Anda di halaman 1dari 4

1.

Pertama cari tahu diameter standar blok silinder

2. Kalibrasi cylinder bore gauge

Misal diameter standar adalah 62,8 mm maka pilih replacement rod dengan panjang
60 mm dan replacement washer dengan tebal 3 mm. sehingga panjang replacement rod +
washer adalah 63 mm. kita pilih yang lebih besar dari diameter standa karena keausan
silinder pasti memiliki diameter yang lebih besar.

Setelah anda merangkai replacement rod, replacement wahser dan dial gauge kedalam
batang cylinder bore gauge lalu lakukan kalibrasi dial gauge, caranya seperti berikut:

 Ambil outside micrometer lalu set mikrometer dengan hasil pengukuran 62,8 mm.
 Masukan cylinder bore gauge kedalam mikrometer, maka jarum akan bergerak.
 Putar skala dial gauge agar angka 0 bertepatan dengan jarum.
3. Lakukan pengukuran

Setelah kita kalibrasi bore gauge, kita bisa langsung menggunakannya untuk mengukur
diameter silinder. Caranya kurang lebih seperti ini:

 Masukan cylinder bore gauge ke titik pengukuran pertama maka jarum dial gauge
akan bergerak. Goyangkan bore gauge seperti yang ditunjukan pada gambar, lalu
perhatikan titik terjauh jarum dial gauge bergerak.
 Misal titik terjauh dial indicator adalah 0,1 mm setelah 0 maka diameter silinder
adalah 62,8 – 0,1 mm = 62,7 mm.
 Misal titik terjauh dial indikator adalah 0,1 mm sebelum 0 (tidak mencapai 0) maka
diameter silinder 62,8 + 0,1 = 62,9 mm.
Langkah berikutnya anda tinggal mengukur kelima titik sisa dalam satu silinder. Baru
anda bisa menentukan keovalan dan ketirusan blok silinder. Namun, teknik pengukuran
diatas memiliki kelemahan. Diameter yang tertera di service literature sering tidak pas (ada
selisih sekitar 0,1 hingga 0,2 mm) sehingga mungkin anda akan menemukan hasil diameter
silinder yang lebih kecil dari diameter piston.

Oleh sebab itu, ada cara lain yang lebih cepat dan mudah untuk mengukur diameter
silinder. Pada cara ini, kita tetap menggunakan diameter standar sebagai patokan namun kita
tidak mengkalibrasi dial gauge menggunakan mikrometer melainkan menggunakan diameter
silinder terbawah. Diameter terbawah silinder tidak pernah bergesekan dengan ring piston,
sehingga bisa kita asumsikan besarnya masih sama dengan diameter standar.
 Masukan cylinder bore gauge ke posisi silinder paling bawah.
 Gerakan cylinder bore gauge ke kanan dan kekiri sampai menemukan gerakan jarum
yang paling jauh.
 Saat anda menemukan gerakan jarum terjauh, tahan lalu putar skala dial gauge agar
angka 0 lurus dengan jarum.
 Setelah itu, anda bisa mengukur diameter pada sisi tengah dan sisi atas.

Cara ini dinilai lebih efektif untuk mengukur diameter silinder secara akurat, namun
anda perlu melakukan kalibrasi dial gauge tiap kali berpindah silinder. Artinya kalau sebuah
mesin memiliki 4 silinder maka anda perlu melakukan 4 kali kalibrasi dial gauge sesuai
silinder masing-masing.

Anda mungkin juga menyukai