Anda di halaman 1dari 93

PARENTING DALAM TAFSÎR AL-MISBÂĤ

(Studi Tafsir Tematik)

SKRIPSI

Oleh:

NINI GALUH PARAMUDITHA RAHAYU FIRSTIAN


NIM: U20181046

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI


KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER
FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN HUMANIORA
JANUARI 2023

digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id


PARENTING DALAM TAFSÎR AL-MISBÂĤ

(Studi Tafsir Tematik)

SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Islam Negeri


Kiai Haji Achmad Siddiq Jember
Untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar
Sarjana Agama (S.Ag)
Fakultas Ushuluddin Adab dan Humaniora
Program StudiIlmu Al-Qur‟an danTafsir

Oleh:

Nini Galuh Paramuditha Rahayu Firstian


NIM: U20181046

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI


KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER
FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN HUMANIORA
JANUARI 2023

digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id


`

PARENTING DALAM TAFSÎR AL-MISBÂĤ

(Studi Tafsir Tematik)

SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Islam Negeri


Kiai Haji Achmad Siddiq Jember
Untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar
Sarjana Agama (S.Ag)
Fakultas Ushuluddin Adab dan Humaniora
Program Studi Ilmu Al-Qur‟an danTafsir

Oleh:

Nini Galuh Paramuditha Rahayu Firstian


NIM: U210181046

Disetujui Pembimbing

SitiQurrotulAini, Lc., M.Hum.


NIP. 198604202019032003

ii

digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id


`

PARENTING DALAM TAFSÎR AL-MISBÂH

(Studi Tafsir Tematik)

SKRIPSI

Telah diuji dan diterima untuk memenuhi salah satu


persyaratan memperoleh gelar Sarjana Agama (S.Ag)
Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora
Program Studi Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir

Hari :Rabu
Tanggal :04 Januari 2023

Tim Penguji
Ketua Sekretaris

Dr. Uun Yusufa,. M.A Irfa‟ Asy‟at Firmansyah, M. Pd.I


NIP. 198007162011011004 NIP. 201907179

Anggota :

1. Aslam As‟ad, Ph. D. ( )

2. Siti Qurrotul Aini, Lc., M.Hum. ( )

Menyetujui
Dekan Fakultas Ushuluddin Adab dan Humaniora

Prof. Dr. M. Khusna Amal, S. Ag., M. Si


NIP. 197212081998031001

iii

digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id


`

MOTTO

ٰٰۤ ُ
‫ول ِىكَ هُ ْم َخ ٍْ ُز ْالبَ ِزٌ َّ ِة‬ ّ ٰ ‫اِ َّن الَّ ِذ ٌْهَ ٰا َمىُوْ ا َو َع ِملُوا ال‬
ِ ‫صلِ ٰح‬
‫تا‬

Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh,


mereka itu adalah Sebaik-baik makhluk. (Q.s Al-Bayyinah :7)1

1
Departmen Republik Indonesia ( Al-Qur‟an dan Terjemah) Qs. Al-Bayyinah : 7

iv

digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id


`

PERSEMBAHAN
Alhamdulillâhi Rabbil „Âlamîn, dengan ini saya mengucapkan syukur atas

segala nikmat yang telah Allah berikan kepada saya sehingga sampai detik ini

saya bisa menyelesaikan tugas akhir perkuliahan jenjang strata satu. Dengan rasa

hormat dan kasih sayang karya tulis ini saya persembahkan kepada:

1. Ayahanda (Hermanto) dan Ibu (Sulasmi Defi Wulandari), yang selalu

memberikan dukungan, semangat serta kasih sayang yang begitu tulus dan

kesabaran yang tiada hentinya dalam mendidik dan mengajarkan banyak

hal. Tidak lupa doa yang selalu menyertai dalam setiap langkah demi

kesuksesan penulis.

2. Adik (Kinar) yang selalu memberikan dukungan dan doa untuk penulis

dalam berproses hingga saat ini.

3. Kim Namjoon, Kim Seokjin, Min Yoongi, Jung Hoseok, Park Jimin, Kim

Taehyung, dan Jeon Jungkook, tujuh orang yang telah menemani dan

menghibur saya dalam mengerjakan skripsi ini dengan penuh semangat

melalui karya-karyanya.

4. Muhammad Fatuhul Arifin yang sudah memberikan kontribusi waktu dan

tenaganya untuk membantu saya dalam menyelesaikan penulisan skripsi

ini.

5. Cucun dan Devka yang telah menyemanngati dan memberikan do‟a

kepada saya.

digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id


`

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah dengan mengucapkan syukur dan segala puji bagi Allah

SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program

sarjana Strata 1 (S1). Shalawat serta salam semoga tetap tercurahlimpahkan

kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, yang senantiasa memberikan

syafaatnya di hari kiamat kelak.

Penulis menyadari bahwa selama proses penyusunan hingga selesainya

skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, baik secara langsung maupun

tidak langsung. Maka dari itu pada kesempatan kali ini penulis menyampaikan

banyak terimakasih kepada yang terhormat:

1. Prof. Dr. H. Babun Suharto, SE, MM selaku rektor Universitas Islam Negeri

Kiai Haji Achmad Siddiq Jember yang telah memberikan fasilitas serta

layanan dan juga bimbingan yang sangat memuaskan kepada penulis selama

proses belajar.

2. Prof. Dr. M Khusna Amal, S. Ag., M. SI. selaku Dekan Fakultas Ushuluddin

Adab dan Humaniora Universitas Kiai Haji Achmad Shiddiq Jember yang

telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian.

3. H. Mawardi Abdullah, Lc., M.A. selaku Ktua Program Studi Ilmu Al-Qur‟an

dan Tafsir Fakultas Ushuluddin Adan dan Humaniora Universitas Islam

Negeri Kiai Haji Achmad Shiddiq yang telah meluangkan waktunya untuk

menyetujui hasil skripsi yang telah penulis selesaikan.

vi

digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id


`

4. Siti Qurrotul Aini, Lc., M. Hum. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah

membimbing penulis dengan sabar hingga selesainya skripsi ini.

5. Aslam As‟ad, Ph.D. selaku dosen pembimbing akademik yang telah

memberikan bimbingan dan motivasi terhadap mata kuliah yang telah penulis

tempuh.

6. Segenap dosen pengajar Fakultas Ushuluddin Adab dan Humaniora yang telah

memberikan ilmu pengetahuan dan pengalamannya selama proses

perkuliahan.

7. Seluruh pihak yang telah memberikan semangat dan doa kepada penulis

sampai terselesainya skripsi ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini,

yang disebabkan oleh keterbatasan ilmu serta teori penelitian yang penulis kuasai.

Maka dari itu penulis mengharapkan kritikan dan saran yang membangun

terhadap skripsi ini.

Jember, 20 Oktober 2022

Penulis

vii

digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id


`

PEDOMAN TRANSLITERASI

Transliterasi ini berpedoman pada buku pedoman penulisan karya ilmiah

Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember tahun 2021.

Awal Tengah Akhir Sendiri Latin/Indonesia


‫ا‬ ‫ﺎ‬ ‫ﺎ‬ ‫ا‬ a/i/u
‫ﺑ‬ ‫ﺒ‬ ‫ﺐ‬ ‫ﺏ‬ B
‫ﺗ‬ ‫ﺘ‬ ‫ﺖ‬ ‫ﺕ‬ T
‫ﺛ‬ ‫ﺜ‬ ‫ﺚ‬ ‫ﺙ‬ Th
‫ﺟ‬ ‫ﺠ‬ ‫ﺞ‬ ‫ﺝ‬ J
‫ﺣ‬ ‫ﺤ‬ ‫ﺢ‬ ‫ﺡ‬ H
‫ﺧ‬ ‫ﺨ‬ ‫ﺦ‬ ‫ﺥ‬ Kh
‫ﺩ‬ ‫ﺪ‬ ‫ﺪ‬ ‫ﺩ‬ D
‫ﺫ‬ ‫ﺬ‬ ‫ﺬ‬ ‫ﺫ‬ Dh
‫ﺭ‬ ‫ﺮ‬ ‫ﺮ‬ ‫ﺭ‬ R
‫ﺯ‬ ‫ﺰ‬ ‫ﺰ‬ ‫ﺯ‬ Z
‫ﺳ‬ ‫ﺴ‬ ‫ﺲ‬ ‫ﺱ‬ S
‫ﺷ‬ ‫ﺸ‬ ‫ﺶ‬ ‫ﺵ‬ Sh
‫ﺻ‬ ‫ﺼ‬ ‫ﺺ‬ ‫ﺹ‬ s{
‫ﺿ‬ ‫ﻀ‬ ‫ﺾ‬ ‫ﺽ‬ d{
‫ﻃ‬ ‫ﻄ‬ ‫ﻂ‬ ‫ﻁ‬ t{
‫ﻇ‬ ‫ﻈ‬ ‫ﻆ‬ ‫ﻅ‬ z{
‫ﻋ‬ ‫ﻌ‬ ‫ﻊ‬ ‫ﻉ‬ „(ayn)
‫ﻏ‬ ‫ﻐ‬ ‫ﻎ‬ ‫ﻍ‬ Gh
‫ﻓ‬ ‫ﻔ‬ ‫ﻒ‬ ‫ﻑ‬ F
‫ﻗ‬ ‫ﻘ‬ ‫ﻖ‬ ‫ﻕ‬ Q
‫ﻛ‬ ‫ﻜ‬ ‫ﻚ‬ ‫ﻙ‬ K
‫ﻟ‬ ‫ﻠ‬ ‫ﻞ‬ ‫ﻝ‬ L
‫ﻣ‬ ‫ﻤ‬ ‫ﻢ‬ ‫ﻡ‬ M
‫ﻧ‬ ‫ﻨ‬ ‫ﻦ‬ ‫ﻥ‬ N
‫ﻫ‬ ‫ﻬ‬ ‫ ﻪ‬،‫ـ ﺔ‬ o‫ﺓ‬، H
‫ﻭ‬ ‫ﻮ‬ ‫ﻮ‬ ‫ﻭ‬ W
‫ﻳ‬ ‫ﻴ‬ ‫ي‬ ‫ي‬ Y

Untuk menunjukkan bunyi hidup panjang (madd) caranya dengan

menuliskan coretan horizontal (macron) diatas huruf â (‫ آ‬î (‫ )إي‬dan û (‫)أو‬.

viii

digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id


`

ABSTRAK

Nini Galuh Paramuditha Rahayu Firstian, 2022: PARENTING DALAM


TAFSÎR AL-MISBÂH (Studi Tafsir Tematik).
Kata Kunci: Parenting, Maudhû’î, dan Tafsîr Al-Misbâh.

Dalam Al-Qur‟ân terdapat banyak ayat-ayat yang membahas mengenai


pendidikan, salah satunya adalah pendidikan pada anak. Keluarga khususnya ayah
dan ibu memiliki peran penting dalam pemberian pola asuh pada anak-anaknya.
Pola asuh atau yang biasa disebut parenting yang baik akan mempengaruhi
kepribadian anak hingga dewasa.Parenting yang baik juga disebutkan dalam Al-
Qur‟ân berada di banyak surat. Untuk dapat menjelaskan secara mendalam
mengenai parenting dalam tafsir Al-Mîsbâh. Fokus penelitian pada skripsi ini
adalah: 1). Apa saja ayat-ayat yang membahas tentang parenting? 2). Bagaimana
penafsiran Quraish Shihab tentang ayat-ayat parenting? Sedangkan penelitian itu
bertujuan untuk mengetahui ayat-ayat parenting dan pemikiran Quraish Shihab
mengenai ayat-ayat parenting.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif berdasarkan pada riset
kepustakaan (library research). teknik pengumpulan data yang digunakan
menggunakan metode dokumentasi dan teknik analisis data menggunakan analisis
deskriptif dan content analisis.
Kesimpulan pada penelitian ini adalah: 1). Ayat-ayat dalam Al-Qur‟an yang
membahas mengenai parenting yaitu: a). Q.S At-Tahrîm ayat 6. b). Q.S An-Nisâ‟
ayat 9. c). Q.S Al-Furqân ayat 74. d). Q.S Luqmân ayat 12-19. e). Q.S Al-Isrâ‟
ayat 23-25. 2). Pemikiran Quraish Shihab dalam kitab tafsir Al-Misbah pada ayat-
ayat yang membahas menganai parenting, masuk dalam jenis authoritative
parenting. Pada ayat lain Quraish Shihab juga menjelaskan dengan rinci ayat-ayat
mana saja yang bisa menjadi acuan dalam proses pola asuh orangtua yang
diberikan kepada anaknya

ix

digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id


`

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ............................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN..................................................................... iii

MOTTO ..................................................................................................... iv

PERSEMBAHAN ...................................................................................... v

KATA PENGANTAR ................................................................................ vi

PEDOMAN TRANSLITERASI................................................................. viii

ABSTRAK ................................................................................................. ix

DAFTAR ISI ............................................................................................... x

DAFTAR TABEL ....................................................................................... xii

Bab I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. Latar belakang .......................................................................... 1

B. Fokus penelitian ........................................................................ 6

C. Tujuan penelitian ....................................................................... 7

D. Manfaat Penelitian .................................................................... 7

E. Definisi Istilah ........................................................................... 8

F. Sistematika Pembahasan .......................................................... 9

BAB II KAJIAN KEPUTAKAAN ............................................................ 11

A. Penelitian Terdahulu ................................................................. 11

B. Kajian Teori .............................................................................. 21

BAB III METODE PENELITIAN.............................................................. 32

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ............................................... 32

digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id


`

B. Lokasi Penelitian ...................................................................... 32

C. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 33

D. Teknik Analisis Data ................................................................ 34

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA ....................................... 35

A. Biografi ..................................................................................... 35

B. Ayat-Ayat Parenting.................................................................. 42

BAB V PENUTUP ...................................................................................... 75

A. Kesimpulan ............................................................................... 75

B. Saran .......................................................................................... 76

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 77

xi

digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id


BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Al-Qur‟ân merupakan kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi

Muhammad SAW. melalui perantara malaikat Jibril. Al-Qur‟ân juga

merupakan sumber utama ajaran agama islam dan menjadi petunjuk jalan

umat islam untuk meraih kesuksesan dunia dan akhirat. Sedangkan secara

etimologi Al-Qur‟ân berasal dari Bahasa Arab dengan bentuk kata benda

abstrak, mashdar dari kata (qarâ‟a-yaqrâu-qur‟ânan) yang berarti bacaan.2

Al-Qur'ân diturunkan sedikit demi sedikit, selama 22 tahun lebih. Ayat-

ayat Al-Qur'ân berinteraksi dengan budaya dan perkembangan masyarakat

yang dijumpai. Meski demikian nilai-nilai yang ada di dalamnya dapat

diterapkan pada setiap situasi.3 Oleh sebab itu Al-Qur‟ân terus dipelajari

dan dipahami. Dalam memahami Al-Qur‟ân keberadaan seseorang pada

lingkungan budaya atau kondisi sosial, dan juga perkembangan ilmu

memiliki pengaruh besar dalam menangkap pesan-pesan dalam Al-Qur'ân.

Dalam Al-Qur‟ân telah dijelaskan mengenai segala tatanan kehidupan

manusia, salah satunya adalah pendidikan. Pendidikan memiliki peran

penting bagi manusia, terutama pendidikan pada seorang anak.

Anak merupakan anugerah dan juga amanah yang diberikan oleh

Allah kepada manusia. Setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci, oleh

sebab itu orangtua memiliki peran penting dalam proses pembentukan


2
Muhammad Yasir dan Ade Jamaruddin, Studi Al-Qur‟an (Riau: Asa Riau, 2016), 1.
3
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: Kesan, Pesan dan Keserasian (Ciputat: Lentera Hati,
2000), VII.

digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id


2

karakter seorang anak.4 Pada era saat ini ilmu pengetahuan dan teknologi

sudah berkembang sangat pesat. Sehingga pendidikan menjadi sangat

penting bagi semua orang, khususnya bagi anak-anak. Pendidikan juga

memiliki peran penting dalam membentuk pola pikir dan juga perilaku

seseorang. Pada masa kanak-kanak seorang anak akan mulai dalam

pembentukan karakter yang dipengaruhi oleh keluarga. Sehingga keluarga,

khususnya orangtua memiliki peran penting dalam pemberian pola asuh

yang baik. Lokman menyatakan bahwa salah satu faktor utama pendorong

masalah sosial di kalangan remaja adalah kegagalan pengasuhan oleh

orangtua sendiri. Dia juga menyebutkan bahwa:

"Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa penyebab utama


kerusakan moral adalah kemerosotan dalam hal pengasuhan ,
didikan, bimbingan dan kontrol oleh orangtua atau wali. Selain itu,
tekanan hidup, pengejaran kemewahan serta keterlibatan dalam
kegiatan sosial lainnya menyebabkan orangtua dan anak memiliki
lebih sedikit waktu atau kesempatan untuk berbicara, berdiskusi,
berdampingan satu sama lain. Situasi ini menyebabkan remaja
menjalani cara hidup sendirian tanpa bimbingan dan pengawasan
orangtua".5

Pola asuh anak atau yang biasa disebut dengan parenting

merupakan pola asuh dalam mendidik anak, yaitu proses membesarkan,

mendidik serta mengajari segala sesuatu yang nantinya akan

mempengaruhi kehidupan anak ketika sudah dewasa.6 Parenting juga bisa

diartikan sebagai pola interaksi antara orang tua dan anak. Pola interkasi

4
Farhan Masrury, “Konsep Parenting Dalam Perspektif Al-Qur‟an (Analisis Surah Al-Luqman
Ayat 13-19), Minhaj: Jurnal Ilmu Syariah, 2, no. 2 (Juli 2020): 206.
5
Masrury, 207.
6
Muhammad Fikri At-Tamimy, “Konsep Parenting Dalam Perspektif Surah Luqman dan
Implementasinya (Studi Kasus Pada Pengasuh Pondok Pesantren Ath-Harul Arifin
Banjarmasin)” (Malang, Universias Maulana Malik Ibrahim, 2016), 1.

digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id


3

tersebut bisa berupa sikap atau perilaku yang orangtua berikan pada saat

berinteraksi secara langsung dengan anak, termasuk cara penerapan aturan,

nilai, dan juga norma, serta memberikan kasih sayang kepada anak.7

Parenting dilakukan ketika anak masih berada di dalam kandungan

hingga ia dewasa. Sehingga parenting yang diberikan kepada seorang anak

baiknya sesuai dengan fase-fase tumbuh kembang anak. Bentuk parenting

setiap orangtua pun berbeda-beda, hal ini dikarenakan setiap keluarga

khususnya orangtua memiliki kebiasaan-kebiasaan dan juga aturan-aturan

yang berbeda-beda. Pola parenting memiliki pengaruh besar dalam

pembentukan karakter seorang anak.

Sistem parenting yang baik merupakan bentuk pola asuh yang

dapat menimbulkan rasa percaya diri, rasa mandiri, memiliki nilai-nilai

agama yang baik, serta rasa peduli dengan lingkungan masyarakat sekitar.

Pola parenting yang baik juga akan ditunjukkan dengan sikap penuh

perhatian dan sangat responsif terhadap anak-anaknya. 8 Sedangkan pola

parenting yang tidak baik akan menimbulkan dampak buruk pada tumbuh

kembang emosional dan spiritual seorang anak. Sehingga mengakibatkan

anak memiliki karakter yang buruk dan dapat memiliki perilaku negatif.

Hal itu bisa saja terjadi dikarenakan seorang anak kurang mendapat

perhatian yang intens dari orangtuanya.

7
Zulfa Mustaqimah, “Nilai-NilaiParenting Islami Dalam Q.S AN-Nisa‟ Ayat 9 Telaah Tafsir Al-
Misbah Karya Muhammad QuraishShihab” (Yogyakarta, Universitas Islam Indonesia, 2021), 2.
8
Sigit Purnomo, “Materi-Materi Pilihan Dalam Parenting Education Menurut Munif Chatib,”
Golden Age (Jurnal Ilmiah Tumbuh Anak Usia Dini) 1, no. 1 (April 2016): 2.

digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id


4

Pendidikan yang diterapkan kepada seorang anak tentunya berasal

dari kedua orangtua (ibu dan ayah). Meskipun seorang ibu bisa dikatakan

sebagai madrasah pertama bagi seorang anak, tidak bisa dipungkiri bahwa

peran ayah juga sangat penting dalam tumbuh kembang anak. 9 Oleh sebab

itu, hal pertama yang harus diperhatikan adalah tentang kesiapan ayah dan

ibu dalam mendidik anak.10

Tidak adanya kesiapan orangtua dalam mendidik anak menyebakan

hubungan antara orangtua dan anak hanya sebatas hal-hal formal saja,

yang menyebabkan si anak menjadi kurang perhatian dan kurang kasih

sayang dari kedua orangtuanya. Namun, sangat disayangkan tidak setiap

orangtua dapat menjalankan atau memahami peran dan tugas sebagai

orangtua dengan baik, hal ini disebabkan oleh banyak faktor salah satunya

yaitu kesibukan orangtua. Orangtua yang terlalu sibuk bekerja tidak jarang

lupa untuk memberikan hak anak, terutama secara spiritual. Mereka

cenderung lebih memikirkan kebutuhan anak dari segi materi. Korelasi

karir dan pembinaan anak seharusnya tidak boleh dipisahkan. Selain itu,

kurangnya pemahaman dan keingintahuan orangtua dalam hal cara

mendidik anak yang benar sesuai dengan syariat islam juga merupakan

salah satu faktor penyebabnya. Dari beberapa faktor tersebut menyebabkan

orangtua tidak dapat berkomunikasi dengan baik kepada anak dan tidak

sering juga mereka akan memaksakan kehendaknya tanpa berdiskusi

9
Purnomo, 3.
10
Muhammad Fikri At-Tamimy, “Konsep Parenting Dalam Perspektif Surah Luqman dan
Implementasinya (Studi Kasus Pada Pengasuh Pondok Pesantren Ath-Harul Arifin
Banjarmasin)", (Malang, Universias Maulana Malik Ibrahim, 2016), 4.

digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id


5

terlebih dahulu. 11 Para orangtua juga sering menginginkan anak-anak

mendengarkan apa yang mereka ucapkan, tetapi jarang dari mereka mau

untuk mendengarkan apa yang dikatakan anak-anaknya.12

Dalam syariat islam, parenting didasarkan kepada Al-Qur‟an, atau

yang biasa disebut dengan Qur'anic Parenting. Qur'anic Parenting

merupakan konsep tentang pola asuh dan pola pendidikan anak sesuai

dengan nilai-nilai yang diajarkan Al-Qur'an. Seperti pada Q.S At-

Tahrim/6: 66:

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

           

    


         
Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah
manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar,
dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang
Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa
yang diperintahkan."(QS. At-Tahrim 66: Ayat 6).

Pada ayat diatas menjelaskan bahwa tugas seorang mukmin ialah

menjaga diri, istri, anak-anak, dan juga anggota keluarganya dari api

neraka. Maka tidak cukup bagi dirinya sendiri menjadi seseorang yang

bertaqwa apabila ia membiarkan anak, istri, dan keluarganya menuju

11
Khiyarotun Nichlatil, “Konsep ParentingDalam Surat Ash-Shaffat Ayat 100-107 (Studi Tafsir
Al-Misbah)”, (Pemalang: Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah, 2017), 2
12
Idrus H. Alkaf, 17 Langkah Menjadi Orangtua Sukses, (Bandung: Semesta, 2015), 35.

digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id


6

kehancuran. 13 Dalam membentuk keluarga yang bahagia perkembangan

emosi para anggota keluarga menjadi hal yang penting.14

Pada ayat lain juga dijelaskan bahwa pendidikan pada anak dimulai

dari orangtuanya, yang menarik untuk dibahas dan digali karena

mengandung konsep parenting yang bisa dijadikan acuan orangtua dalam

mendidik anak.

Sehubungan dengan hal itu penulis ingin menggunakan tafsir Al-

Misbah karya M. Quraish Shihab yang digunakan sebagai acuan dalam

membahas isi kandungan yang terdapat dalam ayat-ayat yang membahas

mengenai parenting, karena penjelasan dalam tafsir Al-Misbah tersaji

secara rinci dan lebih mudah dipahami. Berdasarkan pemaparan diatas,

maka penulis akan menyajikan hal-hal yang berkaitan dengan pola asuh

orangtua dalam mendidik dan mengasuh anak sesuai dengan ajaran yang

terdapat dalam Al-Qur'an, yang kemudian dituangkan dituangkan dalam

penelitian yang berjudul "Parenting Dalam Tafsir Al-Mîsbâh (Studi Tafsir

Tematik).”

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, terdapat

beberapa hal yang menjadi pokok pembahasan dalam penelitian ini, yaitu:

13
Husen Mazhahiri, Pintar Mendidik Anak; Panduan Lengkap Bagi Orang Tua, Guru, dan
Masyaraka Berdasarkan Ajaran Islam (Jakarta: Lentera Abadi, 1999), 16.
14
Adelia Fitri, “Pengaruh Parenting Islami Terhadap Karakter Disiplin Anak Usia Dini Yang
Bersekolah di PAUD Pembina Desa Kembang Seri Kabupaten Kepahiang” (Bengkulu, Institut
Agama Islam Negeri Bengkulu, 2020), 5.

digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id


7

1. Apa saja ayat-ayat yang membahas tentang parenting?

2. Bagaimana penafsiran Quraish Shihab tentang ayat-ayat parenting?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawab pertanyaan yang

telah dipaparkan pada rumusan masalah diatas, yaitu:

1. Untuk mengetahui ayat-ayat yang membahas tentang parenting.

2. Untuk dapat mendeskripsikan penafsiran Quraish Shihab tentang ayat-

ayat parenting.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian berisi tentang kontribusi yang diberikan setelah

penelitian ini selesai. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat dimaksudkan untuk menjadi tambahan

wawasan atau tambahan informasi sehingga dapat dijadikan

perbandingan bagi penelitian selanjutnya. Selain itu penelitian ini

dapat menjadi inspirasi khususnya yang terkait dengan parenting dan

studi al-Qur‟an.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Penulis

Dapat menambah dan mengembangkan khazanah keilmuan

tafsir dan pengalaman serta kreatifitas penulis dalam mengerjakan

penelitian akademik.

digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id


8

b. Bagi UIN Kiai Achmad Shiddiq

Penulis berharap hasil penelitian ini dapat menjadi

kontribusi terhadap perkembangan keilmuan keislaman, khususnya

dibidang tafsir Al-Qur‟an.Selain itu, penulis juga berharap hasil

penelitian ini dapat menjadi inovasi baru dan menjadi bahan kajian

pustaka penelitian selanjutnya.

c. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi kontribusi

agar masyarakat dapat memahami dengan benar tentang parenting.

Sehingga dikemudian hari tidak ada kesalahpahaman tentang

bagaimana parenting menurut Al-Qur‟an.

E. Definisi Istilah

Definisi istilah berisi tentang pengertian istilah-istilah penting yang

menjadi titik peneliti di dalam judul penelitian. Tujuannya supaya tidak

ada kesalahpahaman terhadap makna istilah yang dimaksud oleh peneliti.15

Parenting berasal dari kata parent yang merupakan seseorang yang

mendampingi dan membimbing semua tahapan tumbuh kembang anak,

yang merawat,melindungi, serta mengarahkan kehidupan baru seorang

anak dalam setiap tahapan perkembangannya.16

Ilmu parenting dapat dipelajari melalui sumber-sumber terpercaya di

internet, buku yang membahas tentang parenting, atau dapat dilihat

15
Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Jember: IAIN Jember Press, 2017), 45.
16
Resiana Nooraeni, “Implementasi Program Parenting Dalam Menumbuhkan Perilaku
Pengasuhan Posiif Orang Tua di PAUD Tulip Tarogong Kaler Garut,” Jurnal Pendidikan Luar
Sekolah 13, no. 2 (Oktober 2017): 32.

digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id


9

melalui konten kreator yang sering membahas menganai parenting.

Sebagai umat muslim sebaiknya kita memperlajariparenting melalui kitab

suci Allah, yaitu Al-Qur‟an. Didalam Al-Qur‟an terdapat berisi banyak

pembahasan termasuk mengenai parenting.

Oleh karena ayat Al-Qur‟an memiliki makna yang tersembunyi, maka

diperlukan adanya penafsiran ayat. Agar kita dapat mengetahui dan

memahami maksud dari ayat tersebut. Untuk dapat memahami maksud

kandungan dalam Al-Qur‟an, penulis menggunakan tafsir Al-Misbah

karya M. Quraish Shihab.

F. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan digunakan untuk memberikan gambaran

tentang isi penelitian, sehingga akan mempermudah dalam melakukan

tujuan terhadap isinya. Penelitian ini terdiri dari lima bab dengan masing-

masing bahasan tersendiri, yaitu:

Bab pertama adalah pendahuluan, yang berisi tentang latar

belakang, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi

istilah, dan sistematika pembahasan.

Bab kedua adalah kajian kepustakaan, yang berisi tentang

penelitian terdahulu dan kajian teori.

Bab ketiga adalah metode penelitian, yang berisi tentang

pendekatan dan jenis penelitian, jenis dan sumber data, Teknik

pengumpulan data, Teknik analisis data, Teknik keabsahan data, dan

tahap-tahap penelitian.

digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id


10

Bab keempat adalah penyajian data dan analisis, berisi tentang

gambaran objek penelitian, penyajian data dan analisis, dan pembahasan

penemuan penelitian.

Bab kelima adalah penutup, yang berisi tentang kesimpulan dan

saran.

digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id


BAB II

KAJIAN KEPUSTAKAAN

A. Penelitian terdahulu

Berdasarkan penelusuran penulis, ada beberapa tulisan yang

membahas serupa dengan penelitian ini, akan tetapi pembahasannya

berbeda dengan penelitian ini, diantaranya adalah:

1. Nurul Husna, ”Islamic Parenting; Aktualisasi Pendidikan Islam

Dalam Tafsir Q.S Al-Baaqarah/2: 132-133 dan Q.S Luqman/31:

12-19”. (Skripsi, Universitas Islam Negeri Walisongo, Semarang,

2016). Skripsi ini membahas tentang pengaktualisasian Pendidikan

Islam dalam pola asuh dan mendidik anak secara Islami dalam

keluarga Nabi Ibrahim dan Luqman pada masa saat ini. Jenis

penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian kualitatif dan

menggunakan metode studi pustaka, kemudian dianalisis

menggunakan tafsir tahlili dan analisis isi (content analysis).17

2. Muhammad Fikri At-Taminy, “Konsep Parenting Dalam Perspektif

Surah Luqman dan Implementasinya (Studi Kasus Pada Pengaasuh

Pondok Pesantren Ath-harul Arifin, Banjarmasin)”. (Skripsi,

Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, Malang, 2016).

Pada skripsi ini penulis bertujuan untuk mendeskripsikan point-

17
Nurul Husna, “Islamic Parening; Aktualisasi Pendidikan Islam Dalam Tafsir Q.S Al-Baqarah/2:
132-133 dan Q.S Luqman/31: 12-19” (Yogyakara, Universitas Islam Negeri Walisongo, 2016).

11

digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id


12

point parenting dalam surah Luqman pada keluarga yang menjadi

subjek penelitian.18

3. Ice, “Konsep Mendidik Anak Dalam Al-Qur‟an (Suatu Kajian

Tafsir Tahlili Q.S Luqman/31: 12-19)”. (Skripsi, Universitas Islam

Negeri Alauddin, Makassar, 2013). Dalam skripsi ini mengungkap

tentang makna Pendidikan anak yang disertai dengan beberapa

metode dan pembentukan kepribadian anak.19

4. Adelia Fitri, “Pengaruh Parenting Islami Terhadap Karakter

Disiplin Anak Usia Dini Yang Bersekolah di PAUD Pembina Desa

Kembang Seri Kabupaten Kepahiang”. (Skripsi, Institut Agama

Islam Negeri Bengkulu, 2020). Skripsi ini membahas tentang

seberapa besar pengaruh parenting islami terhadap karakter anak

usia dini yang ada di PAUD Pembina Desa Kembang Seri

Kabupaten Kapahiang.20

5. Zulfa Mustaqimah S, “Nilai-Nilai Parenting Islami Dalam Q.S An-

Nisaa‟ Ayat 9 Telaah Tafsir Al-Mishbah Karya Muhammad

Quraish Shihab. (Tesis, Universitas Islam Indonesia, 2021). Tesis

18
Muhammad Fikri At-Tamimy, “Konsep Parenting Dalam Perspektif Surah Luqman dan
Implementasinya (Studi Kasus Pada Pengasuh Pondok Pesantren Ath-Harul Arifin
Banjarmasin), (Malang, Universias Maulana Malik Ibrahim, 2016).”
19
Ice, “Konsep Mendidik Anak dalam Al-Qur‟an (Suatu Kajian Tafsir Tahlili Q.S Luqman/31: 12-
19)” (Makassar, Universitas Islam Negeri Alauddin, 2013).
20
Adelia Fitri, “Pengaruh Parenting Islami Terhadap Karakter Disiplin Anak Usia Dini Yang
Bersekolah di PAUD Pembina Desa Kembang Seri Kabupaten Kepahiang”, (Bengkkulu,
Institut Agama Islam Negeri Bengkulu, 2020).

digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id


13

ini berfokus untuk mencari nilai-nilai parenting islami pada Q.S

An-Nisaa‟ ayat 9 menurut dalam tafsir Al-Mishbah.21

6. Sherina Riza Chairunnisa, “Pengaruh ToxicParentingTerhadap

Perilaku Emosional Anak Usia Dini di Kecamatan Pondok Aren

Tahun 2021”. (Skripsi, Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta,

2021). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau

tidak pengaruh yang signifikan dari toxicparentingpada pola

perilaku emosi anak usia dini dii Kecamatan Pondok Aren.22

Table 2.1

Persamaan dan Perbedaan

Kajian Terdahulu dengan Penelitian yang akan Dilakukan

No Nama, Judul, Hasil Persamaan Perbedaan


Tahun Penelitian
1. Nurul Husna, Q.S Al- a. Sama-sama Penelitian ini

2017, “Islamic Baqarah ayat membahas menggunakan Q.S

Parenitng; 132-133 dan tentang Al-Baqarah ayat

Aktualisasi Q.S Al- parenting 132-133 dan Q.S Al-

Pendidikan Luqman ayat dalam Al- Luqman ayat 12-19.

Islam Dalam 12-19 tertuju Qur‟an. Sedangkan penelian

Tafsir Q.S Al- pad acara b. Sama-sama yang dilakukan oleh

Baqarah/2: 132- orangtua menggunaka peneliti

21
Zulfa Mustaqimah S, “Nilai-Nilai Parenting Islami Dalam Q.S An-Nisaa‟ Ayat 9 Telaah Tafsir
Al-Mishbah Karya Muhammad Quraish Shihab”, (Yogyakarta, Universitas Islam Indonesia,
2021).
22
Sherina Riza Chairunnisa, “Pengaruh Toxic ParentingTerhadap Perilaku Emosional Anak Usia
Dini di Kecamatan Pondok Aren Tahun 2021”, (Jakarta, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah, 2021).

digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id


14

No Nama, Judul, Hasil Persamaan Perbedaan


Tahun Penelitian
133 dan Q.S dalam n pendekatan menggunakan Q.S

Luqman/31: 12- mendidik kualitatif At-Tahrim ayat 6.

19” anak- dengan

anaknya. menggunaka

Diantaranya: n metode

pertama, library

pendidikan reseach.

aqidah.

Kedua,

pendidikan

ibadah.

Ketiga,

pendidikan

muamalah.

Keempat,

pendidikan

akhlak.

2. Muhammad Penelitian ini a. Sama-sama a. penerapan point-

Fikri At- mengambil membahas point parenting

Tamimy, 2016. subjek pada parenting pada surah Al-

“Konsep sebuah dalam Al- Luqman dalam

Parenting Dalam keluarga Qur‟an. mendidik anak.

digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id


15

No Nama, Judul, Hasil Persamaan Perbedaan


Tahun Penelitian
Perspektif Surah muslim yang b. Sama-sama Sedangkan

Luqman dan menerapkan menggunakan penelitian yang

Implementasinya pendidikan- pendekatan dilakukan

(Studi Kasus pendidikan kualitatif. peneliti hanya

Pada Pengasuh islami dalam fokus kepada

Pondok mendidik dan penafsiran pada

Pesantren Ath- membesarkan Q.S At-Tahrim

harul Arifin”. anak- ayat 6.

anaknya. Dari b. Menggunakan

hasil metode studi

penelitian ini kasus.

adalah bahwa Sedangkan

keluarga penelitian yang

subjek dilakukan

memang peneliti

benar menggunakan

menerapkan metode library

point-point reseach.

parenting

dalam surah

Luqman

dalam

digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id


16

No Nama, Judul, Hasil Persamaan Perbedaan


Tahun Penelitian
mendidik

anak-

anaknya.

3. Ice, 2013. Berdasarkan Sama-sama a. Penelitian ini

“Konsep penelitian ini membahass membahas

Mendidik Anak diketahui tentang parenting tentang cara

Dalam Al- bahwa dalam Al-Qur‟an. mendidik anak

Qur‟an (Suatu mendidik menurut Al-

Kajian Tafsir anak dalam Qur‟an.

Tahlili Q.S al-Qur‟an Sedangkan

Luqman/31: 12- sangat penelitian yang

19)”. dibutuhkan dilakukan

demi peneliti hanya

tercapainya fokus kepada

hak anak dan parenting pada

menghindari Q.S At-Tahrim

beberapa menurut M.

kesalahan Quraish Shihab.

dalam b. Penelitian Ice

mendidik menggunakan

anak. metode tahlili.

Sedangkan

digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id


17

No Nama, Judul, Hasil Persamaan Perbedaan


Tahun Penelitian
penelitian yang

dilakukan

peneliti

menggunakan

metode

maudhu‟i.

4. Adelia Fitri, Terdapat Sama-sama a. Penelitian ini

2018. “Pengaruh pengaruh membahas lebih fokus

Parenting Islami positif yang tentang parenting. dengan pengaruh

Terhadap signifikan parenting islami

Karakter antara dengan karakter

Disiplin Anak parenting disiplin anak.

Usia Yang Islami dengan Sedangkan

Bersekolah di karakter penelitian yang

PAUD Pembina disiplin anak. dilakukan

Desa Kembang Semakin peneliti lebih

Seri Kabupaten tinggi tingkat fokus untuk

Kapahiang”. parenting membahas

Islami yang parenting dalam

diterapkan tafsir ayat At-

makan Tahrim ayat 6.

semakin b. Penelitian yang

digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id


18

No Nama, Judul, Hasil Persamaan Perbedaan


Tahun Penelitian
tinggi pula dilakukan Adelia

karakter Fitri

disiplin anak, menggunakan

begitu pula pendekatan

sebaliknya. kuantitattif

dengan metode

regresi linier.

5. Zulfa Nilai-nilai a. Sama-sama Penelitian Zulfa

Mustaqimah S, parenting membahas Mustaqimah S,

2021. “Nilai- islami dalam tentang menggunkan Q.S

Nilai Parenting Q.S An- parenting An-Nisa‟ ayat 9.

Islami Dalam Nisaa‟ ayat 9 dalam Al- Sedangkan

Q.S An-Nisaa‟ adalah Qur‟an. penelitian yang

Ayat 9 Telaah keteladan, b. Sama-sama peneliti lakukan

Tafsir Al- habituasi, memakai memakai Q.S At-

Misbah Karya nasihat, dan penafsiran Al- Tahrim ayat 6.

Muhammad balasan Misbah.

Quraish (reward and

Shihab”. punishment)

berbasi

ketaqwaan

sebagai

digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id


19

No Nama, Judul, Hasil Persamaan Perbedaan


Tahun Penelitian
jbaran dari

qoulan

sadiidan

untuk

menghindark

an anak dari

dzurriyyatan

dhi‟aafa.

6. Serina Riza Penelitian ini Sama-sama a. Penelitian ini

Chairunnisa, membuktikan membahas lebih fokus

2021. “Pengaruh bahwa parenting. membahas toxic

Toxic Parenting terdapat parenting.

Terhadap pengaruh Sedangkan

Perilaku yang penlitian yang

Emosional Anak signifikan dilkukan peneliti

Usia Dini di antara toxic membahas

Kecamatan parenting tentang parenting

Pondok Aren dengan dalam tafsir Q.S

Tahun 2021”. perilaku At-Tahrim ayat

emosional 6.

anak usia dini b. Penelitian ini

di Kecamatan menggunakan

digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id


20

No Nama, Judul, Hasil Persamaan Perbedaan


Tahun Penelitian
Pondok Aren. pendekatan

kuantitif dengan

metode

korealisional.

Sedangkan

penelitian yang

dilakukan

peneliti

menggunakan

pendekatan

kualitatif dengan

metode library

reseach.

Dalam literatur yang penulis temukan, kiranya belum ada

pembahasan mengenai parentiing pada Q.S At-Tahrim ayat 6, dengan

menggunakan tafsir Al-Misbah karya M. Quraish Shihab.Sekalinya ada

pembahasan mengenai parenting, namun penelitian ini memiliki konteks

yang berbeda.

digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id


21

B. Kajian Teori

1. Tafsir Maudhu‟î

Secara etimologi tafsir merupakan keterangan dan penjelasan

yang berlanjut, mengenai isi yang terkandung didalam kitab suci Al-

Qur‟ân. Sedangkan menurut istilah tafsir merupakan ilmu untuk dapat

memahami kitab Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad

SAW. untuk menjelaskan makna yang terkandung dalam Al-Qur‟an

berdasarkan kemampuan manusia. Metode penafsiran Al-Qur‟an dibagi

menjadi empat macam,23 salah satunya adalah tafsir maudhu‟î.

Tafsir maudhu‟î merupakan penafsiran dengan metode

penyusunan ayat Al-Qur‟an menjadi satu tema. Secara istilah tafsir

maudhu‟i adalah sebuah himpunan ayat-ayat Al-Qur‟an yang memiliki

pembahasan yang sama dan menyusunnya menjadi satu dalam satu

tema berdasarkan kronologi serta sebab turunnya ayat tersebut. Menurut

semantik, tafsir maudhu‟î berarti menafsirkan Al-Qur‟an menurut tema

atau topik tertentu.24

2. Parenting

A. Pengertian Parenting

Menurut kementrian Pendidikan dan kebudayaan, parenting

merupakan sebuah interaksi yang terjadi antara orangtua dan anak

yang memiliki tujuan untuk mendukung perkembangan fisik,

23
Hujair A. H. Sanaky, “Metode Tafsir: Perkembangan Metode Tafsir Mengikuti Warna atau
Corak Mufassirin”, Jurnal Al-Mwarid, Vol. 18, (2018), 263. (Penjelasan: Macam-macam
metode Tafsir Al-Qur‟an: Tafsir Tahlili, Tafsir Ijmali, Tafsir Muqaran, dan Tafsir Maudhu‟i.)
24
Usman, Ilmu Tafsir, (Yogyakarta: Teras, 2009), 311.

digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id


22

emosi, sosial, intelektual, dan pribadi. Sedangkan parenting

menurut Hurlock adalah mendidik anak agar mereka dapat

menyesuaikan diri mereka, khususnya terhadap lingkungan

sosialnya, sehingga kelak si anak dapat diterima di

masyarakat. 25 Pengasuhan orangtua terhadap anaknya berfungsi

untuk memberikan kelekatan dan ikatan lahir batin antara orangtua

dan anak.

Menurut John M. Echols secara bahasa parenting

berasal dari bahasa Inggris, yakni berasal dari kata parent yang

berarti orangtua. 26 Parenting juga berarti memberikan dukungan

secara fisik, emosional, dan juga perkembangan kecerdasan anak,

sejak dia bayi sampai dewasa. Pemberian parenting pada anak

merujuk pada bagaimana cara mendidik dan membesarkan anak

dan tidak harus memiliki hubungan secara biologis.

Parenting merupakan pola interaksi antara orangtua dan

anak, bisa juga dikatakan perilaku orangtua saat berinteraksi

dengan anak, termasuk cara penerapan aturan, mengajarkan nilai-

nilai norma, memberikan perhatian dan kasih sayang dan

25
Muhammad Fikri At-Tamimy, “Konsep Parenting Dalam Perspektif Surah Luqman dan
Implementasinya (Studi Kasus Pada Pengasuh Pondok Pesantren Ath-Harul Arifin
Banjarmasin), (Malang, Universias Maulana Malik Ibrahim, 2016), 1.
26
Penti Supenti dan IisRodiah, “Peran ProgramParentingDalamMeningkatkkanKemandirianAnak
(PenelitianKelompokBermainAt-
TaqwaCidewaDesaDewasariKecamatanCijeungjingKabupatenCiamis, JurnalGaruda:
TarbiyahAlAulad: JurnalPendidikanIslamAnakUsia Dini2, no. 2 (Juli 2017), 58.

digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id


23

menunjukkan sikap dan perilaku baik sehingga orangtua dapat

menjadi panutan bagi anaknya.27

Parenting adalah serangkaian interaksi oleh orangtua

kepada anak yang dilakukan secara berlanjut, dimana proses

tersebut dapat memberikan perubahan pada kedua belah pihak

(orangtua dan anak). 28 Parenting pada dasarnya adalah sebuah

parental control, yaitu sebuah peorses bagaimana cara orangtua

memberikan kontrol kepada anak, dapat membimbing anak, dan

mendampinginya dalam melaksanakan tuga-tugas, serta

perkembangannya untuk menuju proses dewasa.29

Menurut Theresa Indira Shanti, mengatakan bahwa

parenting merupakan pola interaksi antara orangtua dengan anak-

anaknya, yaitu tentang bagaimana sikap dan perilaku orangtua

ketika berinteraksi dengan anak. Termasuk cara dalam menerapkan

sebuah aturan, mengajarkan norma, serta memberikan kasih

sayang.30

Khon mendeskripsikan parenting dengan cara orangtua

untuk berinteraksi dengan anak-anaknya, yang meliputi pemberian

27
Adelia Fitri, “Pengaruh Parenting Islami Terhdap Karakter Disiplin Anak Usia Dini Yang
Bersekolah di PAUD Pembina Desa Kembang Seri Kabupaten Kepahiang”, (Bengkulu, Institut
Agama Islam Negeri Bengkulu, 2020), 11.
28
Fitri, 12.
29
Muhammad Fikri At-Tamimy, “Konsep Parenting Dalam Perspektif Surah Luqman dan
Implementasinya (Studi Kasus Pada Pengasuh Pondok Pesantren Ath-Harul Arifin
Banjarmasin), (Malang, Universias Maulana Malik Ibrahim, 2016), 21.
30
Mualifah, Psycho Islamic SmartParenting, (Yogya, DIVA Press, 2009), 43.

digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id


24

peraturan, pemberian hadiah, pemberian perhatian, pemberian

hukuman, serta tanggapan orangtua terhadap setiap perilaku anak.31

Wahyuni menjelaskan, bahwa pola asuh (parenting) adalah

model dan cara pemberian pelakuan seseorang kepada orang lain

dalam suatu lingkungan sosial, atau dengan kata lain pola asuh

adalah model atau cara orangtua memperlakukan anak dalam suatu

lingkungan keluarga sehari-hari, baik perlakuan yang berupa fisik

maupun psikis.32

Dari uraian diatas dapat disimpulakan jika parenting

merupakan sebuah pola atau model dalam mendidik anak yang

dilakukan secara berulang, baik dari segi pemberian peraturan atau

kasih sayang, dengan tujuan agar anak dapat tumbuh kembang

dengan matang hingga menuju proses pendewasaan.

B. Parenting Dalam Islam

Parenting dalam islam atau biasa dikenal dengan istilah

islamic parenting ini merupakan bentuk pola asuh orangtua yang

didasarkan kepada syariat islam, bisa mengacu kepada Al-Qur‟an

dan hadis. Di dalam Al-Qur‟an sudah sering disebutkan bagaimana

cara memberikan pendidikan kepada anak mulai masih berada

didalam kandungan. Dalam syariat islam mendidik dan

membimbing anak merupakan sebuah kewajiban bagi selluruh

31
Muhammad Fikri At-Tamimy, “Konsep Parenting Dalam Perspektif Surah Luqman dan
Implementasinya (Studi Kasus Pada Pengasuh Pondok Pesantren Ath-Harul Arifin
Banjarmasin), (Malang, Universias Maulana Malik Ibrahim, 2016), 10.
32
At-Tamimy, 12.

digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id


25

orangtua. Islam mengatur seluruh pola pengasuhan anak sejak

masih dalam kandungan dapat dilihat dari perintah Allah untuk

makan dan minum dari hasil yang baik dan halal, sebab itu akan

memperngaruhi tumbuh kembang janin. 33 Tujuan dari qur‟anic

parenting adalah mempersiapkan generasi yang memiliki moral

yang mengacu pada norma-norma islam.34

C. Macam-Macam Jenis Parenting

Parenting memiliki berbagai macam jenis, tergantung dari

kepribadian dan juga kesepakatan antara orangtua. Setiap orangtua

memiliki gaya parentingnya masing-masing dalam mendidik anak.

Menurut pakar psikologi Baumrind, beliau berpendapat bahwa

parenting dibagi menjadi 4 jenis parenting, yaitu:

1. Authoritarian parenting

Gaya parenting ini bersifat otoriter, orangtua

memberikan kendali penuh atas anaknya dalam memaksakan

kehendak orangtua dan juga memiliki peraturan-peraturan

yang bersifat patuh terhadap peraturan terrsebut. Parenting

jenis ini cenderung mengekang kehendak dan keinginan

pribadi anak. Mereka berpendapat bahwa pilihan orangtua

adalah yang paling benar, jadi anak diberikan kebebasan dalam

memilih apa dia sukai dan apa yang dia mau.

33
At-Tamimy, 25.
34
Adelia Fitri, “Pengaruh Parenting Islami Terhadap Karakter Disiplin Anak Usia Dini Yang
Bersekolah di PAUD Pembina Desa Kembang Seri Kabupaten Kepahiang”, (Bengkulu, Institut
Agama Islam Negeri Bengkulu, 2020), 13

digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id


26

Parenting jenis ini betujuan agar orangtua dapat

membentuk sikap dan kepribadian anak sesuai dengan apa

yang orangtua harapkan. Anak yang biasa mendapat pola

parenting jenis ini biasanya menyebabkan dia menjadi tidak

mandiri, jarang mendapat pujian dari orangtuanya. Jenis

parenting ini juga memberikan pembatasan terhadap hak-hak

anak, namun orangtua juga menuntut anak untuk memiliki

tanggung jawab yag baik sebagai orang yang sudah dewasa.

Orangtua cenderung memerintah anak dan harus bersikap

tuntuk dan patuh terhadap pendapat orangtua, sehingga anak

tidak mendapat kebebasan dalam berpendapat dan berekspresi.

Orantua memberikan kontrol ketat kepada anak-anaknya,

sehingga ketika anak melakakukan kesalahan maka hukuman-

hukuman yang dberikan kepada anak, aik itu bersifat fisik

maupun non-fisik.

Authoritarian parenting ini memiliki beberapa ciri-ciri:

a. Memperlakukan anaknya dengan tegas

b. Suka memberikan hukuman anak yang dianggap tidak

sesuai dengan keinginann dan juga kemauan orangtua

c. Kurangnya memberikan kasih sayang dan juga kurang

mengapresiasi prestasi anak

d. Tidak memiliki rasa empati terhadap anak

e. Mudah menyalahkan segala aktivitas yang dilakukan anak.

digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id


27

2. Authorative parenting

Parenting authoritative yaitu orangtua selalu

memberikan alasan serta penjelasan dalam setiap sikap dan

peraturan yang diterapkan. Dalam gaya parenting ini anak

dapat memahami apa yang menjadi keinginan orangtua

terhadap anaknya. Orangtua cenderung memiliki sikap tegas,

sehingga dapat mendorong si anak memiliki sikap tegas,

objektif, tetap kreatif dan percaya diri, serta memiliki rasa

tanggung jawab yang besar. Anak yang orangtuanya

menerapkan jenis parenting otoritatif akan menjadi anak yang

berperilaku kompeten secara sosial, menjadi mandiri, tidak

cepat puas, memiliki pergaulan yang baik, danmemiliki harga

diri yang tinggi.

Ciri-ciri Authoritative parenting, yaitu:

a. Hak-hak anak dan kewajiban orangtua dapat diberikan

secara seimbang.

b. Saling melengkapi antara orangtua dan anak.

c. Orangtua melibatkan anak dalam mengambil keputudan

dan kepentingan keluarga.

d. Orangtua memiliki tingkat pengendalian tinggi terhadap

anak-anaknya untuk dapat bertindak sesuai dengan usia

dan kemampuan anak.

digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id


28

e. Orangtua dan anak memiliki komunikasi yang hangan

dan kepedulian yang besar antara satu sama lain.

3. Neglectful Parenting

Pada gaya perenting ini orangtua tidak berperan aktif

dalam kehidupan si anak. Orangtua lebih bersikap dingin dan

acuh, sehingga komunikasi antara orangtua dan anak menjadi

buruk. Menurut At-Tamimy mengatakan, orangtua dengan tipe

pengasuhan seperti ini tidak akan bias menjawab ketika ada

yang bertanya “sudah jam 10 malam, anakmu ada dimana?”.

Ciri-ciri neglectful parenting, yaitu:

a. Oarngtua memberikan kebebasan penuh kepada anak.

b. Anak akan dituntut oleh orangtuanya untuk bisa

bertanggung jawab kepada dirinya sendiri sejak masih

kanak-kanak

c. Anak diiberikan kebebasan seperti orang dewasa.

d. Orangtua tidakk terlalu banyak mengatur dan

mengontrol anak-anaknya.

e. Tidak adanya kehangatan diantara rangtua dan anak.

4. Indulgent Parenting

Gaya parenting ini orangtua sangat terlibat dalam

kehidupan anaknya, tetapi tidak memberikan batasan atau

kekangan pada perilaku anak-anknya. Orangtua dalam jenis

parenting ini cenderung membiarkan anak-anaknya melakukan

digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id


29

apa yang ia inginkan, dan membiarkan si anak mencari cara

sendiri untuk bias mencapai tujuannya. Model parenting ini

sedikit memberikan batasan kepada anak, sehingga anak dapat

tumbuh menjadi lebih percaya diri serta dapat mengontol

emosi dan juga perilakunya sendiri.

Ciri-ciri indulgent parenting, yaitu:

a. Orangtua dapat mempercayai setiap keputusan yang

diambil oleh anaknya.

b. Orangtua jarang memberikan tuntutan kepada anak.

c. Anak dapat tumbuh menjadi disiplin dan percaya diri.

d. Orangtua tidak memberikan aturan-aturan yang banyak.

D. Faktor-Faktor yang memperngaruhi parenting

Seperti yang sudah dijelaskan di awal, jika parenting yang

di lakukan oleh setiap orangtua berbeda-beda. Ada banyak faktor

yang dapat mempengaruhi pola parenting setiap orangtua untuk

bisa mengembangkan kreativitas anak, antara lain:

1. Adanya komunikasi yang menghargai anak sebagai pribadi

Orangtua seharusnya cenderung menempatkan anak

sebagai pribadi yang penting dalam setiap persoalan. Mereka

dapat memandang anak bukan sebagai makhluk yang harus

selalu patuh, melainkan ditempatkan secara sejajar.

Mendengarkan setiap pendapat mereka dan ditanggapi secara

serius dan tidak mengesampingkan masukan anak, orangtua

digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id


30

tidak harus membentak dan bertanya kenapa masalah itu

terjadi, tetapi menanyakan dengan halus masalah yang

sebenarnya.

Orangtua tidak harus mengedepankan egosentrisme sesaat,

tetapi dengan penuh kasih sayang dan cinta yang tulus.Terkait

dengan sikap dan perlakuan orangtua, ada tiga aspek yang

harus dicermati pada anak, diantaranya:

2. Menaruh perhatian pada perkembangan bakat dan kemandirian

anak

Orangtua tidak memaksakan kehendak terkait dengan

perkembangan bakat dan kemandirian anak.Orangtua harusnya

dapat mengahargai usaha, kinerja, dan prestasi anak dengan

penuh kebanggaan.Sikap seperti ini dapat menunjukkan

adanya kepedulian yang cukup besar untuk menjadikan anak

sebagai pribadi yang berprestasi dalam segala bidang.

3. Adanya keteladan yang baik

Orangtua yang selalu memberikan teladan yang baik

terhadap anak-anaknya. Keteladanan akan menjadi kunci

sukses orangtua dalam mendidik anak sebab anak akan

cenderung mengikuti apa yang dicontohkan oleh kedua

orangtuanya. Orangtua yang memberikan keteladanan akan

cara dan gaya hidup serta kerja yang kreatif, secara sadar atau

tidak akan ditiru oleh anak-anaknya.

digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id


31

4. Penanaman disiplin

Penanaman kedisiplinan menjadi penting untuk dapat

memberikan contoh kepada anak. Sikap disiplin bukan saya

bisa membentuk karakter anak, tetapi juga bisa berkaitan

langsung dengan ketekunan dalam mengerjakan sesuatu.

Penanaman disiplin di satu pihak akan menunjukkan mana

yang benar dan mana yang salah, dan disiplin keluarga yang

konsisten serta pasti, kapan tidur, bekerja, santai, kapan pergi

keluar rumah. Tetapi dipihak lain, ada harapan agar anak-anak

bisa hidup dan bekerja berdasarkan keyakinan sendiri dan tidak

menepati peraturan dan orangtua secara buta. 35

35
Muhammad Takdir Ilahi, “Quantum Parenting”, (Jogjakarta: Katahati, 2017), h. 141-143.

digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian

kualitatif merupakan suatu penelitian yang ditujukan untuk

mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial,

sikap, serta pemikiran orang secara individual atau kelompok.36

Untuk memberikan penjelasan atau penafsiran terhadap ayat yang

sudah dipilih, peneliti akan menggunakan metode library reseach (studi

pustaka), yaitu studi dengan mengkaji buku-buku yang relevan dengan

permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini.37

B. Sumber Data

Sumber data yang dijadikan sumber dari penelitian ini yaitu

bersifat kepustakaan yang diambil dari dokumen kepustakaan seperti,

buku, artikel, kitab serta literatur lainnya yang sesuai dengan pembahan

pada penelitian ini.Supaya mendapat data yang akurat maka sumber data

tersebut dibagi menjadi sumber data primer dan sumber data sekunder.

1. Sumber data primer

Sumber data primer merupakan sumber data yang diperoleh

melalui subjek penelitian dengan menggunakan alat pengukuran atau

alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber

36
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung:
Alfabeta, 2010), 3.
37
Husna, “Islamic Parening; Aktualisasi Pendidikan Islam Dalam Tafsir Q.S Al-Baqarah/2: 132-
133 dan Q.S Luqman/31: 12-19” (Yogyakarta, Universitas Islam Negeri Walisongo, 2016), 16.

32

digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id


33

informasi. 38 Sedangkan sumber data primer yang penulis gunakan

dalam penelitian ini adalah kitab tafsir Al-Misbah karya Muhammad

Quraish Shihab.

2. Sumber data sekunder

Sumber data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini

adalah literatur-literatur yang terkait dengan penelitian yang hendak

dibahas, yaitu sumber data yang mendukung sumber data primer

sebagai acuan yang terkait dengan permasalahan, seperti buku, jurnal,

dan skripsi maupun thesis yang relevan dengan judul yang penulis

angkat.

C. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data menurut bahasa merupakan suatu proses, cara,

perbuatan pengumpulan, penghimpunan, serta pengarahan. Sedangkan

data merupakan keterangan yang benar dan nyata. Dengan demikian

pengumpulan data dapat diartikan sebagai prosedur yang sistematis dan

memiliki standar untuk menghimpun data yang diperlukan dalam rangka

menjawab masalah penelitian sekaligus menyiapkan bahan-bahan yang

mendukung kebenaran pada kesesuaian teori yang akan dihasilkan.39

Adapun Teknik pengumpulan data yang penulis lakukan dalam

penelitian ini adalah dengan menggunakan metode dokumentasi, yaitu

38
Saifuddin Azwar, Metode Penelitian (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), 91.
39
Zulfa Mustaqimah, “Nilai-NilaiParenting Islami Dalam Q.S An-Nisa Ayat 9 Telaah Tafsir Al-
Misbah Karya Muhammad QuraishShihab”, (Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia, 2021),
62.

digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id


34

mencari data mengenai hal-hal yang berupa catatan, jurnal, skripsi, buku,

dan sebagainya.

D. Teknik Analisis Data

Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah analisis deskriptif dan content analysis. Metode analisis konten

merupakan Teknik penelitian untuk membuat kesimpulan dan validitas

data dengan memperhatikan konteksnya.Penelitian ini juga menggunakan

metode maudhu‟i, yaitu metode tafsir yang berusaha menjelaskan

kandungan ayat-ayat Al-Qur'an dari berbagai segi dengan

memperhatikankesamaantema atau topik tertentu.

digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id


BAB IV

PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

A. Biografi

1. Biografi Muhammad Quraish Shihab

M. Quraish Shihab merupakan mufassir kontemporer asal

Indonesia.Lahir di Rappang, Sulawesi Selatan, pada 16 Februari

1944.Ayahnya yang bernama Abdurrahman Shihab merupakan

seorang ulama dan guru besar dibidang tafsir. 40 Beliau dipandang

sebagai seorang ulama, pengusaha, dan juga politikus. Kontribusinya

dibidang pendidikan terbukti dari usahanya dalam membina dua

perguruan tinggi di Ujung Pandang, yaitu Universitas Muslim

Indonesia (UMI), sebuah perguruan tinggi swasta tersebar di kawasan

Indonesia bagian timur, dan IAIN Alauddin Ujung Pandang.41

Quraish Shihab menyelesaikan pendidikan dasarnya di Ujung

Pandang, lalu Quraish Shihab melanjutkan pendidikan menengahnya

di Malang. Beliau juga menjadi seorang santri di Pondok Pesantren

Darul Hadis Al-Faqihiyyah. Lalu beliau melanjutkan pendidikannya di

Kairo, Mesir, dan diterima di kelas II Tsanawiyah Al-Azhar.Beliau

meraih gelar Lc. (S-1), pada tahun 1967 di Fakultas Ushuluddin

Jurusan Tafsir dan Hadis Universitas Al-Azhar. Lalu beliau

melanjutkan pendidikan di fakultas yang sama, dan pada tahun 1969

40
Zulfa Mustaqimah, “Nilai-NilaiParenting Islami Dalam Q.S An-Nisa Ayat 9 Telaah Tafsir Al-
Misbah Karya Muhammad QuraishShihab”, (Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia, 2021),
58.
41
Achmad Syauqi Alfanzari, “Mendidik Diri dan Keluarga (Kajian Tafsir Surah At-Tahrim,
Perspektif Quraish Shihab), (Surabaya: Universitas Islam Negeri Sunan Ampel, 2016), 26.

35

digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id


36

meraih gelar MA untuk spesialisasi di bidang tafsir Al-Qur‟an. Pada

1982 beliau meraih gelar Doktor dibidang ilmu-ilmu Al-Qur‟an

dengan yudisium Summa Cum Laude disertai penghargaan Tingkat

Pertama (mumtaz ma‟a martabat al-syaraf al-„ula).42

Pada tahun 1984 Quraish Shihab kemali ke Indonesia, dan

ditugaskan di Fakultas Ushuluddin dan Fakultas Pasca-Sarjana di IAIN

Syarif Hidayatullah (saat ini UIN Syarif Hidayatullah). 43 Pada tahun

1992-1998, ia menjabat sebagai rektor IAIN Syarif Hidayatullah

Jakarta. Beliau juga pernah menjabat sebagai ketua Majelis Ulama

Indonesia pusat (1985-1998); anggota MPR-RI (1982-1987 dan 1987-

2002); dan pada tahun 1998, beliau dipercaya untuk menjadi Menteri

Agama RI.44

2. Karya-Karya Muhammad Quraish Shihab

Selain aktif di bidang akademik dan non-akademik, Quraish

Shihab juga aktif dalam menulis, baik menulis di media masa maupun

menulis buku. Sebagai cendekiawan muslim beliau juga sangat

produktif dalam melahirkan karya-karya baru. beberapa karya-karya

beliau, diantaranya:

a. Tafisr Al-Manar: Keistimewaan dan Kelemahannya.

b. Mahkota Tuntunan Ilahi: Tafsir Surat Al-Fatihah.

42
M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur‟an, Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan
Masyarakat, (Bandung: Mizan, 1993), 29
43
Achmad Syauqi Alfanzari, “Mendidik Diri dan Keluarga (Kajian Tafsir Surah At-Tahrim,
Perspektif Quraish Shihab), (Surabaya: Universitas Islam Negeri Sunan Ampel, 2016), 29.
44
M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur‟an: Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupaan
Masyarakat, Ed. Ke-2, Cet. Ke-1, (Jakarta: Mizan, 2013), 7.

digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id


37

c. Atas Nama Agama: Wacana Agama Dalam Dialog Bebas Konflik.

d. Tafsir Al-Qur‟an Al-Karim: Tafsir Surat-Surat Pendek

Berdasarkan Urutan Turunnya Wahyu.

e. Fatwa-Fatwa Muhammad Quraish Shihab Seputar Ibadah

Mahdhah.

f. Mu‟jizat Al-Qur‟an: Ditinjau Dari Aspek Kebebasan, Isyarat

Ilmiah dan Pemberitaan Ghaib.

g. Lentera Hati: Kisah Dan Hikmah Kehidupan.

h. Wawasan Al-Qur‟an: Tafsir Maudhu‟i Atas Pelbagai Persoalan

Umat.

i. Membumikan Al-Qur‟an: Fungsi dan Peran Wahyu Dalam

Kehidupan Masyarakat.

j. Sejarah dan „Ulumul Al-Qur‟an.

k. Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur‟an.45

3. Tafsir Al-Misbah

Dari segi bahasa, Al-Misbah berarti “lampu, pelita atau

lentera”.Hal itu mengindikasikan bahwa makna kehidupan dan

berbagai persoalan yang dihadapi oleh manusia dapat diterangi

oleh cahaya Al-Qur‟an.Quraish Shihab bercita-cita supaya Al-

Qur‟an semakin membumi dan kandungannya dapat dipahami oleh

para pembaca.46

45
Zaenal Arifin. “Karakteristik Tafsir Al-Misbah”, Jurnal Al-Ifkar, 8, no.1 (Maret 2020), 9.
http://ejournal.kopertais4.or.id/mataram/index.php/ifkar/article/view/4063/2998
46
Mafri Amin dan Lilik Umi Katsum, Literatus Tafsir Indonesia, (Ciputat: LP. UIN Jakarta,
2011). 251.

digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id


38

Ada beberapa alasan yang disampaikan oleh Quraish

Shihab kenapa Tafsir Al-Misbah ditulis, yaitu: pertama,

memberikan langkah mudah bagi umat Islam dalam memahami isi

kandungan aya-ayat Al-Qur‟an. Kedua, adanya kekeliruan umat

muslim dalam memaknai fungsi Al-Qur‟an. Ketiga, adanya

kekeliruan akademisi yang kurang bias memahami hal-hal ilmiah

seputar ilmu Al-Qur‟an. Dan keempat, adanya dorongan dari umat

Islam Indonesia yang menggugah hati dan membulatkan hati

Quraish Shihab untuk menuliskan tafsirannya.47

Tafsir Al-Mîsbâh terdiri dari 15 jilid, jilid 1 terdiri dari Q.S

Al-Fâtihah sampai Q.S Al-Baqarah, jilid 2 terdirii dari Q.S Ali

Imrân sampai dengan Q.S An-Nisâ‟, jilid 3 terdiri dari Q.S Al-

Mâidah, jilid 4 terdari dari Q.S Al-An‟âm, jilid 55 terdiri dari Q.S

Al-A‟râf sampai dengan At-Taubah, jilid 6 terdiri dari Q.S Yunus

sampai dengan Ar-Ra‟ad, jilid 7 terdiri dari Q.S Ibrahim samapai

dengan Q.S Al-Isrâ‟, jilid 8 terdiri dari Q.S Al-Kahfi sampai

dengan Q.S Al-Anbiyâ‟, Jilid 9 terdiri dari Q.S Al-Hajj sampai

dengan Q.S Al-Furqân, jilid 10 terdiri dari Q.S Asy-syu‟arâ sampai

dengan Al-Ankabût, jilid 11 terdiri dari Q.S Ar-Rûm sampai

dengan Yâsîn, jilid 12 terdiri dari Q.S Ash-Shâffât sampai dengan

Az-Zukhruf, jilid 13 terdirii dari Q.S Ad-Dukhân sampai dengan

47
Lufaefi, “Tafsir Al-Misbah: Tekstualitas, Rasionalitas dan Lokalitas Tafsir Nusantara”,
Substantia: Jurnal Ilmu-Ilmu Ushuluddin, 21, no.1 (April 2019), 31.
https://jurnal.ar.raniry.ac.id/index.php/substantia/article/download/4474/pdf

digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id


39

Al-Wâqi‟ah, jilid 14 terdiri dari Q.S Al-Hadid sampaii dengan Al-

Mursalât, jilid 15 terdiri dari Q.S terdiri dari juz „amma.48

a. Sumber tafsir

Dalam penulisan tafsir Al-Misbah, Quraish Shihab

mengambil dari beberapa penafsiran terdahulu untuk dijadikan

rujukan.Selain mengambil rujukan dari mufassir sebelumnya,

Quraish Shihab juga banyak mengambil riwayat-riwayat sebagai

sumber penafsiran, baik rujukannya kembali ke ayat Al-Qur‟an itu

sendiri, maupun hadis-hadis Nabi Saw. Beliau mengakui sendiri

jika dalam penulisan tafsir Al-Misbah beliau mengambil rujukan

dari beberapa pendapat ulama dan juga mufassir-mufassir

sebelumnya. Quraish Shihab menyebutkan beberapa kitab tafsir

yang dijadikan rujukan dalam kitab tafsir Al-Misbah volume 1,

pada bagian “sekapur sirih” dan “pengantar”, kitab-kitab tersebut

yaitu Fi Zhilal Al-Qur‟an Karya Sayyid Quthb, Tafsir Al-Qur‟an

Al-Azhim karya Ibnu Katsir, Al-Kasyaf karya Az-Zamakhsyari,

dan beberapa kitab lainnya.49

b. Sistematika penulisan

Sistematika penulisan tafsir Al-Misbah yang dimaksud

adalah rangkaian yang dipakai dalam penyajian tafsir, dan tafsir

Al-Misbah menggunakan tartib mushafi, yaitu menafsirkan seluruh

48
Nur Chanifah dan Abu Samsudin, Pendidikan Karakter Islami: Karakter Ulul Albab di dalam
Al-Qur‟an (Purwokerto: CV Pena Persada, 2019), 116
49
Taufikurrahman, “Pendekatan Qurais Shihab dalma Tafsir Al-Misbah”, Jurnal Al-Makrifat, 4,
no. 1, (April 2019), 83.
http://ejournal.kopertais4.or.id/tapalkuda/index.php/makrifat/article/view/3302/2463

digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id


40

ayat Al-Qur‟an sesuai dengan susunan ayat-ayat dalam mushaf.

Sebelum menafsirkan ayat-ayat Al-Qur‟an, Quraish Shihab terlebih

dulu memberikan pengantar terhadap surat yang akan ditafsirkan.

Pegantar tersebut memuat beberapa penjelasan antara lain:

1) Penyebutan jumlah ayat dan penjelasan yang berkaitan dengan

penamaan surat.

2) Nama surat dan nama-nama lain dari surat tersebut, serta alasan

penamaannya.

3) Disebutkan tempat turun surat (Makkiyah atau Madaniyyah)

4) Nomor surat berdasarkan urutan mushaf dan urutan turunnya,

kadang disebutkan juga nama-nama surat sebelum atau

sesudahnya.

5) Tema pokok atau tujuan surat danpendapat-pendapat ulama.

6) Disebutkan munasabah sebelum dan sesudahnya.

Fungsi dari penjelasan yang diberikan oleh Quraish Shihab

pada pengantar setiap surat ialah memberikan kemudahan bagi

para pembaca untuk bisa memahami poin-poin yang

terkandung dalam surat tersebut.

Tahap selanjutnya yaitu membagi atau mengkelompokkan

ayat-ayat daam suatu surat kedalam kelompok kecil yang terdiri

atas beberapa ayat yang dianggap memiliki keterkaitan erat.

Selanjutnya memberikan penjelasan tentang arti kosakata dari kata

pokok atau kata kunci yang terdapat dalam ayat tersebut. Lalu pada

digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id


41

akhir surat Quraish Shihab memberikan kesimpulan dari penjelasan

ayat tersebut. Beliau juga mencantumkan kata wa Allah A‟lam

ssebagai penutup uraian pada setiat surat.50

c. Metode Penafsiran

Dalam tafsir Al-Misbah Quraish Shihab memakai metode

penafsiran tahlili, dalam tafsir Aal-Misbah diterangkan secara

rinci mengenai beberapa hal yang terdapat dalam ayat yang

ditaafsirkann, seperti asbabun Nuzul, munasabah, arti mufrodat,

dan hal lainnya yang bersangkutan dengan ayat. Meskipun metode

tahlili dianggap memiliki penjelasan yang lebar, namun bukan

berarti dapat menyelesaikan satu pembahasan, karena suatu tema

biasanya dijelaskan atau dilanjutkan uraiannya pada ayat-ayat

lainnya.51

d. Corak

Corak penafsiran merupakan kecenderungan berfikir dari

mufassir yang dapat mendominasi isi penafsiran. Quraish Shihab

membagi corak tafsir menjadi enam, yaitu coral sastra budaya,

filsafat dan teologi, penafsiran ilmiah, fiqh dan hukum, tasawuf,

dan budaya kemasyarakatan.

Corak tafsir Al-Misbah mengarah kepada corak al-adabi

al-ijtimâ‟i, yaitu merupakan corak penafsiran yang berkaitan

dengan budaya kemasyarakatan. Hal ini Nampak dari keseluruhan


50
Taufikurrahman, “Pendekatan Qurais Shihab dalma Tafsir Al-Misbah”, Jurnal Al-Makrifat, 4,
no. 1, (April 2019), 81
51
Zaenal Arifin. “Karakteristik Tafsir Al-Misbah”, Jurnal Al-Ifkar, 8, no.1 (Maret 2020), 16.

digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id


42

jilid pada tafsir Al-Misbah yang penafsirannya mencoba


52
mengkaitkan dengan kehidupan sehari-hari. Al-Misbah

merupakan tafsir di era modern, karena lebih relevan dengan


53
keadaan masyarakat saat ini. Tafsir ini juga lebih mudah

dipahami karena pembahasan yang lugas.

B. Ayat-Ayat Parenting

Pada Al-Qur‟an terdapat banyak ayat yang membahas mengenai

parenting atau pola asuh, berikut diantaranya:

1. Q.S At-Tahrîm ayat 6

Q.S At-Tahrîm terdiri dari 12 ayat yang merupakan surat ke-66

dalam Al-Qur‟an setelah surat hujurat dan sebelum surat At-Tahrîm.

Surat ini tergolong surat madaniyah.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

           

       


   

 

Artinya: “Wahai orang-oranng beriman! Perihalah dirimu dan keluargamu


dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu;
penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak
durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada
mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”

52
Arifin, 19.
53
Budiana dan Gandara, “Kekhasan Manhaj Tafsir AL-Misbah Karya M. Quraish Shihab”, Jurnal
Iman dan Spiritualita, 1, no.1 (2021), 88.
https://journal.uinsgd.ac.id/index.php/jis/article/download/11497/pdf

digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id


43

Saat ayat ini turun diriwayatkan bahwa Umar berkata: “Wahai

Rasulullah, kami sudah menjaga diri kami, dan bagaimana cara kami

untuk menjaga keluarga kami?”. Rasulullah menjawab, “Larang mereka

mengerjakan apa yang dilarang dan perintahkaan mereka melakukan apa

yang diperintahkan oleh Allah kepadamu. Begitulah cara mereka menjaga

diri dari api neraka. Neraka itu dijaga oleh malaikat yang kasar dan keras

yang pemimpinnya berjunah sembilan belas malaikat.”54

Secara bahasa, kata qû ânfusâkum terdiri dari kata qû yang

berbentuk amr lil jama (kata perintah dengan bentuk plural) dari waqa

yang berarti jagalah oleh kalian, dan kata ânfusâkum yang berarti diri

kalian. Kata qû ânfusâkum pada ayat ini memiliki makna sebagai perintah

untuk selalu menjaga diri dan keluarga dari api neraka. Lalu pada kata

gilâz syidad yang terdiri dari dua suku kata, yaitu gilâz yang merupakan

bentuk plural dari kata gâliz yang berarti keras, dan pada kata syidad yang

merupakan bentuk plural dari syadid, yang memiliki arti kasar. Dengan

demikian, kata gilaz syidad dalam ayat ini merupakan deskripsi dari sifat

para malaikat penjaga neraka yang keras dan kasar.55

Ayat ini membahas mengenai pentingnya pendidikan dirumah

yang diberikan kepada orangtua kepada anaknya. Seperti tafsiran Quraish

Shihab dalam kitab tafsir Al-Misbah, beliau memberikan penjelasan

sebagai berikut:

54
Departemen Agama Ri, Al-Qur‟an dan Tafsirannya (Edisi Disempurnakan), Jilid X, (Jakarta:
Kementerian Agama RI), 204-205.
55
Fakhurrazi, “Proteksi Pendidikan Keluarga Dalam Al-Qur‟an (Telaah Q.S At-Tahrim: 6)”,
Jurnal At-Tibyan, Vol: 3, No. 2 (Desember 2008), 190.
https://journal.iainlangsa.ac.id/index.php/tibyan/article/view/691/474

digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id


44

“Pada ayat tersebut terdapattuntunan dari Allah kepada kaum


beriman bahwa mereka harus menjaga diri sendiri serta
keluarganya, yakni istri, anak-anak dan seluruh keluarganya.”

Pada tafsir Al-Misbah disebutkan:

“Hai orang –orang beriman, peliharalah diri kamu dan keluarga


kamu yakni istri, anak-anak, dan seluruh keluarga yang berada di
bawah tanggung jawab kamu”.

Cara untuk menjaga diri dan keluarga yang berada di bawah

tanggung jawabnya ialah dengan memberikan bimbingan dan juga

mendidik anak-anak, istri dan seluruh keluarga supaya terhindar dari api

neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan juga batu-batu. Dan yang

menanganinya neraka itu ialah malaikat-malaikat yang kasar hati dan

perlakuannya yang bertugas untuk menyiksa penghuni neraka.

Malaikat-malaikat tersebut tidak akan mendurhakai Allah dan

melaksanakan tugasnya tanpa melebih-lebihkan dan juga mengurangi dari

apa yang Allah perintahkan. Seperti kata Quraish Shihab pada tafsirannya

“Di atasnya yakni yang menangani neraka itu dan bertugas untuk
menyiksa penghuni neraka adalah malaikat-malaikat yang kasar-
kasar hati dan perlakuannya, yang keras-keras perlakuannya
dalam melaksanakan tugasnya, yang tidak mendurhakai Allah
menyangkut apa yang Dia perintahkan kepada mereka sehingga
siksa yang mereka lakukan tidak kurang maupun tidak berlebihan
dari apa yang diperintahkan Allah, yakni sesuai dengan dosa yang
dilakukan oleh masing-masing penghuni neraka, dan mereka juga
senantiasa dapat dengan mudah mengerjakan apa yang
diperintahkan oleh Allah kepada mereka.”56

Beliau juga menyebutkan pada masa manusia disiksa oleh malaikat

tersebut, malaikat tidak berhenti berkata bahwa orang-orang kafir yang

enggan mengikuti perintah Allah tidak dapat membela dirinya pada hari

56
M. QuraishShihab, Tafsir Al-Misbah, Jilid 14, (Jakarta: Lentera hati, 2002), 326.

digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id


45

pemberian balasan atas segala perpuatan yang telah dilakukan ketika di

dunia. Pernyataan itu sesuai dengan tafsir Al-Misbah sebagai berikut:

“Dalam penyiksaan itu, para malaikat tersebut senantiasa juga


berkata: Hai orang-orang kafir yang enggan mengikuti tuntunan
Allah dan rasul-Nya, janganlah kamu mengemukakan uzur yakni
mengajukan dalih untuk memperingan kesalahan dan siksa kamu
pada hari ini. Karena kini bukan lagi masanya untuk memohon
ampun atau berdalih, ini adalah masa jatuhnya sanksi,
sesungguhnya kamu saat ini hanya diberi balasan sesuai apa yang
kamu dahulu ketika hidup di dunia selalu kerjakan.”

Pada ayat ini Quraish Shihab menyimpulkan bahwa dakwah dan

pendidikan berawal orangtua dan juga keluarga. Ayat ini secara

redaksional tertuju pada kaum pria (ayah). Tetapi ayat ini juga

mengisyaratkan kepada orangtua yakni pria dan wanita (ayah dan ibu).

Ayat ini mengisyaratkan kepada orangtua untuk mampu memberikan

pendidikan dan juga bimbingan yang baik kepada anak-anaknya, dan

diharapkan juga orangtua mampu bertanggungjawab terhadap anak dan

juga pasangan masing-masing juga bertanggungjawab atas kelakuannya.57

Ayat ini dimaksudkan agar orangtua dapat memberikan pendidikan

dan juga pola asuh yang baik mulai dari membiasakan dan juga

mengajarkan hal-hal sederhana, seperti mengajarkan sikap disiplin dalam

aktivitas sehari-hari. Karena seorang anak menerima pendidikan

pertamanya dari ibu dan ayahnya, sehingga orangtua diharuskan untuk

memberikan bimbingan dan juga pengasuhan yang baik sesuai dengan

syariat, supaya anak dapat tumbuh kembang dengan baik.

57
Shihab, 327.

digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id


46

2. Q.S An-Nisâ ayat 9

            

     

Artinya:"Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya


mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka
yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh sebab
itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah
mereka berbicara dengan tutur kata yang benar."58

Allah berpesan pada ayat ini bahwa orang-orang yang berada

didekat seseorang yang akan meninggalkan anak keturunannya yang masih

butuh pengasuhan, lalu ia memberikan nasehat kepada orang yang akan

meninggal tersebut supaya membagikan hartanya kepada oranglain,

sehingga membuat anak-anaknya terbengkalai. Lebih baik mereka tidak

mengatakan hal tersebut karena itu adalah hak dari anak keturunannya

untuk mendapatkan harta waris tersebut. Seperti yang diungkapkan oleh

Quraish Shihab dalam tafsirannya,

“Dan hendaklah orang-orang yang memberikan nasehat kepada


pemilik harta agar membagikan hartanya kepada oranglain
sehingga anak-anaknya terbengkalai, hendaklah mereka
membayangkan seandainya mereka akan meninggalkan di
belakang mereka, yakni setelah mreka meninggal, anak-anak yang
lemah, karena masih kecil atau yang tidak memiliki harta, yang
mereka khawatir terhadap kesejahteraan atau penganiayaan
ataumereka, yakni anak-anak lemah. Jika keadaan serupa dapat
mereka alami, apakah mereka akan dapat menerima nasehat-
nasehat seperti yang mereka berikan? Tentu saja tidak! Oleh karena
itu, hendaklah mereka takut kepada Allah, atau keadaan-keadaan
yang akan menimpa anak mereka di masa depan. Oleh sebab itu
hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah dengan mengindahkan
sekuat kemampuan seluruh parintah-Nya dan menjauhi larangan-

58
Al-Qur‟an Indonesia, https://quran-id.com

digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id


47

Nya, dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar


lagi tepat.”59

Beberapa mufasir seperti Ath-Thabari, Ar-Razi, Ibn Katsir, dll.

memahami ayat ini ditujukan kepada mereka yang menjadi wali anak

yatim, agar mereka dapat memperlakukan anak yatim tersebut dengan baik

seperti mereka memperlakukan anak keturunannya.Yang didukung dengan

ayat selanjutnya yang membahas mengenai ancaman kepada mereka yang

menggunakan harta anak yatim secara aniaya. Ayat yang memerintahkan

pembagian warisan kepada kerabat dan orang-orang yang lemah yang

tidak perlu dipertentangkan lagi, karena hal itu merupakan hak-hak

warisan karena hal itu merupakan anjuran dan hak yang tidak dapat

dilebihkan maupun dikurangi.

Kata (‫ )سديدا‬sadidan terdiri dari huruf Sin dan Dal yang menurut

Ibn Faris, menunjuk pada makna “meruntuhkan sesuatu kemudian

memperbaikinya”.Kata tersebut juga dapat diartikan sebagai istiqomah/

konsistensi. Kata ini juga digunakan untuk menunjuk pada

sasaran.Seorang yang menyampaikan sesuatu yang benar dan kena tepat

pada sasarannya. Dengan demikian, kata sadid dalam ayat diatas tidak

sekedar berarti benar, tetapi juga harus bersifat tepat sasaran. Ayat ini

berlaku umum, sehingga pesan-pesan agamapun, jika bukan pada

tempatnya, tidak diperkenankan untuk disampaikan.60

59
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, Cetakan 1, Vol. 2, (Jakarta: Lentera hati, 2000), 337.
60
Shihab, 338.

digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id


48

Ayat ini dijadikan sebagai bukti sementara adanya dampak negatif

dari perlakuan anak yatim yang biasa terjadi.Amal kebaikan yang

dilakukan oleh orangtua dapat mengantar terpeliharanya harta dan

peninggalan orangtua untuk anaknya yang telah menjadi yatim. Seperti

yang di isyaratkan dalam Q.S Al-Kahfi: 82, yang memiliki arti:

“Adapun dinding rumah (yang hampir runtuh dan diperbaiki oleh


hamba Allah bersama Musa as.) maka ia adalah kepunyaan dua
orang anak yatim di kota itu, da di bawahnya ada harta benda
simpanan bagi mereka berdua, sedang ayah keduanya adalah
seorang yang saleh, maka Tuhanmu mengehndaki supaya mereka
sampai kepada kedewasaannya dan mengeluarkan simpanannya
itu, sebagai rahmat dari Tuhanmu.”

3. Q.S Al-Furqân ayat 74:

         

     


Arinya: "Dan orang-orang yang berkata, "Ya Tuhan kami,
anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan
kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami
pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa."61

Ayat ini menyatakan bahwa hamba-hamba Allah yang terpuji

adalah hamba Allah yang selalu berdo‟a setelah berusaha. Dalam tafsir Al-

Misbah dijelaskan:

“Dan hamba-hamba Allah yang terpuji itu adalah mereka yang


juga senantiasa berkata yakni berdoa setelah berusaha bahwa:
“wahai Tuhan kam, anugerahkanlah buat kami, dari pasangan-
pasangan hidup kami yakni suami atau istri kami serta anak
keturunan kami, kiranya mereka semua menjadi penyejuk-
penyejukmatakami dan orang lain melalui budi pekerti dan karya-
karya mereka yang terpuji, danjadikanlah kami yakni yang berdoa

61
Al-Qur‟an Indonesia, https://quran-id.com

digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id


49

bersama pasangan dan anak keturunannya, jadikan kami secara


khusus bagi orang-orang bertakwa sebagai teladan-teladan”.62

Kata )‫(قرة‬
ّ qurrah yang awalnya memiliki makna dingin, yang

dimaksud yaitu menggembirakan. Sedangkan menurut para ulama bahwa

air mata yang dingin menunjukkan kegembiraan, sedangkan air mata yang

hangat menunjukkan kesedihan. Pada zaman dahulu, gadis yang masih

malu-malu untuk menunjukkan perasaan atau kesediaannya menerima

calon suami, para wali menemukan indikator kesediaan atau penolakannya

melalui air matanya. Bila air mata tersebut dingin, maka berarti gadis

tersebut menerima pinangan, tetapi bila air mata tersebut hangat, berarti

gadis tersebut menolak pinangannya. Ada pula yang berpendapat bahwa

masyarakat Mekah pada umumnya merasa terganggu dengan panas

matahari dan musim panas. Namun sebaliknya, mereka akan menyambut

musim dingin dengan gembira. Dari beberapa alasan diatas kata tersebut

dapat diartikan dengan kegembiraan.63

Pada kata imam yang berasal dari kata )‫يوّم‬


ْ -‫(أم‬
ّ amma-ya‟ummu

yang berarti menuju, menumpu, atau meneladani. Dari kata yang sama

maka lahir kata lain yaitu kata ummyang berarti ibu dan imam yang

memiliki makna pemimpin, keduanya menjadi teladan, tumpuan

pandangan, dan harapan.

62
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: Kesan, Pesan dan Keserasian, Vol. 9, (Jakarta: Lentera
Hati, 2002), 544.
63
Shihab, 545..

digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id


50

Thahir Ibn „Asyur mengamati bahwa sifat-sifat yang dimiliki oleh

manusia yang terpuji memiliki empat sifat pokok, yaitu: pertama,

berkaitan dengan menghiasi diri dengan kesempurnaan agama. Kedua,

berkaitan dengan keterbatasan dari kesesatan kaum musyrik. Ketiga,

berakitan dengan istiqomah melaksanakan syariat islam. Keempat,

berkaitan dengan peningkatan kualitas kesalehan dalam kehidupan dunia.


64

Ayat ini membuktikan bahwa sifat hamba Allah yang terpuji itu

tidak hanya terbatas pada upaya untuk menghiasi diri dengan amal-amal

terpuji, tetapi juga memberikan perhatian kepada keluarga dan anak

keturunan, bahkan masyarakat umum. Selain berdoa, seorang hamba Allah

tentunya juga harus berusaha keras dalam mendidik anak-anaknya dan

keluarga agar menjadi manusia terhormat, karena anak dan pasangan tidak

dapat menjadi penyejuk mata tanpa keberagaman yang baik, bagi budi

pekerti yang luhur serta pengetahuan yang memadai.

4. Q.S Luqmân ayat 12-19

a. Ayat 12

Ayat ini memaparkan tentang seseorang yang bernama

Luqman, beliau dianugerahi hikmah oleh Allah. Hikmah tersebut

diantaranya beliau sampaikan kepada anaknya.

64
Shihab, 545.

digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id


51

 
            

         


 
Artinya: “Dan sungguh, telah Kami berikan hikmah kepada Luqman,
yaitu, “Bersyukurlah kepada Allah! Dan barangsiapa
bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya dia
bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa tidak
bersyukur (kufur), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya,
Maha Terpuji.

Pada ayat ini disampaikan bahwa sesungguhnya Allah Yang

Maha Perkasa dan Bijaksana telah memberikan dan mengajarkan serta

memberikan ilham-Nya kepada Luqman. Seperti yang telah

disampaikan oleh Quraish Shihab, dalam Tafsir Al-Misbah:

“Dan sesungguhnya Kami Yang Maha Perkasa dan Bijaksana


telah menganugerahkan dan mengajarkan juga mengilhami
hikmah kepada Luqman, yaitu: “Bersyukurlah kepada Allah,
dan barang siapa yang bersyukut kepada Allah, maka
sesungguhnyaia bersyukur untuk kemaslahatan dirinya sendiri;
dan barangsiapa yang kufur yakni tidak bersyukur, maka yang
merugi adalah dirinya sendiri. Dia seikit pun tidak merugikan
Allah, sebagaimana yang bersyukur tidak menguntungkan-Nya,
karena sesungguhnya Allah Maha Kaya tidak butuh kepada
apapun, lagi Maha Terpuji oleh makhluk di langit dan bumi.”65

Kata dan pada awal ayat berhubungan dengan ayat 6, yaitu

“Dan di antara manusia ada yang membeli ucapan yang

melengahkan”.

Ia berfungsi untuk menghubungkan kisah an-Nadhr Ibn al-Haris

dan kisah Luqman yang terdapat pada ayat ini, karena terdapat daya

tarik keajaiban dan keanehan diantara keduanya. Pada ayat pertama

65
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur‟an, Vol. 11,
(Jakarta: Lentera Hati, 2002), 120.

digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id


52

terdapat keanehan dalam kesesatan, sedangkan ayat kedua terdapat

keanehan dalam perolehan hidayah dan hikmah. Pendapat ini menurut

Ibn „Asyur.

Kata hikmah telah telah disinggung oleh Quraish Shihab dalam

ketika menafsirkan ayat 2 di atas. Beliau memberi tambahan bahwa

para ulama memberikan keterangan mengenai makna hikmah dalam

tafsirannya, yaitu:

“Menurut al-Biqa‟i, hikmah yaitu mengetahui yang paling


utama dari segala sesuatuu, baik pengetahuan, maupun
perbuatan. Ia adalah ilmu amaliah dan amal ilmiah. Ia adalah
ilmu yang didukung oleh amal, dan amal yang tepat dan
didukung pula oleh ilmu. Seseorang yang ahli akan sesuatu
dinamai hakim.”66

Hikmah bisa juga diartikan sebagai sesuatu yang apabila

digunakan/diperhatikan akan menghalangi terjadinya mudarat atau

kesulitan yang lebih besar atau mendatangkan kemaslahatan dan

kemudahan yang lebih besar. Makna ini diambil dari kata hakamah,

yang berarti kendali. Kendali dapat menghalangi apapun mengarah ke

arah yang tidak diinginkan. Memilih sesuatu yang terbaik dari dua hal

yang buruk pun akan dinamai hikmah dan pelakunya dinamai hakim.

Imam al-Ghazali memberi pemahaman tentang kata hikmah

dalam arti pengetahuan tentag sesuatu yang paling utama dari Allah.

Jika demikian Allah merupakan hakim yang sebenarnya. Karena Dia

yang mengetahui ilmu yang paling abadi. Quraish Shihab

menambahkan

66
Shihab, 121.

digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id


53

“Karena Dia yang mengetahui segala ilmu yang paling abadi.


Dzat serta sifat-Nya tidak tergambar dalam benak, tidak juga
mengalami perubahan. Hanya Dia juga yang mengetahui
wujud yang paling mulia, karena hanya Dia yang mengenal
hakikat, dzat, sifat dan perbuatan-Nya. Jika Allah
menganugerahkan hikmah kepada seseorang, maka yang
dianugerahi telah memperoleh kebajikan yang banyak. Seperti
yang terdapat pada Q.S Al-Baqarah ayat 269”.67

Pada tafsirannya Quraish Shihab menjelaskan baha kata syukur

diambil dari kata syakara yang artinya pujian atas kebaikan. Rasa

syukur manusia kepada Allah dimulai ketika manusia menyadari

sesuatu dari hatinya betapa besar nikmat dan anugerah yang telah

Allah berikan.

Ayat ini menggunakan bentuk kata kerja masa kini dan datang

untuk menunjukkan kesyukuran (‫ )يشكر‬yasykur, sedangkan saat

membicarakan kekufuran, kata kerja yang dgunakan adalah kata kerja

masa lampau. Dalam tafsiranya disebutkan bahwa:

“Menurut al-Biqa‟i memperoleh kesan dari penggunaan


bentuk kata kerja itu bahwa siapa yang datang kepada Allah
pada masa apapun, Allah akan menyambutnya dan anugerah-
Nya akan senantiasa tercurah kepada-Nya sepanjang amal
yang dilakukannya, di sisi lain kesyukurannya itu hendaknya
ditampilkan secara berkesinambungan dari waktu ke waktu.
Namun sebaliknya, jika menggunakan kata kerja masa lampau
pada kekufuran adalah untuk mengisyaratkan bahwa jika itu
terjadi, Allah akan berpaling dan tidak menghiraukannya.”68

Pada kata (‫)غن‬


ّ , menurut Imam Ghazali, Allah bersifat

Ghaniyy, adalah “Dia yang tidak memiliki hubungan dengan selain-

67
Shihab, 122.
68
Shihab 123.

digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id


54

Nya, tidak dalam Dzat-Nya tidak pula dalam sifat-Nya, bahkan Dia

Maha Suci dalam segala macam hubungan ketergantungan.”

Kata (‫)محيد‬ Maha Terpuji, kata ini digunakan untuk memuji

yang di peroleh diri sendiri maupun diperoleh orang lain. Ada tiga

unsur perbuatan terpuji. Pertama, perbuatan indah/ baik. Kedua,

dilakukan secara sadar, dan ketiga, tidak atas dasar terpaksa.

b. Ayat 13

          


   

  


  
 
Artinya: “Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya,
ketika dia memberi pelajaran kepadanya, “wahai anakku!
Janganlah engkau menyekutukan Allah, sesungguhnya
mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman
yang besar”

Ayat diatas menjelaskan mengenai pengalaman hikmah yang

didapatkan oleh Luqman serta pengajarannya terhadap anaknya.

Luqman yang disebutkan pada surat ini adalah seorang tokoh yang

diperselisihkan identitasnya. Quraishh Shihab menyebutkan bahwa:

“Diriwayatkan bahwa Suwayd ibn ash Shamit suatu ketika


datang ke Mekkah. Ia adalah seorang yang cukup terhormat di
kalangan masyarakatnya. Lalu Rasulullah mengajaknya untuk
memeluk agama Islam. Suwayd berkata kepada Rasulullah,
“Mungkin apa yang ada padamu itu sama dengan apa yang
ada padaku.” Rasulullah berkata, “Apa yang ada padamu?”
ia menjawab, “Kumpulan hikmah Luqman.” Kemudian
Rasulullah berkata, “Tunjukkanlah kepadaku.” Suwayd pun
menunjukkannya, lalu Rasulullah berkata, “ Sungguh
perkataan yang amat baik! Tetapi apa yang ada padaku lebih
baik dari itu. Itulah Al-Qur‟an yang diturunkan Allah
kepadaku untuk menjadi petunjuk dan cahaya.”Rasulullah lalu

digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id


55

membacakan Al-Qur‟an padanya dan mengajaknya memeluk


islam.”

Banyak pendapat yang menyebutkan mengenai siapa Luqman

Al-Hakim. Ada yang berpendapat bahwa Ia merupakan seseorang

yang berasal dari Nuba. Pendapat lain mengatakan bahwa ia berasal

dari mesir selatan yang berkulit hitam. Hampir semua yang

menceritakan riwayatnya sepakat bahwa Luqman bukanlah seorang

Nabi. Pendapat lain mengatakan bahwa ia bukan orang Arab, tetapi ia

merupakan seseorang yang bijaksana.

Pada tafsir Al-Misbah disebutkan:

“Sahabat Nabi saw., Ibn Umar ra. Menyatakan bahwa Nabi


bersabda: “Aku berkata benar, sesungguhnya Luqman
bukanlah seorang Nabi, tetapi dia adalah seorang hamba
Allah yang banyak menampung kebajikan, banyak merenung,
dan keyakinannya lurus. Dia mencintai Allah, maka Allah
mencintainya, menganugerahkan kepadanya hikmah. Suatu
ketika dia tidur di siang hari, tiba-tiba dia mendengar suara
memanggilnya seraya berkata: di siang hari, tiba-tiba dia
mendengar suara memanggilnya seraya berkata: “ Hai
Luqman maukah engkau dijadikan Allah khalifah yang
memerintah di bumi?” Luqman menjawab, “Kalau Tuhanku
memberiku pilihan, maka aku memilih afiat (perlindungan)
tidak memilih ujian. Tetapi bila itu ketetapan-Nya, maka akan
kuperkenankan dan kupatuhi, karena kau tahu bahwa itu
ditetapkan Allah bagiku, pastilah Dia melindungiku dan
membantuku. Para malaikat yang tidak dilihat oleh Luqman
bertanya: “Mengapa demikian?” Luqman menjawab:
“Karena penguasa adalah kedudukan yang paling sulit dan
paling keruh. Kezaliman menyelubunginya dari segala
penjuru. Bila seorang adil maka wajar ia selamat, dan bila ia
keliru, keliru pula ia menelusuri jalan ke surga. Seorang yang
hidup hina di dunia lebih aman daripada ia hidup mulia
(dalam pandangan manusia). Dan siapa memilih dunia dengan
mengabaikan akhirat, maka dia pasti dirayu oleh dunia dan
dijerumuskan olehnya dan ketika itu ia tidak akan memperoleh
sesuatu di akhirat.” Para malaikat sangat kagum dengan
ucapannya. Selanjutnya Luqman tertidur lagi. Dan ketika ia

digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id


56

terbangun, jiwanya telah dipenuhi hikmah dan sejak itu


seluruh ucapannya adalah hikmah. Demikian yang ditemukan
dalam kitab hadits Musnad al-Firdaus.”69

Kata (‫ )يعظه‬diambil dari kata (‫ )وعظ‬yaitu nasehat yang

menyangkut berbagai kebaikan dengan cara yang menyentuh hati.

Ada juga yang mengartikannya sebagai ucapan yang mengandung

peringatan dan ancaman. Kata ini disebutkan sesudah kata dia berkata

untuk memberi gambaran tentang bagaimana perkataan itu beliau

sampaikan, yakni tidak membentak, tetapi penuh dengan kasih dan

sayang, sebagaimana dapat dipahami dari panggilan merasanya

kepada anaknya. Kata ini juga mengisyaratkan bahwa nasehat itu

dilakukan dari waktu ke waktu secara rutin.

Sementara ulama lain memahami kata (‫ )وعظ‬dalam arti ucapan

yang mengandung peringatan dan ancaman, bahwa kata tersebut

mengisyaratkan bahwa anak Luqman itu adalah seseorang yang

mysyrik, sehingga sang ayah mendapat hikmah itu terus menerus

menasehatinya sampai akhirnya sang anak mengakuinya.

Menurut Quraish Shihab pada kata (‫ )بن‬merupakan patron


ّ

yang menggambarkan kemungilan. Berasal dari kata (‫ )إبن‬yang berarti

anak laki-laki. Kemungilan tersebut bermakna kasih sayang. Dari sini

69
Shihab, 126.

digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id


57

dapat disimpulkan bahwa ayat ini memiliki isyarat bahwa mendidik

anak hendaknya didasari oleh rasa kasih sayang.

c. Ayat 14

          

         


Artinya: “Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik)
kepada kedua orangtuanya. Ibunya telah mengandungnya
dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan
menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-
Ku dan kepada kedua orangtuamu. Hanya kepada Aku
kembalimu.”

Ayat ini dinilai oleh banyak ulama bukan termasuk bagian dari

pengajaran Luqman kepada anaknya. Ayat ini disisipkan didalam Al-

Qur‟an untuk menunjukkan betapa penghormatamn dan kebaktian

kepada kedua orangtua yang menempati tempat kedua setelah

pengagungan terhadap Allah. Meskipun ayat ini tidak termasuk dalam

nasehat Luqman kepada anaknya, teapi bukan berarti jika Luqman

tidak menasehati anaknya dengan nasehat yang serupa. Dalam tafsir

Al-Misbah disebutkan bahwa:

“Al-Biqa‟i menilainya sebagai lanjutan dari nasehat Luqman.


Ayat ini menurutnya bagaikan menyatakan: Luqman
menyatakan hal itu kepada anaknya sebagai nasehat
kepadanya, padahal Kami telah mewasiatkan anaknya dengan
wasiat itu seperti apa yang dinasehatkannya menyangkut hak
Kami.”70

Ayat ini seperti menyatakan bhawa Allah telah memeberi

pesan dengan tegas kepada semua manusia mengenai kedua orangtua.

70
Shihsab 128.

digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id


58

Ibunya telah mengandungnya dalam keadaaan lemah dan dia

melahirkan dengan susah payah, kemudian menyusui hingga umur

dua tahun lalu menyapihnya. Seperti yang disampaiakan oleh Quraish

Shihab dalam tafsirnya:

“Dan kami wasiatkan yakni berpesan dengan amat kukuh


kepada semua manusia menyangkut kedua orang ibu-
bapaknya; Pesan kami disebabkan karena ibunya telah
mengandungnya dalam keadaan kelemahan, yakni kelemahan
berganda dan dari saat ke saat bertambah-tambah. Lalu dia
melahirkannya dengan susah payah, kemuan memelihara dan
menyusukannya setiap saat, bahkan di tengah malam, ketika
saat manusia lain tertidur nyenyak. Demikian hingga tiba
masa menyapikannya dan penyapiannya di dalam dua tahun
terhitung sejak hari kelahiran sang anak. Ini jika orang tuanya
ingin menyempurnakan penyusuan. Wasiat kami itu adalah:
bersyukurlah kepada-Ku! Karena Aku yang menciptakan kamu
dan menyediakan semua sarana kebahagiaan kamu, dan
bersyukurlah kepada dua orang ibu bapak kamu karena
mereka yang Aku jadikan perantara kehadiran kamu di
bumi.”71

Ayat ini tidak menyebut jasa bapak, tetapi menekankan

terhadap jasa ibu, karena ibu memiliki peran penting dalam kelahiran

seorang anak. Setelah melahirkan seorang ibu akan menyeusui

anaknya hingga anaknya berubur dua tahun. Quraish Shihab

menyebutkan meskipun seorang ayah tidak memiliki peran besar

dalam proses melahirkan anak, namun jasanya tidakk boleh diabaikan.

Oleh sebab itu anak berkewajiban untuk berdoa untuk ayahnya,

sebagaimana berdoa untuk ibunya. Sebagaimana yang telah

disebutkan dalam Q.S Al-Isra‟ ayat 24.

71
Shihab, 129.

digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id


59

Kata ‫هىًا‬
ْ ‫ َو‬yang berarti kelemahan atau kerapuhan. kerapuhan.

Yang dimaksud disini adalah kurangnya kemampuan dari seorang ibu

untuk memikul beban kehamilan, penyusuan dan pemeliharaan anak.

ِ ٍْ ‫صالُهٗ فِ ًْ عَا َم‬


Lalu pada firman Allah ( ‫ه‬ َ ِ‫ ) َّوف‬mengisyaratkan betapa

penyusuan anak sangat penting dilakukan oleh ibu kandung.

Tujuannya adalah untuk dapat menumbuhkembankan anak dalam

kondisii fisik dan psikis yang baik.

Hal-hal yang menarik dari pesan ayat ini dan ayat sebelumnya

yaitu bahwa jika masing-masing pesan disertai dengan argumennya.

Seperti yang telah dijelaskan oleh Quraish Shihab dalam akhir

penafsirannya pada ayat ini, yakni:

“jangan mempersekutukan Allah, sesungguhnya


mempersekutukan-Nya adalah penganiayaan yang besar.”
Sedang ketika mewasiati anak menyangkut orangtuanya
ditekankan bahwa “ibunya telah mengandungnya dalam
keadaan kelemahan di atas kelemahan dan penyapianya di
dalam dua tahun.” Demikianlah materi pendidikan yang
disajikan. Dibuktikan kebenarannya dengan argumentasi yang
dipaparkan atau yang dapat dibuktikan oleh manusia melalui
penalaran akalnya. Metode ini bertujuan supaya manusia
merasa bahwa ia ikut berperan menemukan kebenaran dan
dengan demikian ia merasa memilikinya serta bertanggung
jawab mempertahankannya.”72

d. Ayat 15

            

       


     
 

      


     

72
Shihab, 131.

digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id


60

Artinya: “Dan jika keduanya memaksamu untuk menyekutukan Aku


dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang
itu, maka janganlah engkau menaati keduanya, dan
pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan
orang yang kembali kepada-Ku. Kemudian hanya kepada-Ku
tempat kembalimu, maka akan Aku beri tahukan kepadamu
apa yang telah kamu kerjakan.”

َ ‫ ) َجاه َٰد‬diambil dari kata juhd yakni kemampuan.


Pada kata (‫ك‬

Kata yang digunakan pada ayat ini menggambarkan adanya upaya

yang sungguh-sungguh. Jika upaya bersungguh-sungguh saja dilarang,

dalam hal ini bisa berbentuk ancaman.

Yang dimaksud dengan (‫ع ْلم‬


ِ ‫ْس لَكَ بِ ٖه‬
َ ٍَ‫ ) َما ل‬adalah tidakk ada

pengetahuan tentang kemungkinan terjadinya. Dalam hal ini berarti

tidak ada wujud yang diketahui dapat mempersekutukan Allah.

Quraish Shihab menyampaikan:

“Di sisi lain, jika sesuatu yang masih tidak diketahui duduk
soalnya-boleh atau tidak- telah dilarang, maka tentu lebih
terlarang lagi apabila telah terbuktii adanya larangan
atasnya. Bukti-bukti tentang keesaan Allah dan tiada sekutu
bagi-Nya terlalu banyak, sehingga penggalan ayat ini
merupakan penegasan tentang larangan mengikuti siapapun-
walaupun kedua orangtua- dan walau dengan memaksa
anaknya mempersekutukan Allah.”73

Pada kata ‫ َم ْعزُوْ فًا‬mencakup segala hal yang dinilai baik oleh

masyarakat, selama hal tersebut tidak bertentangan dengan akidah

islam. Diriwayatkan bahwa Asma‟ putri Sayyidina Abu Bakar ra.

Pernah didatangi oleh ibunya yang ketika itu masih musyrikah. Asma‟

bertanya kepada Nabi bagaimana seharusnya ia bersikap/ Maka Nabi

73
Shihab, 132.

digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id


61

memerintahkannya untuk tetap menjalin hubungan baik, menerima

dan dan memberinya hadiah serta mengunjungi dan menyambut

kunjungannya.

Ibn „Asyur berpendapat bahwa seorang anak boleh saja

membelikan untuk ibu dan bapaknya yang kafir dan fakir minuman

keras jika mereka terbiasa dan senang meminumnya, karena

meminum minuman keras buat orang kafir bukanlah sesuatu yang

munkar.

َ ‫ َّواتَّبِ ْع َسبٍِ َْل َم ْه اَو‬dalam arti ikutilah jalan orang


َّ َ‫َاب اِل‬
Pada kata ً

yang meninggalkan kemusyrikan serta larangan Allah yang lain,

termasuk larangan untuk mendurhakai orangtua. Thabathaba‟i

berkomentar bahwa

“Penggalan ayat ini merupakan kalimat singkat tetapi


mengandung makna yang luas. Ulama ini menuliskan bahwa
Allah berpesan agar setiap orang menyertai ibu bapaknya
dalam urusan-urusan keduniaan, bukan agama dengan cara
yang baik, sesuai dengan pergaulan yang dikenal, bukan yang
mungkar sambil memperlihatkan kondisi keduanya dengan
lemah lembut tanpa kekerasan. Anak juga harus dapat
memilkul beban yang dipikulkan ke atas pundaknya oleh kedua
ibu bapaknya, karena dunia tidak lain kecuali hari-hari yang
terbatas dan masa yang berlalu. Jika kedua orangtuamu
berada dijalan Allah maka ikutilah jalan kedua orangtuamu,
tetapi jika sebaliknya maka ikutilah jalan selain mereka, yaitu
jalan orang-orang kembali kepada Allah.”74

e. Ayat 16

  


 
           

             

74
Shihab, 133.

digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id


62

Artinya: (Luqman berkata), “ wahai anakku! Sungguh, jika ada (sesutau


perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit
atau di bumi, niscaya Allah akan memberinya (balasan).
Sesungguhnya Allah Maha Halus, Maha Mengetahui.”
Ayat ini melanjutkan tentang wasiat Luqman kepada anaknya. Kali,

ِ َ‫ل‬
yang diuraikan adalah kedalaman ilmu Allah. Pada kata ‫طٍْف‬ yang

diambil dari kata lathafa yang huruf nya terdiri dari lam, tha dan fa‟. Kata

ini mengandung makna lembut, halus atau kecil. Dari makna ini kemudian

lahir makna ketersembunyian dan ketelitian.

Imam Ghazali menjelaskan jika yang berhak mendapat sifat ini

adalah yang mengetahui perincian kemaslahatan dan seluk belukk

rahasianya, yan kecil dan yang halus, kemudian menempuh jalan untukk

menyampaikannya kepada yang berhak secara lemah lembut bukan

kekerasan.

Quraish Shihab menyebutkan:

“Sekelumit dari bukti dari “Kemaha-lemah lembutan” Ilahi dapat


terlihat dari bagaimana Dia memelihara janin dalam perut ibu dan
melindunginya dalam tiga kegelapan; kegelapan dalam perut,
kegelapan dalam rahim, dan kegelapan dalam selaput yang
menutup anak dalam rahim. Demikian juga memberinya makan
melalui tali pusar samapi ia lahir kemudian mengilhaminya
menyusu, tanpa diajari oleh siapapun.”75

Kata ‫ خَ بٍِْز‬yang memiliki makna pada dua hal, yaitu pengetahuan

dan kelemahlembutan. Khabír dari segi bahasa dapat berarti yang

mengetahui dan juga tumbuhan yang lunak. Menurut Imam Al-Ghazali

Allah merupakan al-Khabír, karena tidak tersembunyi bagi-Nya hal-hal

75
Shihab, 136.

digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id


63

yang sangat dalam dan yang disembunyikan, serta tidak terjadi sesuatu pun

dalam alam semseta kecuali atas sepengetahuan-Nya.76

Dapat dikatakan jika ayat yang sebelumny amenyatakan tentang

keesaan Allah dan larangan untuk menyekutukan-Nya, maka pada ayat ini

menggambarkan Kuasa Allah melakukan perhitungan atas amal-amal

perbuatan manusia di akhirat nanti.

f. Ayat 17

         


      

 
  
      
Artinya: “Wahai anakku! Laksanakaanlah sholat dan suruhlah (manusia)
berbuat makruf dan cegahlah (mereka) dari yang munkar dan
bersabarlah terhadap apa yang menimpamu, sesungguhnya yang
demikian itu termasuk perkara yang penting.”

Luqman melanjutkan nasehatnya kepada anaknya nasehat yang

dapat menjamin kesinambungan Tauhid serta kehadiran Ilahi dalam kalbu

sang anak. Beliau berkata sambil tetap memanggilnya dengan panggilan

mesra. Seperti yan disebutkan oleh Quraish Shihab dalam tafsirannya:

“Wahai anakku sayang, laksanakanlah shalat dengan sempurna


syarat, rukun dan sunnah-sunnahnya. Dan di samping engkau
memperhatikan dirimu dan membentenginya dari kekejian dan
kemungkaran, anjurkan pula oranglain berlaku serupa. Karena itu,
perintahkanlah secara baik-baik siapapun yang mampu engkau
ajak mengerjakan yang ma‟ruf dan cegahlah mereka dari
kemungkaran. Memang, engkau akan mengalami banyak tantangan
dan rintangan dalam melaksanakan tuntunan Allah, karena itu
tabah dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu dalam
melaksanakan aneka tugasmu.”

76
Shihab 137.

digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id


64

Nasehat luqman diatas menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan

amal-amal saleh yang puncaknya adalah sholat, serta melakukan amal-amal

kebajikan.dan juga nasehat yang berisi perisai yang membentengi seseorang

dari kegagalan yaitu sabar dan tabah.menyuruh mengerjakan makruf

mengandung makna bahwa yang berpesan sendiri harus mengerjakannya

terlebih dahulu sebelum memerintahkan oranglain. Oleh sebab itu mungkin

yang menjadi pertimbangan mengapa Luqman tidak memerintahkan anaknya

untuk melaksanakan ma‟ruf dan menjauhi munkar, tetapi memerintahkan

anaknya untuk menyuruh dan mencegah.

Ma‟ruf merupakan kesepakatan umum masyarakat, maka sewajarnya

ia diperintahkan. Munkar yang juga telah disepakati bersama, ia perlu dicegah

demi menjaga keutuhan masyarakat dan keharmonisannya.

Kata shabr yang memiliki tiga makna. Pertama, menahan. Kedua,

ketinggian sesuatu, dan ketiga, sejenis batu. Ketiga makna tersebut dapat

berkaitan, apalagi jika pelakunya adalah manusia. Seseorang yang sabar akan

menhaan diri, dan untuk melakukan itu memerlukan kekuatan jiwa, dan

mental bajam agar dapat mencapai ketinggian yang diharapkan. Sabar

merupakan menahan gejolak nafsu demi mencapai yang baik atau yang

terbaik.77

77
Shihab, 138.

digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id


65

g. Ayat 18-19

             
 

 
          

        


Artinya : “Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia
(karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi
dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-
orang yang sombong lagi membanggakan diri. dan
sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu.
Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.

Nasehat Luqmân kali ini berkaitan dengan akhlak dan sopan santun

berinteraksi dengan manusia. Beliau menasehati anaknya dengan

berkata:

“Dan wahai anakku, dii samping butir-butir nasehat yang


sebelumnya, janganlah engkau berkeras memalingkan pipimu
yakni mukamu dari manusia yang didorong oleh penghinaan dan
kesombongan. Tetapi tampillah kepada setiap orang dengan wajah
berseri penuh rendah hati. Dan bila engkau melangkahm
janganlah berjalan di muka bumi dengan angkuh, tetapi
berjalanlah dengan lemah lembut penuh wibawa. Sesungguhnya
Allah tidak menyukai yakni tidak melimpahkan anugerah kasih
sayang-Nya kepada orang-orang yang sombong lagi
membanggakan diri. Dan bersikap sederhanalah dalam
perjalananmu, yakni jangan membusungkan dada dan jangan juga
merunduk bagaikan orang sakit. Jangan berlari tergesa-gesa dan
jangan juga sangat perlahan menghabiskan waktu. Dan
lunakkanlah suaramu sehingga tidak terdengar kasar bagaikan
terakan keledai. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara
keledai karena awalnya siulan yang menarik dan akhirnya tarikan
nafas yang buruk.”78

َ ُ‫ ت‬yang diambil dari kata ash-sha‟ar yang berarti


Pada kata ْ‫صعِّز‬

penyakit yang menimpa unta dan membuat lehernya kesleo. Sehingga

78
Shihab, 139.

digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id


66

membuatnya berpaling sehingga tekanan tidak tertuju pada bagian yang

sakit. Dari kata ini menggambarkan ayat diatas tentang upaya keras

seseorang untuk bersikap angkuh dan menghina oranglain.

ِ ْ‫فِى ْاْلَر‬
Kata ‫ض‬ yang memiliki arti di bumi pada ayat ini

mengisyaratkan bahwa asal mula terciptanya manusia adalah dari tanah,

sehingga dia hendaknya jangan menyombongkan diri.

Kata mukhtâlan diambil dari akar kata khayâl. Awal mulanya kata ini

berati orang yang memiliki ringkah laku yang diarahkan oleh khayalan

bukan oleh kenyataan. Orang yang seperti ini akan berjalan dengan

angkuh . seseorang yang membanggakan apa yang ia miliki, tidak jarang

juga akan membanggakan apa yang tidak ia miliki. Yang ditunjukkan

oleh ata fakhûran, yaitu sering membanggakan diri. Pada kata mukhtâl

dan fakhûr memiliki makna kesombongan, pada kata pertama

kesombongaan yang diperlihatkan melalui tingkah laku, sedang yang

kedua adalah kesombongan yang terucap dari kata-katanya.

Demikian Luqman al-Hakim mengakhirir nasehat yang mencakup

pokok-pokok tuntunan agama. Terdapat akidah, syariat dan akhlak, tiga

unsur ajaran Al-Qur‟an. Terdapat pula akhlak terhadap Allah, terhadap

oranglain dan diri sendiri. Terdapat juga perintah moderasi yann

merupakan ciri-ciri dalam segala kebajikan, serta perintah bersabar, yang

merupakan syarat mutlak untuk meraih kesuksesan duniawi dan ukhrawi.

Seperti itulah Luqman Al-Hakim dalam mmendidik anaknya bahkan

digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id


67

memberikan tuntunan kepada siapapun yang ingin mengikuti jalan

kebajikannya.79

5. Q.S Al-Isrâ‟ ayat 23-25

a. Ayat 23

              

          
 

   


Artinya: “Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan
menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu
bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya
sampai berusia lanjur dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali
janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah”
dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah
kepada keduanya perkataan yang baik.”

Ayat ini menyatakan bahwa Tuhan akan selalu membimbing dan

berbuat baik kepada manusia dan adanya perintah untuk menyembah

hanya kepada Allah serta hendaknya manusia berbakti kepada orangtua.

Seperti yang disampaikan oleh Quraish Shihab dalam tafsirannya pada

ayat ini yaitu:

“Dan Tuhanmu yang selalu membimbing dan berbuat baik


kepadamu, telah menetapkan dan memerintahkan supaya kamu
yakni engkau wahai Nabi Muhammad dan seluruh manusia jangan
menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbakti kepada
kedua orangtua yakni ibu bapak kamu dengan kebaktian
sempurna.”80

79
Shihab, 140.
80
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur‟an, Vol. 7,
(Jakarta: Lentera Hati, 2002), 443.

digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id


68

Terdapat juga larangan untuk tidak menyampaikan kata-kata

amarah dan larangan untuk membentak kedua orangtua. Disebutkan

bahwa:

“jika salah satu atau kedua-duanya mencapai ketuaan yaitu


berumur lanjut atau dalam keadaan lemah sehingga mereka
terpaksa berada di sisimu atau dalam pemeliharaanmu, maka
sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya
perkataan “ah” atau suara dan kata yang mengandung makna
amarah atau pelecehan walau sebanyak dan sebesar apa
pengabdian dan pemeliharaanmu kepadanya dan janganlah
engkau membentak keduanya mengenai apa yang telah mereka
lakukan, dan ucapkanlah kepada kedunya perkataan yang mulia
yakni perkataan yang baik, lembut dan penuh kebaikan serta rasa
hormat.”

Ayat ini dimulai dengan kalimat tegas mengenai ketetapan perintah

Allah untuk mengesakan Allah dalam beribadah, mengikhlaskan diri

serta tidak mempersekutukannya. Keyakinan akan keesaan Allah serta

keikhlasan kepada-Nya adalah dasar dari setiap kegiatan yang dilakukan.

Setiap kewajiban atau aktivitas apapun harus dikaitkan dengan Allah.

Kewajiban yang paling utama adalah kewajiban untuk tetap mengesakan

Allah dan beribadah kepada-Nya, setelahnya yaitu kewajiban untuk

berbakti kepada kedua orangtua.

Ketika Quraish Shihab menafsirkan Q.S An-Nisa ayat 36, beliau

telah memperinci kandungan makna (‫)إحساوا‬. Beliau menyampaikan

bahwa Al-Qur‟an memakai kata (‫ )إحساوا‬untuk dua hal. Pertama, memberi

nikmat kepada pihakk lain, dan kedua perbuatan baik. Maknanya bahkan

lebih tinggi daripada kandungan makna adil, karena adil memperlakukan

oranglain dengan sama dengan perlakuan yang telah didapatkan,

digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id


69

sedangkan (‫ )إحساوا‬memperlakukan dengan lebih baik dari perlakuan yang

telah didapatkan. Quraish Shihab menambahkan:

“Adil adalah mengambil semua hak anda dan atau memberi


semua hakk oranglain, sedang ihsan adalah memberi lebih
banyak daripada yang harus anda beri dan mengabil lebih
sedikit dari yang seharusnya anda ambil.”81

Menurut pakar bahasa, pada kata (‫ )إلى‬mengandung makna jarak,

sedangkan Allah tidak menginginkan adanya jarak antara anak dan

orangtua. Anak harus selalu mendekat dan merasa dekat kepada ibu

bapaknya. Ihsan atau berbakti kepada orantua yang diperintahkan dalam

agama islam, adalah bersikap sopan kepada keduanya dalam ucapan

maupun perbuatan sesuai dengan adat masyarakat tempat tinggal,

sehingga mereka merasa senang, serta mencukupi kebutuhan-kebutuhan

mereka dalam keadaan wajar sesuai dengan kemampuan.

َّ ‫اِ َّما ٌَ ْبلُغ‬. Hal ini untuk


Ayat diatas juga menyebut secara tegas ‫َه‬

menekankan bahwa bagaimanapun keadaan mereka, mereka harus

mendapat perhatian anak-anaknya. Quraish Shihab mengatakan:

“memang boleh jadi keberadaan orangtua sendirian atau


keberadaan mereka berdua masing-masing dapat menimbulkan
sikap tak acuh kepadanya. Boleh jadi juga jika keduanya masih
berada di sisi anak-anaknya, maka sang anak yang segan atau
cinta pada salah satunya terpaksa berbakti kepada keduanya. Dan
ini menjadikan ia tidak berbakti lagi ketika yang ia segani dan
cintai sudah tidak ada. Di sisi lain,, boleh jadi juga jika yang
hidup bersama anak hanya seorang saja diantara keduanya, maka
a berbakti kepadanya sedang bila kedua-duanya, maka baktinya
berkurang dengan banyak dalih. Oleh sebab itu ayat ini menutup
segala dalih bagi anak untuk tidak berbakti kepada kedua
orangtuanya.”82

81
Shihab, 444.
82
Shihab, 446.

digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id


70

Ayat tersebut menuntut agar apa yang disampaikan kepada kedua

orangtua bukan saja yang benar atau tepat, bukan juga yang sesuai dengan

adat kebiasaan yang baik dalam suatu masyarakat, tetapi juga harus yang

terbaik dan termulia. Jika orangtua melakukan sesuatu kesalahan terhadap

anak, maka kesalahan itu harus dainggap tidak ada/dimaafkan karena tidak

ada orangtua yang beraksud buruk terhadap anaknya.

b. Ayat 24

         

 
 
Artinya: “Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh
kasih sayang dan ucapkanlah, “wahai Tuhanku! Sayangilah
keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada
waktu kecil.”

Ayat ini tidak membedakan antara bapak dan ibu. Pada dasarnya

memang hendaknya ibu didahulukan atas bapak, tetapi tidak selalu

demikian. Thahir Ibn „Asyur menulis bahwa Imam Syafi‟i pada dasarnya

keduanya sama, sehingga bila salah satu yang hendak didahulukan, sang

anak hendaknya mencari faktor atau penyebab sebagai penguat untuk

dapat mendahulukan nsalah satunya.

Doa kepada kedua orangtua pada ayat ini diperintahkan

menggunakan ayat ًْ ِ‫ َك َما َربَّ ٍٰى‬yang oleh beberapa ulama diartikan sebagai

disebabkan karena mereka telah mendidikku waktu kecil, bukan

sebagaimana mereka telah mendidikku waktu kecil. Pada kata

sebagaimana, artinya adalah yang dimohonkan adalah yang kualitas dan

digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id


71

kuantitasnya sama dengan apa yang telah di peroleh dari keduanya. Tetapi

bila berkata disebabkan karena, limpahan rahmat yang dimohonkan

diserahkan sepenuhnya kepada kemurahan Allah, dan dapat melimpah

jauh lebih banyak dan besar dari apa yang telah diperoleh.

Pada ayat ini juga menuntun agar anak dapat mendoakan

orangtuanya. Beberapa ulama menegaskan bahwa doa kepada orangtua

yang dianjurkan di ayat ini adalah hanya bagi seorang muslim, baik masih

hidup maupun telah meninggal. Sedangkan bila ayah atau ibu yang tidak

beragama Islam telah meninggal, maka dilarang bagi anaknya untuk

mendoakannya.

Pada tafsirannya Quraish Shihab menyebutkan bahwa:

“Terkadang larangan ini sukar untuk dipahami. Tetapi bisa


dipahami bahwa Al-Qur‟an tidak menghendaki dari manusia
upaya yang hasilnya telah dinyatakan oleh Allah sia-sia menurut
perhitungan logika sehat mubazir, larangan mendoakan orangtua
dalam keadaan musyrik kiranya dapat dipahami83. Al-Qur‟an telah
menegaskan bahwa:
ّ ٰ ‫اِ َّن‬
‫ّللاَ َْل ٌَ ْغفِ ُز اَ ْن ٌُّ ْش َزكَ بِ ٖه‬

Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena


mempersekutukan-Nya (syirik)”(Q.S An-Nisa‟: 116)

Ibu bapak yang kafir dan masih hidup tetap dapat di doakan.

Penafsir Al-Baidhawi bahwa ayat ini memerintahkan agar berdoa untuk

keduanya kiranya memperoleh rahmat Allah yang kekal dan tidak sekadar

memohon rahmat-Nya yang sementara di dunia. Hal ini dapat ditujukan

83
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur‟an, Vol. 7,
(Jakarta: Lentera Hati, 2002), 68.

digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id


72

walau keduanya kafir karena berharap Allah memberikan hidayah kepada

keduanya.

Ayat diatas memberikan tuntunan kepada anak untuk berdoa kepada

Allah. Dimulai dengan janganlah engkau mengatakan kepada keduanya

perkataan “ah”, yaitu jangan menampakkan kejengkelan serta

ketidaksopanan kepada orangtuanya. Lalu, selanjutnya berisi tuntunan

mengucapkan kata-kata yang mulia. Selanjutnya terdapat perintah untuk

berperilaku kasih sayang sekaligus kerendahan hati di hadapan kedua

orangtua. Perilaku yang muncul akibat rasa kasih sayang yang menjadikan

anak selalu memperhatikan dan memenuhi keinginan orangtuanya.

Kemudian sang anak dituntun untuk mendoakan orangtua sambil

mengingat jasa-jasa kedua orangtuanya. Jika orangtua telah mencapai usia

lanjut dan tidak berdaya, maka sudah sepatutnya sang anak menjaga

orangtuanya karena kelak mereka akan mengealami hal yang sama.84

c. Ayat 25

         


   

  


Artinya: “Tuhanmu lebih mengetahui apa yang ada dalam dirimu. Jika
kamu adalah orang-orang yang saleh, sesungguhnya Dia adalah
Maha Pengampun bagi orang-orang yang bertobat.

Thahir Ibn „Asyur menulis bahwa pada tuntunan ayat-ayat yang lalu

harus didasari oleh keikhlasan, yang pada gilirannya seseorang dapat

84
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur‟an, Vol. 7,
(Jakarta: Lentera Hati, 2002), 70.

digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id


73

melaksanakan tuntunan secara sempurna, pada ayat ini Allah menekankan

bahwa Dia mengetahui apa yang ada didalam hati seseorang.

Pada ayat-ayat sebelumnya terdapat tuntunan yang menyangkut ibu

bapak yang telah dikemukakan, sementara anak yang sesekali karena satu

dan lain hal berbuat sebaliknya. Untuk menghindarkan kecemasan

tersebut, pada ayat ini ditegaskan bahwa: Tuhan kamu lebih mengetahui

segala apa yang ada dalam hati kamu, termasuk sikap dan upaya dalam

menghormati kedua orangtua. Allah akan mempertimbangkan serta

memperhitungkan. Jika orang shaleh, yakni selalu berusaha patuh dan

hormat kepada orangtua. Bila seorang anak terlanjur berbuat buruk kepada

orangtuanya maka wajib baginya untuk meminta maaf kepada kedua

orangtuanya, maka Allah juga akan memberi ampunan.

Pada kata َ ْ ِ‫) اََّواب‬


(‫ي‬ yang berarti kembali, al-Awwabin adalah orang-

orang yang kembali melakukan kebaikan serta memperbaiki diri setelah

sebelumnya pergi menjauhi tuntunan Allah dengan bersikap durhaka.

Sahabat Nabi, Ibn Abbas, menafsirkan kata ini dengan seseorang yang

ketika mengingat kesalahannya dia segera memohon ampun.85

Penafsiran Quraish Shihab mengenai ayat-ayat parenting diatas

disebutkan dengan jelas jika ayat ini termasuk pada ayat-ayat yang

membahas mengenai pola asuh. Seperti pada Q.S At-Tahrim ayat 6, disana

Quraish Shihab menyebutkan jika “Bahwa dakwah dan pendidikan

85
Shihab, 72.

digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id


74

berawal orangtua dan juga keluarga. Ayat ini secara redaksional tertuju

pada kaum pria (ayah).”

Lalu pada Q.S Luqman ayat 13, beliau menyebutkan “Kata ini

disebutkan sesudah kata dia berkata untuk memberi gambaran tentang

bagaimana perkataan itu beliau sampaikan, yakni tidak membentak, tetapi

penuh dengan kasih dan sayang, sebagaimana dapat dipahami dari

panggilan merasanya kepada anaknya. Kata ini juga mengisyaratkan

bahwa nasehat itu dilakukan dari waktu ke waktu secara rutin.”

Pada teori Boumrind disebutkan bahwa metode parenting memiliki

empat jenis. Pertama, authotritarian parenting. Kedua, neglectful

parenting. Ketiga, indulgent parenting. Keempat, authoritative parenting.

Berdasarkan keempat teori tersebut, penafsiran Quraish Shihab mengenai

parenting masuh kedalam jenis authoritative parenting.

Authoritative parenting merupakan jenis parenting, dimana orangtua

memiliki kendali atas peraturan-peraturan yang diberikan kepada anaknya,

tetapi orangtua dalam memberikan penjelasan dengan baik mengapa

peraturan-peraturan itu ada. Pada penafsiran Quraish Shihab dalam Q.S

Luqman ayat 12-19, dijelaskan dengan cukup jelas bagaimana tata cara

memberikan pengasuhan yang tepat kepada anak, juga dijelaskan

mengenai kedisiplinan dan juga rasa sopan antara orangtua dan anak yang

dapat dilakukan dlam sehari-hari.

digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai parenting yang

terdapat dalam Q.S At-Tahrim ayat 6, sebagaimana yang telah diuraikan di

atas sesuai dengan fokus penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Dalam Al-Qur‟an banyak sekali ayat-ayat yang membahas mengenai

parenting. Diantaranya:

a. Q.S At-Tahrîm ayat 6

b. Q.S An-Nisâ‟ ayat 9

c. Q.S Al-Furqân ayat 74

d. Q.S Luqmân ayat 12-19

e. Q.S Al-Isrâ‟ ayat 23-25

2. Pemikiran Quraish Shihab dalam kitab tafsir Al-Misbah pada ayat-ayat

yang membahas menganai parenting, masuk dalam jenis authoritative

parenting. Karena pada ayat Q.S Luqman ayat 12-19, Quraish Shihab

menjelaskan dengan rinci jelas sebaiknya orang tua memberikan

peraturan-peraturan, kedisiplinan, serta arahan-arahan atau tuntunan

kepada anaknya dengan sikap yanng lemah lembut dan penuh kasih

sayang.

Pada ayat lain Quraish Shihab juga menjelaskan dengan rinci ayat-ayat

mana saja yang bisa menjadi acuan dalam proses pola asuh orangtua yang

diberikan kepada anaknya.

75

digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id


76

B. Saran

Saran yang penulis berikan ini dikhusukan kepada semua pihak, baik

mahasiswa, dosen maupun pada Fakultas Ushuluddin Adab dan Humaniora.

1. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan penelitian

ini menggunakan metode yang berbeda.

2. Dalam Al-Qur‟an terdapat banyak ayat yang membahas mengenai pola

asuh orangtua. Tetapi hanya beberapa ayat saja yang membahas pola asuh

orang tua secara rinci.

digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id


77

DAFTAR PUSTAKA

AlFanzari, Achmad Sauqi. “Mendidik Diri dan Keluarga (Kajian Tafsir Surah At-
Tahrim, Perspektif Quraish Shihab)”. Universitas Islam Negeri Sunan
Ampel, 2016.
Al-Jauhari, Mahmid Muhammad. Membangun Keluarga Qur‟ani. Jakarta:
Amzah, 2013.
Alkaf, Idrus H. 17 Langkah Menjadi Orangtua Sukses. Bandung: Semesta, 2015.
Amin, Mafri, dan Lilik Umi Katsum. Literatur Tafsir Indonesia. Ciputat: LP. UIN
Jakarta, 2011.
Arifin, Zaenal. “Karakteristik Tafsir Al-Misbah”. Jurnal Al-Ifkar. Vol. 8. No. 1.
(Maret 2020).
Ath-Thabari, Ibnu Jarir. Tafsir At-Thabari. Jilid XXV. Jakarta: Pustaka Azzam,
2007.
At-Tamimy, Muhammad Fikri. “Konsep Parenting Dalam Perspektif Surah
Luqman dan Implementasinya (Studi Kasus Pada Pengauh Pondok
Pesantren Ath-Harul Arifin Banjarmasin).” Universitas Maulana Malik
Ibrahim, 2016.
Azwar, Saifuddin. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998.
Budiana, dan Gandra. “Kekhasan Manhaj Tafsir AL-Misbah Karya M. Quraish
Shihab.” Jurnal Imam Dan Spiritualitas. Vol. 1. No. 1. (2021).
Chairunnisa, Sherina Riza. “ Pengaruh Toxic Parenting Terhadap Perilaku
Emosional Anak Usia Dini Di Kecamatan Pondok Arem Tahun 2021”.
Universitas Islam Negeri Hidayatullah, 2021.
Chalifah, Nur, dan Abu Samsudin. Pendidikan Karakter Islami: Karakter Ulul
Albab Di Dalam Al-Qur‟an. Purwokerto: CV Pena Persada, 2019.
Fakhurrazi. “Proteksi Pendiikan Keluarga Dalam Al-Qur‟an (Telaah Q.S At-
Tahrim: 6)”. Jurnal At-Tibyan. Vol. 3. No. 2 (Desember 2008).
Fitri, Adelia. “Pengaruh Parenting Islami Terhadap Karakter Disiplin Anak Usia
Dini Yang Bersekolah Di PAUD Pembina Desa Kembang Seri Kabupaten
Kepahiang”. Institut Agama Islam Negeri Bengkulu, 2020.
Husna, Nurul. “Islamic Parenting: Aktualisasi Pendidikan Islam Dalam Tafsir Q.S
Al-Baqarah/2: 132-133 dan Q.S Luqman/31: 12-19”. Universitas Islam
Negeri Walisongo 2016.

digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id


78

Ice. “Konsep Mendidik Anak Dalam Al-Qur‟an (Suatu Kajian Tafsir Tahlili Q.S
Luqman/31: 12-19).” Universitas Islam Negeri Alauddin, 2013.
Ilahi, Muhammad Takbir. Quantum Parenting. Yogyakarta: Katahati, 2017.
Lufaefi. “Tafsir AL-Misbah: Tekstualitas, Rasionalitas dan Lokalitas Tafsir
Nusantara”. Substantia: Jurnal Ilmu-Ilmu Ushuluddin. Vol. 21. No. 1.
(April 2019).
Masrury, Farhan. “Konsep Parenting Dalam Perspektif Al-Qur‟an (Analisis Surat
AL-Luqman Ayat 13-19)”. Minhaj: Jurnal Ilmu Syariah. Vol. 2. No. 2.
(Juli 2020)
Mazhahiri, Husen. Pintar Mendidik Anak; Panuan Lengkap Bagi Orangtua,
Guru, dan Masyarakat berdasarkan Ajaran Islam. Jakarta: Lentera Abadi,
1999.
Mualifah. Psyco Islamic Smart Parenting. Yogyakarta: DIVA Press, 2009.
Mustaqimah, Zulfa. “Nilai-Nilai Parenting Islami Dalam Q.S An-Nisa‟ Ayat 9
Telaah Tafsir Al-Misbah Karya Quraish Shihab”. Universitas Islam
Indonesia, 2021.
Nichlatil, Khiyarotun. “Konsep Parenting Dalam Surah Ash-Shaffat Ayat 100-107
(Studi Tafsir Al-Misbah)”. Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyiah, 2017.
Nooraeni, Resiana. “Implementasi Program Parenting Dalam Menumbuhkan
Perilaku Pengasuhan Positif Orangtua di PAUD Tulip Tarogong Kaler
Garut”. Jurnal Pendidikan Luar Sekolah, Vol. 13, No. 2. (Oktober 2017).
Nurchyono, Imam. “Implementasi Q.S AT-Tahrim (66): 6 Terhadap Orangtua
Sebagai Fungsi Kontrol Dalam Keluarga”. Jurnal El-Izdiwaj: Indonesian
Journal Of Civiland Islamic Family Law. Vol. 1. No. 2. (Desember, 2020).
Purnomo, sigit. “ materi-materi pilihan dalam parentig education menurut munif
chatib”. Golden age (Jurnal ilmiah tumbuh kembang anak usia dini). Vol
1, No. 1 (April 2016).
Sanaky, Hujair A. H. “ Metode Tafsir: Perkembangan Metode Tafsir Mengikuti
Warna Atau Corak Mufassirin”. Jurnal Al Mawarid, Vol. 18, (2018).
Shihab, M. Quraish. Membumikan Al-Qur‟an: Fungsi Dan Peran Wahyu Dalam
Kehidupan Masyarakat. Bandung : Mizan, 1993.
Shihab, M. Quraish. Membumikan Al-Qur‟an: Fungsi Dan Peran Wahyu Dalam
Kehidupan Masyarakat. Edisi Ke-2, Cet. Ke-1. Jakarta: Mizan, 2013.
Shihab, M. Quraish. Tafsir AL-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian. Vol. 9.
Jakarta: Lentera Hati 2002.

digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id


79

Shihab, M. Quraish. Tafsir AL-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian. Vol. 14.
Jakarta: Lentera Hati 2002.
Shihab, M. Quraish. Tafsir AL-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian. Vol. 2.
Jakarta: Lentera Hati 2002.
Shihab, M. Quraish. Tafsir AL-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian. Vol. 7.
Jakarta: Lentera Hati 2002.
Shihab, M. Quraish. Tafsir AL-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian. Vol. 11.
Jakarta: Lentera Hati 2002.
Suciati, novi. “gambaran pengasuhan orang tua yang memiliki anak menghafal al-
qur‟an”. Universitas negeri sunan kalijaga, 2018.
Sugiono. Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan
R&D. Bandung: Alfabeta , 2010.
Supenti, Penti, Dan Iis Rodiah. “ Peran Program Parenting Dalam Meningkatkan
Kemandirian Anak (Penelitian Kelompok Bermain At-Taqwa Cidewa
Desa Dewasari Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis). Jurnal
Garuda: Tarbiyah Al-Aulad: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini. Vol. 2.
No. 2. (Juli 2020).
Taufikurrahman. “Pendekatan Quraish Shihab Dalam Tafsir Al-Misbah”. Jurnal
Al- Makrifat. Vol. 4. No.1. (April 2019).
Tim penyusun. Pedoman penulisan karya ilmiah. Jember: IAIN Jember Press,
2017.
Usman. Ilmu Tafsir. Yogyakarta: Teras, 2019.
Yasir, Muhammad, Dan Ade Jamaruddin. Studi Al-Qur‟an. Riau: Asa Riau, 2016.
Yusuf, M. Kadar. Tafsir Tarbawi Pesan Pesan Al-Qur‟an Tentang
Pendidikan. Ed. 1. Cet. 1. Jakarta: Amzah, 2013.

digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id


PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Nini Galuh Paramuditha Rahayu Firstian

Nim : U201046

Prodi/Jurusan : Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir

Fakultas : Ushuluddin Adab dan Humaniora

Institusi : Universitas Islam Negeri KH Achmad Siddiq Jember

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa dalam hasil penelitian ini tidak


terdapat unsur-unsur penjiplakan karya penelitian atau karya ilmiah yang pernah
dilakukan atau dibuat orang lain, kecuali secara tertulis dikutip dalam naskah ini
dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari ternyata hasil penelitian ini terbukti terdapat


unsur-unsur penjiplakan dan ada klaim dari pihak lain, maka saya bersedia untuk
diprotes sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan


tanpa paksaan dari siapapun.

Jember, 04 Januari 2023


Saya yang menyatakan

Nini Galuh Paramuditha Rahayu Firstian


U20181046

digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id


BIODATA PENULIS

B. Data Pribadi

Nama : Nini Galuh Paramuditha Rahayu Firstian

NIM : U20181046

Tempat, Tanggal Lahir : Denpasar, 22 Februari 2000

Jurusan/Prodi : Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir

Alamat : RT: 03 RW: 10, Dusun Wringinsari,

Desa Padomasan, Kecamatan Jombang,

Kabupaten Jember

No. Tlp : 085234087974

E-mail : ditha22firstiant@gmail.com

C. Riwayat Pendidikan

1. TK Dharma Wanita 02 Padomasan

2. SDN Padomasan 02

3. SMP 01 Jombang

4. MA Negeri 03 Jember

digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id

Anda mungkin juga menyukai