Anda di halaman 1dari 5

Seri Publikasi Pembelajaran

Vol 2 No 1(2022): Profesi Pendidikan

PERAN GURU DALAM PENDIDIKAN

Muhammad Rival
Email: 2010128310001@mhs.ulm.ac.id
Program Studi Pendidikan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lambung Mangkurat
Banjarmasin

Abstrak
Suatu pekerjaan dapat dikatakan sebagai profesi apabila pekerjaan tersebut meemenuhi
syarat untuk menjadi profesi yang diperoleh dari proses pendidikansehingga memiliki
pengetahuan dan keterampilan khusus. Pada dunia pendidikan guru merupakan profesi
Pada dunia pendidikan profesi dituntut untuk memiliki keahian tertentu yang didapat dari
pendidikan guru. guru adalah garda terdepan yang paling berpengaruh dan perperan dalam
pembelajaran berdasarkan kurikulum yang ditetapkan pemerintah guna melaksanakan
terlaksananya tujuan dari pendidikan yaitu untuk mencerdaskan bangsa. Seorang guru harus
memiliki kode etik untuk dapat meningkatkan kualitas sebagai seorang guru. Sebagai
seorang profesi yang professional perlu memiliki organisasi yang menampung kumpulan
orang yang memiliki profesi sejenis untuk dapat berbagi infoormasi dan menyelesaikan
masalah secara bersama. Comtoh dari organisasi guru di Indonesia adalah Persatuan Guru
Republik Indonesia (PGRI). Sebagai seorang guru mereka diberikan hak dan kewajiban
yang harus dijalankan sebagai professional untuk membimbing, melatih, dan menilai dan
mengevaluasi peserta didik, hal ini sesuai dengan undang-undang No 14 Tahun 2005.

Kata Kunci: Profesi Keguruan, Organisasi Guru

PENDAHULUAN
Secara etimologi profesi berasal dari kata profession dalam bahasa Inggris yang
berasal dari kata profesus yang berasal dari bahasa latin yang memiliki arti mampu atau ahli
dalam suatu bentuk pekerjaan. pekerjaan atau jabatan dapat dikatakan sebagai profesi
karena pekerjaan tersebut terdapat adanya keahlian yang diperoleh melalui pendidikan atau
suatu latihan tertentu. Profesi juga harus memiliki pengetahuan dan keterampilan khusus
yang diperoleh dari pendidikan akademis yang intensif. Artinya suatu pekerjaan atau
jabatan akan di sebut profesi tidak dapat dipegang oleh sembarang orang, tetapi
memerlukan persiapan melalui pendidikan dan pelatihan secara khusus. Artinya suatu
pekerjaan atau jabatan yang disebut sebagai profesi tidak dapat dipegang oleh sembarang
orang, tetapi memerlukan persiapan melalui pendidikan dan pelatihan secara khusus
(Musriadi, 2016: 27-30).
Guru merupakan suatu profesi atau jabatan yang diharuskan memiliki keahlian
khusus dan tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang tanpa melalui pendidikan dan
keahlian dalam mengajar. Guru dapat dikatakan sebuah profesi karena menjadi seorang

46
Seri Publikasi Pembelajaran
Vol 2 No 1(2022): Profesi Pendidikan

guru dituntut suatu keahlian tertentu (pengetahuan, mengajar, mengelola kelas, merancang
pengajaran). Selain itu untuk dapat menjadi seorang guru harus melalui pendidikan guru.
Profesi guru sangat penting bagi bangsa, karena Seorang pendidik tersebut berperan
dalam memegang peranan yang penting dalam mentranfer ilmu memberikan pengajaran,
pengetahuan, etika, keterampilan dan sebagainya serta meningkatkan kualitas pendidikan di
Indonesia untuk masa depan bangsa.

ATRIBUT PROFESI GURU


Kode etik merupakan sikap, perilaku bebuat atau cara hidup yang harus dijalankan
oleh seseorang kepada orang lain yang disepakati oleh persetujuan kelompok manusia.
Sebagai seorang guru yang professional harus menjalan kode etik untuk dapat menjadi guru
yang professional sebagai pedoman memberikan batasan pada para profesional tentang
tingkah laku yang etis. Diharapkan individu dengan profesi tertentu dapat berperilaku
secara pantas sesuai dengan profesinya. Tujuan kode etik menurut Hermawan (1979) yaitu,
untuk menjujung tinggi martabat profesi, untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan,
meningkatkan pengabdian anggota profesi, meningkatkan mutu profesi, dan meningkatkan
mutu organisasi profesi. Kode etik memiliki fungsi ganda yaitu sebagai pengembangan dan
perlindungan seperti yang dikemukakan oleh Biggs dan Blocher (1986 : 10)
mengemukakan fungsi kode etik. Pertama, melindungi suatu profesi dari campur tangan
pemerintah. Kedua, mencegh terjadinya pertentangan internal dalam suatu profesi. Ketiga
melindungi para praktisi dari kesalahan praktik suatu profesi.
Keuntungan dari adanya organisasi profesi guru Indonesia adalah sebagai wadah
atau kumpulan yang memiliki fungsi sebagai penampungan dan penyelesaian masalah yang
di hadapi yang berkaitan dengan pendidikan dan diselesaikan secara bersama. Sebagai
suatu organisasi, profesi keguruan mempunyai suatu sistem yang selalu mempertahankan
keadaan dan keharmonisan. Salah satu dari tujuan organisasi ini juga akan mempertinggi
kesadaran sikap, kualitas dan kegiatan profesi guru serta meningkatkan kesejahteraan.
Berikut contoh dari organisasi profesi guru diantaranya ada Ikatan Sarjana
Pendidikan Indonesia (ISPI ) Organisasi kependidikan ini bersifat regional karena berbagai
hal yang terkait komunikasi setiap anggotanya. Kemudian berperan dalam menghimpun
para sarjana pendidikan dari berbagai spesialisasi diseluruh Indonesia, meningkatkan sikap
dan kemampuan profesionalitas pada setiap anggotanya, membina serta mengembangkan
ilmu, mengembangkan dan menyebarkan serta menampung gagasan-gagasan baru dalam
bidang ilmu, seni, dan teknologi.
Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia (IPBI). Organisasi ini bersifat keilmuan dan
profesional yang berberan dalam partisipasinya untuk memberikan sumbangan dan ikut
serta secara lebih nyata dalam menunaikan kewajiban dan tanggung jawabnya sebagai guru
pembimbing. Organisasi ini merupakan himpunan para petugas-petugas bimbingan se-

47
Seri Publikasi Pembelajaran
Vol 2 No 1(2022): Profesi Pendidikan

Indonesia dan bertujuan untuk mengembangkan serta memajukan bimbingan sebagai ilmu
dan profesi dalam rangka peningkatan kualitas dalam hal layanan.

HAK DAN KEWAJIBAN GURU SERTA FOLOSOFI PENDIDIKAN INDONESIA


Profesi guru pada dasarnya memiliki tujuan untuk mendidik, mengajarkan,
membimbing, mengarahkan, melatih, dan menilai, serta mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah. Hal tersebut sesuai berdasarkan UU RI No. 14 Tahun 2005 pasal 1 tentang guru
dan dosen Dalam dunia pendidikan. Murid atau pesera didik adalah produk dari sekolah,
dan guru adalah generator yang menjalankan program sekolah dan mengajar berdasarkan
kurikulum yang berlaku. Kualitas guru tentu sangat berpengaruh terhadap kualitas siswa.
Guru yang berkarakter akan menularkan kebaikan kepada peserta didik itu sendiri.
Setiap guru tidak hanya dituntut untuk mengajar peserta didiknya, namun juga harus
mendekati serta memahami apa yang menjadi permasalahan dari setiap peserta didik. Baik
itu permasalahan secara fisik maupun mental dari peserta didik tersebut. Kemudian guru
harus mencari cara untuk mengatasi permasalahan dari peserta didik, serta bimbingan yang
sesuai pada peserta didik untuk dapat keluar dari permasalahanya sehingga mampu untuk
mengahadapi permasalahan tersebut.
Sebagai seorang guru yang bertugas untuk memahami dan mengetahui potensi yang
dimiliki oleh peserta didik, bukan hanya dapat melihat kenakalan dari peserta didik saja,
namun guru harusnya melihat potensi dari peserta didik itu sendiri. Kemudian pemberian
motivasi juga harus dilalkukan agar dapat meningkatkan semangat belajar dan kepercayaan
diri dari peserta didik itu sendiri. Seorang guru haruslah memiliki sikap yang bijaksana
kepada peserta didik. Guru juga dituntut untuk sabar terhadap peserta didik yang karena
sebagai seorang guru apapun karakter yang ditunjukkan maka hal itu pula yang akan ditiru
oleh peserta didiknya.
Memaknai filosofi pendidikan Indonesia yang dicetuskan oleh Ki Hajar Dewantara
yaitu "Ing ngarso sung tulodo, ing madya mangun karso, tutwuri handayani". Role model
(ing ngarso sung tulodo) yaitu guru menjadi sebagai taladan kepada siswa karena fungsi
guru menjadi pemimpin siswa dalam kegiatan pembelajaran. Pengertian tersebut berkaitan
bahwa seorang guru harus mempunyai bersikap penyabar dan memberikan contoh yang
baik terhadap peserta didiknya. penggerak (ing madya mangun korso), seorang guru harus
menjdi penggerak dalam berinovasi pada proses pendidikan dan penggerak peradaban
dengan cara meberikan pengarahan pada siswa untuk melakukan yang benar. Maksudnya
guru tidak hanya memandang prilaku negatif yang di lakukan oleh peserta didik akan tetapi
juga memperhatikan hal positif dan potensi apa yang dimiliki oleh siswa tersebut.
Motivator (tutwuri handayani), mampu memberikan dorongan dan semangat kepada siswa
untuk menghadapi setiap permasalahan dan mempelajari nilai-nilai kehidupan. Hal ini
berkaitan dengan guru memberikan dorongan kepeda peserta didik yang memiliki

48
Seri Publikasi Pembelajaran
Vol 2 No 1(2022): Profesi Pendidikan

kekurangan untuk menghadapi masalah dalam hidupnya, sehingga siswa itu mampu
menyelesaikan permasalahan yang ada dan serta berinteraksi dengan orang-orang yang ada
di sekitarnya dan dapat belajar dengan baik.

SIMPULAN
Untuk menjadi seorang profesi diperlukan pendidikan dan keahlian yang didapatkan
melalui proses pendidikan tertentu atau khusus. Tidak semua pekerjaan dapat dikatakan
sebgai profesi, karena untuk menjadi seorang profesi harus memenuhi kriteria tersebut.
Pada dunia pendidikan guru merupakan sebuah profesi yang memiliki keahlian dalam
mengajar yang bertujuan untuk mencerdaskan generasi bangsa. Seorang guru haruslah
memiliki kode etik sebagai batasan atau perilaku individu terhadap pekerjaannya untuk
meningkatkan profesionalitas seorang guru. Organisasi bagi guru memiliki fungsi sebagai
wadah untuk menampung individu yang memiliki profesi sejenis untuk dapat
menyelesaikan masalah bersama. contohnya Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).
Seorang guru memiliki hak dan kewajiban dalam mengajar dan mendapatkan perlindungan
sebagai seorang profesi. Di Indonesia sendiri pendidikan seperti yang dikemukakan oleh ki
hajar dewantara memiliki tiga filosofi yaitu penggerak (ing madya mangun korso), guru
sebagai taladan (ing ngarso sung tulodo), dan sebagai motivator (tutwuri handayani) untuk
memberikan dorongan atau semangat kepada pesera murid.

REFERENSI
Afrina, A., Abbas, E. W., & Susanto, H. (2021). The Role of Historical Science in Social
Studies Learning Materials for Increasing Values of Student's Nationalism. The
Innovation of Social Studies Journal, 3(1), 1-8.
Anis, M. Z. A., Susanto, H., & Mardiani, F. (2021, February). Analysis of the Effectiveness
of MPBH: The Mains of Mandai as a Saving Food in Banjarmasin Community. In
The 2nd International Conference on Social Sciences Education (ICSSE 2020) (pp.
89-94). Atlantis Press.
Anis, M. Z. A., Putro, H. P. N., Susanto, H., & Hastuti, K. P. (2020). Historical Thinking
Model in Achieving Cognitive Dimension of Indonesian History Learning. PalArch's
Journal of Archaeology of Egypt/Egyptology, 17(7), 7894-7906.
Anis, M. Z. A., Susanto, H., & Fathurrahman, F. (2021). Studi Evaluatif Pembelajaran
Sejarah Daring Pada Masa Pandemi Covid-19. Fajar Historia: Jurnal Ilmu Sejarah
dan Pendidikan, 5(1), 60-69.
Efendi, I., Prawitasari, M., & Susanto, H. (2021). Implementasi Penilaian Pembelajaran
Pada Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Sejarah. Prabayaksa: Journal of History
Education, 1(1), 21-25.
Prawitasari, M., & Susanto, H. (2021). RETROGRESI PENGGUNAAN MEDIA DARING
DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH MASA PANDEMI COVID-19. Jurnal
Education and Development, 9(4), 173-177.

49
Seri Publikasi Pembelajaran
Vol 2 No 1(2022): Profesi Pendidikan

Susanto, H., Irmawati, I., Akmal, H., & Abbas, E. W. (2021). Media Film Dokumenter dan
Pengaruhnya Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa. HISTORIA: Jurnal
Program Studi Pendidikan Sejarah, 9(1), 65-78.

50

Anda mungkin juga menyukai