Anda di halaman 1dari 35

UJI CHI SQUARE

Dr. Ratih Sari Wardani, S.Si, M.Kes

S1 Kesehatan Masyarakat
1 Universitas Muhammadiyah
Semarang

ratih
Tujuan Instruksional
1. Umum
Mata kuliah ini membahas penerapan ilmu
Statistik dalam bidang kesehatan yang

ratih
mencakup pengertian dan lingkup statistika
inferensial, termasuk pengujian hipotesis
menggunakan uji statistik parametrik dan non
parametrik.
2. Khusus
Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa
diharapkan mampu melakukan pengujian
menggunakan uji Chi Square dan Fisher exact2
Tujuan Uji Chi Square
untuk menguji perbedaan proporsi /
persentase antara beberapa kelompok data,
dilihat dari segi datanya uji kai kuadrat dapat
digunakan untuk mengetahui hubungan antara

ratih
variabel kategorik dengan kategorik.

Asumsi
• Uji signifikansi perbedaan/hubungan
• Antara 2 kelompok/lebih sampel bebas
• Skala pengukuran nominal (kategorikal)
3
CONTOH
1. Ada hubungan antara jenis kelamin (L,P)
dengan kejadian Diare (Ya, Tidak)

ratih
2. Ada Perbedaan Kejadian Influenza antara
yang diberi Vaksin dengan Placebo
3. Ada Perbedaan Kesembuhan antara yang
disiplin berobat dan yang tidak disiplin
berobat
4. Ada hubungan riwayat DM dengan kejadian
Kandidiasis
4
Prinsip Dasar Uji Kai Kuadrat.
 Proses pengujian Kai Kuadrat (Chi Square)
adalah membandingkan frekuensi yang terjadi
(observasi) dengan frekuensi harapan

ratih
(ekspektasi).
 Bila nilai frekuensi observasi dengan nilai
frekuensi harapan sama, maka tidak ada
perbedaan yang bermakna (signifikan).
 Sebaliknya bila nilai frekuensi observasi dan
nilai frekuensi harapan berbeda, maka
dikatakan ada perbedaan yang bermakna.
5
RUMUS UMUM UJI KAI KUADRAT :

O  Eij 
2

X 
2 ij

ratih
Eij
df=(k-1)(b-1)
Ket :
O= nilai observasi dari sel baris ke-i kolom
ke-j
E = nilai expectasi (harapan) dari sel baris
ke-i kolom ke-j
k =jumlah kolom 6

b =jumlah baris
 Untuk mempermudah analisis kai kuadrat, nilai
data kedua variabel disajikan dalam tabel
tabel silang

Variabel I Variabel II Jumlah

ratih
Kategori 1 Kategori 2

Kategori 1 a b a+b

Kategori 2 c d c+d

Jumlah a+c b+d N=a+b+c+d

7
Variabel I Variabel II

Kategori 1 Kategori 2

ratih
Kategori 1 O11 (E11) O12 (E12)

Kategori 2 O21 (E21) O22 (E22)

a, b, c dan d merupakan nilai observasi,


sedangkan nilai expectasi (harapan) masing-masing
sel dicari dengan rumus :
8
E11 
 a  c  a  b 
E12 
 a  b  b  d 
N N

E21 
 c  d  a  c 
E22 
 c  d  b  d 

ratih
N N
N=a+b+c+d
Khusus untuk tabel 2x2 dapat dicari nilai X2 dengan
menggunakan rumus :

N ( ad  bc ) 2
X 
2

(a  c)(b  d )(a  b)(c  d )


9
Keterbatasan Uji Chi Square

 Adapun keterbatasan uji ini adalah :


 Tidak boleh ada sel yang mempunyai nilai

ratih
harapan (nilai E) kurang dari 1
 Tidak boleh ada sel yang mempunyai nilai
harapan (nilai E) kurang dari 5, lebih dari
20% dari keseluruhan sel.

10
Tabel Silang

Tabel 2x2 Tabel non 2x2

E<5 20%
E<5=0% E<5≠0% E<5 >20%

Uji khi kuadrat


Penggabungan
dgn koreksi Uji Fisher Uji Pearson chi
Kategori (2x2)
kontinuitas dr Exact Square
atau Fisher Exact
Yates
1. Rumus Kai Kuadrat Yate’s correction
 Untuk tabel 2x2(df=1)

 O  E  0,5

ratih
2

X 
2

E
atau
2
  N 
N  ad  bc    
  2 
X 
2

(a  c)(b  d )(a  b)(c  d ) 12


II. Formula uji Fisher Exact

P(a, b, c, d ) 
 a  b ! c  d ! a  c ! b  d !
n !a !b !c !d !

ratih
III. Formula Chi square Pearson Untuk tabel > 2x2

13
 Prosedur Penggunaan Kai Kuadrat
1. Formulasikan hipotesis (Ho dan Ha)
2. Menentukan Tingkat Kemaknaan
3. Perhitungan
Masukkan frekuensi observasi (O) dalam tabel silang.

ratih
a.
b. Hitung frekuensi harapan (E) masing-masing sel.
c. Hitung X2 sesuai aturan yang berlaku :
i. Bila tabelnya 2x2, tidak ada sel yang E-nya<5
gunakan Kai Kuadrat Yate’s Correction.
ii. Bila tabelnya 2x2, ada sel yang E-nya<5,
gunakan Fisher Exact
14
 Bila ukuran tabel lebih dari 2x2,
a. menggunakan uji Chi Square Pearson jika
nilai E<5 maksimal 20%
b. Ukuran tabel dibuat 2x2 , kemudian

ratih
menggunakan aturan tabel 2x2 atau
menggunakan Fisher Exact
4. Keputusan :
Dengan membandingkan nilai X2 hitung
dengan tabel Kai Kuadrat (,df=(k-1)(b-
1)
15
a. Klasik
 Bila X2 hitung ≥ X2 tabel, Ho ditolak, berarti data
sampel mendukung adanya perbedaan yang
bermakna (signifikan).
 Bila X2 hitung < X2 tabel, Ho diterima/gagal ditolak,

ratih
berarti data sampel tidak mendukung adanya
perbedaan yang bermakna (signifikan).
b. Probabilitas
 Bila p value  , Ho ditolak, berarti data sampel
mendukung adanya perbedaan yang bermakna
(signifikan).
 Bila p value > , Ho gagal ditolak, berarti data
sampel tidak mendukung adanya perbedaan yang16
bermakna (signifikan).
 Contoh Kasus dan Interpretasi

1.Contoh kasus untuk Tabel Kontingensi 2x2:

ratih
 Apakah terdapat perbedaan keberhasilan
pengobatan Ca Mammae (setelah 5 tahun)
antara metode A dan metode B? Dari 80
wanita yg menggunakan metode A: 80%
sembuh, sisanya tdk sembuh. Sedangkan dari
75 wanita yg menggunakan metode B: 72
wanita sembuh, sisanya tdk sembuh.
17
 Penyelesaian :
1. Rumuskan hipotesis:
o H0: Tidak ada perbedaan kesembuhan Ca
Mammae antara yang menggunakan obat A

ratih
dan obat B
 Ha: Ada perbedaan kesembuhan Ca Mammae
antara yang menggunakan obat A dan obat B
2. Tingkat Kemaknaan (=0,05)

18
3. Perhitungan
a. Buat tabel kontingensi

ratih
19
b. Hitung Nilai Ekspektasi

ratih
20
 Lihat syarat uji Kai-kuadrat:
1. Untuk tabel “2 x 2”:
 Jika tidak ada sel yang mempunyai nilai E<5
maka menggunakan uji Chi Square Yate’s
Correction

ratih
atau
2
  N 
N  ad  bc    
  2 
X 
2

(a  c)(b  d )(a  b)(c  d )

21
ratih
22
4. Keputusan
 Karena X2 hitung (7,786) > X2 tabel (3,84),maka:
Ho ditolak.
 Lihat tabel X2 (,df=(k-1)(b-1))=0,05, df=1=3,84

ratih
5. Kesimpulan:
 Terdapat perbedaan kesembuhan Ca Mammae
antara metode A dan metode B;
dengan kata lain:
 terdapat hubungan antara metode pengobatan yang
diberikan dengan kesembuhan Ca Mammae. 23
Lihat tabel X2 untuk menetapkan nilai kritis X2 atau X2 tabel:
Titik kritis X2 : Pada tingkat kemaknaan (a) = 5% (0,05), dengan
df=(b-1).(k-1)=(2-1).(2-1)=1

ratih
24
2. Uji Khi-kuadrat dari Pearson untuk Tabel
Kontingensi Non 2x2
 Syarat uji khi-kuadrat:

a. Banyaknya sel yang mempunyai frekuensi

ratih
harapan (expected count/frequency=E) <5 tidak
boleh lebih dari 20%.
b.Tidak boleh ada sebuah sel pun yang mempunyai
E<1.
 Bila tidak memenuhi syarat, bila memungkinkan
dilakukan penggabungan/pemampatan kategori

25
Contoh kasus untuk Tabel Kontingensi Non 2x2:

Suatu survei di pinggiran kota meneliti 124 rumah tangga,


mengamati sumber air minum. Tujuan survei ingin mengetahui
perbedaan morbiditas diare antar pengguna sumber air

ratih
berbeda (PDAM, sumur dan sungai)
Tabel hubungan antara sumber air minum dgn kejadian diare:
(frekuensi observasi=O)

26
Perhitungan
a. Rumuskan hipotesis
Ho : Tidak terdapat hubungan antara sumber air
minum dengan kejadian diare.
Ha : terdapat hubungan antara sumber air minum
dengan kejadian diare.

ratih
b. Tingkat Kemaknaan (=0,05)
c. Perhitungan
- Perhitungan Observasi (di atas)
- Perhitungan Ekspektasi

27
Banyaknya sel yg mempunyai E<5 adalah
0% (tidak ada), sehingga tabel kontingensi
ini memenuhi syarat diuji dengan uji khi-
kuadrat

ratih
28
5. Keputusan
X2 tabel atau titik kritis X2: Pada tingkat
kemaknaan (a) = 5% (0,05), dengan df=(b-1).(k-1)
=(3-1).(2-1)=2.1=2

ratih
X2 tabel=5.99

29
3. Contoh kasus tabel kontingensi 2x2 (Fisher
Exact):
Apakah terdapat perbedaan mortalitas penderita
penyakit X antara yang diterapi dengan metode P dan
metode Q? Dari 15 penderita yang diterapi metode P:
2 orang meninggal. Sedangkan dari 19 penderita yg

ratih
diterapi metode Q : 4 orang meninggal.

Langkah-langkah pengujian
hipotesis dengan uji khi-kuadrat
a. Rumuskan hipotesis:
H0: Tidak ada perbedaan mortalitas penderita
penyakit X antara yg diterapi metode P dan metode Q
Ha: Ada perbedaan mortalitas penderita penyakit X 30
antara yg diterapi metode P dan metode Q
b. Tingkat Kemaknaan (=0,05)
c. Perhitungan
- Perhitungan Observasi

ratih
31
ratih
32
4. Lihat syarat uji khi-kuadrat:
Pada kasus ini ada sel yang mempunyai nilai E<5, maka
tdk memenuhi syarat uji khi-kuadrat, sehingga hrs
dilanjutkan dgn uji eksak dari Fisher.

ratih
33
ratih
34
Keputusan

ratih
Karena p (0,453) > 0,05, maka: hipotesis nol diterima.
Kesimpulan
Tidak terdapat perbedaan mortalitas penderita penyakit
X antara yg diterapi metode P dan metode Q;
dengan kata lain:
Tidak terdapat hubungan antara metode terapi penyakit
X dengan mortalitas.

35

Anda mungkin juga menyukai