pengiriman.

Berbeda dengan gerak kaki dan tubuh resultan posisi yang dicari oleh seorang atlet
untuk menghasilkan peluru yang sukses melempar atau rilis cakram, lembing aturan melarang
spin atau memutar dari tubuh pelempar sebelum pelepasan lembing (bagian belakang pesaing
mungkin tidak menghadapi garis melemparkan setiap saat sebelum pelepasan lembing).

B. Persyaratan Suatu Lempar Lembing yang Sah


Lembing harus di pegang pada bagian pegangannya, dan harus di lempar lewat atas bahu
atau bagian teratas dari lengan si pelempar dan harus tidak dilempar secara membandul. Gaya
non orthodox tidaklah di izinkan untuk dipakai.

Lemparan itu tidak sah apabila mata lembing tidak menggores tanah sebelum bagian
lembing lainnya. Pelempar pada waktu membuat awalan lempar tidak boleh memotong salah
satu garis atau jalur paralel.

Lemparan tidak sah bila si pelempar menyentuh dengan bagian tubuhnya atau anggota
badan garis lempar, atau garis perpanjangan (garis lempar) yang siku-siku terhadap garis
paralel, atau menyentuh tanah didepan garis lempar dan garis-garis itu semua.

Sesudah membuat gerakan awalan lempar sampai lembingnya dilepaskan dan mengudara,
tidak sekali-kali pelempar memutar tubuhnya penuh sehingga punggungnya membelakangi
sektor lemparan.

Pelempar tidak boleh meninggalkan jalur lari awalan sebelum lembing yang dilemparkan
jatuh ke tanah. Dari sikap berdiri meninggalkan jalur lari awalan dari belakang lengkung
garis lempar dan garis perpanjangan.

1. Peralatan Lembing

Konstruksi Lembing terdiri dari 3 bagian :

1) Mata lembing
2) Badan lembing dan
3) Tali pegangan.

Badan lembing di buat dari metal dan pada ujung depan terpasang kokoh sebuah mata
lembing yang runcing.

Tali pegangan (melilit pada badan lembing) berada dititik pusat gravitasi dan tidak
melibihi garis tengah badan lembing dari 8 mm. Lilitan tali pegangan lembing harus sama
tebal dan bergerigi, tanpa sabuk atau benjolan.

Panjang lembing untuk putra adalah 2,6 – 2,7 m dan putri adalah 2,2 – 2,3 m. Berat untuk
putra 800 gr dan putri 600 gr.

2. Jalur Lari Awalan


Panjang jalur awalan lempar harus tidak lebih dari 36,5 m dan tak kurang dari 30 m dan
harus di batasi dengan dua garis paralel selebar 5 cm yang saling terpisah sejauh 4 m.
Kemiringan kesamping dari jalur lari awalan max 1 : 1.000.

3. Garis Lengkung Lemparan

Lemparan harus dilakukan dari belakang garis lengkung lempar atau sebuah busur dengan
jari-jari 8 cm. Garis lempar ini terdiri dari garis batas lempar dicat putih selebar 7 cm, atau
terbuat dari kayu atau metal dan dipasang rata dengan tanah. Garis lempar ini di perpanjang
ke arah kanan dan kiri 75 cm di buat siku-siku atau tegak lurus dengan garis paralel 4 m.
Garis perpanjangan inipun dicat putih, lebar 7 cm dan panjangnya 0,75 m.

C. Teknik-Teknik dalam Lempar Lembing

Olahraga lempar lembing merupakan cabang olahraga atletik, dimana atlet dari
melemparkan lembing atau tombak pada lapangan dengan ukuran yang telah ditentukan.
Lembing yang digunakan dalam olahraga ini terbuat dari logam metal dan pada ujungnya
terdapat mata lembing yang bentuknya runcing.

Pada olahraga lempar lembing, panjang dan berat lembing yang digunakan berbeda,
untuk putra panjangnya 2,6 sampai 2,7 meter dengan berat 800 gram. Sedangkan untuk putri
panjang lembing adalah 2,2 sampai 2,3 meter dan beratnya 600 gram. Dalam olahraga lempar
lembing terdapat beberapa teknik yang harus diperhatikan, di antaranya adalah tentang cara
memegang lembing, cara membawa lembing, gaya melempar, dan sikap ketika melempar
lembing.

1) Cara Memegang

Cara Finlandia : Pertama lembing diletakkan pada telapak tangan dengan ujung atau
mata lembing serong hamper menuju arah badan. Kemudian jari tengah memegang tepian
atau pangkal ujung dari tali bagian belakang (dilingkarkan, dibantu dengan ibu jari
ndiletakkan pada tepi belakang dari pegangan dan pada badan lembing. Jari telunjuk harus
lemas ke belakang membantu menahan badan lembing. Sedangkan jari-jari yang lainnya turut
memegang lilitan pegangan di atasnya dalam keadaan lemas. Dengan cara Finlandia ini, jari
tengah dan ibu jari yang memegang peranan penting untuk mendorong tali pegangan pada
saat melempar (Syarifuddin, 1992).
Gambar 1.1 Cara Memegang Finlandia

Cara Amerika : Pertama lembing diletakkan pada telapak tangan, dengan ujung atau
mata lembing serong hamper menuju kea rah badan. Kemudian jari telunjuk memegang
tepian atau pangkal dari ujung tali bagian belakang lembing, dibantu dengan ibu jari
diletakkan pada tepi belakang dari pegangan dan pada badan lembing serta dalam keadaan
lurus. Sedangkan ketiga jari lainya berimpit dan renggang dengan jari telunjuk turut
membantu dan menutupi lilitan tali lembing. Jadi dengan pegangan cara Amerika ini jari
telunjuk dan ibu jari memegang peranan mendorong tali pegangan lembing pada saat
melempar (Syarifuddin, 1992).

Gambar 1.2 Cara Memegang Amerika

Cara Menjepit : Caranya hanya menjepitkan lembing diantara dua jari tengah dan jari
telunjuk, sedangkan jari jari lainnya memmegang biasa.
2) Cara Membawa Lembing

Setelah bisa menentukan mana gaya memegang lembing yang cocok untuk kalian,
langkah berikutnya adalah teknik membawa lembing dengan benar. Di bawah ini adalah
langkah-langkahnya.

 Pegang lembing dan posisi kan lembing berada di atas bahu. Dalam hal ini posisi siku
harus mengarah ke depan. Lalu arahkan lembing ke depan dengan kemiringan 40
derajat ke area lemparan yang dituju.
 Pada saat melakukan langkah pertama, usahakan agar pinggul kalian tegak lurus
dengan area target. Sebelum melempar, umumnya pemula akan melakukan lari 10
langkah, sedangkan atlet biasanya bisa sampai 13 hingga 18 langkah.
 Selama berlari, kalian harus memastikan posisi memegang lembing harus sesuai
dengan teknik awal.
 Ketika kamu telah mencapai langkah akhir, putar kaki yang berlawanan dengan
tangan kamu yang memegang lembing, lalu arahkan pinggul kalian ke target lempar
lembing.
 Selanjutnya, lakukan gerakan kaki menyilang sambil menarik lembing ke belakang.
Dalam hal ini posisi tubuh harus condong ke belakang untuk siap-siap melempar
lembing di area target.

Cara mengambil awalan pada lempar lembing sangat erat kaitannya dengan cara
membawa lembing. Oleh karena itu perlu juga diketahui oleh para atlet lempar lembing.

 Membawa lembing diatas pundak : Lembing dipegang di atas pundak di samping


kepala dengan mata lembing serong ke atas, siku tangan dilipat atau ditekuk menuju
depan. Cara ini digunakan oleh para pelempar yang menggunakan awalan gaya
jangkit (hop-step) pada waktu akan melempar.
 Membawa lembing Di bawah : Membawa lembing di bawah adalah dengan lengan
kanan lurus ke bawah, mata lembing menuju serong ke atas dan ekornya menuju
serong ke bawah hamper dekat dengan tanah.
 Membawa lembing di depan dada : Mata lembing menuju serong ke bawah
sedangkan ekornya menuju serong ke atas melewati pundak sebelah kanan.

Gambar 1.3 Cara Membawa Lembing


3) Teknik Lari Lempar Lembing

Ketika kalian sudah paham bagaimana cara memegang lembing, selanjutnya adalah
bagaimana teknik berlari ketika ingin melemparkan lembing. Di bawah ini adalah langkah-
langkahnya.

 Saat awal berlari, pastikan kalian berlari sambil membawa lembing dengan posisi
lembing berada di atas kepala, lengan ditekuk ke depan, dan telapak tangan
menghadap ke atas. Seperti pada awal posisi memegang lembing. Yang kalian harus
ingat juga adalah posisi lembing harus sejajar di atas garis paralel dengan tanah.
 Pada bagian akhir dari awal terdiri dari langkah silang yang disebut dengan cross
steps. Selain itu ada beberapa cara lainnya seperti, jingkat (hot steps), langkah silang
(cross steps), langkah silang belakang (rear cross steps).
 Pada cara cross step, saat kaki kiri diturunkan, lalu bahu diputar ke arah kanan secara
perlahan. Setelah itu lengan kanan bergerak ke belakang. Pada saat yang bersamaan
ini titik gravitasi turun selama melakukan awalan lari.
 Perputaran bahu dan meluruskan lengan ini terus bergerak ke belakang tanpa terputus
hingga melewati atas kaki kiri. Hal tersebut menghasilkan tubuh yang condong ke
belakang.
 Pandangan mata kalian harus lurus ke depan. Lalu, saat tungkai kanan mendarat
dengan posisi ditekuk lalu diakhiri oleh langkah silang. Setelah itu, angkatlah tumit
kanan saat lutut bergerak maju, lalu buka kedua tungkai dengan melangkahkan kaki
kiri sejauh mungkin ke depan dan injak ke arah kiri sedikit.
 Dalam kondisi ini tetap jaga lembing dalam genggaman yang berada pada posisi
setinggi bahu. Pergelangan tangan kalian harus terjaga dengan posisi menghadap ke
atas agar ekor lembing tidak menyentuh tanah.
 Lalu pada fase terakhir ini, saat kaki kiri sudah diturunkan dalam akhir lemparan, lalu
pinggul berputar ke depan dan ditandai dengan putaran ke dalam kaki kanan dan lutut.
Setelah itu segeralah membuka bahu kiri, dan siku kanan di putar ke arah atas,
lembing diluruskan di atas lengan dan bahu ke arah target.
 Lalu tekan kaki kiri seperti melompat dan disusul dengan kaki kanan ke dalam, lalu
meluruskannya sambil lutut kanan juga ikut lurus sehingga membentuk posisi
membujur dari badan, dan siap untuk melempar.

Gambar 1.4 Lapangan Lempar Lembing


4) Teknik Melempar Lembing

Berikut adalah beberapa langkah untuk melempar lembing. Teknik ini bisa digunakan jika
kamu ingin melempar lembing tanpa awalan lari.

 Kamu harus meluruskan lengan dan mencondongkan badan ke belakang. Jangan lupa
untuk tetap pertahankan pandangan ke area target.
 Gunakan kaki depan sebagai tumpuan, lalu dorong dengan kaki lainnya. Ubah titik
gravitasi dan berat badan ke depan sambil bersiap untuk melemparkan lembing.
 Pada saat yang bersamaan, kamu bisa melemparkan lembing ke arah atas depan.
Lepaskan lembing yang kamu pegang saat posisi tangan berada di depan kaki
tumpuan.
 Lemparlah lembing sekuat tenaga, dan tetap jaga keseimbangan tubuh ketika
melempar.

5) Peraturan Lomba Lempar Lembing


 Lembing harus dipegang pada tempat pegangan
 Lemparan sah bila lembing menancap atau menggores ke tanah
 Lemparan tidak sah bila sewaktu melempar menyentuh tanah di depan lengkung
lemparan

D. Peraturan Umum dalam Lempar Lembing

Internationa Association of Athletics Federations (IAAF) telah menentukan sejumlah


aturan terkait lempar lembing. Berikut adalah peraturan umum dalam olahraga lempar
lembing.

1. Peralatan Lempar Lembing

Dalam alat lembing terdiri dari tiga bagian yaitu, mata lembing, badan lembing, dan
juga tali lembing. Badan pada lembing terbuat dari metal, lalu mata lembing lancip dengan
ujung yang panjang.

Spesifikasi lembing pura dan putri memiliki beberapa perbedaan. Aturan spesifikasi
yang telah ditetapkan ini untuk menjamin lembing dapat melayang dan menancap dengan
baik dan benar. Dalam hal ini, manajer teknik harus berhati-hati dalam menjamin semua
lembing agar sesuai dengan aturan yang sah.

Berat lembing untuk putra adalah 800 gram, sedangkan putri sebesar 600 gram.
Panjang lembing untuk putra adalah 2.60 m sampai 2.70 m. Sedangkan lembing putri
memiliki panjang 2.20 m sampai 2.30 m.

Dalam lomba kejuaraan dunia atau regional, peserta harus menggunakan lembing
yang telah disediakan oleh panitia. Namun pada perlombaan lainnya dalam tingkatan yang
lebih kecil, peserta boleh membawa lembingnya sendiri asal telah diperiksa dan diberi tanda
oleh panitia.
2. Lintasan Awalan Lempar Lembing

Menurut aturan yang berlaku, panjang lintasan awalan lempar lembing tidak boleh
lebih dari 36.50 m dan tidak kurang dari 30 m. Lintasan ini harus diberi tanda dengan dua
garis paralel 4 m terpisah dengan lebar garis 5 cm.

3. Lengkungan Batas Lempar Lembing

Lengkungan untuk batas lempar lembing ini dibuat dari kayu meta yang dicat putih
dan dipasang datar dengan tanah. Lengkungan ini merupakan suatu busur yang memiliki
garis tengah dengan radius 8 m. Garis lengkungannya berukuran 7 cm. Sepanjang 0.75 m
dibuat sebagai perpanjangan dari lengkungan lempar dan siku-siku terhadap paralel lintasan
lari awalan.

4. Area Pendaratan Lempar Lembing

Area pendaratan ini ditandai dengan busur yang ditarik dan dititik pusatkan dengan
sudut 28.96 derajat.

5. Penilaian Lempar Lembing

Dalam penilaiannya, lempar lembing ini menggunakan bendera sebagai suatu simbol.
Bendera putih digunakan jika lemparan dilakukan dengan benar dan menancap sukses di area
pendaratan. Sedangkan bendera merah digunakan untuk menandakan bahwa lemparan yang
dilakukan itu salah.

Suatu lemparan lembing diukur dari tanda yang terdekat dengan mata lembing sampai
ke bagian dalam lingkaran, lalu mengukur tanda antara tanda tersebut. Beberapa unsur
penilaian adalah bagaimana cara memegang lembing yang benar dan pendaratan lembing
yang paling jauh dan tepat.

Muhajir (2007) mengatakan bahwa, lemparan dapat dikatakan sah apabila lembing
telah menggores atau menancap di area pendaratan. Lemparan dikatakan tidak sah jika
sewaktu peserta melempar, kaki menyentuh lengkung lemparan. Sedangkan Ballesters
mengatakan bahwa lemparan akan dianggap sah jika mata lembing menyentuh tanah sebelum
bagian lembing yang lain, dan sepenuhnya harus jatuh ke dalam area pendaratan.
BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN

Di dalam gerakan lempar lembing banyak sekali melibatkan bagian-bagian tubuh bagian
atas dan bawah mulai dari otot, sendi, sumbu dan bidang. Hasil dari kombinasi yang lengkap
dari bagian-bagian tubuh tersebut menghasilkan suatu gerakan lempar lembing yang baik.

Anda mungkin juga menyukai