Pengaruh Karakteristik Sosiodemografi Terhadap Tingkat Pengetahuan Tentang Swamedikasi Oains Pada Mahasiswa Universitas Udayana
Pengaruh Karakteristik Sosiodemografi Terhadap Tingkat Pengetahuan Tentang Swamedikasi Oains Pada Mahasiswa Universitas Udayana
1,JANUARI, 2020
JMU
Jurnal medika udayana Diterima:07-12-2019 Revisi:10-12-2019 Accepted: 15-12-2019
ABSTRACT
Self medication is an alternative to increase the independence of health in the community. A recent
study from the International Journal of Pharmacy Research in 2015 found that Non-steroidal Anti-
Inflammatory Drugs (NSAIDs) was the drug most frequently used in self medication by 50%. High
level of self medication NSAIDs have concerns about the risk of drug use is wrong. The purpose of
this study was to determine the percentage level of self medication and influence of
sociodemographic characteristics on the level of knowledge about self medication NSAIDs at
Udayana University students. This study was cross sectional study using a questionnaire carried out
in 2016 against the students of the Faculty of Medicine and Faculty of Social and Political Sciences
Udayana University. The total sample is 116 samples. Results from this study is the percentage rate
of the general self medication totaled 81%, while the rate of self medication NSAIDs reached
75.9%. Based on the every characteristics, the proportion of the level of knowledge both dominated
by the sample aged ≥20 years, female gender, as well as from samples derived from non-medical
https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum 12
doi:10.24843.MU.2020.V9.i1.P03
PENGARUH KARAKTERISTIK SOSIODEMOGRAFI Ni Putu Devi Purnamayanti1, I Gusti Ayu Artini2
students. Chi-square test results show, based on the age of the p-value is 0.002 (p<0.05), gender p-
value is 0.871 (p> 0.05) and education with p-value is 0.624 (p>0.05). It is concluded that age had a
statistically significant effect, while gender and education showed no statistically significant effect
on a level of knowledge about swamedikasi NSAIDs.
Keywords: self medication, NSAIDs, level of knowledge, the University of Udayana
https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum 13
doi:10.24843.MU.2020.V9.i1.P03
Ni Putu Devi Purnamayanti1, I Gusti Ayu Artini2
tingkat pengetahuan tentang swamedikasi OAINS adalah 0,636 yang berarti tidak ada pengaruh yang
pada mahasiswa Universitas Udayana, dianalisis bermakna secara statistik.
menggunakan analisis bivariat dengan uji
chi-square, Confident Interval (CI) 95%. Tabel 2. Tingkat Swamedikasi Umum
Persentase tingkat swamedikasi pada mahasiswa Tingkat
kedokteran dan non kedokteran juga dicari melalui Swamedikasi
penilaian deskriptif menggunakan software SPSS Umum Total
statistic 21.0. Nilai
Variabel Tida N
HASIL p
Ya k (%)
Karakteristik sosiodemografi penelitian ini N (%) N
meliputi usia, jenis kelamin, dan pendidikan seperti (%)
yang ditampilkan pada Tabel 1. Usia
Tabel 1. Karakteristik Sosiodemografi Subjek (Tahun)
Penelitian 15 6 21
< 20
Variabel N % (71,4) (28,6) (100) 0,22
79 16 95 7
Usia ≥ 20
(83,2) (16,8) (100)
Jenis
< 20 21 18,1 Kelamin
33 8 41
≥ 20 95 81,9 Laki-laki
(80,5) (19,5) (100) 0,91
61 14 75 2
Jenis Kelamin Perempuan
(81,3) (18,7) (100)
Pendidika
Laki-laki 41 35,3 n
Mahasiswa 46 12 58
Perempuan 75 64,7 Kedokteran (79,3) (20,7) (100)
0,63
Mahasiswa
48 10 58 6
Pendidikan Non
(82,8) (17,2) (100)
Kedokteran
Kedokteran 58 50 94 22 116
Total
(81) (19) (100)
Non Kedokteran 58 50
https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum 14
doi:10.24843.MU.2020.V9.i1.P03
PENGARUH KARAKTERISTIK SOSIODEMOGRAFI
https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum 15
doi:10.24843.MU.2020.V9.i1.P03
Ni Putu Devi Purnamayanti1, I Gusti Ayu Artini2
kesehatan umum dan kondisi kesehatan reproduksi menggunakan OAINS secara swamedikasi lebih
seperti nyeri saat menstruasi.14 banyak terdapat pada mahasiswa kedokteran
Berdasarkan karakteristik pendidikan dengan persentase sebesar 62% karena alasan
penelitian ini, kelompok mahasiswa non pengetahuan tentang pengobatan yang baik
kedokteran adalah kelompok yang mendominasi (26,3%). Penelitian ini mencatumkan pengumpulan
swamedikasi umum dengan proporsi sebesar 48 data perihal nama obat yang dipakai sampel dalam
sampel. Hasil ini serupa dengan penelitian di melakukan suatu pengobatan secara swamedikasi.
Pakistan yang menyebutkan mahasiswa non Hasil analisis menyebutkan bahwa Gelofen (39%)
kedokteran memiliki tingkat swamedikasi yang dan Ibuprofen (35%) merupakan obat yang banyak
lebih tinggi mencapai 83,3%.3 Penelitian lainnya di dipilih, serta ada beberapa obat lainnya seperti
4 Universitas yang berada di Provinsi Sindh asam mefenamat (18%), naproxen (4%), dan lain-
Pakistan juga memperoleh tingkat swamedikasi lain (4%).16
didominasi oleh mahasiswa golongan non Penelitian ini menghasilkan dari 88
kedokteran dengan persentase 81% sedangkan pada sampel yang menyatakan pernah melakukan
mahasiswa kedokteran hanya sebesar 78%.15 swamedikasi OAINS, terdapat 53 sampel dengan
Namun berbeda dengan penelitian yang dilakukan kategori pengetahuan baik, sedangkan sisanya
di Universitas Taibah Madinah Arab Saudi yang kurang baik. Penelitian tentang tingkat pengetahuan
menyatakan mahasiswa kedokteran lebih tentang swamedikasi OAINS di Surabaya pada
mendominasi suatu perilaku swamedikasi tahun 2014 memiliki perbedaan dengan penelitian
dibandingkan mahasiswa non kedokteran dengan ini dalam membagi kelompok kategori
persentase sebesar 66%. Penelitian di Universitas pengetahuan. Penelitian yang mengambil sampel
Taibah menyatakan alasan terbanyak mahasiswa populasi pada etnis Tionghoa ini membagi kategori
non kedokteran melakukan swamedikasi adalah pengetahuan menjadi 3 diantaranya kategori baik
menghemat biaya (10,7%) serta kecenderungan (rentang nilai 76-100%), cukup (rentang nilai 56-
mahasiswa tidak suka pergi kedokter (16,2%). 75%), dan kurang (nilai dibawah sama dengan
Sedangkan mahasiswa kedokteran memilih 55%).
swamedikasi karena alasan keluhan yang minimal, Hasil dari penelitian ini menemukan
obat yang praktis, pengalaman dalam swamedikasi bahwa tingkat pengetahuan tentang swamedikasi
sebelumnya.13 OAINS dengan kategori baik sebanyak 40 sampel,
Penelitian ini menemukan bahwa kategori cukup 41 sampel, dan kategori kurang
berdasarkan usia, swamedikasi OAINS lebih sebanyak 19 sampel. Hasil analisis statistik
banyak dilakukan pada kalangan sampel yang penelitian dengan populasi sampel etnis Tionghoa
berusia ≥20 tahun (83,2%). Penelitian lain yang ini menunjukkan adanya hubungan tingkat
serupa menilai tingkat penggunaan OAINS pada pengetahuan dengan swamedikasi. Namun
400 mahasiswa di Universitas Kota Ardabil pengaruh tingkat pengetahuan dan perilaku
menunjukkan sampel yang mendominasi swamedikasi ini tergolong sangat rendah yaitu
penggunaan OAINS adalah berkisar pada usia 20- sebesar 7,4%. Terdapat faktor lain sebesar 92,6%
25 tahun dengan persentase sebesar 68,3%. Hasil sebagai pendukung dan pendorong perilaku
ini dapat terjadi karena berbagai faktor yang swamedikasi OAINS seperti keluarga, pengalaman
mempengaruhi seperti ekonomi, gaya hidup, sendiri, dan sosial (penggunaan obat tradisional
budaya, dan sosial.16 yang sudah diturunkan dari masa ke masa). Namun
Berdasarkan jenis kelamin, hasil penelitian pada penelitian ini tidak membahas perihal nama
ini menyatakan bahwa 62 dari 88 sampel yang obat OAINS yang digunakan sampel secara
menyatakan pernah melakukan swamedikasi swamedikasi serta pengaruh karakteristik
OAINS berjenis kelamin perempuan. Penelitian sosiodemografi terhadap tingkat pengetahuan
deskriptif cross sectional lain menyebutkan bahwa tentang swamedikasi OAINS.17
perempuan memiliki kecenderungan dua kali lebih SIMPULAN
tinggi dibandingkan laki-laki dalam penggunaan Tingkat swamedikasi umum penelitian ini
OAINS tanpa resep dokter (64,5% vs. 35,5%) yaitu 81% dari 116 total sampel. Sampel yang
karena alasan psikologis.16 menyatakan pernah melakukan swamedikasi
Berdasarkan pendidikan mahasiswa non OAINS adalah 75,9%.
kedokteran memiliki tingkat swamedikasi OAINS Berdasarkan karakteristik usia, kategori
lebih banyak. Berbeda dengan penelitian lain yang pengetahuan baik didominasi oleh sampel yang
dilakukan pada tahun 2014, sampel yang pernah berusia ≥ 20 tahun dan terdapat pengaruh yang
https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum 16
doi:10.24843.MU.2020.V9.i1.P03
PENGARUH KARAKTERISTIK SOSIODEMOGRAFI
bermakna secara statistik. Pada karakteristik jenis EAACI/ENDA Guidelines. Clinical and
kelamin ditemukan bahwa perempuan memiliki Translational Allergy. 2015; 5:10. h. 1-10.
kategori pengetahuan yang lebih baik dari laki-laki, 10. Sastroasmoro, S., dan Ismael, S. Dasar-dasar
namun tidak memiliki bermakna secara statistik Metodelogi Penelitian Klinis Edisi ke-4.
terhadap tingkat pengetahuan swamedikasi OAINS. Jakarta : CV. Sagung Seto, 2011; h. 360-361.
Karakteristik pendidikan dengan kategori 11. Sawalha, A.F. Assessment of Self-Medication
pengetahuan baik didominasi oleh mahasiswa non Practice among University Students in
kedokteran, namun tidak bermakna secara statistik. Palestine: Therapeutic and Toxicity
DAFTAR PUSTAKA Implications. The Islamic University Journal.
1. Muchid, A., Umar, F., Chusun, Supardi, S., 2007; 15(2). h.67-82.
Sinaga, E., Azis, S. dkk. Pedoman 12. Aoyama, I., Koyama, S., dan Hibino, H. Self-
Penggunaan Obat Bebas & Bebas Terbatas. Medication Behaviors Among Japanese
Direktorat Bina Farmasi Komunitas & Klinik Consumers: Sex, Age, and SES Differences
Dikjen Bina Kefarmasian & Alat Kesehatan and Caregivers’ Attitudes Toward Their
Departemen Kesehatan RI. 2007. h. 9 Children’s Health Management. Asia Pasific
2. Kartajaya, H. Self Medication. Mark Plus Family Medicine. 2012; 11(7). h.1-9.
Indonesia. 2011. h. 3-12. 13. Aljaouni, M.E., Hafiz, A.A., Alalawi, H.H.,
3. Shah, S.J., Ahmad H., Rehan, R.B., Najeeb, dan Alkhawaja, I. Self-Medication Practice
S., Mumtaz, M., Jilani, M.H., dkk. Self- Among Medical and Non-Medical Students at
Medication with Antibiotics among Non- Taibah University, Madinah, Saudi Arabia.
Medical University Student of Karachi : A International Journal of Academic Scientific
Cross-Sectional Study. Biomed Central. Reasearch. 2015; 3(4). h. 54-65.
2014; 15:74. h. 1-7. 14. Afolabi, A.O. Self Medication, Drug
4. Gutema, G.H., Gadisa, D.A., Kidanemariam, Dependency and Self-Managed Health Care-
Z.A., Berhe, D.F., Berhe A.H., Hadera, M.G., A Review. Nigeria: Public Health-Social and
dkk. Self-Medication Practices among Health Behavioral Health. 2012. h. 223-234.
Sciences Students : The Case of Mekelle 15. Syed, N., Naseer, M., Memon, M. Q., dan
University. Journal of Applied Rani, K. Prevalence of Self-Medication and
Pharmaceutical Science. 2011; 1(10). h.183- Its Practice Among the Medical and Non-
189. Medical Students. JLUMHS. 2014; 13(2). h.
5. Ayub, M., Ibrahim, A.K., Sidiqui, S., 79-81.
Tabasum, F., Akbar, A., Anwar, G., dkk. 16. Kahnamoueiaghdam, F., Farzaneh, E.,
Prevalent and Consequences Associated with Skandaroghli, B., dan Fathi, A. Non-Steroidal
Self Medication in Our Society. International Anti-Inflammatory Drugs Use Among
Research Journal of Pharmacy. 2015; 6(8). h. University Students in Ardabil City, 2014.
548-551. Journal of Behavioral Health. 2015; 4(3). h.
6. Ong, C.K.S., Lirk, P., Tan, C.H., dan 87-89.
Seymour, R.A. An Evidence-Based Update 17. Pratiwi, P.N., Pristianty, L., Noorrizka, G.,
on Nonsteroidal Anti-Inflammatory Drugs. dan Impian, A. Pengaruh Pengetahuan
Marshfield Clinic. 2006; 5(1). h. 19-34. terhadap Perilaku Swamedikasi Obat Anti-
7. Borges, M.S. Clinical Management of Inflamasi Non-Steroid Oral pada Etnis
Nonsteroidal Anti-Inflammatory Drug Thionghoa di Surabaya. Departemen Farmasi
Hypersensitivity. World Allergy Komunitas Universitas Airlangga. 2014; 1(2).
Organization. 2008; 1(2). h. 29-32. h. 36-40.
8. Simons, F.E., Ardusso, L.R.F., Bilό, M.B.,
El-Gamal, Y.M., Ledford, D.K., Ring, J., dkk.
World Allergy Organization Guidelines for
the Assessment and Management of
Anaphylaxis. World Allergy Organization
Journal. 2011; 4. h.13-47.
9. Nissen, C.V., Jensen, C.B., dan Mortz, C.G.
Hypersensitivity to Non-Steroidal Anti-
Inflammatory Drugs (NSAID) : Classification
of a Danish Patient Cohort According to
https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum 17
doi:10.24843.MU.2020.V9.i1.P03