Anda di halaman 1dari 2

Yanukovych, parlemen Ukraina kemudian mengangkat Oleksandr Turchynov yang merupakan ketua

parlemen Ukraina menjadi presiden sementara.


Krisis Ukraina ini menyulut terjadinya masalah pergolakan di Crimea, dimana masyarakat Crimea
terutama yang beretnis Rusia merasa hilangnya jaminan kemanan mereka. Parlemen Crimea yang mendukung
Rusia pun bertindak dengan mendeklarasikan kemerdekaan Crimea atas Ukraina pada tanggal 11 Maret 2014.
Tanggal 16 Maret 2014, Parlemen Crimea memutuskan untuk melakukan referendum. Mosi yang diajukan pada
saat referendum adalah bersedia atau tidak masyarakat Crimea untuk bergabung dengan Rusia atau tetap
menjadi bagian dari Ukraina.
Hasil referendum menunjukkan bahwa sebanyak 96,6% masyarakat Crimea memilih untuk bergabung
dengan Rusia dan sebanyak 30,4% memilih untuk tetap dengan Ukraina. Dengan hasil referendum tersebut
membuat presiden Rusia Vladimir Putin meminta parlemen Rusia menyetujui rencananya untuk segera
mengirimkan pasukan militer secara formal ke perbatasan Crimea.
Dengan situasi yang tidak kondusif di Ukraina membuat Rusia menyiagakan pasukan militernya di dekat
perbatasan Rusia-Ukraina. Hal ini dilakukan Rusia dengan alasan melindungi etnisnya yang berada di Ukraina.
Menurut pemerintah Ukraina, Rusia mengirimkan 1.500 pasukan militer di wilayah Crimea, 170 kendaraan
militer, dan lebih dari 300 unit senjata berat yang dikerahkan untuk berperang melawan pasukan militer
Ukraina.
Rusia menyiagakan 150 ribu pasukan yang terdiri dari angkatan darat dan angkatan udara yang
melibatkan pasukan darat, para penerjun payung, dan divisi pertahanan udara Rusia di wilayah barat yang
berbatasan dengan Ukraina. Tentara Rusia dilengkapi dengan peralatan tempur yang modern dan berat. 1

1. Strategi Ukraina Dalam Mempertahankan Crimea Dari Rusia Tahun 2014-2015


Sebagimana yang kita ketahui bahwa Ukraina merupakan negara kecil untuk melawan negara great
power seperti Rusia. Oleh karena itu, Ukraina menggunakan strategi untuk mempertahankan Crimea dari Rusia
tahun 2014-2015. Adapun strategi tersebut adalah sebagai berikut:2
a. Mendesak Dewan Keamanan PBB untuk memantau situasi yang terjadi di Ukraina
Ukraina mendesak Dewan Keamanan PBB untuk memantau situasi yang terjadi di Ukraina. Hal tersebut
dilakukan Ukraina karena pemerintah Ukraina sadar dengan lawannya saat ini. Ukraina membutuhkan dukungan
baik dari negara maupun organisasi internasional yang dapat melindunginya dari ancaman Rusia. Pada 1 Maret
2014, Presiden Amerika Serikat, Obama menyatakan dukungannya terhadap Ukraina.
Pada tanggal 15 Maret 2014 Dewan Keamanan PBB melakukan pemungutan suara guna mengesahkan
resolusi untuk mendesak negara-negara lain agar tidak mengakui hasil referendum Crimea. Sebanyak 13 dari 15
anggota dewan memberikan suara mendukung rancangan teks, namun Rusia menolak dan China memilih
abstain. 33 Dengan tidak setujunya Rusia yang memiliki hak veto, berarti resolusi tidak dapat diadopsi.
Namun pada tanggal 27 Maret 2014 Majelis Umum PBB Resolusi No. 68/262 menyatakan bahwa
referendum yang dilaksanakan pada pertengahan Maret di Crimea yang menyebabkan aneksasi Semenanjung
Crimea oleh Rusia tidak memiliki validitas. Dengan suara 100 mendukung, 11 suara menolak, dan 58 abstain

1
Irvand Sahir, ‘Aneksasi Rusia Terhadap Krimea Tahun 2014’, EJournal Ilmu Hubungan Internasional, 7.1 (2019), 43–54
<https://ejournal.hi.fisip-unmul.ac.id/site/?p=2732>.
2
Mega Chintia Gunadi and Ahmad Jamaan, ‘Upaya Ukraina Menghadapi Rusia Atas Aneksasi Semenanjung Crimea Tahun
2014’, Jurnal Online Mahasiswa, 2.2 (2014), 1–26.
melalui non-binding text. Ini menandakan bahwa Referendum Crimea masih tidak disetujui dunia internasional.
Setidaknya hingga saat ini dunia internasional tidaklah mengakui

Anda mungkin juga menyukai