MJ Aw OCBESVMg UFAg Ul VTTK FOREkg R0 FSU0 FESSAx LUNPVk VSLN BK ZG
MJ Aw OCBESVMg UFAg Ul VTTK FOREkg R0 FSU0 FESSAx LUNPVk VSLN BK ZG
V TY PADA
A SISTEM
M
MICR
RO HYDRRAULIC FLOCC CULATIOON
DIKAJI MELALUI
M I MODEL
L PILOT
T WATERR TREATTMENT PLANT
P
DANN MODEEL COMPPURTER FLUID DINAMIC
D CS (CFD))
M
MENGGUUNAKANN AIR BA
AKU KANNAL TU D
DELFT
Koleksi digital milik UPT Perpustakaan ITB untuk keperluan pendidikan dan penelitian
DISERT
TASI
Karya tulis sebagai salah
s satu syarat
s
untuk mem
mperoleh gelar
g Doktoor dari
Instittut Teknolo
ogi Bandun
ng
Oleh
h
RUS
SNANDI GARSAD
G DI
N
NIM : 350003203
Prograam Studi Teknik
T Sip
pil
Faakultas Teeknik Sipill dan Linggkungan
INS
STITUT TEKNOL
T LOGI BA
ANDUNG
2008
8
ABSTRAK
Oleh
Rusnandi Garsadi
NIM: 35003203
Water Treatment Plant (WTP) konvensional merupakan instalasi pengolahan air
yang menggunakan sistem koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi dan disinfeksi
melalui proses pembubuhan koagulant pada air baku tawar dengan polutan
koloidal. WTP konvensional sampai saat ini merupakan sistem yang paling
banyak dipergunakan, baik di Indonesia maupun di dunia. Di Indonesia dari
kapasitas terpasang sistem air bersih 110.000 liter/detik, 80.000 liter/detik dari
keseruhan kapasitas tersebut masih menggunakan WTP konvensional.
Proses koagulasi merupakan pencampuran cepat antara air baku koloidal dengan
koagulan (Alum, Ferry chloride, PAC), yang merupakan proses destabilisasi dari
gerak brownian partikel koloidal. Sedangkan proses flokulasi merupakan proses
lanjutan dari proses koagulasi dimana partikel koloid(-) dan koagulan(+) saling
mendekat dan menempel (forming a chemical bond), selanjutnya membentuk
kumpulan floc yang semakin membesar, menggumpal atau agregasi antara
partikel mikro floc dengan partikel koloid, dan dengan sesama partikel floc. Pada
proses flokulasi dimana agregasi partikel koloidal terbentuk menjadi floc
optimum, hal ini dipengaruhi oleh gerak brownian, kecepatan aliran (gradient
velocity G) dan break-up.
Proses flokulasi merupakan inti, dari serangkaian tahapan proses pengolahan air
pada suatu WTP konvensional, dimana bila pembentukan floc optimal, yaitu bila
seluruh partikel koloid akan menggumpal sempurna membentuk floc yang padat
dan cepat mengendap, sehingga efluent dari sistem clarifier atau sistem
i
sedimentasi menghasilkan tingkat kekeruhan yang rendah. Dengan demikian
clogging yang terjadi dan run time sistem kerja filter menjadi lebih panjang.
disamping hal tersebut waktu pencucian media filter atau back wash akan menjadi
lebih pendek.
Teori dan formulasi gradient velocity (G) mengacu pada hasil penelitian von
Smoluchowski (1917) dan (Camp - Stein, 1943), yaitu peneliti-peneliti yang
pertama kali merumuskan proses koagulasi dan flokulasi, yang banyak dipakai
sebagai acuan sampai saat ini.
Kajian gradient velocity pada proses flokulasi, dilakukan melalui model fisik
(reaktor pilot plant) dan model matematika computer fluid dynamicss (CFD-
Fluent). Eksperimen proses flokulasi melalui reaktor pilot plant dilakukan melalui
debit dan dosis optimum.
Sistem aliran reaktor flokulasi mengunakan aliran tangensial dengan aliran naik
atau turun yang dilengkapi pengarah aliran baffle secara bertingkat. Pengukurun
langsung kecepatan aliran tiga dimensi pada tabung reaktor vertikal, dengan
menggunakan Acoustic Doppler Velocitymeter (ADV-Nortek) merupakan hal
yang baru dengan tingkat kesulitan tinggi. Pengukuran ini menggunakan tabung
reaktor berdiameter 200 mm dan tinggi 3.4 m, yang memerlukan teknik dan
peralatan khusus untuk mengukur kecepatan aliran. Laser Doppler Velocitymeter
(LDV) tidak dapat dipergunakan dalam pengukuran tersebut, karena permukaan
tabung tidak rata. Demikian juga halnya dengan current meter tidak dapat
dipergunakan, karena akan mengganggu aliran dan dimensi alat tersebut.
Pengukuran kecepatan aliran dilakukan pada debit 500 liter/jam dan terjadinya
pembentukan floc optimum. Titik pengukuran dilakukan pada tiga lokasi plan cut,
yaitu pada elevasi +30 cm, +110 cm, dan +180 cm dari dasar tabung. Pada setiap
plane cut dibuat grid titik pengukuran dengan selang 20 mm. Plane cut 1 pada
proses terjadinya koagulasi dengan Td = 0.85 menit. Plane cut 2 pada proses awal
pembentukan floc dengan Td = 0.34 menit. Plane cut 3 pada proses pembentukan
floc dengan Td = 3.12 menit. Efluent reaktor flokulasi pada Td= 8.1 menit.
ii
hasil pengukuran ADV dan CFD. Hasil pola grafik hubungan antara gradient
velocity dan Td menunjukkan bahwa pada kondisi sub-tropis grafik eksponensial
menurun lebih curam dan Td lebih panjang, sedangkan pada kondisi tropis grafik
lebih landai dan Td lebih pendek. Proses flokulasi optimum terjadi pada aliran
laminer dengan bilangan Reynolds antara 200-2000. Karakteristika profil
kecepatan aliran pada pembentukan floc optimum dapat diketahui, yang
digambarkan melalui hubungan G dan Td.
dipertimbangkan untuk meningkatkan kapasitas sistem WTP yang ada, dan mini
reaktor koagulasi dan flokulasi dapat dipertimbangkan sebagai pengganti fungsi
alat jar test dan dapat dikaji dalam penelitian selanjutnya.
iii
ABSTRACT
By
Rusnandi Garsadi
NIM: 35003203
The problem found in conventional WTP in Indonesia is, generally the WTP is
only capable to do clean water processing up to 65-70% out of the designed
system capacity. This can be seen from the flocculation result in which the floc
formation is not optimum and the degree of turbidity of the resulting
sedimentation precipetate is still high. The detention time of the flocculation
system in a conventional WTP is generally 20-30 minutes, based on its design
criteria. But if raw water treatment analysis is done by using jar test, the optimum
floc formation can be produced with the detention time of 5-10 minutes. The
difference of these detention times should be considered for implementing a
further study.
Coagulation process is a quick mixing of colloidal raw water with coagulants such
as Alum, Ferric Chloride or PAC, which is a process of destabilization of the
colloidal particles’ Brownian motion. Flocculation process is continuation of the
coagulation process, in which the colloidal particle (-) and coagulant (+) come
together and stick to each other (forming a chemical bond). Further on, they form
floc masses which grow bigger, coagulate or form an aggregation between the
micro floc particles and the colloidal particles, and with mutual floc particles. In
the flocculation process where the aggregated colloidal particles grow into flocs, it
is influenced by Brownian motion, gradient velocity (G) and breakup.
The flocculation process is the core of a series of steps in water treatment process
using a conventional WTP, this is the process when the floc formation reaches its
optimum, i.e. when all of the colloidal particles completely coagulate to form
iv
solid flocs which precipitated rapidly, so the effluent of the clarifier or
sedimentation systems will produce a low turbidity degree. In this way the
resulted clogging and run time of the filter working system become longer.
Besides, the filter medium washing time or back wash will be shorter.
The theory and formulation of gradient velocity (G) are referred from the research
results of Smoluchowski, (1917) and (Camp - Stein, 1943), they were the first
researchers who formulated the coagulation and flocculation processes, which
have been widely used as a reference up till now.
The analysis of gradient velocity in flocculation process has been done with a
physical model (a pilot plant reactor) and a mathematical model of computer fluid
dynamics (CFD-Fluent). The flocculation process experiment was done through
the pilot plant reactor with optimum debit and dosages.
The flocculation reactor system used was a tangential flow with upward or
downward flows which were equipped with a graded flow driver. Direct
measurement of the three-dimensional flow velocity in the vertical reactor tube,
using Acoustic Doppler Velocitymeter (ADV-Nortek) was a new method with a
high level of difficulty. This measurement was done by using a reactor tube 200
mm in diameter and 3.4 m high, which required special techniques and means for
measuring the flow velocity. Laser Doppler Velocitymeter (LDV) could not be
used in the measurement, because the tube’s surface was not smooth. A current
meter could not be used either, because it would hinder the flow and dimension of
the apparatus.
The research was done by experimenting with a flocculation pilot plant reactor,
which was specially designed at the Water Technology Laboratory, Delft
University of Technology, the Netherlands. Analysis of the flocculation system
was done by using raw water from the TU Delft’s canal. The raw water’s turbidity
condition was between 100 – 300 NTU, pH between 7 – 8, the minimum
temperature was 6 oC.
Measurement of the flow velocity was done at the optimum debit of 500 L/hour at
the location of floc formation. Measurement points were taken at three plane cut
locations, they were +30 cm, +110 cm, and +180 cm from the base of the tube.
Measurement point grids were made on every plane cut at 20 mm intervals: plane
cut 1 at the process of coagulation with Td = 0.85 minutes; plane cut 2 at the early
process of floc formation with Td = 0.34 minutes; and plane cut 3 at the floc
formation process with Td = 3.12 minutes. The flocculation reactor effluent was
reached at Td= 8.1 minutes.
v
The verification of flow velocity as the result of the CFD model was done by
comparing the velocity profile of the ADV and CFD measurement results at the
three equal plane cuts. The relation between the gradient velocity v.s Td was
obtained from the flow velocity measurement results by using ADV and CFD. The
resulting graph pattern of the relation between the gradient velocity v.s Td showed
that at sub-tropical condition the exponential graph had a sharper decrease and the
Td was longer, while at tropical condition the graph was more sloped and the. Td
was shorter. The optimum flocculation process was observed at the laminary flow
with Reynolds number between 200-2000. By this method, the flow velocity
Koleksi digital milik UPT Perpustakaan ITB untuk keperluan pendidikan dan penelitian
vi
GRADIENT VELOCITY PADA SISTEM
MICRO HYDRAULIC FLOCCULATION
DIKAJI MELALUI MODEL PILOT WATER TREATMENT PLANT
DAN MODEL COMPUTER FLUID DINAMIC (CFD)
MENGGUNAKAN AIR BAKU KANAL TU DELFT
Koleksi digital milik UPT Perpustakaan ITB untuk keperluan pendidikan dan penelitian
Oleh
Rusnandi Garsadi
NIM : 35003203
(Program Studi Teknik Sipil)
Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan
Menyetujui
Tim Pembimbing
Tanggal ………………………..
Ketua
___________________________
(Prof. Dr. Ir. Hang Tuah, M.Oc.E)
Anggota Anggota
__________________________ _________________________________
(Dr. Ir. Indratmo Soekarno,MSc.) (Prof.Dr. Ir. Harun Sukarmadijaya,MSc.)
vii
Koleksi digital milik UPT Perpustakaan ITB untuk keperluan pendidikan dan penelitian
viii
Dipersembahkan kepada
pengutipan atau peringkasan hanya dapat dilakukan seizin pengarang dan harus
disertai dengan kebiasaan ilmiah untuk menyebutkan sumbernya.
Memperbanyak atau menerbitkan sebagian atau seluruh disertasi haruslah seizin
Dekan Sekolah Pascasarjana, Institut Teknologi Bandung.
ix
UCAPAN TERIMA KASIH/ KATA PENGANTAR
Penulis sangat berterima kasih pada Prof. Dr. Ir. Hang Tuah, M.Oc.E. sebagai
ketua Tim Pembimbing, atas segala saran, bimbingan dan nasehatnya selama
penelitian berlangsung dan selama penulisan disertasi ini.
Penulis juga berterima kasih atas saran, kritik dan nasihat dari anggota Tim
Pembimbing Prof. Dr. Ir. Harun. Sukarmadijaya, MSc. dan Dr. Ir. Indratmo
Soekarno, MSc.
Koleksi digital milik UPT Perpustakaan ITB untuk keperluan pendidikan dan penelitian
Terima kasih juga disampaikan kepada Prof.Dr.Ir.Hans van Dijk, MSc. dan Dr.Ir.
Jasper Verberk, MSc. Sebagai pembimbing dan Supervisor PhD Program TU
Delft, juga sebagai sponsor pembiayaan dan seluruh fasilitas laboratorium selama
melakukan penelitian di Technical University Delft The Netherlands. Dan terima
kasih disampaikan kepada Dr.Ir.A.F.J.Doppenberg,MSc., Director Viten Evides
International BV, yang telah mamberikan bimbingan, dorongan dan fasilitas sejak
awal, selama kerjasama penlitian di TU Delft – Viten Evides dan Eropa pada
penulisan desertasi dalam pendidikan program Doktor ini.
Terima kasih juga disampaikan kepada Dr. Ir. S.G.J. Heijman, MSc, sebagai
Asisten Professor dan penguji dari Water management Technical University Delft
The Netherlands.
Terima kasih juga disampaikan kepada. Ir. Frits Dirks, MSc. Director Royal
Haskoning The Netherlands BV sebagai sponsor pembiayaan selama melakukan
penelitian sejak program master dan pendidikan program Doktor ini.
Terima kasih juga disampaikan kepada pimpinan SUK ITB Prof. Dr. Ir. Bambang
Budiono, MEng., dan pimpinan LAPI ITB yang telah memberikan dorongan dan
kesempatan dalam penerapan penelitian pada penulisan desertasi dalam
pendidikan program Doktor ini.
x
DAFTAR ISI
ABSTRAK .......................................................................................................... i
ABSTRACT ........................................................................................................ iv
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ vii
Koleksi digital milik UPT Perpustakaan ITB untuk keperluan pendidikan dan penelitian
xi
Bab III Pendekatan Teori Hidraulik Flokulasi ............................................ 39
III.1 Flokulasi dan Sedimentasi ........................................................................ 39
III.1.1 Polutan Pada Air Permukaan ............................................................ 42
III.1.2 Polutan Colloidal............................................................................... 44
III.1.3 Phenomena Koagulasi dan Flokulasi ................................................ 47
III.1.4 Mekanisme Proses Agregasi atau Flokulasi...................................... 58
Koleksi digital milik UPT Perpustakaan ITB untuk keperluan pendidikan dan penelitian
xii
IV.2 Pengukuran Kecepatan Aliran Menggunakan ADV ................................122
IV.2.1 Instalasi ADV Pada Reaktor Pilot Plant ......................................122
IV.2.2 Penentuan titik pada grid yang akan diukur ADV .......................125
IV.2.3 Metoda pengukuran menggunakan ADV ....................................127
IV.3 Model Computer Fluid Dinamaic (CFD)....................................................129
IV.4 Verifikasi kecepatan aliran Hasil ADV dan CFD .......................................130
Koleksi digital milik UPT Perpustakaan ITB untuk keperluan pendidikan dan penelitian
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
DAFTAR GAMBAR DAN ILUSTRASI
Gambar III.17 Shear atau gaya geser antara agregat floc ................................. 77
Gambar III.18 Agregat dalam tekanan hydrodinamic...................................... 78
Gambar III.19 Contoh aliran Fluida pemicu kavitasi........................................ 82
Gambar III.20 Aliran rotasi ............................................................................... 83
Gambar III.21 Aliran swirling .......................................................................... 83
xv
Gambar III.22 Karekteristik distribusi kecepatan radial ݓ
merupakan free vortex ............................................................. 84
Gambar III.23 Komponen kecepatan aliran dalam celinder 3D, 2D............... 87
Gambar III.24 Jenis Flokulasi .......................................................................... 90
Gambar III.25 Gaya geser /Shear rate / Gradient Velocity ............................... 91
Gambar III.26 Grafik hubungan power dan Reynold number .......................... 93
Koleksi digital milik UPT Perpustakaan ITB untuk keperluan pendidikan dan penelitian
xvi
Gambar V.3 Vector kecepatan yang diukur ADV-Vectrino
(Sumber manual ADV Vectrino) ..................................................... 134
Gambar V.4 PC – Tranduser & Receiver Beam ADV-Vectrino Sumber
data (ADV-Vectrino Nortek -www.nortekusa.com)....................... 135
Gambar V.5 Tranduser & Receiver Beam ADV ................................................ 137
Gambar V.6 Simpangan pembacaan kecepatan ADV-Vectrino ......................... 138
Koleksi digital milik UPT Perpustakaan ITB untuk keperluan pendidikan dan penelitian
Gambar V.7 Monitoring pengukuran jarak posisi titik samling ADV ................ 139
Gambar V.8 Monitoring pengukuran kecepatan aliran sampling ADV ............. 139
Gambar VI.1 Diagram reaktor pilot plant sistem flokulasi ................................ 141
Gambar VI.2 Reaktor pilot plant percobaan pengolahan flokulasi .................... 142
Gambar VI.3 Percobaan jar test ......................................................................... 143
Gambar VI.4 Pembentukan agregasi floc pada tabung pertama flokulasi ......... 144
Gambar VI.5 Hasil Pengendapan floc dan debit pengolahan ........................... 144
Gambar VI.6 Pengendapan floc dan debit pengolahan ...................................... 145
Gambar VI.7 Efluent dari Flokulasi ................................................................... 145
Gambar VI.8 Sedimen hasil pengendapan floc .................................................. 145
Gambar VI.9 Sisa turbidity hasil pongolahan air baku terhadap debit
300,400,500,800 l/J dengan koagulant Fe(III) dan Alum .......... 146
Gambar VI.10 Hasil turbidity dengan debit 500 l/jam terhadap
Fe(III) dan Alum ......................................................................... 147
Gambar VI.11 Data head loss dan Gradientvelocity terhadap
waktu detensi............................................................................... 147
Gambar VI.12 Pengukuran Head loss Pada tabung vertical ............................... 148
Gambar VI.13 Regresi data gradient Velocity (G) terhadap waktu detensi
Menggunakan Program Mathcad ................................................ 149
Gambar VI.14 Hubungan Tinggi Tabung – Waktu Detensi Pada
Diemetar Tabung 190mm dan Debit 500 L/Jam ......................... 149
Gambar VI.15 Pembentukan Floc Optimal pada ketinggian 180 cm dari
tabung flocculator setara dengan Td 5.2 menit pada
debit 500 L/Jam ........................................................................... 149
Gambar VI.16 Tekanan dari pompa 4.45 m didasar dari tinggi 4.31 m ............ 150
Gambar VI.17 Sumber Air Baku Saluran Air Kanal Kota Delft ....................... 150
xvii
Gambar VI.18 Laboratorium Water Technology TU Delft ................................ 151
Gambar VI.19 Pengukuran ADV pada tiga plan cut .......................................... 151
Gambar VI.20 Instrument ADV pada reaktor yang dapat digerakan
maju mundur dan kiri kanan untuk posisi titik
pengukuran arah x,z ....................................................................152
Gambar VI.21 Instrument ADV pada reaktor kedap air dan bertekan ...............152
Koleksi digital milik UPT Perpustakaan ITB untuk keperluan pendidikan dan penelitian
xviii
Gambar VI.33 Profil kecepatan pengukuran ADV pada plane cut
dua dan tiga pada ketinggian 120cm dan 180 cm dari
dasar tabung pada arah Y. .......................................................... 159
Gambar VI.34 Profil kecepatan pengukuran ADV pada plane cut
dua dan tiga pada ketinggian 120cm dan 180 cm
Koleksi digital milik UPT Perpustakaan ITB untuk keperluan pendidikan dan penelitian
Gambar VI.40 Gradient velocity pada bidang vertikal arah Y-Z........................ 162
Gambar VI.41 Head loss tekanan pada bidang vertikal arah Y-Z ...................... 163
Gambar VI.42 Reaktor Pilot Plant flokulasi di Lab ITB diameter 200mm ........ 164
Gambar VI.44 Percobaan Jartest air baku sungai Cikapundung ......................... 165
xix
Gambar VI.50 Model tabung pilot plant sebagai boundary aliran ......................168
Gambar VI.51 Model baffle sebagai pengarah aliran pada pilot plant ..............168
Gambar VI.52 Posisi potongan pada aliran masuk atau inlet. ............................169
Gambar VI.53 Posisi potongan Plane cut satu dua dan tiga ...............................169
Gambar VI.54 Grafik kecepatan aliran 3D dan pada potongan
bidang XZ rektor .......................................................................170
Koleksi digital milik UPT Perpustakaan ITB untuk keperluan pendidikan dan penelitian
xx
Gambar VI.68 Perbandingan vektor kecepatan aliran pada plane cut satu
pada sumbu X-Y / YZ / XZ data CFD – 800 lt/jam ............... 178
Gambar VI.69 Perbandingan vektor kecepatan aliran pada plane cut satu
reaktor, X-Y data (a) CFD dan (b) ADV– Q 800 lt/jam. ................ 178
Gambar VI.70 Perbandingan vektor kecepatan aliran pada plane cut satu
reaktor, pada elevasi 30 cm dari dasar reaktor, pada sumbu X-
Koleksi digital milik UPT Perpustakaan ITB untuk keperluan pendidikan dan penelitian
Y, data (a) CFD dan (b) ADV– debit 800 lt/jam. ........................... 179
Gambar VI.71 Perbandingan vektor kecepatan aliran pada plane cut satu
reaktor, pada sumbu X-Z, data (a) CFD dan (b) ADV– debit
800 lt/jam ................................................................................... 180
Gambar VI.72 Perbandingan vektor kecepatan aliran pada plane cut satu
reaktor, pada sumbu Y-Z, data (a) CFD dan (b) ADV– debit
800 lt/jam ................................................................................... 181
Gambar VI.73 Perbandingan vektor kecepatan aliran pada plane cut dua
pada sumbu X-Y / Y-Z / X-Z data CFD – 500 lt/jam` .......... 182
Gambar VI.74 Perbandingan vektor kecepatan aliran pada plane cut dua
reaktor, sumbu X-Y, data (a) CFD dan (b) ADV– debit 500
liter/jam ..................................................................................... 182
Gambar VI.75 Perbandingan vektor kecepatan aliran pada plane cut dua
reaktor, (a) CFD dan (b) ADV (vector sumbu x-y, yz, xz).............. 183
Gambar VI.76 Perbandingan vektor kecepatan aliran pada plane cut dua
reaktor, sumbu Y-Z, data (a) CFD dan (b) ADV– debit 500
lt/jam ......................................................................................... 184
Gambar VI.77 Perbandingan vektor kecepatan aliran pada plane cut dua
reaktor, pada sumbu X-Z, data (a) CFD dan (b) ADV– debit
500 lt/jam ................................................................................... 185
Gambar VI.78 Perbandingan vektor kecepatan aliran pada plane cut tiga
pada sumbu X-Y / Y-Z / X-Z data CFD – 500 lt/jam ........... 186
Gambar VI.79 Perbandingan vektor kecepatan aliran pada plane cut tiga
reaktor, pada sumbu X-Y, data (a) CFD dan (b) ADV– debit
500 lt/jam ................................................................................... 186
Gambar VI.80 Perbandingan vektor kecepatan aliran pada plane cut tiga
reaktor, (a) CFD dan (b) ADV, (vector sumbu x-y, yz, xz)............. 187
xxi
Gambar VI.81 Perbandingan vektor kecepatan aliran pada plane cut tiga
reaktor, pada sumbu X-Z, data (a) CFD dan (b) ADV– debit
500 lt/jam .................................................................................... 188
Gambar VI.82 Perbandingan vektor kecepatan aliran pada plane cut tiga
kolom reaktor, pada sumbu Y-Z, data (a) CFD dan (b) ADV–
debit 500 lt/jam ............................................................................ 189
Koleksi digital milik UPT Perpustakaan ITB untuk keperluan pendidikan dan penelitian
xxii
DAFTAR TABEL
xxiii
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG
halaman
xxiv
SP suspended material partikel 42
OD out side diameter 115
LAMBANG
i,j, Urutan partikel coloid 24
݊ ݊ , Jumlah kumpulan Partikel Coloid 24
݊ Jumlah kumpulan Partikel Coloid 24
Koleksi digital milik UPT Perpustakaan ITB untuk keperluan pendidikan dan penelitian
VR Repulsion energi 24
ߞ zeta potensial 24
߭ viscositas kinematik 31
߬௦ Gaya geser 34
xxv
T Temperatur / suhu mutlak 59
d50 ukuran median 69
p Tekanan normal 70
ܰ number of separate colloidal psrticles 91
ܰ initial number of separate colloidal particles 91
ߟ partikel collision efficiency 91
Koleksi digital milik UPT Perpustakaan ITB untuk keperluan pendidikan dan penelitian
݃ gaya grafitasi 96
E konstanta empiri 89
xxvi