Anda di halaman 1dari 27

1

LAJU TRANSPIRASI
𝐋𝐀𝐏𝐎𝐑𝐀𝐍
OLEH :
SANNY SIHOMBING
220301183
AGROTEKNOLOGI – 4

LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2023
2

LAJU TRANSPIRASI

𝐋𝐀𝐏𝐎𝐑𝐀𝐍

OLEH :
SANNY SIHOMBING
220301183
AGROTEKNOLOGI – 4

Laporan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Memenuhi Komponen Penilaian
Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Program Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara
Mengetahui
Dosen Penanggung Jawab

( Ir.Meiriani MP )
NIP. 196505181992032001

LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2023
3

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

menganugerahkan banyak hikmat sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan

praktikum Fisiologi Tumbuhan ini dengan baik.

Adapun judul laporan ini adalah “LAJU TRANSPIRASI” yang merupakan

salah satu syarat untuk memenuhi komponen penilaian di Praktikum Fisiologi

Tumbuhan,Program Studi Agroteknologi,Fakultas Pertanian,Universitas Sumatra

Utara,Medan.

Pada kesempatan ini, Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Ir.

Meiriani, MP; Ir. Ratna Rosanty Lahay, MP; Dr. Ir. Lisa Mawarni MP; Ir. Revandy

Iskandar Muda Damanik MSi.,M.Sc., Ph.D; Ir. Hariati, MP, selaku dosen mata kuliah

Fisiologi Tumbuhan serta abang dan kakak asisten laboratorium Fisiologi Tumbuhan

yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu

penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan laporan

ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih. Semoga laporan ini bermanfaat

bagi pihak yang membutuhkan.

Medan, Mei 2023

Penulis
4

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................. III

DAFTAR ISI ............................................................................................ IV

PENDAHULUAN

Latar Belakang .................................................................................... 5


Tujuan Praktikum ................................................................................ 6
Kegunaan Penulisan ............................................................................ 7
TINJAUAN PUSTAKA

Botani Pacar Air .................................................................................. 8


Syarat Tumbuh .................................................................................. 10
Iklim ............................................................................................ 10
Tanah ........................................................................................... 11
Laju Transpirasi .................................................................................. 12

BAHAN DAN METODE


Tempat dan waktu Praktikum ........................................................... 14
Alat dan Bahan .................................................................................. 14
Prosedur Praktikum ........................................................................... 14
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil .................................................................................................. 16
Pembahasan ....................................................................................... 19
KESIMPULAN......................................................................................... 24

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 25

LAMPIRAN .............................................................................................. 26
5

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Transpirasi adalah proses hilangnya air dalam bentuk uap air dari

jaringan hiduptanaman yang terletak di atas permukaantanah melewati

stomata, lubang kutikula, danlentisel. Sekitar 80% air yang ditranspirasikanberjalan

melewati lubang stomata, palingbesar peranannya dalam transpirasi.

Sebagianbesar air yang diserap tanamanditranspirasikan (Indradewa, 2011).

Laju transpirasi dapat dipengaruhi oleh kandungan air tanah dan salju

absorbsi air diakar. Siang hari biasanya air ditranspirasikan lebih cepat dari pada

penyerapan dari tanah.Hal tersebut menyebabkan devisit air dalam daun sehingga

terjadi penyerapan yang besar,pada malam hari terjadi sebaliknya. Jika

kandungan air tanah menurun sebagai akibat penyerapan oleh akar, gerakan air

melaluitanah ke dalam akar menjadi lambat. Hal ini cenderung untuk

meningkatkan defisit airpada daun dan menurunkan laju transpires ilebih

lanjut (Benyamin, 2012).

Transpirasi akan meningkat seiring dengan peningkatan defisit tekanan

uap dariudara kering. Kondukstansi stomata yang rendah merupakan indikator

tipe tanamantoleran kekeringan. Tingginya resistensi mengindikasikan

penurunan kehilangan air,yang penting untuk menjaga status airresistensi

transpirasi membantu potensial airtanaman yang berperan dalam menjaga

turgidita s. Kemampuan daun menahan airyang ditunjukkan oleh laju


6

kehilangan airdaun rate leaf water loss (RWL) dapat digunakan sebagai

indikator yang sederhana tapi handal untuk toleransi kekeringan(Adisyahputra,

2011).

Proses transpirasi dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor internal

maupuneksternal. Faktor-faktor internal antara lainadalah ukuran daun, tebal

tipisnya daun, adatidaknya lapisan lilin pada permukaan daun,banyak sedikitnya

bulu pada permukaan daun,banyak sedikitnya stoma, bentuk dan lokasistomata,

termasuk pula umur jaringan,keadaan fisiologis jaringan dan

lajumetabolisme. Faktor-faktor eksternal antaralain meliputi radiasi cahaya,

suhu,kelembaban udara, angin kandungan airtanah, gradient potensial air tanahj,

atmosfer,serta adanya zat-zat toksik di lingkungannya(Setiawan, 2015).

Distribusi stomata sangat berhubungandengan kecepatan dan intensitas

transpirasipada daun, yaitu misalnya letak satu sama laindengan jarak tertentu.

Dalam batas tertentu,maka makin banyak porinya makin cepatpenguapan.

Jika lubang-lubang itu terlaluberdekatan, maka penguapan dari lubang yangsatu

akan menghambat penguapan lubangdekatnya (Papuangan, 2014

Tujuan Praktikum

Adapun tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui pengaruh faktor internal dan

faktor eksternal terhadap laju transpirasi tananman pacar air (Balsamina impatient)
7

Kegunaan Praktikum

Sebagai salah satu syarat untuk dapat memenuhi komponen penilaian di

Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Program Studi Agroekoteknologi Fakultas

Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan dan sebagai bahan informasi bagi pihak

yang membutuhkan
8

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman Pacar Air (Balsamina impatient)

Pacar Air (Impatiens balsamina L.) merupakan tumbuhan berbatang basah

dan tegak mempunyai tinggi 30-80 cm dan bercabang. Daun tunggal, bertangkai

pendek. Helaian daun berbentuk lanset memanjang, ujung dan pangkal runcing, tepi

bergerigi, pertulangan menyirip, dan warnanya hijau muda. Bunga keluar dari ketiak

daun, warnanya bermacam-macam, seperti merah, oranye, ungu, dan putih.

Bunganya ada yang engkel dan ada yang dobel. Buahnya buah kendaga, jika masak

akan membuka menjadi lima bagian yang terpilin (Dalimartha, 2013).

Klasifikasi tanaman pacar air adalah sebagai berikut : Kingdom : Plantae,

Deviso : Angiospermae, Kelas : Dicotyledoneae, Ordo : Sapindales, Famili :

Balsaminaea, Genus : Impatients, Spesies : Impatiens balsamina L. ( Hutapea, 2014).

Tanaman Pacar air berasal dari India. Di Indonesia ditanam sebagai tanaman

hias, kadang-kadang ditemukan tumbuh liar. Perkembangbiakannya dengan secara

generative(biji) (Hutapea, 2014).

Pacar air dapat hidup pada daerah beriklim semi tropikal, namun tidak dapat

hidup pada daerah yang kering dan gersang. Pacar air sangat peka terhadap hama,

begitu terkena hama, tanaman akan langsung busuk. Pacar air tumbuh di pekarangan

rumah pada ketinggian 1-900 meter diatas permukaan air laut, dengan hanya

menebar biji dari buah tanaman tersebut (Nuzul, 2015).


9

Sistem perakaran tanaman Pacar Air adalah sistem perakaran serabut. Sistem

perakaran pacar air muncul sejumlah akar yang kurang lebih sama besar dan

semuanya keluar dari pangkal batang. Hal tersebut sesuai dengan (Tjitrosoepomo,

2014) yang menyatakan sistem perakaran serabut adalah apabila akar primer

tereduksi atau terhenti perkembangannya, kemudian disusul oleh tumbuhnya

sejumlah akar yang besarnya hampir sama dan keluar dari pangkal batang.

Batang pacar air merupakan batang basah dengan bentuk irisan melintang

bulat/teres. Permukaan batangnya licin yang tumbuh tegak lurus bergitu pula arah

tumbuh cabang juga tegak lurus. Tumbuhan ini termasuk monopodial. Monopodial

adalah tipe percabangan saat kondisi batang pokok jelas dapat dibedakan dengan

cabang (Rosanti, 2018).

Bunga pacar air siklis dengan simetri monosimetri atau zigomorf. Sifat sepal

tidak berlekatan atau polisepalus. Sementara pada bunga ini, dapat ditemukan dua

petal yang memiliki sifat berbeda masing-masing polipetalus dan gamopetalus.

Aestivatio dari sepal bunga pacar air adalah aperta atau terbuka karena daun kelopak

satu sama lain tidak berlekatan, sedangkan aestivatio petal imbricata karena tepi

daun mahkota saling menutupi satu sama lain seperti susunan genting atau sirap.

Oleh karena termasuk bunga lengkap, I. balsamina disebut juga sebagai bunga banci

atau hermafroditus (Tjitrosoepomo, 2014).

Buah pacar air berwarna hijau dengan tangkai buah yang panjang

dibandingkan dengan badan buah dan memiliki banyak trikoma pada permukaan

daun buah. Buah I. balsamina tersusun atas 5 daun buah dengan satu ruang yang
10

didalamnya terdapat banyak biji, ketika matang bij tersebut berwarna hitam

kecoklatan berukuran kurang lebih 0,2 cm. Buahnya termasuk buah sejati tunggal

kering jenis buah kotak yaitu suatu buah yang banyak mengandung biji terdiri atas

satu atau beberapa daun buah yang jika masak lalu pecah tetapi kulit buah yang

pecah sampai lama melekat pada tangkai buah (Tjitrosoepomo, 2014).

Syarat Tumbuh

Iklim

Pacar air dapat hidup pada daerah beriklim semi tropikal, namun tidak dapat

hidup pada daerah yang kering dan gersang. Pacar air sangat peka terhadap hama,

begitu terkena hama, tanaman akan langsung busuk. Pacar air tumbuh di pekarangan

rumah pada ketinggian 1-900 meter diatas permukaan air laut, dengan hanya

menebar biji dari buah tanaman tersebut (Nuzul, 2015).

Tanaman pacar air, atau biasa juga disebut dengan Echinodorus, adalah jenis

tanaman air yang dapat tumbuh di air tawar dan air payau. Pertumbuhannya

dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah iklim. Iklim yang sesuai

untuk pertumbuhan tanaman pacar air adalah iklim tropis dengan suhu rata-rata 22-

28 derajat Celsius dan kelembapan udara yang tinggi(Rosanti, 2018)

Selain suhu dan kelembapan udara, cahaya juga merupakan faktor penting

dalam pertumbuhan tanaman pacar air. Tanaman pacar air membutuhkan cahaya

yang cukup untuk melakukan fotosintesis, namun terlalu banyak cahaya dapat

membuat tanaman mengalami kerusakan. Oleh karena itu, penempatan tanaman


11

pacar air harus memperhatikan kondisi cahaya yang tepat. Tanaman pacar air juga

dapat tumbuh di dalam akuarium dengan lampu aquascape yang ditempatkan pada

posisi yang tepat ( Hadiyanto,2018).

Air yang digunakan untuk menanam tanaman pacar air juga mempengaruhi

pertumbuhan tanaman. Air yang terlalu asam atau terlalu basa dapat membuat

tanaman tidak tumbuh dengan optimal. Idealnya, pH air yang digunakan untuk

menanam tanaman pacar air adalah antara 6,5-7,5. Selain itu, kandungan nutrisi

dalam air juga perlu diperhatikan. Air yang kurang nutrisi dapat membuat tanaman

tidak tumbuh dengan baik. Nutrisi yang diperlukan oleh tanaman pacar air antara

lain nitrogen, fosfor, dan kalium ( Suharsono, 2019).

Tanah

Tanaman pacar air (Balsamina impatient L) adalah tanaman yang dapat

tumbuh di perairan dangkal atau tepi air. Tanaman ini memiliki banyak kegunaan,

seperti sebagai bahan pangan, obat-obatan tradisional, dan bahan kerajinan tangan.

Tanaman pacar air juga sering ditanam sebagai tanaman hias dalam akuarium atau

kolam ikan. Untuk dapat tumbuh dengan baik, tanaman ini membutuhkan kondisi

lingkungan yang sesuai, termasuk tanah yang tepat( Baloch et al, 2013).

Untuk dapat tumbuh dengan baik, tanaman pacar air membutuhkan kondisi

tanah yang sesuai. Tanah yang cocok untuk tanaman ini adalah tanah yang lembab

atau basah, serta mengandung banyak unsur hara seperti nitrogen, fosfor, dan
12

kalium. Tanah yang subur dapat membantu tanaman pacar air tumbuh dengan cepat

dan sehat ( Kurniawan, 2017).

Topografi : Tanaman bunga pacar air akan tumbuh subur di dataran tinggi

yaitu pada ketinggian 1.000-1500m di atas permukaan air laut pada dataran rendah

tanaman pacar air tumbuh kurang baik , sehingga kebanyakan orang menanam

tanaman pacar air pada dataran tinggi ( Purwanti et.al., 2013)

Selain kondisi kondisi tanah dan topografi, kebutuhan air juga sangat penting

bagi tanaman pacar air. Tanaman ini membutuhkan air yang cukup untuk tumbuh

dengan baik. Kebutuhan air tanaman ini bervariasi tergantung pada faktor

lingkungan seperti suhu, kelembaban udara, dan intensitas cahaya matahari. Jika air

yang diperlukan tidak mencukupi, maka pertumbuhan tanaman akan terhambat (

Gomathy dkk, 2014).

Laju Transpirasi

Laju transpirasi adalah proses penyemprotan uap air dari permukaan

tumbuhan, terutama melalui stomata di daun. Ini merupakan salah satu komponen

penting dalam siklus hidrologi dan memainkan peran yang signifikan dalam siklus

air di alam.Laju transpirasi dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satu faktor

utamanya adalah kelembaban udara. Jika udara sangat kering, laju transpirasi

cenderung meningkat karena perbedaan tekanan uap antara daun dan udara menjadi

lebih tinggi. Hal ini menyebabkan udara lebih cepat menguap dari stomata.
13

Sebaliknya, jika udara sangat lembab, perbedaan tekanan uap berkurang, sehingga

laju transpirasi juga menurun(Zeiger,2015)

Struktur dan karakteristik tumbuhan juga memengaruhi laju transpirasi.

Misalnya, jumlah dan distribusi stomata di daun dapat berbeda antarspesies

tumbuhan. Tumbuhan dengan lebih banyak stomata cenderung memiliki laju

transpirasi yang lebih tinggi karena ada lebih banyak jalur untuk menahan uap air.

Selain itu, ukuran dan bentuk stomata juga dapat mempengaruhi laju transpirasi.

Stomata yang lebih besar atau terbuka lebih lebar cenderung mempercepat laju

transpirasi dibandingkan dengan stomata yang lebih kecil atau tertutup

rapat(Salisbury,2013)

Peran laju transpirasi dalam ekosistem sangat penting. Selain mengatur

keseimbangan air dalam tanah dan tumbuhan, transpirasi juga membantu dalam

mengencangkan tumbuhan. Proses transpirasi mengeluarkan udara sebagai uap

melalui permukaan daun, yang pada gilirannya mengurangi suhu daun dan area

sekitarnya. Ini penting terutama di daerah dengan suhu yang tinggi, di mana

transpirasi membantu menjaga suhu tumbuhan tetap dalam kisaran yang dapat

ditoleransi. Selain itu, laju transpirasi juga berperan dalam transportasi zat-zat

penting seperti nutrisi dan mineral dalam tumbuhan, karena udara yang diambil dari

tanah mengandung zat-zat ini dan dipindahkan melalui xilem ke seluruh bagian

tumbuhan(Papuangan,2014)
14

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Percobaan

Percobaan ini dilakukan di Laboratorium Fisiolgi Tumbuhan Program

Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sum8atera Utara, Medan

dengan ketinggian tempat 25 m diatas permukaan laut. Pada 12 Mei 2023.

Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini adalah Erlenmeyer

sebagai wadah air dan tempat perendaman pacar air, pisau silet atau cutter

sebagai alat pemotong pangkal akar juga daun, kipas angin sebagai alat untuk

perlakuan praktikum, timbangan sebagai alat untuk menimbang air, dan juga

sinar matahari sebagai perlakuan praktikum.

Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah tanaman pacar

air (Balsamina impatiens L.) 15 buah sesuai dengan yang dibutuhkan setiap

perlakuan dibawah sinar matahari 5 buah, didalam ruangan 5 buah dan dibawah

kipas angin 5 buah. Kapas sebagai penutup bagian atas Erlenmeyer supaya tidak

terjadi evaporasi, vaselin dan juga air.

Prosedur Percobaan

1. disiapkan 15 tanaman yang berukuran sama begitu juga jumlah daunnya.

2. disediakan 15 buah cup, isi air dengan volume sama.

3. dimasukkan air kedalam gelas beker masing-masing sebanyak 250 ml.

4. Siapkan bahan tanaman dalam 3 kelompok yaitu 5 buah tanaman untuk

kelompok angin, 5 buah kelompok cahaya dan 5 kelompok untuk dalam


15

ruangan

5. Setiap kelompok tanaman diberi perlakuan, yaitu :

a. tanpa perlakuan (kontrol)

b. dilapisi vaselin

c. tanpa akar (dipotong)

d. potong setengah daun

e. tanpa daun

6. dimasukkan bahan tanaman ke dalam cup, lalu mulut cup ditutup dengan

mempergunakan kapas.

7. ditimbang berat awal masing-masing cup + Balsamina impatient (sebagai bobot

awal)

8. diletakkan cup sesuai kelompokmya yaitu 5 cup dibawah sinar matahari, 5 cup

lainnya dibawah kipas angin dan 5 cup di dalam ruangan selama 1 jam.

9. Setelah 1 jam ditimbang bobot akhirny

𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙−𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟


10. Hitung laju transpirasi tanaman = 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢

= g/s
16

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil
Data Laju Transpirasi
Komoditi : Pacar Air (Balsamina impatiens L.)
Perlakuan : Dibawah Sinar Matahari
Perlakuan Berat Awal Berat Akhir Selisih Laju Transpirasi
(gr) (gr) (gr)
g/menit g/detik

Kontrol 250 232 18 0,3 0,005

Dilapisi Vaseline 250 221 29 0,48 0,008

Tanpa Akar 250 248 2 0,03 0,0005

Dipotong ½ Daun 250 236 14 0,23 0,0038

Tanpa Daun 250 243 7 0,11 0,0019

Komoditi : Pacar Air (Balsamina impatiens L.)


Perlakuan : Dibawah Kipas Angin
Perlakuan Berat Awal Berat Akhir Selisih Laju Tranpirasi

(gr) (gr) (gr) g/menit g/detik

Kontrol 250 223 27 0,45 0,0075

Dilapisi Vaselin 250 243 7 0,11 0,0019

Tanpa Akar 250 240 10 0,16 0,0027

Dipotong ½ Daun 250 230 20 0,33 0,0055

Tanpa Daun 250 247 3 0,05 0,00083


17

Komoditi : Pacar Air ( Balsamina impatiens L.)


Perlakuan : Didalam Ruangan
Perlakuan Berat Awal Berat Akhir Selisih Laju Transpirasi
(gr) (gr) (gr)
g/menit g/detik

Kontrol 250 244 6 0,1 0,0016

Dilapisi Vaselin 250 243 7 0,11 0,0019

Tanpa Akar 250 247 3 0,05 0,0008

Dipotong ½ Daun 250 243,3 6,7 0,111 0,0018

Tanpa Daun 250 243,5 6,5 0,10 0,0018

Perhitungan
Komoditi :Pacar Air (Balsamina impatiens L.)
Perlakuan : Dibawah Sinar Matahari
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙−𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
Laju Traspirasi : 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 (𝑠)

250−232 18 𝑔
a.Kontrol = = = 0,005 ⁄𝑠
3600 3600

250−221 29 𝑔
b. Dilapisi Vaselin = = = 0,0080 ⁄𝑠
3600 3600

250−248 2 𝑔
c. Tanpa Akar = = 3600 = 0,0005 ⁄𝑠
3600

250−236 14 𝑔
d. Dipotong ½ Daun = = 3600 = ⁄𝑠
3600

250−243 7 𝑔
e. Tanpa Daun = = 3600 = 0,0019 ⁄𝑠
3600
18

Komoditi : Pacar Air (Balsamina impatiens L.)


Perlakuan : Dibawah Kipas Angin
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙−𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
Laju Transpirasi : 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 (𝑠)

250−223 27 𝑔
a.Kontrol = = = 0,0075 ⁄𝑠
3600 3600

250−243 7 𝑔
b.Dilapisi Vaselin = = = 0,0019 ⁄𝑠
3600 3600

250−240 10 0,0027𝑔⁄
c.Tanpa Akar = = = 𝑠
3600 3600

250−230 20 𝑔
d.Dipotong ½ Daun = = 3600 = 0,0055 ⁄𝑠
3600

250−247 3 𝑔
e.Tanpa Daun = = 3600 = 0,00083 ⁄𝑠
3600

Komoditi : Pacar Air (Balsamina impatiens L.)


Perlakuan : Dibawah Kipas Angin
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙−𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
Laju Transpirasi : 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 (𝑠)

250−244 6 𝑔
a.Kontrol = = = 0,0016 ⁄𝑠
3600 3600

250−243 7 𝑔
b.Dilapisi Vaselin = = = 0,0019 ⁄𝑠
3600 3600

250−247 3 0,0008𝑔⁄
c.Tanpa Akar = = 3600 = 𝑠
3600

250−243,3 6,7 𝑔
d.Dipotong ½ Daun = = 3600 = 0,0018 ⁄𝑠
3600

250−243,5 6,5 𝑔
e.Tanpa Daun = = 3600 = 0,0018 ⁄𝑠
3600
19

Pembahasan

Laju transpirasi cenderung meningkat saat udara kering,karena perbedaan

tekanan uap antara daun dan udara menjadi lebih tinggi yang menyebabkan air cepat

menguap dari stomata. Sebaliknya, jika udara lembab, perbedaan tekanan uap

berkurang maka akan mengurangi laju transpirasi. Hal ini sesuai denga literatur

Zeiger (2015) yang menyatakan Laju transpirasi adalah proses penyemprotan uap

air dari permukaan tumbuhan, terutama melalui stomata di daun. Ini merupakan

salah satu komponen penting dalam siklus hidrologi dan memainkan peran yang

signifikan dalam siklus air di alam.Laju transpirasi dipengaruhi oleh beberapa

faktor. Salah satu faktor utamanya adalah kelembaban udara.

Laju transpirasi tanaman mengacu pada jumlah air yang hilang dari tanaman

melalui proses transpirasi dalam waktu tertentu. Laju transpirasi dapat dipengaruhi

oleh berbagai faktor seperti kondisi lingkungan dan karakteristik tanaman itu

sendiri. Hal ini berdasarkan litelatur Nilsen and Orcutt ( 2014 ) yang menyatakan

bahwa faktor penting yang mempengaruhi laju transpirasi tanaman adalah suhu,

kelembaban udara, intensitas cahaya, ketersediaan air, dan hormon-hormon

tanaman. Suhu yang tinggi dapat meningkatkan kecepatan penguapan air dari

permukaan daun. Kelembaban udara juga memainkan peran penting, di mana

semakin rendah kelembaban udara, semakin cepat penguapan air terjadi. Intensitas

cahaya mempengaruhi laju fotosintesis dan pembukaan stomata, yang pada

gilirannya mempengaruhi transpirasi. Ketersediaan air yang cukup penting, karena

tanaman memerlukan air sebagai sumber nutrisi dan juga untuk menjaga
20

keseimbangan air dalam tubuhnya. Hormon-hormon tanaman, seperti auksin dan

abscisic acid (ABA), juga terlibat dalam mengatur pembukaan dan penutupan

stomata, yang berdampak pada laju transpirasi. Memahami mekanisme dan faktor-

faktor ini memberikan wawasan yang mendalam tentang regulasi transpirasi

tanaman.

Laju transpirasi dapat di pengaruhi oleh berbagai hal mulai dari faktor

internal dan faktor eksternal.Faktor internal yang mempengaruhi kecepatan laju

trasnpirasi terdiri dari sromata, jumlah dan kondisi morfologi daun. Faktor eksternal

yang mempengaruhi kecepatan laju trasnpirasi terdiri dari kelembapan,

suhu,cahaya, angin dan air dalam tanah. Hal ini seseai dengan literatur Gardner et

al, (2018) yang menyatakan sebagian besar transpirasi terjadi melalui stomata

karena kutikulasecara relatif tidak tembus air, dan hanya sedikit transpirasi yang

terjadiapabila stomata tertutup. Jika stomata terbuka lebih lebar, lebih banyak pula

kehilangan air tetapi peningkatan kehilangan air ini lebih sedikituntuk mesing-

mesing satuan penambahan lebar stomata. Faktor utama yang mempengaruhi

pembukaan dan penutupan stomata dalam kondisi lapangan ialah tingkat cahaya

dan kelembaban. Jumlah dan ukuran stomata, dipengaruhi oleh genotipe dan

lingkungan. Jumlah dan ukuran stomata mempunyai pengaruh yang lebih sedikit

terhadap transpirasi total dari pada pembukaan dan penutupan stomata. Pada

tanaman nonakuatik, stomata umumnya terletak di permukaan abaksial (bagian

bawah). Meskipun demikian, pada beberapaspesies, stomata juga dapat ditemukan

di permukaan adaksial daun. Gerakan uap air ke udara dalam daun akan

menurunkan kecepatan bersih dari air yang hilang, sehingga transpirasi akan
21

menurun seiringdengan meningkatnya kelembababan udara. Apabila stomata

dalam keadaanterbuka maka kecepatan difusi dari uap air keluar tergantung pada

besarnya perbedaan tekanan uap air yang ada di dalam rongga antarsel

dengantekanan uap air di atmosfer, Jika tekanan uap air di udara rendah,

makakecepatan difusi dari uap air di daun keluar akan bertambah besar, begitu pula

sebaliknya. Pada kelembaban uadara relatif 50% perbedaan tekananuap air di daun

dan atmosfer 2 kali lebih besar dari kelembaban relatif 70%. Kenaikan suhu dari

180-200 F cenderung meningkatkan penguapanair sebesar dua kali lipat. Suhu daun

di dalam naungan kurang lebih sama dengan suhu udara, tetapi daun yang terkena

sinar matahari mempunyai suhu100 – 200F lebih tinggi daripada suhu udara. Suhu

berpengaruh terhadapmembuka menutupnya stomata. Pada banyak tanaman,

stomata tidak membuka jika suhu sekitar 0°C.

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, didapatkan bahwa pacar

air yang cepat dalam laju trasnpirasi terdapat pada perlakuan di bawah sinar

matahari.Hal ini sesuai dengan literatur Filter A.H (2016) yang menyatakan

Intensitas cahaya mempengaruhi kecepatan transpirasi karena

mekanismemembuka menutupnya stomata, yaitu pori pada daun yang menjadi

tempatkeluarnya air sebagai uap air pada proses transpirasi, juga dipengaruhi

olehadanya cahaya. Sebagian besar stomata tumbuhan membuka pada siang

haridan menutup pada malam hari (kecuali pada tanaman sukulen).

Berdasarkanteori fotosintesis, sel penutup pada stomata memiliki kloroplas

yangmengandung klorofil. Adanya klorofil dan cahaya mengindikasikan bahwa


22

pada sel penutup berlangsung fotosintesis yang menghasilkan glukosa.Glukosa

terdapat dalam bentuk larut dalam cairan sel penutup. Berdasarkankonsep difusi

dan osmosis, apabila pada suatu sel terdapat banyak zat terlarut(dalam kasus ini,

yaitu glukosa), maka potensial air maupun potensial osmosismenurun. Timbul

tekanan turgor pada sel penutup akibat adanya zat terlarut,sel-sel penutup

membesar, sehingga membukalah stomata dan terjadilah proses transpirasi.

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilaksanakan, didapatkan bahwa

pacar air yang diberi perlakuan dilapisi vaselin pada cup yang diletakkan dibawah

matahari mengabsorbsi air sebanyak 29 gr. Ini karena kesalahan pada saat

praktikum.Karena Vaseline dalam percobaan ini berfungsi sebagai lapisan yang

dapat memperlambat proses transpirasi, karena semakin menebalnya

permukaanmaka uap air akan sulit keluar. Hal ini sesuai dengan literature Ross

(2013) yang menyatakan bahwa adanya lapisan lilin akan memperlambatlaju

transpirasi akibat tebalnya permukaan sehingga uap air akan sulit berdifusi keluar.

Berdasarkan hasil praktikum didapatkan bahwa laju transpirasi terendah ada

pada perlakuan tanpa daun. Karena daun sangat berpengaruh pada penyerapan air.

Hal ini sesuai dengan literatur Garder et al, (2018) yang menyatakan bahwa makin

luas daerah permukaan daun, makin besar evapotranspirasi. Kondisimorfologis,

seperti luas daun, ketebalan, ada tidaknya lapisan lilin ataukutikula, banyak

sedikitnya bulu di permukaan daun, juga mempengaruhikecepatan transpirasi suatu

tanaman.

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilaksanakan, didapatkan bahwa

laju transpirasi pada pacar air yang dipotong akarnya juga rendah. Hal ini sesuai
23

dengan literatur Jayamiharja (2014) yang menyatakan bahwa Ketersedian dan

pengambilan kelembapan tanah oleh tanaman budidaya sangat tergantung pada

kedalaman dan proliferasi akar. Perakaran yanglebih dalam meningkatkan

ketersediaan air, dari proliferasi akar (akar persatuan volume tanah ) meningkatkan

pengambilan air dari suatu satuanvolume tanah sebelum terjadi pelayuan permanen.
24

KESIMPULAN

1. Laju transpirasi adalah proses penyemprotan uap air dari permukaan tumbuhan,

terutama melalui stomata di daun.

2. Faktor penting yang mempengaruhi laju transpirasi tanaman adalah suhu,

kelembaban udara, intensitas cahaya, ketersediaan air, dan hormon-hormon

tanaman.

3. Pembukaan dan penutupan stomata sangatberpengaruh terhadap kecepatan laju

transpirasi.

4. Pacar air yang cepat dalam laju trasnpirasi terdapat pada perlakuan di bawah

sinar matahari.

5. Vaseline dalam percobaan ini berfungsi sebagai lapisan yang dapat

memperlambat proses transpirasi.

6. laju transpirasi terendah ada pada perlakuan tanpa daun.


25

DAFTAR PUSTAKA

Baloch, R. M., Baloch, I. A., & Ullah, S. 2013. Studies on the growth and survival of

Monochoria vaginalis (Burm. f.) C. Presl in different media. African Journal

of Biotechnology, 10(52), 10686-10691.

Dalimartha, S. 2013. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 4. Jakarta: Puspa Swara.

Filter A. H. dan R. M. K. Hay. 2016. Fisiologi Lingkungan Tanaman. UGM

Press.YogyakartaAlisbury, Frank.

Gardner, F. P., R. B. Pearce dan R. L. Mitchell. 2018. Fisiologi Tanamaman Budidaya.

UI-Press. Jakarta.

Gomathy, R., & Devi, P. G. 2014. Effect of water stress on growth and physiology of

Monochoria vaginalis (Burm. f.) C. Presl. Indian Journal of Experimental

Biology, 52(5), 474-480.

Hadiyanto, H. 2018. Panduan Budidaya Tanaman Aquascape. Jakarta:

Penebar Swadaya.

Hutapea, J.R. 2014. Inventaris Tanaman Obat Indonesia. Edisi III. Jakarta: Depkes RI.

219-220.

Jayamiharja, PJ, & Boyer, JS (2014). Hubungan Air Tumbuhan dan Tanah. Pers

Akademik.

Kurniawan, R., & Manullang, B. O. 2017. Pertumbuhan Tanaman Pacar Air

(Monochoria vaginalis) pada Media Tanah dan Air. Jurnal Online

Agroekoteknologi, 5(1), 334-344.


26

Nuzul. 2015. Aktivitas Antibakteri Fraksi Saponin Dari Tumbuhan Pacar air (

Impatients balsamina L.) Skripsi. Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam

Negeri Walisongo. Semarang.

Papuangan, NA, Reece, JB, Taylor, MR, Simon, EJ, & Dickey, JL (2017). Biologi:

Konsep dan Koneksi. Pearson.

Purwanti, N.W.T. Made, S. dan Treman, I.W.2013. Diversifikasi Tanaman Cabai dan

Bunga Pacar Air Untuk Meningkatkan Pendapatan Petani di Desa Selisihan

Kecamatan Klungkung Kabupaten Klungkung ( Tinjauan Geografi Ekonomi).

Pendidikan Geografi, Undiksha Singaraja. Denpasar.

Rosanti,D. 2018. Struktur Morfologi Batang(Caulis) Vegetasi di Taman Wisata Alam

Punti Kayu Kota Palembang.Sainmatik: Jurnal Ilmiah Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam, 15(1),30

Ross, CW .2013. Fisiologi Tumbuhan. Perusahaan Penerbitan Wadsworth.

Salisbury dan Ross. 1992. Fisiologi Tumbuhan. ITB Press. Bandung.

Suharsono, S. 2019. Budidaya Tanaman Hias Aquascape. Yogyakarta: Gava Media

Taiz, L., & Zeiger, E. (2014). Fisiologi dan Perkembangan Tumbuhan. Sinauer

Associates, Inc.

Tjitrosoepomo, G. 2014. Morfologi Tumbuhan. Gajah Mada University Press.

Zeiger, E., Taiz, L., & Schulte, PJ (2015). Biologi sel penjaga stomata. Tinjauan

Tahunan dari Masa lalu


27

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai