Anda di halaman 1dari 11
Sirah Nabawiyah beliau lebih unggul daripada anak-anak lainnya dari segi cahaya wajah dan perilakunya. Rasulullah SAW tidaklah seperti anak seusianya. Ketika anak seusianya bermain, beliau hanya melihat, tidak ikut serta bermain. Halimah dan suaminya melihat perbedaan pada diri Rasulullah SAW sehingga mereka menaruh rasa hormat yang lebih kepada beliau. - Kembali ke Makkah » Ketika memasuki usia 4 tahun, Rasulullah SAW sudah dapat pergi berkeli- ling , hal-hal luar biasa yang terjadi padanya pun makin bertambah. Adapun j Haris merasa khawatir dengan kejadian-kejadian ini sehingga ia berkata| kepada istrinya, “Wahai Halimah, kita harus segera menyerahkan kembali anak ini kepada keluarganya.” oan) Halimah pun terpaksa membawa beliau ke Makkah dan menyerahkannya | kepada Aminah, ibunda Rasulullah SAW yang mulia. Kemudian, Aminah } ~ mengambil beliau, membawanya ke Madinah untuk menemui Bani Najjar |3 yang merupakan paman-paman beliau. Pada waktu itu, para peramal dari | ; kaum Yahudi yang berada di Madinah melihat ahklak dan perilaku beliau seraya berkata, “Sepertinya, nabi daripada umat ini adalah anak ini.” . dengan beliau, dalam perjalanan Ve enjadi yatim piatu dan kakeknya Abdul Muthalib pun mengasuh | ~ u. it Pada waktu itu, kekeringan dan kenaikan harga barang-barang | - menimpa Makkah. Orang-orang Quraisy menemui Abdul Muthalib | dan memohon kepadanya agar ia berdoa meminta hujan. Ia pun pergi bersama Rasulullah SAW ke Gunung Abu Kubais dan berdoa kepada Allah | * SWT. Dengan keberkahan dan kehormatan Rasulullah SAW, Allah SWT ” menurunkan hujan dan memberikan keberkahan yang besar. Pada saat itu, beberapa penyair membuat syair mengenai kejadian ini untuk berterima kasih kepada Abdul Muthalib. Ketika itu Rasulullah SAW berusia 7 tahun. Setahun kemudian Abdul Muthalib meninggal dunia pada usia 100 tahun lebih. Setelah itu, Rasulullah SAW tinggal dengan Abu Thalib, _ paman beliau. Pada tahun itu pula, kekeringan dan kenaikan harga barang-barang kembali melanda Makkah. Orang-orang Quraisy menemui Abu Thalib dan memohon a t cere Weslo Re eet .e Ae jan. Ja pun pete! ; ameminta Jan berdoa. Ketika Rasulullah ding vnulai turun. rang yang berada dj bin Urfuta yang merupakan da en ae saya Mengunjung, Pees saat itu meneasian, re usyawarah mengenai keadaan Ss pa kekeringan dan meng, | kota Makkah. Orang-0F46 karena tertim | Makiah yang Kodi sngat PUM epeeka berpendapat ung { bersama Rasulullah SAy W si ga Kee nanan ao berpendpat un berdoa kepada Pal ji antara mere! kata kepa Sein io ene yang lain?” Mendengar inj orang-orang ey as berBegas i Abu Thalib dan memohon untuk berdoa meminta hujan. fa pun perg rer Katich Ta bersandar ke Ka’bah dan mulai berdoa. Di sampingnya ada crorang anak yang wajahnya bersinar seperti matahari. Anak tersebut menga- rahkan jari-jarinya ke langit. Meskipun tidak ada satu pun awan pada saat itu, | muncullah awan-awan dari berbagai penjuru, kemudian turunlah hujan yang | sangat deras.” | Kejadian ini juga digambarkan oleh Abu Thalib dalam sebuah qasidah yang memiliki kefasihan dan nilai sastra yang tinggi dengan mengungkapkan mengenai karamah dan kemuliaan Rasulullah SAW. Perjalanan Rasulullah SAW ke Kota Syam tae coe en a A dengan kafilah Syam untuk berdagangy Sesampainya di daerah Busra yang terdapat di wilayah Syam, mereka singgah di dekat sebuah Biara dan berteduh di bawah sebuah pohon. Rahib yang berada di Biara itu bemama Cercis yang terkenal dengan sebutan ae a sae Thalib itu datang, Bahira melihat awan vane datang ea ad J tersebut, Ketika kafilah itu berteduh di bawah sebuah motes pe bethent di atas pohon tersebut, Pohon yang sebelumnya bahwa di dalam ea tba-tiba mulai menghijau kembali. Bahira pun mengerti ig berteduh di bawah Pohon itu terdapat nabi yang Sirah Nabawiyah Biara Pendeta Bahira (Busra, Syam) ° Ketika semua orang telah duduk di meja perjamuan, Bahira mengamati mereka satu per satu. Namun, dia tidak melihat satu pun tanda kenabian di wajah mereka. Awan pun masih berada di atas pohon. Dia segera bertanya kepada Abu Thalib, "Adakah dari teman-teman Anda yang tidak datang ke sini?” Abu Thalib menjawab, “Hanya ada satu orang anak yang belum datang ke sini. Bahira pun berkata, "Saya juga menginginkan kedatangan anak tersebut.” Abu Thalib segera memanggil beliau ke tempat perjamuan. Pada waktu makan, Bahira memperhatikan dengan seksama bahwa tanda- tanda yang telah diberitahukan oleh para nabi sebelumnya dan para alim tentang Khatamul Anbiya itu terdapat pada dirinya. Setelah makan, Bahira segera pergi ke samping anak itu dan berkata, “Saya akan bertanya beberapa hal kepadamu. Berkata jujurlah demi berhala Lat dan Uzza.” . . 35 Be Ahmad Jawdat Pasha Beliau pun menjawab, "Jangan bersumpah demi Lat dan Uzza Karena ber. hala adalah sesuatu yang paling aku benci di dunia ini.” Oleh Karena itu, Bahira bersumpah demi Allah SWT dan menanyakan bebe. Tapa hal untuk mengetahui keadaan dalam diri beliau yang sebenamya. Dia memantapkan keyakinannya dengan mencocokkan jawaban-jawaban yang telah dia dapatkan dengan apa yang telah ia ketahui sendiri. Dia membuka pun- ggung beliau dengan satu gerakan yang cepat, lalu melihat segel kenabian dan menciumnya dengan sopan dan hormat. Di samping itu, tokoh-tokoh Quraisy dengan kagum membicarakan tentang betapa besar reputasi dan kehormatan beliau di sisi Bahira. Kemudian Bahira pun bertanya kepada Abu Thalib, “Siapa namamu dan Siapa anak ini yang memiliki kehormatan dan kemuliaan?” Abu Thalib menjawab, “Nama saya Abu Thalib. Dia adalah anakku.” Bahira berkata,“Tidak, tidak, jika dilihat dari penampilannya, ia seperti mutiara yang ada di dalam kerang. Dia seharusnya seorang anak yatim.” Abu Thalib, “Ya, bukan anak kandungku, dia adalah anak saudaraku. Sewaktu orang tuanya wafat, dia menjadi yatim. Akan tetapi, karena dia berada di bawah didikan dan asuhanku, aku anggap dia sebagai anakku.” Bahira ketika mendengar penjelasan tersebut dia kemudian menjadi s [ senang. Kemudian, dia memberi nasihat seraya berkata dengan penuh kalian_pulang dari sini. Abu Thalib pun mendengar nasihat Bahira. Dia *keml ulang setelah menjual semua dagangannya di kota Busra. Nabi Muhammad SAW menghabiskan masa kecilnya dan menjelang masa muda beliau. Wajah beliau penuh cahaya, Perkataannya baik, pernya- taan dan jawabannya indah, kematangan dan kemuliaannya tak ada yang menyerupai. Beliau selalu jujur, serta dari segi kelembutan dan rasa kasih sayang lebih unggul daripada orang lain. Oleh Karena itu, beliau di antara kaum Quraisy menjadi orang yang terpilih dan disegani. Bahkan beliau diberi gelar Muhammad Al-Amin (Muhammad yang tepercaya). Sirah Nabawiyah Di dalam perjalanan ini juga terlihat banyak keajaiban yang terjadi pada dirinya. Ketika mereka kembali ke Makkah, orang-orang yang berada dalam rombongan menceritakan keajaiban-keajaiban yang terjadi selama di per- jalanan. Orang-orang mengatakan bahwa beliau akan menjadi orang yang besar di antara kaum Quraisy. Ketika mencapai umur 20 tahun, terkadang para malaikat terlihat oleh Rasulullah SAW. Malaikat-malaikat itu pun memberikan ‘isyarat ivenaril| beliau dengan berkata, “Sungguh, dialah yang akan menyampaikan hidayah | kepada seluruh alam semesta. Akan tetapi, belum tiba masa dakwah beliau.” | | Muhammad SAW menceritakan peristiwa-peristiwa yang luar biasa ter- sebut kepada Abu Thalib. Abu Talib pun mengira bahwa dia terkena penyakit } | | ad de A Yunonad nay aq Y9nwaU2d dan membawanya ke salah satu peramal Arab untuk menanyakan perihal obat dan cara penyembuhannya. Peramal itu memeriksa beliau dengan teliti, dan dia mengatakan, “Wahai Abu Thalib, jangan khawatir, badan yang | suci ini akan selalu terjaga dari segala penyakit. Yang terlihat oleh matanya | adalah tanda-tanda permulaan persahabatan dengan malaikat. Kemungkinan | dia akan menjadi nabi akhir zaman.” Usman be afta oF tne dor Are Ee ee Pernikahan Rasulullah SAW dengan Siti Khadijah RA Pada waktu itu, ada seorang wanita kaya raya yang bernama Khadijah. Dia merupakan seorang wanita terpandang dari Bani Quraisy yang berstatus janda sejak masih muda. Dia memberikan modal kepada beberapa orang untuk melakukan usaha dagang dengan sistem kerja sama. Beberapa orang menyarankan Khadijah, “Kalau kau memberikan sejumlah modal usaha kepada Muhammad Al-Amin, kau akan mendapatkan banyak keuntungan dan manfaat darinya.” Setelah mendengar perkataan ini, Khadijah pun memberikan modal barang dagangan kepada Muhammad SAW dan mengi- rimkannya ke kota Syam dengan didampingi budak Khadijahiyang bernama) Matsarah\> Ketika Rasulullah SAW bersama kafilah dagang Syam tiba di depan biara Bahira, mereka beristirahat sejenak sambil duduk di bawah sebuah pohon besar bersama Maisarah. Karena sebelumnya Bahira wafat, ia digantikan oleh seorang rahib lain yang bernama Nastura. Oleh karena Nastura sudah ebelumnya, dia pergi menemui Maisarah dan berjumpa mengenal Maisarah s dengannya. Kemudian, dengan izin ‘Allah SWT, Nastura bersyahadat dengan meyakini bahwa tiada tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad SAW adalah 37 sak perkataan grin ’ kalian melanjutkkan perjalanan ke kota ‘Ahmad Jatodat Pasha i G ai Mai: utusan Allah SWT. Nastura berkata kepada eee Chan ketahuilah bahwa Khatamul Anbiya seperti ee asulllah SAW). Janganlah AS adalah orang ini (sambil menunjuk ke arah ska para Yahudi peng. Syam. Karena jika par Bs NB hianat itu melihat Rasulullah SAW, sudahlah pasti mereka akan aan nat bela.” Oleh Karena itu, Raslllah SAW pun tidak peri Ke Byam dan melakukan perniagaannya di Busra, kemudian beliau kembali ke . Mereka pun tiba di Makkah pada hari yang sangat panas. Pada saat itu, Siti Khadijah sedang duduk di suatu tempat bersama dengan wanita-wanita Makkah lainnya, mereka melihat kedatangan para kafilah dagang Syam. Di antara kumpulan kafilah dagang tersebut mereka melihat seseorang yang di atas kepalanya terdapat dua ekor burung yang sedang mengepak- ngepakkan sayapnya dan membuat bayangan yang terlihat seperti sebuah tenda. Ketika para wanita itu bertanya-tanya, “Siapakah gerangan orang itu?” Tiba-tiba Maisarah muncul dari sekelompok kafilah dagang Syam itu. Kemudian Maisarah memberitahukan mereka bahwa orang tersebut adalah Muhammad Al-Amin SAW. Selain menceritakan tentang dua malaikat yang mengepak-ngepakkan sayapnya di udara yang panas untuk menaungi Muhammad Al-Amin SAW, Maisarah juga menceritakan kejadian-kejadian luar biasa lain yang dilihatnya serta tentang pernyataan yang disampaikan oleh Rahib Nastura. Setelah hasil dagang dihitung, menguntungkan dan menghasi tahun-tahun sebelumnya. Ak: gangan Syam tidaklah berarti dia ingat adalah ketik sirkan mimpinya seraya berkata, “Engkau akan mi enjadiis akhir zaman.” Waraqah bin Naufal adalah se yang sudah tua, dia selalu membaca Kit, ji memberikan kabar akan Kejadian bead eee Dia pun ie hal inilah yang sebenarnya ada dalam pikiran Siti Khadiee ne Alhasil jah, bukan yang lain. temyata perdagangan kali ini jauh lebih ilkan banyak manfaat jika dibandingkan ‘an tetapi, manfaat dan keuntungan perda- dalam pandangan Siti Khadijah, karena yang Qurai: \ Rasulullah SAW beserta pamannya, 1 ‘aisy pun telah berkumpul di sana. ‘amzah, juga Pergi ke sana. 38 Sowht Nadawrwah Pertama-tama, Abu Thalib berkhutbah dengan fasih dan mengesankan. Khutbah vang dia sampaikan sebagai berikut. \ *Marilah kita panjatkan puji serta rasa syukur kita kepada Allah SWT| > yang telah menciptakan kita semua dari anak cucu Ibrahim, keturunan ¢ Ismail. Ma’ad. dan Mudar. Allah SWT juga telah memilih kita sebagai pen- jaga Kabah Muazzamah, pelayan Masjidil Haram, dan kepala serta hakim | % masyarakat. Setelah ini. langsung saja kita mulai membahas tujuan keda- tangan kita ke sini. Anak dari saudaraku, Muhammad bin Abdullah, jika dia dibandingkan dengan pemuda Quraisy mana pun. pasti dia akan lebih tinggi dari segi kepribadian, garis keturunan akal. dan kemuliaan. Walaupun harta yang dia miliki sedikit, itu tidak bisa menjadi ukuran mulianya seseorang, Karena harta adalah sebuah bayangan yang bersifat sementara dan sebuah tirai di atas hakikat suatu pekerjaan. Harta adalah sesuatu yang bersifat sementara, bisa; diambil dan diberikan. Demi Allah, setelah ini, kehormatan dan harga dirinya akan sangat besar. Dia juga menginginkan Siti Khadijah yang merupakan putri mahkota sekaligus kehormatan kalian untuk menikah dengannya. Dia telah memberikan mahar untuk pernikahannya.” Setelah Abu Thalib menyelesaikan Khutbahnya. kini giliran Waragah bin Naufal yang berkhutbah seraya berkata, *Marilah kita panjatkan puji serta rasa syukur kita kepada Allah SWT yang telah menciptakan Kita semua seperti yang telah kau jelaskan dan telah menyempumakan dengan kehor- matan dan keutamaan lebih dari segala sesuatu yang telah kau sebutkan. Kami adalah pembesar dan pemimpin bangsa Arab. Kalian pun seperti itu. Tidak ada seorang pun yang menolak kebaikan dan Keutamaan suku kalian, Tidak ada yang mengingkari tingginya derajat kalian. Kami juga ridha mem- bangun kedekatan dengan kalian. Wahai jamaah, saksikanlah oleh kalian semua bahwa aku menikahkan Muhammad bin Abdullah dengan Khadijah binti Khuwailid.~ Para pembesar Quraisy pun menjadi saksi pada pemikahan tersebut. Rasulullah SAW pada waktu itu berusia 25 tahun dan jika dibandingkan dengan beliau, usia Khadijah lebih tua, sulullah SAW merasa senang dan rela terhadap Siti Khadijah sepanjang hidupnya dan beliau tidak permah menikah dengan wanita lain hingga Khadijah watat. ‘Ahmad Jawdat Pasha 4 Oleh karena itu, sesuai dengan adat dan kebiasaan orang-orang Arab, Nabi Muhammad SAW disebut Abu Qasim. Akan tetapi, SAW berusia 30 tahun ketika masth kecil Qasim wafat. Pada saat Rasulullah 3 tahun lahirlah Ruqayyah, dan lahirlah Zainab, pada usianya menca) ai 3. in Ummu Kultsum Katka Nabi Muhammad SA\ a endapatkan, ah 2z-Zalia Az-Zahra dari anak-anak yang Rasulullah SAW begitu mencintai Fatimah lain, dan beliau menyebutnya dengai Setelah Rasulullah mendapatkan wahyu kenabian, lahirlah anak beliau yang bernama Abdullah. Akan tetapi, Abdullah pun wafat pada waktu ia masih kecil. Orang-orang Quraisy pada masa itu sama seperti kaum-kaum yang lainnya. Akan tetapi, yang berbeda adalah mereka sangat gigih dalam menegakkan kebenaran. Dengan perantara para pemuka kaum, hak-hak orang yang terdzalimi dibela. Bahkan mereka membentuk sebuah majelis agung yang berprinsip untuk melindungi hak-hak dan menegakkan keadilan di Makkah Al-Mukarramah, Rasulullah SAW pun turut serta dalam majelis tersebut. Perbaikan Ka’bah Pada awalnya, di dalam Ka’bah terdapat sebuah sumur, hadiah-hadiah yang dibawa ke Ka’bah biasanya dimasukkan ke dalam sumur itu. Oleh karena banjir yang melanda Makkah, sebagian tempat di Ka’bah hancut dan pencuri mengambil beberapa barang yang berharga dari Ka’bah. Para pemuka Quraisy mengambil keputusan bahwa pencuri harus ditangkap dan tangannya harus dipotong. ‘Atas kejadian ini, kaum Quraisy kembali membangun Ka’bah dari awal. pada saat pembangunan mencapai setinggi Rukn (tempat Hajar Aswad) terjadilah perdebatan di antara mereka seraya berkata, “Kami yang berhak untuk melatakkan Hajar Aswad tersebut.” Agaknya, dalam perdebatan ter” sebut tidak ditemukan jalan keluar untuk menentukan siapa yang berh meletakkan Hajar Aswad ke tempatnya, mereka pun bersepakat berperans dengan pedang sebagal jalan keluarya. Namun, akhimya mereka memb2” tersebut lalu menunjuk Muhammad Al-Amin sebagai hai" ‘Sirah Nabawiyah dan mereka bersepakat untuk menerima keputusan yang diberikan beliau atas hal ini. Nabi Muhammad SAW kemudian membawa sehelai kain dan meletakkan Hajar Aswad ke atas kain tersebut. Setelah itu, beliau menyuruh kepada setiap pimpinan kabilah untuk memegang ujung kain tersebut dan membawa sampai ke tempat Hajar Aswad dan Nabi Muhammad SAW) = dengang tanganya sendiri meletakkan Hajar Aswad ke tempatnya. Orang-orang Quraisy melihat ide yang bagus tersebut lalu menerima keputusan yang diberikan Nabi Muhammad SAW. Dengan hal ini, segala pertengkaran dan perselisihan telah berakhir. Pada_waktu_itu Nabi ‘Muhammad SAW berumur 35 tahun. Sewaktu mencapai umur 37 tahun, ‘peliau mendengar suara ghaib yang memanggilnya, “Ya Muhammad” dan { mulai melihat cahaya dari beberapa arah. Peristiwa-peristiwa yang rahasia ini | hanya beliau ceritakan kepada istrinya Siti Khadijah. : Khutbah Quss bin Saidah_ edatangan’ Kita! An seorang yang berumur panjang dan terkenal dengan perkataannya yang fasih. Bahkan ketika pada masa tuanya, ia pernah berkhutbah dengan menunggang, unta merah di lapangan Pasar Ukaz di hadapan orang-orang Arab yang ter- kenal dengan balaghatnya. Khutbah Quss bin Saidah tersebut menjadi terkenal di antara para sastrawan Arab dan menjadi bahan perbincangan mereka. Pada waktu itu pun Rasulullah SAW berada di lapangan Pasar Ukaz dan mendengarkan khutbahnya. Akan tetapi, ketika itu beliau belum diperin- | tahkan untuk berdakwah. Ketika Quss bin Saidah menjelaskan akan kedatangan Khatamul Anbiya dalam waktu dekat di lapangan Pasar Ukaz kepada penduduk setempat, dia tidak menyadari kehadiran Khatamul Anbiya di sana dan sedang melihat dirinya. Tidak lama kemudian, turunlah wahyu kenabian dan risalah kepada Rasulullah SAW. Akan tetapi, sebelum bertemu dengan Rasulullah SAW, Quss bin Saidah telah wafat terlebih dahulu, ia pun tidak ditakdirkan ber- jumpa. Kemudian, Bani lyad dipimpin oleh Jarud, ia juga seorang yang ber- pegang teguh pada ketauhidan dan menganut kepercayaan agama Nabi | Isa AS. Suatu hari Jarud bersama pemuka kaumnya datang ke hadapan | a1 Aboraad Jaodat Pasha Rasuhillah SAW dan memeluk agama Islam. Para pemuka kaumnya pun turut beriman dengannya. Rawulullah SAW merasa senang kepada mereka dan bertanya, “Apakah di antara kalian ada yang mengenal Quss bin Saidah?” Jarud pun menjawab, *\a Rastulullah, kami semua mengenalnya. Bahkan saya adalah salah seorang yang selalu mengikuti jejak-jejaknya.” Kenwuctian Rasulullah SAW bersabda, “Saya tidak bisa melupakan khutbah yang dibacakan aleh Quss bin Saidah bahwa yang hidup akan mati, yang mati _ akan lenvap. dan segala sesuatu yang akan terjadi pasti akan terjadi ... Ia sam- ~ _ paikan banvak perkataan lain. Saya mengira bahwa apa saja yang ia sampaikan Pusti tidak melekat di dalam kenangan kalian.” Abu Bakar Ash-Shiddiq RA RA yang berada di sana berkata, “Ya Rasulullah, pada waktu itu saya juga berada di lapangan Pasar Ukaz. Khutbah yang disampaikan oleh Quss bin Saidah selalu tertanam dalam ingatan saya,” lalu ia pun membaca khutbah tersebut dari awal sampai akhir. Mendengar Khutbah tersebut, salah satu teman dari Jarud berdiri dan membacakan beberapa svair karya Quss bin Saidah, syair-syair tersebut menjelaskan secara terang-terangan tentang kenabian Muhammad SAW yang berasal dari Bani Hasvim vang terdapat di daerah Masjidil Haram. Rasulullah SAW kemudian bersabda, “Aku berharap pada hari kiamat Allah SWT membangkitkan Quss bin Saidah sebagai bagian dari ummatku.” Sekarang kita akan membahas tentang pemberian kenabian Nabi Muhammad Mustafa SAW dan akan menjelaskan peristiwa-peristiwa selan- jutnya secara terperind. Isi Khutbah Quss bin Saidah *Wahai manusia. datanglah, dengarkanlah, pahamilah, dan ambillah pelajaran. Sesungguhnya yang hidup akan mati, yang mati akan lenyap, segala sesuatu yang akan terjadi pasti aka terjadi, hujan yang turun, rumput tumbuh, anak-anak lahir, lalu men; ikan i oat laa 9 ggantikan ibu dan ayahnya. Kemudian semuanya akan hancur dan lenyap. Peristiwa-peristiwa di bumi tidak akan Sa satu sama lain saling mengikuti. Perhatikanlah dengan seksama, di langit terdapat kabar berita dan di bumi ini banyak hal-hal yang dapat dijadikan pelajaran. Femmukaan bumi merupakan sebuah kediaman yang telah dihias dengan keindahan, sedangkan langit adalah atap yang menjulang tinggi- yy 7 _ Sirah Nabawiyah Bintang-bintang bergerak, lautan terdiam, yang datang tak akan tersisa, yang pergi tidak akan kemball. Kira-kira, apakah mereka merasa senang tinggal di tempat yang mereka tuju? Ataukah mereka dibiarkan saja tinggal di tempat tersebut kemudian terlelap dalam tidurnya? Aku bersumpah, sesungguhnya terdapat sebuah agama di sisi Allah SWT, dan lebih utama daripada agama yang, kalian anut. Allah SWT memiliki seorang nabi dan kedatangannya sangatlah dekat. Naungannya telah datang kepada kalian. Betapa bahagianya mereka yang beriman kepadanya, kemudian beliau menjadi petunjuk bagi mereka. Betapa ruginya mereka yang mengingkari dan menentangnya. Celakalah orang-orang yang menghabiskan umurnya hanya dengan bermalas-malas. Wahai Bani Iyad, di mana bapak dan nenek moyang kalian? Di mana gerangan kaum Tsamud dan Ad yang membangun rumah-rumahnya dari batu serta istana yang indah? Di mana Fir’aun dan Namrud dengan cong- kaknya terhadap kekuasaan dunia seraya berkata kepada kaumnya, ‘Aku adalah tuhan kalian yang agung.’ Bukankah mereka lebih kaya, lebih kuat, dan lebih berkuasa daripada kalian? Dunia ini merupakan mesin penggiling, penggaraman, dan kebinasaan bagi mereka. Tulang-tulang mereka pun rapuh dan hancur. Rumah-rumah mereka hancur dan terlantar. Saat ini anjing- anjing meramaikan tempat dan kediaman mereka. Berhati-hatilah, janganlah kalian lalai seperti mereka, jangan ikuti jalan mereka. Segala sesuatu adalah fana dan akan musnah. Yang kekal hanyalah Allah SWT, Dia Yang Maha Esa. Tidak ada sekutu bagi-Nya. Hanya Dia-lah yang pantas disembah. Tidak ber- anak dan tidak pula diperanakkan. Terdapat banyak pelajaran bagi kita pada segala sesuatu yang telah berlalu. Ada banyak jalan menuju kematian, tetapi | tidak ada jalan keluar dari kematian. Yang besar ataupun kecil pasti akan lenyap dan tak akan pernah kembali lagi. Akhirnya, aku mengerti dengan pasti bahwa semua yang terjadi pada orang lain niscaya akan terjadi pada diriku juga.”

Anda mungkin juga menyukai