Makalah Modul 03 - 062033
Makalah Modul 03 - 062033
TUGAS MAKALAH
03 PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
TAHAP PERKEMBANGAN BAHASA DAN KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIS
DISUSUN OLEH :
1. EFTA PARTA WIJAYA
2. NURSIA RUKMANA
3. RAHMADIA UTAMI (856793627)
4. JESIKA
5. LITA
6. ANDRESIA PITRI (856793738)
FKIP S1-PGSD BI
UNIVERSITAS TERBUKA
POKJAR PANGKALAN BALAI
TAHUN 2023.1
MODUL 03
TAHAP PERKEMBANGAN BAHASA DAN KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIS
KB 1
TAHAP PERKEMBANGAN BAHASA
b. Morfologi
Morfologi adalah cabang dari linguistic atau ilmu bahasa yang mengkaji pembentukan
kata atau morfem-morfem dalam suatu bahasa. Cabang ilmu ini tidak hanya menambah
bagaimana kata itu terbentuk, tetapi juga memabahas seluk beluk bentuk kata dan fungsi
perubahan-perubahan bentuk kata.
Seperti yang sudah dikatakan bahwa morfologi adalah ilmu yang membahas kata.
Dalam pembentukan kata, terdapat unsur terkecil yang disebut mprfem. Dalam bahasa
Indonesia. Morfem dapat ditemukan pada kata yang menggunakan imbuhan, seperti
membaca maka morfem dalam kata tersebut adalah “meN”; pada kata mempelajari, maka
morfem imbuhannya adalah awalan “meN” dan akhiran “I”.
c. Semantik
Semantik adalah cabang dari linguistic atau ilmu bahasa yang mengkaji makna yang
terkandung dalam bahasa, kode, atau jenis lain representasi. Sematik akan memiliki
hubungan yang erat kaitannya dengan sintax dan pragmatic yang akan dibahas selanjutnya.
d. Sintax
Sintax adalah aturan dalam pembentukan kalimat agar mampu dimengerti dengan
benar. Sebagai contoh, Ani berkata kepada ibunya, “Aku sedang buah dan sayur makan”.
Kalimat tersebut tidak dituliskan ucapan dengan tata kata yang baik sehingga makna yang
akan disampaikan tidak ditangkap oleh orang lain. Maka dari itu, sintax berfungsi dalam
menata kata sehingga membentuk kalimat yang utuh.
e. Pragmatik
Pragmatik adlaah cabang dari linguistic atau ilmu bahasa yang mengkaji penggunaan
bahasa yang dikaitkan dengan konteks pemakaiannya.
Haikal berkata “Lihat itu ada anjing”.
Secara tata kata, anak tersebut sudah mengatakannya dengan benar. Namun, jika
ditinjau dari konteks, kalimat tersebut salah karena seharusnya ia mengatakan bahwa
hewan digambar itu adalah sapi, bukan anjing.
b. Teori navitisme
Noam Chomsky adalah ahli bahasa terkemuka yang mengatakan bahwa manusia
terlahir dengan perangkat akuisisi bahasa atau language acquisition device (LAD). Chomsky
tidak mempercayai jika bayi belajar mengembangkan bahasa dengan cara mengikuti
perkataan orang dewasa sangat jarang berbicara dengan menggunakan tata bahasa yang
benar.
Perhatikan percakapan yang dilakukan oleh orang dewasa berikut :
Ika : Kamu lagi ngapain?
Sarah : Baca buku
Ika : Boleh gak pinjam?
Sarah : Gak karena ini buku aku seneng suka banget.
Percakapan diatas menggunakan kata-kata yang tidak perlu dan berlebihan. Sintax yang
membahas macam-macam kesalah yang dilakukan oleh anak-anak membuat mereka lebih
memahami penggunaan bahasa tersebut disbanding mereka belajar memperbaiki tata
kata. LAD menggambarkan bagian otak dan terdapat bukti bahwa ada bagian di otak
manusia yang bekerja untuk mengolah atau mengembangkan bahasa.
Dalam mengembangkan bahasa, terdapat 3 bagian otak yang digunakan yaitu :
- Broca yaitu seseorang akan memproduksi kemampuan berbahasa tau dikenal dengan
pusat bahasa.
- Motor context berfungsi untuk mengatur gerakan sadar.
- Wernicke yan berasar dari nama seorang psikiater dan ahli syaraf dari Jerman, dan
berfungsi untuk memahami bahasa yang kemudian digabungkan ke otak bagian broca
melalui syaraf.
c. Teori Interaksi
Teori ini menjelaskan antara perkembangan bahasa, perkembangan kognitif, dan
kemampuan berpikir secara umum yang terkait mengenai teori kognitivitas dan piaget.
Menurut piaget, perkembangan kognitif adalah sebuah proses genetic yang didasarkan atas
mekanisme biologis perkembangan system syaraf. Berikut tahapannya :
Ada seseorang berbicara didengar oleh orang lain diingat oleh orang tersebut
diingat kembali kata-kata yang dimiliki arti terjadi proses berpikir mengucapkan apa
yang telah disampaikan dalam ingatan.
3. Periode Telegrafis
Pada tahap telegrafis anak mencoba membentuk makna dengan mengombinasikan dua
kata.
Contoh : Anak mengatak “mam nasi” yang sebenarnya anak itu ingin sampaikan adalah ia
sedang makan nasi atau ia ingin makan nasi.
Namun, kemampuannya masih terbatas sehingga iya hanya mengatakan dua kata.
3. Kombinasi kata 18 s.d 24 1. Penggunaan satu kata tunggal dengan arti kompleks untuk
bulan ungkapan multikata. Contoh “susu” (Artinya dapat minta
susu atau minta ASI)
2. Penggunaan kombinasi kata untuk kalimat, contoh : mama
kue (maksudnya mama minta kue)
C. BILINGUALISME
Elis (Maharani dan Astuti. 2018) berpendapat bahwa pembelajaran bahasa kedua akan lebih
mudah jika seseorang telah menguasai bahasa pertamanya dengan baik karena kemampuan bahasa
pertama dapat berguba dalam proses pembelajaran bahasa kedua.
Bambang Kaswanti Purwo (1989) meneliti pemerolehan bahasa kedua, khususnya bahasa inggris
oleh anak sekolah dasar (SD).
Dengan mengetahui perkembnagan bahasa kedua sesuai dengan umur dan kapasitas yang
ditonjolkan, anda diharapkan dapat menentukan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan
siswa.
KEGIATAN BELAJAR 2
KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIS
Namun, disisi lain Piaget (1952a) mengatajan, kita dapat mengecek kepahaman anak
mengenai konsep bilangan dengan mengetes kemampuan kesetaraan antar himpunan.
Contohnya, Sandra memiliki tiga buah pensil dan Heni memiliki tiga buah permen.
Kemudian ibu meminta Sandra dan Heni untuk saling bertukar barang yang mereka miliki.
Pada akhirnya, kita mengekspektasikan Sandra untuk mengetahui bahwa jumlah pensil dan
permen adalah sama tanpa menghitungnya.
Seiring dengan berjalannya waktu, semakin lama anak akan semakin berpikir untuk
menyelesaikan masalah dengan cara yang lebih abstrak. Sebagai contoh, pada anak usia
sekolah menengah pertama (SMP), mereka tidak lagi belajar dengan menggunakan konkret
atau berimajinasi untuk menyelesaikan masalah. Akan tetapi, anak akan mulai belajar
memecahkan masalah yang lebih abstrak, seperti menyelesaikan soal aljabar, dan
sebagainya.
3. Perbandingan
Soal matematika dengan perbandingan lebih sulit untuk dikerjakan. Hal tersebut disebabkan
soal dengan kategori perbandingan adalah soal yang membutuhkan pemahaman yang tinggi
atau biasa disebut dengan higher order thingking skill.
2. Penalaran Multiplikatif
Penalaran multiplikatif biasanya digunakan untuk menyelesaikan permasalahan operasi
perkalian atau pembagian. Jika penalaran aditif menggunakan satu variable, tetapi ini tidak
terjadi pada penalaran multiplikatif.
a. Proses berpikir penyelesaian masalah
Terdapat tiga jenis permasalahan yang terjadi pada penalaran multiplikatif.
1) Mengelompokkan (one-to-many correspondence)
Pada soal pembagian, anak dapat menyelesaikan masalah perkalian dengan
cara membagi sampai habis.
Contoh : Jamal memiliki delapan buah biscuit. Ia akan membagi biscuit itu kepada
empat orang temannya. Maka jamal akan membagikan biscuit tersebut satu per satu
dengan sama rata sampai semua biscuit itu habis. Proses penyelesaian masalah ini juga
dapat disebut sharing problem.