Anda di halaman 1dari 1

a.

penghasilan berupa bunga, royalti, dan sewa sehubungan dengan penggunaan harta gerak
adalah negara tempat pihak yang membayar atau dibebani bunga, royalti, atau sewa
tersebut bertempat kedudukan atau berada;
b. Penghasilan berupa sewa sehubungan dengan penggunaan harta tak gerak adalah negara
tempat harta tersebut terletak;
c. Penghasilan berupa imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan, dan kegiatan adalah
negara tempat pihak yang membayar atau dibebani imbalan tersebut bertempat
kedudukan atau berada;
d. Penghasilan bentuk usaha tetap adalah negara tempat bentuk usaha tetap tersebut
menjalankan usaha atau melakukan kegiatan;
e. penghasilan dari pengalihan sebagian atau seluruh hak penambangan atau tanda turut
serta dalam pembiayaan atau permodalan dalam perusahaan pertambangan adalah negara
tempat lokasi penambangan berada;
f. Keuntungan karena pengalihan harta tetap adalah negara tempat harta tetap berada; dan
g. Keuntungan karena pengalihan harta yang menjadi bagian dari suatu bentuk usaha tetap
adalah negara tempat bentuk usaha tetap berada.
3.1.4 Pengkreditan PPh 24 (KPLN)

Dalam rangka melaksanakan pengkreditan pajak yang terutang atau dibayar di luar
negeri, Wajib Pajak harus menyampaikan permohonan kepada Direktur Jenderal Pajak
dengan melampirkan dokumen sebagai berikut:

a. Laporan keuangan dari penghasilan yang berasal dari luar negeri.


b. Fotokopi surat pemberitahuan pajak (tax return) yang disampaikan di luar negeri.
c. Dokumen pembayaran pajak di luar negeri.
d. Penyampaian permohonan kredit pajak yang terutang atau dibayar di luar negeri tersebut
dilakukan bersamaan dengan penyampaian SPT tahunan PPh.

Adapun beberapa hal lain yang wajib diperhatikan dalam pelaksanaan kredit pajak di
antaranya jika penghasilan dari luar negeri didapat dari beberapa negara, maka penghitungan
PPh pasal 24 dilakukan untuk masing-masing negara; serta penghasilan kena pajak yang
dikenakan PPh Final (Pasal 4 ayat 2) dan/atau penghasilan yang

Anda mungkin juga menyukai