Anda di halaman 1dari 3

AB II

KREDIT PERBANKAN

A. PENGERTIAN KREDIT
Istilah kredit berasal dari Bahasa Yunani “Credere” yang berarti kepercayaan
(trust atau faith), atau “Credo” yang berarti saya percaya. Karena itu dasar dari
kata kredit adalah kepercayaan bahwa seseorang atau penerima kredit akan
memenuhi segala sesuatu yang telah diperjanjikan terlebih dahulu pada masa
yang akan datang.

Pengertian kredit dalam arti ekonomi adalah suatu penundaan pembayaran,


yaitu uang atau barang (prestasi) yang diterima sekarang akan dikembalikan
pada masa yang akan datang berikut tambahan suatu kontra prestasi.

Secra singkat kredit berarti” suatu pemberian prestasi oleh suatu pihak kepada
pihak lain dan prestasi itu akan dikembalikan lagi pada suatu masa tertentu
yang akan datang disertai dengan suatu kontra prestasi berupa bunga”.

Menurut Undang-Undang Pokok Perbankan No.14 tahun 1967, Kredit


didefinisikan sebagai berikut:

“Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan-tagihan yang dapat disamakan


dengan itu berdasarkan persetujuan pinjam meminjam antara Bank dengan
pihak lain dalam hal mana pihak peminjam berkewajiban melunasi hutangnya
setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga yang telah ditentukan”.

Lembaga Keuangan yang memberikan kredit menurut saluran-saluran formal


adalah Bank, dimana Bank mempunyai dua tugas pokok yaitu menghimpun
dana dari masyarakat dan melepas kembali dana tersebut kepada masyarakat
melalui kredit. Dengan demikian setiap membicarakan masalah kredit, tidak
akan terlepas dari kegiatan dan tugas Bank.

B. UNSUR-UNSUR KREDIT
Pada dasarnya pemberian kredit didasaran atas kepercayaan, yang berarti
bahwa pemberian kredit adalah pemberian kepercayaan oleh bank sebagai
pemberi kredit, dimana prestasi yang diberikan benar-benar sudah diyakini
akan dapat dibayar kembali oleh si penerima kredit sesuai dengan syarat-syarat
yang telah disetujui bersama.

Berdasarkan hal-hal tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa unsur-unsur yang


terdapat dalam pemberian kredit adalah :
1. Kepercayaan, yaitu keyakinan si pemberi kredit (Bank) bahwa prestasi
(uang) yang diberikan akan benar-benar diterima kembali dari si penerima
kredit pada suatu masa yang akan datang.
2. Waktu, yaitu jangka waktu antara saat pemberian prestasi dengan saat
pengambilannya. Dalam unsur waktu ini terkandung pengertian tentang
nilai agio uang yaitu nilai uang sekarang lebih berharga daripada uang di
masa yang akan datang, sehingga dalam hal ini perlu adanya kontra
prestasi yang harus berupa bunga.
3. Resiko, yaitu resiko yang dapat timbul pada pemberiaan kredit. Guna
menghindari resiko tersebut maka sebelum kredit diberikan harus
dilakukan penilaian secara cermat dan dilindungi dengan agunan atau
jaminan kredit sebagai benteng terahkir dalam pengamanan kredit.
Penilaian didasarkan atas bonafiditas calon penerima kredit sehingga
dapat ditentukan sampai sejauh mana calon penerima kredit dapat
dipercaya oleh Bank.
4. Prestasi, dalam hubungannya dengan pemberian kredit yang dimaksud
dengan prestasi adalah uang.

C. TUJUAN KREDIT

Tujuan kredit dapat mencakup arti yang luas baik bagi Bank sebagai pemberi
kredit, debitur sebagai penerima kredit, maupun pihak-pihak lain yang
berkepentingan seperti masyarakat luas, Negara dan dunia Internasonal.
1. Dilihat dari Bank sebagai Pemberi Kredit (Kreditur)
 Profitability, yaitu tujuan untuk memperoleh keuntungan dari
pemberian kredit berupa bunga kredit.
 Safety, yaitu tujuan untuk dapat terjaminnya keamanan atau prestasi
atau fasilitas kredit yang diberikan sehingga tujuan profitability dapat
tercapai secara maksimal.

2. Dilihat dari kepentingan Penerima Kredit (Debitur)


 Profitability, yaitu tujuan untuk dapat memperoleh keuntungan yang
sebesar-besarnya atas usaha yang dibiayai oleh fasilitas Kredit Bank
tersebut atau dapat terpenuhinya kebutuhan guna meningkatkan taraf
hidupnya.
 Responsibility, yaitu tujuan untuk dapat memenuhi kewajibannya
yaitu mengembalikan kredit yang diterimanya sesuai dengan
perjanjian kredit yang telah disepakati bersama maupun terhadap
semua kewajibannya dalam rangka usaha.

3. Dilihat dari Kepentingan Umum


 Productivity, yaitu tujuan agar dicapai suatu peningkatan produktivitas
secara menyeluruh atas kebutuhan manusia yang disertai dengan
kelancaran peredaran barang-barang tersebut.
 Utility, yaitu tujuan agar tercapai suatu peningkatan daya guna suatu
barang atau uang sehingga dapat lebih bermanfaat bagi kehidupan.
 Socio-economicaly, yaitu tujuan agar tercapai suatu peningkatan
keadaan sosial ekonomi didalam kehidupan masyarakat.

D. FUNGSI KREDIT
Fungsi kredit di dalam kehidupan sosial ekonomi (perekonomian, perdagangan,
dan keuangan), dalam garis besarnya adalah sebagai berikut:
1. Kredit dapat meningkatkan UTILITY (daya guna) dari modal atau
uang ataupun barang
Dana yang berupa modal atau uang yang dihimpun dari masyarakat
disalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit baik untuk
usaha-usaha yang bermanfaat, baik untuk penerima kredit maupun bagi
masyarakat secara keseluruhan.
Dengan kredit, dapat terjadi usaha peningkatan daya guna suatu Barang,
misalnya dengan pengolahan atas barang baku maupun barang jadi
ataupun pemindahan barang dari suatu tempat yang kegunaannya
dianggap kurang, ke tempat lain yang dinilai lebih bermanfaat, sehingga
barang tersebut lebih berdaya guna di dalam kehidupan.

2. Kredit dapat meningkatkan gairah berusaha masyarakat


Setiap manusia adalah setiap mahkluk yang selalu melakukan kegiatan
ekonomi yaitu selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhannya. Kegiatan
usaha sesuai dengan yang dinamakannya, akan selalu meningkat, akan
tetapi peningkatan usaha tidaklah selalu diimbangi dengan peningkatan
kemampuan antara lain dalam hal modal atau uang.

3. Kredit sebagai jembatan untuk meningkatkan Pendapatan Nasional


Para penerima kredit atau para pengusaha yang telah memperoleh
fasilitas kredit tentu akan menggunakan kredit tersebut untuk
meningkatkan usahanya atau maksudnya terutama guna memperoleh
keuntungan atau manfaat secara optima. Peningkatan usaha pada
umumnya juga berarti peningkatan keuntungan.

4. Kredit sebagai Alat Stabilitas Ekonomi


Dalam keadaan Negara yang sedang membangun atau berkembang
langkah-langkah stabilisasi ekonomi pada dasarnya diarahkan pada
usaha-usaha seperti pengendalian inflasi, peningkatan ekspor, rehabilitasi
prasarana dan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat banyak.

E. JENIS KREDIT

1. MENURUT SIFAT

a. Kredit dalam rangka pembiayaan bersama


Yang dimaksud dengan pembiyaan bersama adalah pemberian kredit
kepada nasabah yang dananya disediakan oleh lebih dari satu bank
dan BPR bertindak sebagai bank induk atau anggota.

b. Kredit yang disalurkan melalui Bank / Lembaga Keuangan lain


(channeling).
Pemberian Kredit kepada nasabah yang dananya disalurkan melalui
bank atau lembaga keuangan lain dan atas penyaluran kredit
tersebut BPR sebagai pemilik dana menganggung resiko.

Anda mungkin juga menyukai