Anda di halaman 1dari 31

TRANSPORTASI ZAT HARA

LAPORAN

Oleh:

SANNY SIHOMBING
220301183
AGROTEKNOLOGI – 4

LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN


PTOGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
2023
TRANSPORTASI ZAT HARA

LAPORAN

OLEH:
SANNY SIHOMBING
220301183
AGROTEKNOLOGI 4
Laporan sebagai salah satu syarat untuk dapat mengikuti praktikum di
Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Program Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

Menggetahui
Dosen Penaggung Jawab

(Ir.Meiriani.MP)
NIP:196505181992032001

LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
2023

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

menganugerahkan banyak hikmat sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan

praktikum Fisiologi Tumbuhan ini dengan baik.

Adapun judul laporan ini adalah “TRANSPORTASI ZAT HARA” yang

merupakan salah satu syarat untuk memenuhi komponen penilaian di Praktikum

Fisiologi Tumbuhan,Program Studi Agroteknologi,Fakultas Pertanian,Universitas

Sumatra Utara,Medan.

Dalam pembuatan laporan ini, tentu tidak lepas dari arahan dan bimbingan dari

berbagai pihak. Maka penulis dengan rasa hormat mengucapkan terimakasih Ir.

Meiriani,MP. ,Ir.Ratna Rosanty Lahay,MP. ,Ir.Lisa Mawaarni,MP.,Ir.Hariati,MP.,

Ir.Revandy Damanik M.Si,M.Sc,selaku dosen praktikum Fisiologi Tumbuhan

setra abang dan kakak asisten laboratorium yang telah membimbing penulis dalam

menyelesaikan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa hasil laporan praktikum ini masih jauh dari kata

sempurna ,sehingga penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang

membangun dari pembaca sekalian.

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih . Semoga laporan ini dapat

memberikan manfaat bagi pembaca.

Medan, April 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Latar Belakang.............................................................................................1
Tujuan Percobaan.........................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA
Botani bayam duri........................................................................................4
Syarat tumbuh..............................................................................................6
Botani pacar air............................................................................................8
Syarat tumbuh............................................................................................10
Transportasi zat hara..................................................................................12
BAHAN & METODE
Tempat dan Waktu Praktikum...................................................................14
Alat dan Bahan Praktikum.........................................................................14
Prosesur Praktikum....................................................................................14
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil...........................................................................................................16
Pembahasan................................................................................................18
SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ii
PENDAHULUAN
Latar Belakang

Transportasi zat hara merupakan proses pengangkutan zat cair dan zat-

zat terlarut dari akar hingga sampai kesaun dan keseluruh bagian tubuh tanaman,

baik berupa air dan garam-garam mineral. Pertumbuhan tanaman sangat

dipengaruhi oleh kandungan hara didalam tanah. Kebutuhan hara terutama hara

esensial, merupakan kebutuhan yang sangat urgen, yang bila tidak terpengaruh

akan mengakibatkan terjadinya penyakit, transportasi zat hara akan

mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan proses metabolism tanaman ( Santoso

dkk,2014).

Pengangkutan zat pada tumbuhan dapat melalui pengangkutan

intravaskuler dan ekstravaskuler. Pengangkutan intravaskuler merupakan

pengangkutan yang terjadi pada jaringan pembuluh ( xylem dan floem ).

Pengangkutan ekstravaskuler adalah pengangkutan yang terjadi di luar jaringan

pembuluh. Pengangkutan air dan zat hara dari dalam tanah ke xylem akar disebut

ekstravaskuler. Pengangkutan intravaskuler disebut juga dengan pengangkutan

vaskuler ( Ani, 2015).

Jaringan pengangkut atau vaskuler tissue umumnya hanya terdapat pada

tumbuhan tingkat tinggi, sedangkan pada tumbuhan tingkat rendah pengangkutan

air dan zar-zat makan cukup dilangsungkan dari sel-sel lain, hanya pada tumbuhan

tingakt tinggi terutama yang hidup dan berkembang di daratan yang organ serta

alat-alat yang dipunyai adaah lebih besar dan kompleks dibandingkan tumbuhan

tingkat rendah (Tjitrisomo, 2013).


2

Daya hisap daun sangat mempengaruhi proses pengangkutan air dan zat-

zat terlarut hingga kedaun pada tumbuhan. Supaya transportasi pada tanaman

dapat dipahami maka ada kaitanya dengan pertumbuhan dan perkembangan

tanaman pada system produksi tanaman secara efektif dan juga produktif, maka

perlu dikaji pengetahuan tentang gambaran umum transportasi zat hara pada

tanaman, absorpsi air dan mineral, transportasi cairan xylem, pengendalian

transpotasi serta traslokasi cairan xylem ( Latifah dkk, 2014).

Kecepatan perjalanan zat zat terlarut melalui xylem dipengaruhi oleh

kegiatan transpirasi, dan perjalanan tranportasi dan fotosintesis. Pada waktu siang

hari, kecepatan transpirasi lebih besar sedari pada waktu malam hari. Sebaliknya

pengiriman karbohidrat dari daun ke buah yang sedang berkembang berlangsung

lebih cepat pada malam hari dari pada di siang hari ( Fitter dan Hay, 2013)

Semua tanaman hijau memerlukan seperangkat dasar hara mineral yang

sama dan berbagai unsur digunakan oleh tanaman yang berbeda untuk

menghasilkan tujuan akhir yang sama. Satu atau dua kelompok mempunyai

kebutuhan khusus, seperti kebutuhan akan kobalt untuk membantu legum dalam

bersimbiosis dengan rhizobium, suatu bakteri pengikat nitrogen, atau kebutuhan

akan natrium oleh tanaman yang menggunakan alur fotosintesis C4 dan oleh

beberapa tanaman paya (gambut) dan tanaman gurun pasir (Fitter and Hay,2013).

Jumlah air yang diserap akan bergantung pada kandungan air tanah,

kemampuan partikel tanah untuk menahan air serta kemampuan akar untuk

menyerap air. Kebutuhan setiap air juga berbeda, tergantung pada jenis tanaman

dan fase pertumbuhannya. Hal ini juga berkaitan langsung dengan proses
3

fisiologis dan morfologis pada tanaman serta kombinasi kedua faktor tersebut

dengan faktor-faktor lingkungan. Kebutuhan air pada tanaman dapat terpenuhi

dengan adanya penyerapan air oleh akar ( Simatupang dkk, 2014 ).

Tujuan Percobaan

Adapun tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan daerah

pengangkutan zat hara pada tanaman pacar air (Balsamina impatient L.) dan

bayam duri ( Amaranthus spinosus L.)

Kegunaan Penulisan

Adapun kegunaan penulisan jurnal ini adalah sebagi salah satu syarat

untuk dapat mengikuti praktikum di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Program

Studi Agroteknologi Fakutas Pertanian Universitas Sumatera Utara dan sebagai

bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.


4
TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman Bayam Duri ( Amaranthus spinosus L.)

Bayam (Amaranthus sp.) merupakan tanaman semusim dan tergolong

sebagai tumbuhan C4 yang mampu mengikat gas CO2 secara efisien sehingga

memiliki daya adaptasi yang tinggi pada beragam ekosistem. Bayam memiliki

siklus hidup yang relative singkat, umur panen tanaman ini 3-4 minggu.

Umumnya perbanyakan tanaman bayam dilakukan secara generatif dengan biji.

Tanaman dapat berbunga sepanjang musim ( Rahmat dkk, 2014).

Klasifikasi tanaman bayam duri ialah : Kingdom: Plantae, Devisio:

Spermatophyta, Sub Deviso: Angiodpermae, Kelas: Dicotyledoneae, Ordo:

Amaranthales, Family: Amaranthaceae, Genus: Amaranthus, Spesies :

Amaranthus sp. ( Noni, 2017).

Pada bagian akar, pacar air memiliki akar tunggang yang tumbuh lurus ke

bawah untuk menjangkau sumber air yang lebih dalam. Akar pacar air juga

memiliki akar lateral yang tumbuh di sepanjang akar utama. Akar lateral berfungsi

untuk menyerap air dan nutrisi yang tersedia di dalam air ( Sari dkk, 2017).

Batang bayam duri berbentuk batang bulat, tegak, termasuk berbatang

basah. Batang berwarna hijau atau kemerahan, bercabang banyak

( Sahat dan Hidayat, 2015).

Batang bayam duri tumbuh tegak, tebal, berdaging dan banyak

mengandung air, tumbuh tinggi diatas permukaan tanah. batang bayam banyak

mengandung air ( herbaceous). Batang tahun kadang-kadang batangnya mengeras


5

mengayu, dan bercabng banyak. Percabangan akan melebar dan tumbuh tunas

baru bila sering dilakukan pemangkasan ( Steenis, 2015).

Daun bayam duri termasuk daun tunggal, bundar teur, memanjang sampai

lanset, tata letak daun tersebar, daun berselang-seling, bulat atau oval, menyempit

kebagian ujungnya, Panjang tangkai daun 2-8 cm, berujung runcing serta urat-urat

daun yang kelihatan jelas, tulang daun menyirip, tepi daun rata, bertangkai

Panjang, berseling warna hijau, berbentuk bundar telur memanjang, Panjang daun

1.5-6.0 cm. Lebar daun 0,5 berwarna kehijauan, bentuk bundar telur memanjang .

tangkai daun berbentuk bulat dan permukaannya opacus. Panjang tangkai daun

0,5-9,0 cm. bentuk tulang daun bayam dari penninervis dan tepi daunnya repandus

( Dalimartha, 2016).

Bunga bayam berukuran kecil, berjumlah banyak terdiri dari daun bunga

4-5 buah, benang sari 1-5, dan bakal buah 2-3 buah. Bunga keluar dari ujung

tanaman atau diketiak daun yang tersusun seperti malai yang tumbuh tegak.

Tanaman dapat berbunga sepanjang musim. Perkawinannya bersifat unseksual,

yaitu dapat menyerbuk sendiri maupun menyerbuk silang. Penyerbukan

berlangsung dengan bantuan angin dan serangga ( Bandini dan Nurudin, 2014).

Alat reproduksi ( perbanyakkan tanaman) umumnya secara generatif

( biji). Dari setiap tandan (malai) bunga dapat dihasilkan hingga ribuan biji.

Ukuran biji sangat kecil, bentuknya bulat dan berwarna tua mengkilap sampai

hitam kelam, namun pada variates maksi bijinya berwarna putih krem. Biji

mempunya Panjang antara 0,8-1 mm ( Steenis, 2015)


6

Syarat Tumbuh

Iklim

Bayam sangat toleran terhadap besarnya perubahan keadaan iklim. Faktor-

faktor iklim yang mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman antara lain:

ketinggian tempat, sinar matahari, suhu, dan kelembapan. Bayam dapat tumbuh di

dataran tinggi dan dataran rendah. Ketinggian yang optimum untuk pertumbuhan

bayam yaitu kurang dari 1400 mdpl. Kondisi ikim yang dibutuhkan untuk

pertumbuhan bayam adalah curah hujan yang mencapai lebih dari 1500

mm/tahun, cahaya matahari penuh, suhu udara berkisaran 17-28 ˚C, serta

kelembapan udara 50-60% ( Noni, 2017).

Bayam duri banyak memerlukan air, sehingga paling tepat ditanam di awal

musim penghujan. Dapat ditanam pada awal musim kemarau pada tanah yang

gembur dan subur. Penanam bayam di lahan yang luas, pengadaan air dapat

dilakukan dengan mengalirkan air lewat parit yang ada diantara bedengan. Untuk

tanaman bayam merah di halaman rumah atau pekarangan sempit, apalagi di

dalam pot, pemunuhan air dapat dilakukan dengan cara menyiramnya

( Saparinto,2013).

Tanaman bayam duri sangat toleran terhadap besarnya perubahan keadaan

iklim. Keadaan angin yang terlalu kencang dapat merusak tanaman bayam

khususnya unruk bayam yang sudah tinggi ( Rukmana, 2015).

Tanaman bayam duri adalah tanaman yang cocok ditanam pada dataran

rendah hingga menengah ( 5-2000 m dpl). Suhu lingkungan yang sesuai untuk

tanaman bayam berkisaran 20-30 ˚C. curah hujan yang cocok untuk tanaman
7

bayam adalah antara 1.000-2.000 mm/tahun dengan kelembapan udara diatas

60%, serta kebutuhan sinar matahari mencapai 400-800 foot candles

( Bandini dan Nurudin,2014).

Tanah

Tanaman bayam duri tidak menuntut persyaratan tumbuh yang sulit, hal

yang penting ialah kondisi tanah yang subur, penyiraman teratur, dan saluran

drainase lancer. Bayam juga sangat toleran terhadap keadaan yang tidak

menguntungkan sekalipun serta tidak memiiki jenis tanah tertentu. Akan tetapi,

untuk pertumbuhan yang baik memerlukan tanah yang subur dan banyak

mengandung bahan organic ( Palada dan Chang, 2013).

Bayam dapat ditanam pada awal musim kemarau pada tanah yang gembur

dan subur. Selain itu, bayam dapat tumbuh pada tanah liat asalkan tanah tersebut

diberikan pupuk kendang yang cukup. Penanam bayam dilahan yang luas,

pengadaan air dapat dilakukan dengan mengalirkan air lewat parit yang ada di

antara bedengan ( Saparinto, 2013).

Lokasi penanam bayam harus memperhatikan persyaratan tumbuh bayam,

yaitu: keadaan lahan harus terbuka dan mendapat sinar matahari serta memiliki

tanah yang subur, gembur, banyak mengandung bahan organic, melalui pH 6-7

dan tidak tergenang oleh air. Derajat keasaman tanah yang baik untuk tumbuhnya

adalah 6-7. Apabila tanaman berada dibawah pH 6, baya makan merana.

Sedangkan jika pH diatas 7 tanaman akan menjadi korisis atau warnanya putih

kekuning kuningan, terutama pada daun yang masih muda

( Bandini dan Nurudin, 2014).


8

Botani Tanaman Pacar Air ( Balsamina impatient L.)

Pacar Air (Impatiens balsamina L.) merupakan tumbuhan berbatang basah

dan tegak mempunyai tinggi 30-80 cm dan bercabang. Daun tunggal, bertangkai

pendek. Helaian daun berbentuk lanset memanjang, ujung dan pangkal runcing,

tepi bergerigi, pertulangan menyirip, dan warnanya hijau muda. Bunga keluar dari

ketiak daun, warnanya bermacam-macam, seperti merah, oranye, ungu, dan putih.

Bunganya ada yang engkel dan ada yang dobel. Buahnya buah kendaga, jika

masak akan membuka menjadi lima bagian yang terpilin (Dalimartha, 2013).

Klasifikasi tanaman pacar air adalah sebagai berikut : Kingdom : Plantae,

Deviso : Angiospermae, Kelas : Dicotyledoneae, Ordo : Sapindales, Famili :

Balsaminaea, Genus : Impatients, Spesies : Impatiens balsamina L.

( Hutapea, 2014).

Tanaman Pacar air berasal dari India. Di Indonesia ditanam sebagai

tanaman hias, kadang-kadang ditemukan tumbuh liar. Perkembangbiakannya

dengan secara generative(biji) (Hutapea, 2014).

Pacar air dapat hidup pada daerah beriklim semi tropikal, namun tidak

dapat hidup pada daerah yang kering dan gersang. Pacar air sangat peka terhadap

hama, begitu terkena hama, tanaman akan langsung busuk. Pacar air tumbuh di

pekarangan rumah pada ketinggian 1-900 meter diatas permukaan air laut, dengan

hanya menebar biji dari buah tanaman tersebut

(Nuzul, 2015).
9

Sistem perakaran tanaman Pacar Air adalah sistem perakaran serabut.

Sistem perakaran pacar air muncul sejumlah akar yang kurang lebih sama besar

dan semuanya keluar dari pangkal batang. Hal tersebut sesuai dengan

(Tjitrosoepomo, 2014) yang menyatakan sistem perakaran serabut adalah apabila

akar primer tereduksi atau terhenti perkembangannya, kemudian disusul oleh

tumbuhnya sejumlah akar yang besarnya hampir sama dan keluar dari pangkal

batang.

Batang pacar air merupakan batang basah dengan bentuk irisan melintang

bulat/teres. Permukaan batangnya licin yang tumbuh tegak lurus bergitu pula arah

tumbuh cabang juga tegak lurus. Tumbuhan ini termasuk monopodial.

Monopodial adalah tipe percabangan saat kondisi batang pokok jelas dapat

dibedakan dengan cabang (Rosanti, 2018).

Bunga pacar air siklis dengan simetri monosimetri atau zigomorf. Sifat

sepal tidak berlekatan atau polisepalus. Sementara pada bunga ini, dapat

ditemukan dua petal yang memiliki sifat berbeda masing-masing polipetalus dan

gamopetalus. Aestivatio dari sepal bunga pacar air adalah aperta atau terbuka

karena daun kelopak satu sama lain tidak berlekatan, sedangkan aestivatio petal

imbricata karena tepi daun mahkota saling menutupi satu sama lain seperti

susunan genting atau sirap. Oleh karena termasuk bunga lengkap, I. balsamina

disebut juga sebagai bunga banci atau hermafroditus (Tjitrosoepomo, 2014).

Buah pacar air berwarna hijau dengan tangkai buah yang panjang

dibandingkan dengan badan buah dan memiliki banyak trikoma pada permukaan

daun buah. Buah I. balsamina tersusun atas 5 daun buah dengan satu ruang yang
10

didalamnya terdapat banyak biji, ketika matang bij tersebut berwarna hitam

kecoklatan berukuran kurang lebih 0,2 cm. Buahnya termasuk buah sejati tunggal

kering jenis buah kotak yaitu suatu buah yang banyak mengandung biji terdiri atas

satu atau beberapa daun buah yang jika masak lalu pecah tetapi kulit buah yang

pecah sampai lama melekat pada tangkai buah (Tjitrosoepomo, 2014).

Syarat Tumbuh

Iklim

Pacar air dapat hidup pada daerah beriklim semi tropikal, namun tidak

dapat hidup pada daerah yang kering dan gersang. Pacar air sangat peka terhadap

hama, begitu terkena hama, tanaman akan langsung busuk. Pacar air tumbuh di

pekarangan rumah pada ketinggian 1-900 meter diatas permukaan air laut, dengan

hanya menebar biji dari buah tanaman tersebut

(Nuzul, 2015).

Tanaman pacar air, atau biasa juga disebut dengan Echinodorus, adalah

jenis tanaman air yang dapat tumbuh di air tawar dan air payau. Pertumbuhannya

dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah iklim. Iklim yang sesuai

untuk pertumbuhan tanaman pacar air adalah iklim tropis dengan suhu rata-rata

22-28 derajat Celsius dan kelembapan udara yang tinggi.

Selain suhu dan kelembapan udara, cahaya juga merupakan faktor penting

dalam pertumbuhan tanaman pacar air. Tanaman pacar air membutuhkan cahaya

yang cukup untuk melakukan fotosintesis, namun terlalu banyak cahaya dapat

membuat tanaman mengalami kerusakan. Oleh karena itu, penempatan tanaman

pacar air harus memperhatikan kondisi cahaya yang tepat. Tanaman pacar air juga
11

dapat tumbuh di dalam akuarium dengan lampu aquascape yang ditempatkan pada

posisi yang tepat ( Hadiyanto,2018).

Air yang digunakan untuk menanam tanaman pacar air juga

mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Air yang terlalu asam atau terlalu basa

dapat membuat tanaman tidak tumbuh dengan optimal. Idealnya, pH air yang

digunakan untuk menanam tanaman pacar air adalah antara 6,5-7,5. Selain itu,

kandungan nutrisi dalam air juga perlu diperhatikan. Air yang kurang nutrisi dapat

membuat tanaman tidak tumbuh dengan baik. Nutrisi yang diperlukan oleh

tanaman pacar air antara lain nitrogen, fosfor, dan kalium ( Suharsono, 2019).

Tanah

Tanaman pacar air (Balsamina impatient L) adalah tanaman yang dapat

tumbuh di perairan dangkal atau tepi air. Tanaman ini memiliki banyak kegunaan,

seperti sebagai bahan pangan, obat-obatan tradisional, dan bahan kerajinan

tangan. Tanaman pacar air juga sering ditanam sebagai tanaman hias dalam

akuarium atau kolam ikan. Untuk dapat tumbuh dengan baik, tanaman ini

membutuhkan kondisi lingkungan yang sesuai, termasuk tanah yang tepat

( Baloch dkk, 2013).

Untuk dapat tumbuh dengan baik, tanaman pacar air membutuhkan

kondisi tanah yang sesuai. Tanah yang cocok untuk tanaman ini adalah tanah yang

lembab atau basah, serta mengandung banyak unsur hara seperti nitrogen, fosfor,

dan kalium. Tanah yang subur dapat membantu tanaman pacar air tumbuh

dengan cepat dan sehat ( Kurniawan, 2017).


12

Topografi : Tanaman bunga pacar air akan tumbuh subur di dataran tinggi

yaitu pada ketinggian 1.000-1500m di atas permukaan air laut pada dataran

rendah tanaman pacar air tumbuh kurang baik , sehingga kebanyakan orang

menanam tanaman pacar air pada dataran tinggi ( Purwanti et.al., 2013)

Selain kondisi kondisi tanah dan topografi, kebutuhan air juga sangat

penting bagi tanaman pacar air. Tanaman ini membutuhkan air yang cukup untuk

tumbuh dengan baik. Kebutuhan air tanaman ini bervariasi tergantung pada faktor

lingkungan seperti suhu, kelembaban udara, dan intensitas cahaya matahari. Jika

air yang diperlukan tidak mencukupi, maka pertumbuhan tanaman akan terhambat

( Gomathy dkk, 2014).

Transportasi Zat Hara

Transportasi tumbuhan adalah proses pengambilan dan

pengeluaran zat-zatkeseluruh bagian tubuh tumbuhan, pada tumbuhan tingkat

rendah, penyerapan airdan zat hara terlarut didalamnya dilakukan melalui

seluruh bagian tubuh. Padatumbuhan tingkat tinggi proses pengangkutan

dilakukan pembuluh pengangkutyang terdiri dari xilem dan floem (Teddy,

2019).

Faktor-faktor yang mempengaruhi penyerapan unsur hara, antara lain;

a)faktor air untuk melarutkan unsur hara atau zat mineral sehingga mudah

menyerap air, b) daya serap akar, tekanan setiap tumbuhan berbeda-beda.

Besarnya tekanan akar dipengaruhi oleh besar kecilnya/tinggi rendahnya

tumbuhan. Bukti adanya tekanan/daya dari serap yang terjadi pada akar

ini adalah pada batang yang dipotong maka air tampak tergenang
13

dipermukaan tunggaknya, c) daya isap daun disebabkan adanya penguapan

(transpirasi) air dari daun yang besarnya berbanding lurus dengan luas

bidang penguapan atau intensitas penguapan (Lakitan, 2019)

Bergeraknya unsur hara menuju akar ada beberapa cara, yaitu:1.) Difusi,

artinya gerakan ini hanya terjadi dalam jangka yang sangat pendek

selama pertumbuhan tanaman. 2.) Aliran masa, artinya terjadi gerakan

ion-ion. Aliran masa disebabkan adanya transpirasi dan drainase. 3.)

Intersepsi, akar tanaman menyebar di dalam tanah menempati ruang terbesar dari

jumlah seluruh ruang yang ditempati tanah. 4.) Transportasi aktif sistem, dengan

cara menembus membran penghalang dengan menggunakan energi

ATP. Dari daerah berkonsentrasi tinggi ke daerah konsentrasi rendah

(Mukherji dan Ghosh, 2013)

Faktor yang mempengaruhi penyerapan air dan mineral dari tanah: Akar

(muda/tua): penebalan dalam akar Kondisi tanah: jenis tanah, pH, suhu,

pertukaran udara tanah. Dalam penyerapan unsur hara banyak faktor

yang mempengaruhi. Beberapa diantranya adalah : temperatur, cahaya,

aeras easaman (pH), interaksi antar ion, pertumbuhan. Unsur hara yang ada di

dalamtubuh tumbuhan dapat lepas melalui beberapa cara, antara lain:

pelindihan, kebocoran membran, terutama pada sel-sel akar (Tjitrosomo, 2014 )


BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Percobaan

Percobaan ini dilakukan di Laboratorium Fisiolgi Tumbuhan Program

Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan

dengan ketinggian tempat 25 m diatas permukaan laut. Pada 14 April 2023.

Bahan dan Alat

Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah tanaman pacar

air (Balsamina impatiens L.) dan bayam duri (Amaranthus spinosus L.) sebagai

objek praktikum, larutan eosin sebagai indikator percobaan, dan vaseline sebagai

pelapis tanaman.

Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini adalah erlenmeyer

sebagai wadah tanaman dan wadah larutan eosin, pisau atau cutter untuk

memotong bagian tanaman, penggaris untuk mengukur tinggi larutan eosin, dan

stopwacth untuk alat ukur waktu.

Prosedur Percobaan

- Disiapkan tanaman pacar air (Balsamina impatiens L.) dan tanaman bayam duri

(Amaranthus spinosus L.) yang tingginya sama dan besarnya sama, tegak lurus

masing masing 2 batang.

- Dipotong bagian pangkal akar dan dikupas kulit batang nya sepanjang 3 cm dari

pangkalnya.

- Diberi perlakuan masing-masing tanaman diberi perlakuan:

a. Tanaman I : pada bagian ujung pangkal diberi vaseline (xylem + vaseline).

b. Tanaman II : pada bagian batang yang dikupas diberi vaseline (floem +

vaseline).
15

- Dimasukkan kedalam erlenmeyer yang berisi larutan eosine dan dibiarkan + 15

menit.

- Diukur ketinggian larutan eosin pada jaringan tanaman dan dihitung laju

transpirasi dengan rumus :

V=Tinggi larutan eosine


Waktu
= mm/detik
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

DATA TRANSPORTASI ZAT HARA

Tanaman : Pacar air (Balsamina impatiens L.)

PERLAKUAN TINGGI LARUTAN V= mm/ detik


EOSIN SETELAH 30
MENIT

Xylem + Vaselin 600 mm 0,33 mm/ detik

Floem + Vaselin 650 mm 0,36 mm/ detik

Tanaman : Bayam duri (Amaranthus spinosus L.)

PERLAKUAN TINGGI LARUTAN V= mm/ detik


EOSIN SETELAH 30
MENIT

Xylem + Vaselin 90 mm 0,05 mm/ detik

Floem + Vaselin 120 mm 0,06 mm/ detik

Perhitungan

Komoditi : Pacar Air (Balsamina impatient)

- Xilem + vaseline

Tinggi Larutan Eosin = 600 mm

V = tinggi larutan eosin / waktu

= 600 mm / 1800 detik = 0,33 mm/detik

- Floem + vaseline

Tinggi larutan Eosin = 650 mm


17

V = tinggi larutan / waktu

= 650 mm / 1800 detik= 0,36 mm/detik

Komoditi : Bayam Duri (Amaranthus sp.)

- Xilem + vaseline

Tinggi larutan eosin = 90 mm

V = tinggi larutan / waktu

= 90 mm / 1800detik = 0,05 mm/detik

- Floem + vaseline

Tinggi Larutan Eosin = 120 mm

V = tinggi larutan / waktu

= 120 mm / 1800 detik = 0,06 mm/detik


18

Pembahasan

Transportasi zat hara merupakan proses pengangkutan zat cair dan zat-zat

terlarut dari akar hingga sampai kedaun dan keseluruh bagian tubuh tanaman, baik

berupa air dan garam-garam mineral. Pertumbuhan tanaman sangat dipengaruhi

oleh kandungan hara didalam tanah. Kebutuhan hara terutama hara esensial,

merupakan kebutuhan yang sangat urgen, yang bila tidak terpengaruh akan

mengakibatkan terjadinya penyakit, transportasi zat hara akan mempengaruhi

pertumbuhan tanaman dan proses metabolism tanaman ( Santoso dkk,2014)

Pengangkutan zat pada tumbuhan dapat melalui pengangkutan

intravaskuler dan ekstravaskuler. Pengangkutan intravaskuler merupakan

pengangkutan yang terjadi pada jaringan pembuluh ( xylem dan floem ).

Pengangkutan ekstravaskuler adalah pengangkutan yang terjadi di luar jaringan

pembuluh. Pengangkutan air dan zat hara dari dalam tanah ke xylem akar disebut

ekstravaskuler. Pengangkutan intravaskuler disebut juga dengan pengangkutan

vaskuler ( Ani, 2015).

Transportasi intravaskuler merupakan pengangkutan air dan zat hara

melalui pembuluh angkut yaitu xylem dan floem. Proses pengangkutan dalam

pembuluh ini terjadi secara vertical yang berarti pengangkutan air ke daun melalui

pembuluh xylem, sedangkan pengangkutan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh

bagian tumbuhan dilakukan oleh pembuluh floem.Kebalikan dari transportasi

intravaskuler, transportasi ekstravaskuler merupakan pengangkutan air dan zat


19

hara tanpa melalui pembuluh angkut baik xylem maupun floem. Pengangkutan ini

berjalan dari sel ke sel dan biasanya dengan arah horizontal, dimana dimulai dari

epidermis rambut akar, kemudian masuk ke lapisan korteks, lalu ke endodermis

dan sampai pada berkas pembuluh angkut. Transportasi ini dapat dibedakan

menjadi dua yaitu simplas dan apoplas.(Ani,2015)

Jaringan pengangkut atau vaskuler tissue umumnya hanya terdapat pada

tumbuhan tingkat tinggi, sedangkan pada tumbuhan tingkat rendah pengangkutan

air dan zat-zat makan cukup dilangsungkan dari sel-sel lain, hanya pada tumbuhan

tingakt tinggi terutama yang hidup dan berkembang di daratan yang organ serta

alat-alat yang dipunyai adaah lebih besar dan kompleks dibandingkan tumbuhan

tingkat rendah (Tjitrisomo, 2013).

Daya hisap daun sangat mempengaruhi proses pengangkutan air dan zat-

zat terlarut hingga kedaun pada tumbuhan. Supaya transportasi pada tanaman

dapat dipahami maka ada kaitanya dengan pertumbuhan dan perkembangan

tanaman pada system produksi tanaman secara efektif dan juga produktif, maka

perlu dikaji pengetahuan tentang gambaran umum transportasi zat hara pada

tanaman, absorpsi air dan mineral, transportasi cairan xylem, pengendalian

transpotasi serta traslokasi cairan xylem ( Latifah dkk, 2014).

Kecepatan perjalanan zat zat terlarut melalui xylem dipengaruhi oleh

kegiatan transpirasi, dan perjalanan tranportasi dan fotosintesis. Pada waktu siang

hari, kecepatan transpirasi lebih besar sedari pada waktu malam hari. Sebaliknya

pengiriman karbohidrat dari daun ke buah yang sedang berkembang berlangsung

lebih cepat pada malam hari dari pada di siang hari ( Fitter dan Hay, 2013)
20

Semua tanaman hijau memerlukan seperangkat dasar hara mineral yang

sama dan berbagai unsur digunakan oleh tanaman yang berbeda untuk

menghasilkan tujuan akhir yang sama. Satu atau dua kelompok mempunyai

kebutuhan khusus, seperti kebutuhan akan kobalt untuk membantu legum dalam

bersimbiosis dengan rhizobium, suatu bakteri pengikat nitrogen, atau kebutuhan

akan natrium oleh tanaman yang menggunakan alur fotosintesis C4 dan oleh

beberapa tanaman paya (gambut) dan tanaman gurun pasir (Fitter and Hay,2013).

Berdasarkan percobaan yang dilakukan dapat diketahui bahwa penyerapan

transportasi zat hara pada tanaman Pacar Air (Balsamina impatient) dengan

perlakuan Xylem+Vaselin menghasilkn tinggi larutan eosin 600 mm dan

volumenya 0,33 mm/detik lebih tinggi penyerapan transportasi zat haranya

dibandingkan dengan perlakuan Floem+Vaselin . Sedangkan, penyerapan

transportasi zat hara pada tanaman Bayam Duri (Amaranthus spinous) dengan

perlakuan Floem +Vaselin menghasilkan tinggi larutan eosin 120 mm dan

Volumenya 0,06 mm/detik lebih tinggi penyerapan transportasi zat haranya

dibandingkan dengan perlakuan Xylem +Vaselin. Hal ini sesuai literature Ani

(2015) yang menyatakan bahwa Transportasi pada tumbuhan melibatkan jaringan-

jaringan pengangkut, seperti xylem dan floem.


21
21

KESIMPULAN

1. Tanaman Pacar Air (Balsamina impatient L.) dengan perlakuan

Xylem+Vaselin menghasilkn tinggi larutan eosin 600 mm dan volumenya

0,33 mm/detik

2. Pada tanaman Bayam Duri (Amaranthus spinouts L.) dengan perlakuan

Floem +Vaselin menghasilkan tinggi larutan eosin 120 mm dan

Volumenya 0,06 mm/detik.

3. Transportasi zat hara merupakan proses pengangkutan zat cair dan zat-zat

terlarut dari akar hingga sampai kedaun dan keseluruh bagian tubuh

tanaman, baik berupa air dan garam-garam mineral.

4. Pengangkutan zat pada tumbuhan dapat melalui pengangkutan

intravaskuler dan ekstravaskuler.

5. Jaringan pengangkut atau vaskuler tissue umumnya hanya terdapat pada

tumbuhan tingkat tinggi, sedangkan pada tumbuhan tingkat rendah

pengangkutan air dan zat-zat makan cukup dilangsungkan dari sel-sel lain.

6. Daya hisap daun sangat mempengaruhi proses pengangkutan air dan zat-

zat terlarut hingga kedaun pada tumbuhan.

7. Kecepatan perjalanan zat zat terlarut melalui xylem dipengaruhi oleh

kegiatan transpirasi, dan perjalanan tranportasi dan fotosintesis.


DAFTAR PUSTAKA

Ani, N.2015. Fisiologi Tumbuhan Benih Dalam Air Panas Terhadap Daya
Kecambah dan Pertumbuhan Bibit Lomtoro ( Leucaena leucocephala
L.). Universitas Al-Azhar. Jakarta.
Baloch, R. M., Baloch, I. A., & Ullah, S. 2013. Studies on the growth and
survival of Monochoria vaginalis (Burm. f.) C. Presl in different media.
African Journal of Biotechnology, 10(52), 10686-10691.
Bandini, Yusni dan Nurudin Aziz.2014. Bayam. Jakarta: Penebar Swadaya.
Dalimartha, S. 2016. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 4. Jakarta: Puspa
Swara.
Fitter,A.H. dan R.K.M. Hay. 2013. Fisiologi Lingkungan Tanaman. Gadjah
Mada University Press, Yogyakarta.
Gomathy, R., & Devi, P. G. 2014. Effect of water stress on growth and
physiology of Monochoria vaginalis (Burm. f.) C. Presl. Indian Journal of
Experimental Biology, 52(5), 474-480.
Hadiyanto, H. 2018. Panduan Budidaya Tanaman Aquascape. Jakarta:
Penebar Swadaya.
Hutapea, J.R. 2014. Inventaris Tanaman Obat Indonesia. Edisi III. Jakarta:
Depkes RI. 219-220.
Kurniawan, R., & Manullang, B. O. 2017. Pertumbuhan Tanaman Pacar Air
(Monochoria vaginalis) pada Media Tanah dan Air. Jurnal Online
Agroekoteknologi, 5(1), 334-344.
Lakitan, B. 2019. Fisiologi Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman. Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
Latifah,M.D.,A.H. Widjaya., A.R. Gumilang., Harto, Supandi dan Atman.2014.
Pengembangan Metode Ekstraksi dan Penyimpanan Biji Beberapa Jenis
Flora Tropika di Bank Biji Kebun Raya Bogor. UPT Balai Konservasi
Tumbuhan Kebun Raya Cibodes. Bogor
Mukherji dan Ghosh. 2013. Plant Physiologi. Tata Me Grow – Hill Publising
Company. Limited, New Delh.
Noni. 2017. Respon Pertumbuhan dan Kualitas Hasil Produksi Bayam (
Amaranthus sp.) Terhadap Jenis dan Dosis Pupuk Nitrogen yang
Berbeda. Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara. Medan.
Nuzul. 2015. Aktivitas Antibakteri Fraksi Saponin Dari Tumbuhan Pacar air
( Impatients balsamina L.) Skripsi. Fakultas Tarbiyah Institut Agama
Islam Negeri Walisongo. Semarang.
Palada, M.C dan L.C Chang. 2013. Suggested Cultural Practices for Vegetable
Amaranth. Vegetable Research and Development Center. Taiwan.
Purwanti, N.W.T. Made, S. dan Treman, I.W.2013. Diversifikasi Tanaman
Cabai dan Bunga Pacar Air Untuk Meningkatkan Pendapatan Petani di
Desa Selisihan Kecamatan Klungkung Kabupaten Klungkung ( Tinjauan
Geografi Ekonomi). Pendidikan Geografi, Undiksha Singaraja. Denpasar.
Rahmat, Taufik,.Drs. M.Pd. 2014. Nutrisi dan Energi Tumbuhan. Universitas
Pendidikan Indonesia. Bandung.
23

Rosanti,D. 2018. Struktur Morfologi Batang(Caulis) Vegetasi di Taman Wisata


Alam Punti Kayu Kota Palembang.Sainmatik: Jurnal Ilmiah Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam, 15(1),30.
Rukmana,Rahmat.2015. Bayam Bertanam dan Pengolahan Pascapanen.
Kanisius, Yogyakarta.
Sahat S, Hidayat IM. 2014. Bayam: Sayuran Penyangga Petani di Indonesia.
Lembang: Balai Penlitian Tanaman Sayuran.
Santosa B.B., dan B.S. Purwoko. 2014. Tinjauan Agro-Morfologi Perkembangan
Biji Jarak Pagar (Jatropha curcas L.). Fakultas Pertanian Universitas
Mataram.Mataram
Saparinto , C.2013. Grow Your Own Vegetables-Panduan Praktis Menanam 14
Sayuran Komsumsi Populer di Pekarangan. Yogyakarta: Penebar
Swadaya.
Sari, D. K., & Faridah, E.2017. Pengaruh Konsentrasi Pupuk Kandang Ayam
Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Pacar Air.
Simatupang, B., R. Efendi dan R. Kumiaty. 2014. Inventarisai Jenis-Jenis
Tumbuhan Yang Dapat Digunakan Sebgai Bahan Praktikum Sistem
Transportasi Pada Tumbuhan. Balai Penelitian Teknologi Pembenihan
Tanaman Hutan. Bogor.
Soewarwono, I., Indrawarr.,G.E. Guhardjar., A. Akim., S. Sabanni dan K. S. Lili.
1990. Biologi Umum II. PT Gramedia, Jakarta.
Steenis,C.G.G.J. 2015. Flora. Jakarta. PT Pradya Pramita.
Suharsono, S. 2019. Budidaya Tanaman Hias Aquascape.
Yogyakarta: Gava Media
Teddy, 2019. Penyerapan Zat dan Transportasi pada Tumbuhan. Modul
Pembelajaran Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.
Tjitrosoepomo, G. 2014. Morfologi Tumbuhan. Gajah Mada University Press.
Tjitrosomo, S. S.,2013. Botani Umum. Angkasa, Bandung
LAMPIRAN
23

Anda mungkin juga menyukai