Anda di halaman 1dari 5

penyimpanan sementara bahan baku yang telah dipesan oleh produksi, pada

sistem konvensional untuk alat-alat mesin dan tempat packing di letakkan pada
tempat khusus tersendiri.
Berbeda dengan tata letak dengan sistem Just In Time dimana tata letak
disusun secara rapi, lot lebih kecil, mengurangi tempat untuk penyimpanan
persediaan, mengirim langsung barang ke area produksi, serta pengurangan
jarak ruang gerak dan persediaan. Pada metode Just In Time juga meniadakan
tempat penyimpanan alat – alat atau sparepart mesin secara terpisah karena
karena dalam JIT menggunakan cellular lay out dimana mesin dan peralatan
diletakkan secara berdekatan supaya proses produksi dapat berjalan lancar dan
mempermudah pekerja.
Pada tata letak dengan metode Just In Time dengan meniadakan tempat
penyimpanan sementara bahan baku yang dipesan oleh produksi, meniadakan
tempat penyimpanan alat-alat mesin serta meniadakan tempat penyimpanan
hasil produksi sementara.

(2) Persediaan
Pada metode konvensional persediaan adalah kekayaan sehingga
menimbun atau menyimpan persediaan sebanyak mungkin tanpa ada
penjadwalan secara pasti. Pada sistem konvensional terjadi penimbunan baik
bahan baku maupun barang jadi. Berbeda dengan metode Just In Time
meniadakan pos-pos khusus untuk menyimpan atau menimbun persediaan,
ukuran lot kecil, pengiriman langsung ke tempat pemakaian dan tepat waktu
sesuai jadwal.
JIT pada persediaan menggunakan Full System untuk meniadakan
persediaan barang hanya diproduksi dalam jumlah yang sesuai dengan
pemesanan. Pada sistem Just In Time meniadakan penimbunan baik bahan
baku maupun barang jadi.

(3) Pemasok
Pada sistem konvensional jumlah pemasok tidak dibatasi dan supplier atau
pemasok adalah lawan. Berbeda dengan sistem Just In Time mengurangi jumlah

6
pemasok, sebaiknya jumlah pemasok sedikit tetapi mempunyai kualitas barang
yang bagus dan harga yang murah serta pengiriman barang yang tepat waktu
sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan serta sudah menjalin kerjasama
yang baik dengan perusahaan.

(4) Penjadwalan
Dalam sistem konvensional antrian sangat penting sehingga terjadi
penimbunan barang dan pengiriman yang terlambat karena tidak sesuai dengan
jadwal yang telah ditentukan oleh customer (Gambar 7). Pada sistem Just In
Time meniadakan antrian baik pada waktu proses produksi maupun dalam
pengiriman barang, penjadwalan dilakukan secara bertingkat sehingga tidak
menggangu proses produksi yang sebelumnya, meniadakan penyimpangan dari
jadwal yang tidak ada.
Metode Just In Time meniadakan antrian dan melakukan penjadwalan
secara bertingkat supaya tidak terjadi antrian baik diproses produksi maupun
pengiriman

(5) Proses Produksi


Proses produksi sistem konvensional adanya waktu tunggu untuk
mempersiapkan proses produksi serta adanya perpindahan produk secara
mendadak karena ada jadwal proses produksi yang bersamaan.
Sistem produksi Just In Time (Gambar 10) meniadakan waktu persiapan,
semua bahan baku yang di butuhkan oleh produksi sudah siap di dekat mesin
sehingga mengurangi waktu perpindahan (move time), menghilangkan
perubahan produk yang di produksi (waktu inspection) karena adanya
ketidakyakinan produk yang diproduksi dan jadwal yang bersamaan serta
meniadakan waktu tunggu yang terlalu lama. Karena di dalam Just In Time
semua itu merupakan pemborosan yang tidak mempunyai nilai tambah.

(6) Kualitas Mutu


Dalam metode konvensional tidak adanya desain produk sebelum proses
produksi serta cukup memperbaiki kesalahan saja. Penggunaan bahan baku

7
yang kurang berkualitas juga mempengaruhi hasil produk sehingga banyak
produk-produk cacat. Kualitas mutu dengan metode konvensional ditunjukkan
dengan

c. Penelitian Terdahulu
Hasil penelitian Amri (2007) yang dilakukan pada sebuah perusahaan yang
bergerak dalam bidang perakitan bola lampu pijar. Produk jadi yang dihasilkan
antara lain tipe lampu : E50, A60, E60, A80, T45, P45, A55, NR63, NR80, BW 35
sampai B35. Perencanaan dan pengendalian produksi yang digunakan sekarang
menyebabkan terjadinya penumpukan material di lini produksi dan waktu proses
yang lama. Penelitian ini bertujuan untuk mengurangi WIP (Work In Process) di
lini produksi dan waktu proses. Pendekatan yang digunakan dalam melakukan
minimisasi inventori dan waktu proses adalah dengan menggunakan Kanban.
Penelitian El Bethree Jeremya Janson B I Nyoman Nurcay (2019)
menunjukkan bahwa sistem pembelian secara tradisional yang diterapkan pada
tahun 2016 masih belum efektif, karena masih menggunakan sistem secara
tradisonal yang menyebabkan pemborosanpemborosan. Perusahaan Pizza Hut
Delivery sebaiknya melakukan penerapan sistem pembelian secara Just In Time,
mengadakan kesepakatan dengan pemasok mengenai kualitas, jumlah, dan
waktu pengiriman bahan baku dengan adanya Kesepakatan dengan pemasok
perusahaan dapat meminimalisir biaya penyimpanan dan pemesanan

d. Metode Penelitian
Tahapan penelitian yang dilakukan adalah: 1) mengidentifikasi masalah
yang ada di lokasi penelitian (perusahaan PT.X), 2) Jenis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan data kualitatif, 3) pengumpulan
dan pengolahan data produksi dan data pembelian, 4) implementasi sistem JIT,
5) mengeliminasi pemborosan dan adanya partisipasi dari karyawan, 6)
mengurangi atau menghilangkan produk cacat.
Dari tahapan penelitian tersubut data yang diperoleh dianalisis dengan
menggunakan tahapan dalam implementasi JIT, dan selanjutnya ditarik
kesimpulan dan implikasi di dunia industri.

8
5. KERANGKA PENELITIAN
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

DAFTAR PUSTAKA
Amri, (2007). Perencanaan Sistem Kanban Penyediaan Material Untuk Proses
Produksi. Jurnal Sistem Teknik Industri, Universitas Sumatra Utara
Christine, A., and William, M. Lanford (2005). Just In Time Manufacturing,
Business Process Management Journal.
El Bethree Jeremya Janson B I Nyoman Nurcay (2019), Penerapan Just In Time
Untuk Efisensi Biaya Persediaan (studi di Pizza Hut Delivery Kerobokan),
E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 8, No. 3.
Gaspersz, Vincent. (2004). Production Planning and Inventory Control
Berdasarkan Sistem Terintegrasi MRP II dan JIT menuju Manufakturing 21,
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
White, Richard E, 2001, The relation between JIT practice and type of production
system, Omega International Journal of Management Science
Syamsul, M., dan Hendri. (2003). Manajemen Operasi. Jakarta: Grasindo,
Anggota Ikapi, Cetakan Pertama. White, R, Pearson, and Wilson. (1990).
The Composition and Scope of JIT, Operation Management Review,
7(3&4): 9-18.

9
Yasin, M. Mahmoud, Michael H. Small, 2003, Organizational modification to
Support JIT Implementation in Manufacturing and Service Operation,
Omega International Journal of Management Science
Yasuhiro, M. (2002). The Relation Between Mini Profit Center and JIT System,
International Journal of Production Economics

10

Anda mungkin juga menyukai