Anda di halaman 1dari 7

SAND CONTENT DAN SOLID CONTENT

A. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan percobaan ini meliputi penetuan kandungan pasir, dalam lumpur
pemboran, mengetahui presentase kandungan pasir yang terkandung dalam lumpu
pemboran dan menentukan kadar minyak dan padatan yang terdapat dalam
lumpur pemboran (emulsi).
B. DASAR TEORI
Kadar pasir (sand content) adalah kandungan pasir yang berasal dari
cutting formasi yang dibawa pada lumpur pemboran. Serpihan–serpihan
pemboran yang biasanya berupa pasir akan menyebabkan abrasi dan dapat
mempengaruhi karakteristik lumpur yang disirkulasikan, dalam hal ini akan
menambah densitas lumpur yang telah mengalami sirkulasi. Alat-alat yang
digunakan dalam memisahkan cutting dari lumpur pemboran disebut conditioning
equipment. Alat tersebut antara lain Shale shaker, Desander, Desilter, dan
Degasser.
Prinsip Oil content adalah sebagai indikasi untuk menentukan presentase
kandungan air dengan presentase kandungan minyak dalam suatu reservoir. Hal
ini bertujuan untuk mengukuran kadar minyak pada lumur pemboran yaitu untuk
mengetahui berapa banyak kadar minyak yang terkandung dalam lumpur dan juga
lumpur yang memiliki kadar air dan jika di dalam lumpur sudah terdapat minyak
artinya pemboran sudah berada di zona produksi.
C. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
 Mixer
 Timbangan digital
 Cup
 Retort kit
 Sand content set
 Gelas ukur
2. Bahan
 Air
 Bentonite
 Crude oil
 Wetting agent
 Pasir
D. LANGKAH PERCOBAAN
a. Sand content
Percobaan diawali dengan mengisi tabung gelas ukur dengan lumpur
pemboran dan tandai. Kemudian menambahkan air pada batas
berikutnya. Menutup mulut tabung dan mengocoknya dengan kuat.
Setelah itu tuangkan campuran tersebut ke dalam saringan dan biarkan
cairan mengalir keluar melalui saringan serta menambahkan air ke
dalam tabung, mengocok dan menuangkan kembali ke dalam
saringan. Ulangi hingga tabung menjadi bersih dan jangan lupa
mencuci pasir yang tersaring untuk melepaskan sisa – sisa dari lumpur
yang masih melekat. Selanjutnya pada funnel pada sisi atas sieve dan
membalikkan rangkaian tersebut dengan perlahan – lahan dan
memasukkan ujung Funnel ke dalam gelas ukur dan hanyutkan pasir
ke dalam tabung dengan menyemprotkan air melalui saringan hinggga
semua pasir tertampung ke dalam gelas ukur hingga pasir menegndap.
Dari skala yang sudah ditunjukan pada tabung, baca presentase
volume yang sudah mengendap. Terakhir catat persen volume pada
pasir yang mengendap.

b. Penentuan Oil Content dengan Retort Kit

Percobaan diawali dengan mengambil rangkain retort kit keluar dari


insulator block dan mengeluarkan Mud Chamber dari Retort. Setelah
itu isi Upper Chamber dengan steel wall dan mengisi Mud Chamber
dengan lumpur dan menempatkan kembali penutupnya lalu
membersihkan lelehan lumpur. Hubungkan Mud Chamber dengan
Upper Chamber, kemudian menempatkan kembali ke dalam Insulator
Block. Setelah itu tambahkan setetes wetting agent pada gelas ukur
dan menempatkan di bawah kondensator. Terakhir panaskan lumpur
sampai tidak terjadi kondensasi lagi yang ditandai dengan matinnya
lampu indikator.

E. HASIL PERCOBAAN DAN PERHITUNGAN


Hasil percobaan pada pratikum kali ini yaitu :

Base Mud Sand Content Oil Content


Air Bentonite Pasir SC Volume OC
(ml) (gr) (gr) (%) (ml) (%)
341,34 22,5 1 4,5 0,2 2

1. Pengukuran Sand Content


 Lumpur dasar = 341,34 ml air + 22,5 gr bentonite
 Sand Content = 4,5 %
2. Pengukuran Oil Content
 Lumpur Dasar = 350 ml air + 22.5 gr bentonite + 0,2 ml (sampel
lumpur dasar digunakan 12 ml)
 Vo = 0,2 ml
0 ,2 ml
 % Vo = ×100 %
12ml
=2%
9 , 8 ml
 % VW = × 100 %
12 ml
= 81,7 %
V mud−V oil−V water
 % VPadatan = ×100 %
V mud
12ml−0 , 2 ml−9 , 8 ml
= ×100 %
12 ml
= 16,7 %

F. PEMBAHASAN
Pratikum minggu kedua acara pertama bertujuan untuk menentukan
kandungan pasir, dalam lumpur pemboran, mengetahui presentase kandungan
pasir yang terkandung dalam lumpu pemboran dan menentukan kadar minyak dan
padatan yang terdapat dalam lumpur pemboran (emulsi).
Kadar pasir (sand content) adalah kandungan pasir yang berasal dari
cutting formasi yang dibawa pada lumpur pemboran. Serpihan–serpihan
pemboran yang biasanya berupa pasir akan menyebabkan abrasi dan dapat
mempengaruhi karakteristik lumpur yang disirkulasikan, dalam hal ini akan
menambah densitas lumpur yang telah mengalami sirkulasi.
Prinsip kerja alat pada pengukuran sand content adalah dengan prinsip
gravitasi dimana pasir akan terendapkan terlebih dahulu dan berada dibagian
paling bawah. Sedangkan prinsip kerja alat pada pengukuran kadar minyak
dengan proses kondensasi dan destilasi. Kondensasi adalah penguapan sesuai titik
didih dimana air akan menguap terleih dahulu dari minyak karena titik didih air
yang lebih rendah. Lalu destilasi yaitu penyulingan minyak dengan air. Selain hal
diatas ada juga prinsip kerja dari oil content yaitu sebagai indikasi untuk
menentukan presentase kandungan air dengan presentase kandungan minyak
dalam suatu reservoir.
Langkah-langkah percobaan pada pratikum kali ini terdapat dua percobaan
yaitu sand content dan oil content. Sand content diawali dengan mengisi tabung
gelas ukur dengan lumpur pemboran dan tandai. Kemudian menambahkan air
pada batas berikutnya. Menutup mulut tabung dan mengocoknya dengan kuat.
Setelah itu tuangkan campuran tersebut ke dalam saringan dan biarkan cairan
mengalir keluar melalui saringan serta menambahkan air ke dalam tabung,
mengocok dan menuangkan kembali ke dalam saringan. Ulangi hingga tabung
menjadi bersih dan jangan lupa mencuci pasir yang tersaring untuk melepaskan
sisa – sisa dari lumpur yang masih melekat. Selanjutnya pada funnel pada sisi atas
sieve dan membalikkan rangkaian tersebut dengan perlahan – lahan dan
memasukkan ujung Funnel ke dalam gelas ukur dan hanyutkan pasir ke dalam
tabung dengan menyemprotkan air melalui saringan hinggga semua pasir
tertampung ke dalam gelas ukur hingga pasir menegndap. Dari skala yang sudah
ditunjukan pada tabung, baca presentase volume yang sudah mengendap. Terakhir
catat persen volume pada pasir yang mengendap. Sedangkan pada oil content
diawali dengan mengambil rangkain retort kit keluar dari insulator block dan
mengeluarkan Mud Chamber dari Retort. Setelah itu isi Upper Chamber dengan
steel wall dan mengisi Mud Chamber dengan lumpur dan menempatkan kembali
penutupnya lalu membersihkan lelehan lumpur. Hubungkan Mud Chamber
dengan Upper Chamber, kemudian menempatkan kembali ke dalam Insulator
Block. Setelah itu tambahkan setetes wetting agent pada gelas ukur dan
menempatkan di bawah kondensator. Terakhir panaskan lumpur sampai tidak
terjadi kondensasi lagi yang ditandai dengan matinnya lampu indikator.
Berdasarkan pengujian dan perhitungan yang dilakukan diperoleh nilai
dari sand content pada sampel lumpur sebesar 4,5%. Dari hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa lumpur pemboran kurang baik karena sand content yang baik
adalah 2%. Sedangkan volume oil content sebesar 0,2 ml, volume air sebesar 9,8
ml dan volume padatan sebesar 16,7 %.
Aplikasi lapangan pada sand content yaitu mencegah terjadinya abrasi dan
mengetahui penanganan dari probelem yang mungkin terjadi dengan lumpur di
bersihkan di conditioning area untuk membersihkan lumpur atau memidahkan
padatan-padatan dan gas yang ikut dalam lumpur pada saat lumpur disirkulasikan
menggunkan conditioning equipment yang meliputi shale shaker, desander,
desilter, dan degasser. Sedangkan pengaplikasian lapangan pada penentuan oil
content untuk mengetahui apakah pemboran sudah mencapai formasi produktif
atau belum.
G. KESIMPULAN
1. Tujuan pratikum kali ini yaitu penetuan kandungan pasir, dalam
lumpur pemboran, mengetahui presentase kandungan pasir yang
terkandung dalam lumpu pemboran dan menentukan kadar minyak
dan padatan yang terdapat dalam lumpur pemboran (emulsi).
2. Kadar pasir (sand content) adalah kandungan pasir yang berasal dari
cutting formasi yang dibawa pada lumpur pemboran.

3. Alat-alat yang digunakan dalam memisahkan cutting dari lumpur


pemboran disebut conditioning equipment. Alat tersebut antara lain
Shale shaker, Desander, Desilter, dan Degasser.
4. Prinsip kerja alat pada pengukuran sand content adalah dengan prinsip
gravitasi dimana pasir akan terendapkan terlebih dahulu dan berada
dibagian paling bawah. Sedangkan oil content yaitu sebagai indikasi
untuk menentukan presentase kandungan air dengan presentase
kandungan minyak dalam suatu reservoir.
5. Berdasarkan pengujian dan perhitungan yang dilakukan diperoleh
nilai dari sand content pada sampel lumpur sebesar 4,5%. Dari hasil
tersebut dapat disimpulkan bahwa lumpur pemboran kurang baik
karena sand content yang baik adalah 2%. Sedangkan volume oil
content sebesar 0,2 ml, volume air sebesar 9,8 ml dan volume padatan
sebesar 16,7 %.
6. Aplikasi lapangan pada sand content yaitu mencegah terjadinya abrasi
dan mengetahui penanganan dari problem yang mungkin terjadi
dengan lumpur di bersihkan di conditioning area untuk membersihkan
lumpur atau memidahkan padatan-padatan dan gas yang ikut dalam
lumpur pada saat lumpur disirkulasikan menggunkan conditioning
equipment yang meliputi shale shaker, desander, desilter, dan
degasser. Sedangkan pengaplikasian lapangan pada penentuan oil
content untuk mengetahui apakah pemboran sudah mencapai formasi
produktif atau belum.

Anda mungkin juga menyukai