Anda di halaman 1dari 4

Jawaban Soal no 1

Pajak internasional adalah kesepakatan perpajakan yang berlaku di antara negara yang
mempunyai Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda (P3B) dan pelaksanaannya dilakukan
dengan niat baik sesuai dengan Konvensi Wina (Pacta Sunservanda)”.

a. Analisa sekurang-kurangnya empat tujuan disusunnya ketentuan pajak internasional suatu


negara pada umumnya (menurut Gunadi)

Gunadi menjelaskan bahwa ketentuan pajak internasional suatu negara pada umumnya disusun
untuk mencapai sekurang-kurangnya 4 (empat) tujuan:

1. memperoleh bagian penerimaan dari transaksi lintas perbatasan secara adil


2. meningkatkan keadilan (fairness) dalam perpajakan,
3. memperkuat daya saing ekonomi domestik, dan
4. netralitas ekspor modal (capital-export neutrality) dan netralitas impor modal (capital-
import neutrality

Pengumpulan penerimaan negara merupakan tujuan utama semua system perpajakan di setiap
negara, termasuk penerimaan pajak dari penghasilan transaksi lintas perbatasan. Agar terjadi
pembagian penerimaan yang adil antar negara (inter-nation equity), suatu negara harus
mengamankan basis pajak domestik dengan menyusun ketentuan pajak yang handal, dan
menghindari penutupan P3B yang menggerus atau secara kurang proporsional menghilangkan
atau membatasi hak pemajakan atas penghasilan sumber domestik. Keadilan dalam sistem
perpajakan dapat dicapai dengan membebankan pajak dalam jumlah yang sama terhadap para
wajib pajak dengan jumlah penghasilan yang sama, membuat sedemikian rupa sehingga beban
tersebut sepadan (commensurate) dengan kemampuan bayarnya. Demikian juga terhadap suatu
grup perusahaan yang saling terkait, prinsip keadilan menghendaki pembebanan pajak sejumlah
yang sama seandainya suatu perusahaan tunggal melakukan aktivitas sebanding. Selanjutnya,
terhadap WPDN yang menjalankan usaha atau kegiatan di manca negara,keadilan perpajakan
menghendaki agar penghasilan domestik dan luar negeri,baik diperoleh langsung maupun tidak
langsung harus dikenakan pajak. Kontribusi pengembangan standar dan ketentuan pajak yang
proporsional pengenaan pajak sesuai dengan standar dimaksud, dan kerjasama pengenaan
dan penagihan pajak terhadap WPDN dengan negara asing dapat meningkatkan keadilan
perpajakan internasional. Setiap negara bertujuan untuk meningkatkan kemakmuran dan
kesejahteraan rakyatnya. Dalam persaingan ekonomi global, negara tersebut harus menghindari
ketentuan pajak yang dapat memperlemah daya saing ekonomi negerinya
b. Tentukan Subjek Pajak dan Objek Pajak dalam Pajak Internasional

Subjek pajak Internasional dibagi menjadi 2:

1. Subjek pajak dalam negeri yang mendapat penghasilan dari sumber-sumber di luar
negeri.
2. Subjek pajak luar negeri yang mendapat penghasilan dari sumber- sumber di dalam
negeri.

Objek pajak internasional dibagi menjadi 2 yaitu:

1. Objek pajak dengan sumber di dalam negeri


2. Objek pajak dengan sumber di luar negeri

Jawaban Soal No 2

a) penentuan sumber penghasilan menurut Pasal 24 ayat (3) UU PPh adalah sebagai berikut:

penghasilan berupa bunga, royalti, dan sewa sehubungan dengan penggunaan harta gerak
adalah negara tempat pihak yang membayar atau dibebani bunga, royalti, atau sewa tersebut
bertempat kedudukan atau berada;

b) bunyi pasal 24 ayat 3 (b) dan (c) mengenai sumber penghasilan dari mana yang
diperoleh dan menjadi pajak penghasilan!

b. penghasilan berupa bunga, royalti, dan sewa sehubungan dengan penggunaan


harta gerak adalah negara tempat pihak yang membayar atau dibebani bunga,
royalti, atau sewa tersebut bertempat kedudukan atau berada;
c. penghasilan berupa sewa sehubungan dengan penggunaan harta tak gerak adalah
negara tempat harta tersebut terletak

Jawaban Soal No 3

a.

1. Menghitung total penghasilan kena pajak:


Penghasilan dalam negeri Rp230.000.000
Penghasilan luar negeri Rp270.000.000
Jumlah Penghasilan Neto Rp500.000.000
2. Menghitung total PPh terutang:
PPh terutang 25% x Rp500.000.000 Rp125.000.000
3. Menghitung PPh Maksimum yang dapat dikreditkan:
(Penghasilan Luar Negeri: total penghasilan) x total PPh
terutang
(Rp270.000.000 : Rp500.000.000) x Rp125.000.000 Rp67.500.000
Menghitung PPh yang terutang atau dipotong di luar
4.
negeri:
30% x Rp270.000.000 Rp81.000.000

b. Ketentuan lama mengatur kredit pajak luar negeri atas penghasilan:

 untuk penghasilan dari usaha dilakukan dalam tahun pajak diperolehnya penghasilan
tersebut;
 untuk penghasilan lainnya dilakukan dalam tahun pajak diterimanya penghasilan
tersebut;
 untuk penghasilan berupa deviden, dilakukan dalam tahun pajak pada saat perolehan
deviden tersebut ditetapkan sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan.

Untuk tata cara kredit pajak atas penghasilan berupa dividen sudah diterbitkan Peraturan Menteri
Keuangan nomor 107/PMK.03/2017.

Jawaban Soal No 4

a. Dari penelitian tersebut disimpulkan adanya beberapa motivasi transfer pricing di Indonesia
seperti:

1) Pengurangan objek pajak (terutama pajak penghasilan);


2) Pelonggaran pengaruh pembatasan kepemilikan luar negeri;
3) Penurunan pengaruh depresiasi rupiah;
4) Menguatkan tuntutan kenaikan harga atau proteksi terhadap saingan impor;
5) Mempertahankan sikap low profile atau konservatisme tanpa memperdulikan tingkat
keuntungan usaha;
6) Pengamanan perusahaan dari tuntutan atas imbalan prestasi pimpinan atau kesejahteraan
karyawan dan kepedulian lingkungan (ekologi dan masyarakat)
7) Memperkecil akibat pembatasan, dan ketidak pastian atas resiko kegiatan usaha
perusahaan luar negeri;12
Dari uraian di atas nampak bahwa pada prinsipnya praktik transfer pricing dengan harga
yang tidak sama dengan harga pasar dapat didorong oleh karena alasan pajak (tax motive)
maupun bukan pajak (non – tax motive). Berbagai study di Indonesia menunjukkan hal
tersebut. Motivasi pajak atas praktik transfer pricing dilaksanakan dengan sedapat
mungkin memindahkan penghasilan dari negara dengan beban pajak mahal ke negara
dengan pajak terendah.

b. Tentukan mekanisme transfer pricing yang bertujuan untuk penghematan pajak!

Mekanisme yang dilakukan ialah


- Mark up
- Penghindaran
- Mark down

Manipulasi ini biasanya dilakukan dengan menerapkan kebijakan atas transfer harga
yang berada di atas atau di bawah opportunity cost sebagai bentuk penghindaran
kontrol pemerintah dengan memanfaatkan perbedaan regulasi antar negara terutama
terkait tarif pajak.

Anda mungkin juga menyukai