Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

PADA PASIEN TB PARU

D
I
S
U
S
U
N

Oleh :

Kelompok 5
1. Tegar Kurniawan (221440101015)
2. Gita Wulandari (221440101013)
3.Renanda Dwinta fitriyani (221440101014)
4.Siti intan Pratiwi (21440101034)

Makalah ini dibuat sebagai tugas mata kuliah keperawatan maternitas yang dibimbing
oleh: Ns. Kurniawaty, S.Kep., M. Kep.

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH PALEMBANG
2023-2024
LAPORAN
PENDAHULUAN
TUBERCULOSIS

A. TINJAUAN TEORI
1. Pengertian
Tuberculosis paru adalah suatu penyakit menular langsung yang disebabkan
oleh kuman Mycrobacterium Tuberculosis.Sebagian bersar kuman tuberculosis
menyerang paru tetapi juga dapat menyerang organ tubuh lainnya (Depkes, 2010).
Tuberkulosis (TB) paru- paru adalah infeksi pada paru- paru dan kadang pada
struktur- struktur disekitarnya, yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium
tuberculosis (Saputra, 2010)
Tuberkulosis paru-paru merupakan penyakit infeksi yang menyerang parenkim
paru yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis (Soemantri, 2008)
Tuberkulosis merupakan infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis yang dapat menyerang pada berbagai organ tubuh mulai dari paru dan
organ di luar paruseperti kulit, tulang, persendian, selaput otak, usus serta ginjal yang
sering disebut dengan ekstrapulmonal TBC (Chandra,2012).

2. Etiologi
Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis. Mycobacterium tuberculosis ditemukan oleh Robet
Koch pada tahun 1882. Basil tuberculosis dapat hidup dan tetap virulen beberapa
minggu dalam keadaan kering, tetapi dalam cairan mati dalam suhu 600C dalam 15-
20 menit. Fraksi protein basil tuberkulosis menyebabkan nekrosis jaringan,
sedangkan lemaknya menyebabkan sifat tahan asam dan merupakan faktor terjadinya
fibrosis dan terbentuknya sel epiteloid dan tuberkel.(FKUI,2007)
Basil ini tidak berspora sehingga mudah dibasmi dengan pemanasan sinar
matahari dan sinar ultraviolet. Ada dua macam mikobakterium tuberculosis yaitu tipe
human dan tipe bovin. Basil tipe bovin berada dalam susu sapi yang menderita
mastitis tuberkulosis usus.
Basil tipe human bisa berada di bercak ludah (droplet) di udara yang berasal
dari penderita TBC terbuka dan orang yang rentan terinfeksi TBC ini bila menghirup
bercak ini. Perjalanan TBC setelah terinfeksi melalui udara. Bakteri juga dapat
masuk ke sistem pencernaan manusia melalui benda/bahan makanan yang
terkontaminasi oleh bakteri. Sehingga dapat menimbulkan asam lambung meningkat
dan dapat menjadikan infeksi lambung. (Wim de Jong, 2005)
3. Manifestasi Klinis
Menurut Wong (2008) tanda dan gejala tuberkulosis adalah:
a. Demam
b. Malaise
c. Anoreksia
d. Penurunan berat badan
e. Batuk ada atau tidak (berkembang secara perlahan selama berminggu– minggu
sampai berbulan – bulan)
f. Peningkatan frekuensi pernapasan
g. Ekspansi buruk pada tempat yang sakit
h. Bunyi napas hilang dan ronkhi kasar, pekak pada saat perkusi
i. Demam persisten
j. Manifestasi gejala yang umum: pucat, anemia, kelemahan, dan penurunan berat
badan

4. Patofisiologi
Menurut Somantri (2008), infeksi diawali karena seseorang menghirup basil
Mycobacterium tuberculosis. Bakteri menyebar melalui jalan napas menuju alveoli
lalu berkembang biak dan terlihat bertumpuk. Perkembangan Mycobacterium
tuberculosis juga dapat menjangkau sampai ke area lain dari paru (lobus atas). Basil
juga menyebar melalui sistem limfe dan aliran darah ke bagian tubuh lain (ginjal,
tulang dan korteks serebri) dan area lain dari paru (lobus atas). Selanjutnya sistem
kekebalan tubuh memberikan respons dengan melakukan reaksi inflamasi. Neutrofil
dan makrofag melakukan aksi fagositosis (menelan bakteri), sementara limfosit
spesifik-tuberkulosis menghancurkan (melisiskan) basil dan jaringan normal. Infeksi
awal biasanya timbul dalam waktu 2-10 minggu setelah terpapar bakteri.Interaksi
antara Mycobacterium tuberculosis dan sistem kekebalan tubuh pada masa awal
infeksi membentuk sebuah massa jaringan baru yang disebut granuloma. Granuloma
terdiri atas gumpalan basil hidup dan mati yang dikelilingi oleh makrofag seperti
dinding. Granuloma selanjutnya berubah bentuk menjadi massa jaringan fibrosa.
Bagian tengah dari massa tersebut disebut ghon tubercle. Materi yang terdiri atas
makrofag dan bakteri yang menjadi nekrotik yang selanjutnya membentuk materi
yang berbentuk seperti keju (necrotizing caseosa).Hal ini akan menjadi klasifikasi
dan akhirnya membentuk jaringan kolagen, kemudian bakteri menjadi nonaktif.
Menurut Widagdo (2011), setelah infeksi awaljika respons sistem imun tidak
adekuat maka penyakit akan menjadi lebih parah. Penyakit yang kian parah dapat
timbul akibat infeksi ulang atau bakteri yang sebelumnya tidak aktif kembali menjadi
aktif, Pada kasus ini, ghon tubercle mengalami ulserasi sehingga menghasilkan
necrotizing caseosa di dalam bronkus.Tuberkel yang ulserasi selanjutnya menjadi
sembuh dan membentuk jaringan parut.Paru-paru yang terinfeksi kemudian
meradang, mengakibatkan timbulnya bronkopneumonia, membentuk tuberkel, dan
seterusnya.Pneumonia seluler ini dapat sembuh dengan sendirinya. Proses ini
berjalan terus dan basil terus difagosit atau berkembang biak di dalam sel. Makrofag
yang mengadakan infiltrasi menjadi lebih panjang dan sebagian bersatu membentuk
sel tuberkel epiteloid yang dikelilingi oleh limfosit (membutuhkan 10-20 hari).
Daerah yang mengalami nekrosis dan jaringan granulasi yang dikelilingi sel epiteloid
dan fibroblas akan memberikan respons berbeda kemudian pada akhirnya membentuk
suatu kapsul yang dikelilingi oleh tuberkel.

5. Komplikasi
a. Hepatitis karena efek terapi obat-obatan
b. TB miliaris
c. Dermatitis
d. Gangguan GI
e. Hiperurisemia
f. Neuritis optika
6. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
1) Kultur Sputum : Positif untuk Mycobacterium tuberculosis pada tahap aktif
penyakit
2) Ziehl-Neelsen (pemakaian asam cepat pada gelas kaca untuk usapan cairan
darah) : Positif untuk basil asam-cepat.
3) Tes kulit (Mantoux, potongan Vollmer) : Reaksi positif (area indurasi 10
mm atau lebih besar, terjadi 48-72 jam setelah injeksi intradcrmal antigen)
menunjukkan infeksi masa lalu dan adanya antibodi tetapi tidak secara
berarti menunjukkan penyakit aktif. Reaksi bermakna pada pasien yang
secara klinik sakit berani bahwa TB aktif tidak dapat diturunkan atau
infeksi disebabkan oleh mikobakterium yang berbeda.
4) Histologi atau kultur jaringan (termasuk pembersihan gaster; urine dan
cairan serebrospinal, biopsi kulit): Positif untuk Mycobacterium
tuberculosis.
5) Biopsi jarum pada jaringan paru: Positif untuk granuloma TB; adanya sel
raksasa menunjukkan nekrosis.
6) Elektrolit : Dapat tak normal tergantung pada lokasi dan beratnya infeksi;
contoh hiponatremia disebabkan oleh tak normalnya retensi air dapat
ditemukan pada TB paru kronis luas.
7) Pemeriksaan fungsi paru : Penurunan kapasitas vital, peningkatan rasio
udara residu dan kapasitas paru total, dan penurunan saturasi oksigen
sekunder terhadap infiltrasi parenkim/fibrosis, kehilangan jaringan paru
dan penyakit pleural (Tuberkulosis paru kronis luas).
b. Pemeriksaan Radiologis
1) Foto thorak: Dapat menunjukkan infiltrasi lesi awal pada area paru atas,
simpanan kalsium lesi sembuh primer, atau effusi cairan. Perubahan
menunjukkan lebih luas TB dapat termasuk rongga, area fibrosa.
7. Penatalaksanaan
Tuberkulosis paru terutama diobati dengan agens kemoterapi selama periode 6-12
bulan. 5 medikasi garis depan digunakan: isoniasid (INH), rifampin (RIF),
Streptomisin (SM), etambutol (EMB), dan Pirasinamid (PZA).

Pengobatan yang direkomendasikan bagi kasus tuberkulosis paru yang baru


didiagnosa adalah regimen pengobatan beragam, terutama INH, RIF, PZA selama
4 bulan, dengan INH dan RIF dilanjutkan untuk tambahan 2 bulan (totalnya 6
bulan).
8. Pathway
A. PENGKAJIAN
Tangal Masuk Pasien : 3 Oktober
2023 TangalPengkajian :3 Oktober
2023

1. Identitas
 Pasien
Inisial : Ny.y
Umur : 33 tahun
Pendidikan : SMA
Status Pernikahan :Menikah
Alamat : plaju
Dx Medik :-
No RM 0234

 Penanggung Jawab Pasien


Inisial : Tn.w
Umur : 36 tahun
Pendidikan :SMA
Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil
Status pernikahan : Menikah
Alamat : plaju

2. Pengkajian
 Alasan datang kerumah sakit : pasien mengatakan batuk ,tidak nafsu makan,
Sesak nafas, nyeri dada Dan sulit mengeluarkan dahak
 Keluhan utama : batuk terus menerus Dan sesak nafas
 Riwayat Penyakit Pada Saat Pengkajian (PQRST) : pasien mengatakan Sesak
nafas, batuk terus menerus, disertai dengan adanya Dahak, Terdengar Suara ronchi,
dan dada terasa sakit saat batuk.
 Riwayat Kesehatan Dahulu : pasien mengatakan tidak ada riwayat penyakit
sebelumnya
 Riwayat kesehatan keluarga : pasien mengatakan bahwa keluarga tidak ada
yang memiliki penyakit menular seperti tbc, hipertensi, dm, kanker.
 Genogam

Keteranagan:

: laki laki ≠ : cerai - : orang


X X
terdekat : perempuan : meninggal : usia klien
-- : tinggalserumah : klien

 Riwayat Pengobatan dan Alergi:


a. Riwayat Pengobatan : tidak ada
b. Riwayat Alergi : tidak ada

 Akifitas Sehari Hari

No Kegiatan Sebelum RS Sesudah RS

1 Nutrisi
 Frekuensi 1* sehari 1* sehari
 Jenis Nasi Bubur
 Jumlah ½ porsi ½ porsi
 Masalah Kekurangan nutrisi
keperawatan
2 Minuman/Cairan
 Frekuensi 4* sehari 4* sehari
 Jenis Air putih, Air putih
 Jumlah teh 1000 liter
1000 liter
 Masalah Tidak ada masalah
keperawatan keperawatan
3 Eliminasi
BAK
 Frekuensi 5*sehari 5*sehari
 Konsitensi Cair Cair
 Warna Kuning jernih Kuning jernih
 Masalah Tidak ada
keperawatan masalah
BAB keperawatan
 FrekuensI 1* sehari
 Konsitensi 2* sehari Kuning
 Warna Padat Kuning
 Masalah Coklat
keperawatan Gangguan
pencernaan
4 Personal Hygien
 Mandi 2* sehari 2*sehari
 Keramas 2* sehari 1* sehari
 Gosok gigi 2* sehari 2* sehari
 Potong kuku 1 minggu Blm potong kuku
 Ganti pakaian 2* sehari 2* sehari
 Masalah Tidak ada masalah
keperawatan keperawatan
5 Aktivitasistirahat
 Lama tidur 2 jam 2 jam
siang
 Lama tidur 6jam 6 jam
malam
 Gangguan tidur Tidak ada Tidak ada
3. Pengkajian Fisik
 Keadaan Umum
Kesadaran : composmetic
 GCS : 15
E:4
M:6
V:5
 Vital sign
TD : 130/90 mmhg Bb sebelum sakit : 57 Kg
RR : 28 */menit Bu setelah sakit : 50 Kg
Nadi : 100*/menit
Suhu : 37ᵒc
 Sakit atau Nyeri : 3 (ringan)
 Status Gizi : kurus (bb ≤10)
 Sikap : Gelisah
 Masalah keperawatan :
Head ToeToe
 Kulit
Warna : Normal
Turgor : Normal
Teksture : normal
Kelembapan : Normal
Memar/luka : Tidak ada
Kebersihan : Bersih
Masalah keperawatan :Tidak ada masalah keperawatan
 Kepala
Bentuk : Normal
Rambut :Normal
Warna : Normal
Distribusi :Merata
Teksture : Halus
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
 Mata
Bentuk : Normal
Konjungtiva : Normal
Sklera : Normal
Reaksi cahaya : Normal
Kanan : Normal
Kiri :Normal
Kebersihan :Bersih
Masalah keperawatan :Tidak ada masalah keperawatan
 Hidung
Bentuk : normal
Fungsi : normal
Kebersihan :bersih
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
 Telinga
Bentuk : normal
Fungsi : normal
Kebersihan : bersih
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
 Mulut dan tenggorokan
Mukosa bibir :kering
Bibir : pucat,sariawan
Sakit menelan :tidak ada
Lidah : normal
Tonsil : tidak ada
Kebersihan : kotor
Masalah Keperawatan : kekurangan nutrisi didalam tubuh
 Leher
Bentuk : normal
Kelenjar tiroid : tidak ada
Vena jugularis :tidak ada
Masalah Keperawatan : tidak ada maslah keperawatan
 Dada
jantung
Inspeksi : normal
Palpasi : normal
Auskultasi :normal
Perkusi :normal
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
 Paru paru
Inspeksi : rr : 28×/menit
Irama pernafasan :
takipnea Palpasi : normal
Perkusi: redup
Auskultasi : irama : tidak teratur
Suara nafas : ronchi
kering/basah Kebersihan :kotor
Masalah keperawata : bersihan jalan nafas tidak efektif
 Abdomen
Inspeksi : normal
Auskultasi : normal
Palpasi : normal
Perkusi : normal
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
Genetalia
Vagina : normal
Anus : normal
Kebersihan : bersih
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
 Ekstermitas Atas
Rentang gerak : tidak ada
Kekuatan otot : tidak ada
Nyeri sendi : tidak ada
Edema : tidak ada
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
 Ekstremitas bawah
Rentang gerak :tidak ada
Kekuatan otot : tidak ada
Nyeri sendi : tidak ada
Edema : tidak ada
Masalah keperawatan :tidak ada masalah keperawatan

4. Psikologi: pasien meresah cemas dan tidak tau akan penyakit yang dideritanya
5. Sosial : tidak dikaji
6. Spritual : pasien selalu berdoa dan bertasbih untuk kesembuhan penyakitnya
7. Data Penunjang (Lab, USG, EKG, dll)

8. Program dan Rencana Pengobatan


 Obat yang diberikan
No Obat atau Tindakan Dosis Manfaat/Kegunaan
1
2
3
4
A. ANALISA DATA

NamaPasien :Ny.y DiagnosaMedis :

JenisKelamin : perempuan No MR :

No. Bed/Kamar : Hari, Tanggal : 03 okt 2023

No Data Penunjang Etiologi MasalahKeperawatan

1 DS. Udara tercemar bersihan jalan nafas tidak


pasien mengatakan sesak mickobakteria efektif
nafas, batuk Terus tuberkulosis
menerus dan susah ↓
mengeluarkan dahak Masuk nya mickobakteria
DO tuberkulosis
Pasien batuk terdengar ↓
suara ronchi td :130/90 Masuk ke paru2
mmhg ↓
nadi 110/m, Peradangan/inflamasi
rr 28x/m ↓
Penumpukan eksuat
alveoli

Produk sekret berlebih

Sekret keluar

Bersihan jalan nafas
tidak efektif

2. Ds Udara tercemar Defisit nutrisi


Pasien mengatakan tidak mickobakteria
nafsuh makan tuberkulosis
dikarenakan dadanya

nyeri,
Do Masuk nya mickobakteria
Porsi makan Yang tuberkulosis
dihabiskan hanya 1/2

porsi
Mukosa bibir pucat Masuk ke paru2
Bb sebelum sakit 57 kg

Bu setelah sakit 50 kg
Peradangan/inflamasi

Penumpukan eksuat
alveoli

Tuberkel

Melua

Penyebaran hematogen

Difusi o2

Asam lambung naik

Mual, anoreksia

Kekurangan nutrisi
didalam tubuh
MASALAH KEPERAWATAN :

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif


2. defisit nutrisi

D1.IAGNOSA KEPERAWATAN :

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d Sekret tertahan d.d Batuk terus menerus, suara ronchi,
nyeri dada, dan sputum tertahan
2. defisit nutrisi b.d ketidakmampuan menelan makanan d.d Bb menurun, Tidak nafsu makan,
dan mukosa bibir pucat

PRIORITAS MASALAH :

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d Sekret tertahan d.d Batuk terus menerus, suara
ronchi, nyeri dada, dan sputum tertahan

2. defisit nutrisi b.d ketidakmampuan menelan makanan d.d Bb menurun, Tidak nafsu
makan, dan mukosa bibir pucat
B. RENCANA KEPERAWATAN

NamaPasien : Ny. n DiagnosaMedis :

JenisKelamin :perempuan No MR :

No. Bed/Kamar : Hari, Tanggal : 03 okt 2023

RencanaKeperawatan
No Diagnosa
Tujuan dan KriteriaHasil Intervensi Rasional
1. Bersihan jalan nafas Setelah dilakukan 1. Identifikasi kemampuan 1. Perawat mengamati batuk
tidak efektif b.d Sekret tindakan keperawatan batuk pasien
tertahan d.d Batuk terus 1x24 jam bersihan 2. Monitor adanya retensi 2. Mengawasi setiap 8 jam
menerus, suara ronchi, jalan nafas efektif, sputum sekali seputum yang keluar
nyeri dada, dan sputum dengan kriteria hasil 3. Monitor tanda dan gejala 3. Mengawasi infeksi pada
tertahan -batuk efektif infeksi saluran nafas saluran pernapasan
-produksi sputum 4. Atur posisi semipowler ata 4. Mengatur posisi nyaman
menurun fowler pasien
-suara ronchi menurun 5. Pasang perlak dan bengkok 5. Memudahkan pasien untuk
-pola nafas membaik di pangkuan pasien membuang sekret yang
Dalam rentang normal 6. Buang sekret pada tempat keluar
(16-22*/menit) seputum 6. Sekret dibuang pada tempat
7. Jelaskan tujuan batuk efektif yang disediakan
7. Menjelaskan batukj efektif
pada pasien
8. anjurkan tarik nafas dalam 8. Mempermudah pasien untuk
melalui hidung selama 4 detik, mempraktikan baktuk efektif
ditahan selama 2 detik
kemudian keluarkan dari mulut
dengan bibir mencucung
(dibulatkan) selama 8 detik.
9. anjurkan mengulangi tarik 9. Untuk melancarkan
nafas dalam hingga 3 kali pengeluaran sekret
10.anjurkan batuk kuat 10. Untuk melaancarkan
langsung setelah tarik nafas pengaluaran sekret
dalam yang ketiga
11.kolaborasi pemberian 11. Perawat berkolaborasi
mukolitik atau ekspetoran jika dalam pemberian obat dengan
perlu dokter
C. CATATAN PERKEMBANGAN (EVALUASI)
Catatan perkembangan 1

NamaPasien : Ny.n DiagnosaMedis :

JenisKelamin : prempuan No MR :

No. Bed/Kamar :

Tgl
Diagnosa Tindakan Keperawatan Evaluasi Faraf
Jam
1. 1-1 12.30wib
Ds : pasien 08.00 1. Mengidentifikasi kemampuan S : pasien mengatan batuk
mengatakan batuk batuk(batuk terus menerus) berkurang
terus menerus , 2. Memonitor adanya retensi O : Sekret tidak
dada terasa sakit sputum(pasien sulit berlebihan ,tidak terdengar
mengeluarkan sputum) A : masalah teratasi
Do : adanya 3.Mengatur posisi semi fowlor P : Masalah dihentikan
seputum,adanya atau fowler(pasien dalam posisi
roncih semi fowler )
TD ;130/90mmHg 4. memasang perlak dan bengkok
RR ; 28x/menit dipangkuan pasien (perawat
Nadi :90x/menit meletakkan perlak dan bengkok
di atas pangkuan pasien)
5. menjelaskan tujuan batuk
efektif (pasien mendengarkan
penjelasan perawat tentang batuk
efektif)
6.menganjurkan tarik nafas
dalam melalui hidung selama 4
detik, ditahan selama 2 detik
Ds kemudian keluarkan dari mulut
dengan bibir mencucung
(dibulatkan) selama 8
detik.( pasien mempraktikan
semua tahapan )
7. menganjurkan batuk kuat
langsung setelah tarik nafas
dalam yang ketiga (pasien
mengikuti anjuran perawat)
8.berkolaborasi pemberian
mukolitik atau ekspetoran jika
perlu (ekspetoran 3×1 sehari)
DAFTAR PUSTAKA

Sudoyo dkk. 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi IV. Jakarta: FKUI.

Depkes RI., 2010. Pedoman Nasional penanggulangan Tuberculosis. Jakarta : Gerdunas TB.
Edisi 2 hal 4-6

Chandra B, 2012. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran

EGC Soemantri A, 2008. Kesehatan Lingkungan. Jakarta : Kencan Prenada Media Group

Anda mungkin juga menyukai