Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

Kecap adalah bumbu yang dihasilkan oleh fermentasi kedelai dengan Aspergillus
oryzae atau Aspergillus sojae cetakan , bersama dengan air dan garam. Setelah fermentasi, yang
menghasilkan moromi, yang moromi ditekan, dan dua zat diperoleh:. Cairan, yang merupakan
kecap, dan kue (gandum dan) residu kedelai, yang terakhir ini biasanya digunakan kembali
sebagai pakan ternak Umumnya, sebuah biji-bijian yang digunakan bersama-sama dengan
kedelai dalam proses fermentasi, tetapi tidak selalu. Juga, beberapa varietas gandum panggang
gunakan. Kecap adalah bahan tradisional di Timur dan Tenggara masakan Asia , di mana ia
digunakan dalam memasak dan sebagai bumbu. Dalam masa yang lebih baru, juga digunakan
dalam masakan Barat dan makanan disiapkan.

Semua jenis kecap yang asin, bersahaja, cairan kecoklatan dimaksudkan untuk makanan
musim saat memasak atau di meja. Kecap memiliki yang berbeda rasa dasar yang
disebut umami ( "rasa gurih yang menyenangkan") dalam bahasa Jepang.

Kecap merupakan salah satu produk fermentasi kedelai yang digunakan sebagai bahan

penyedap dan pemberi warna pada makanan. Untuk pembuatan kecap biasanya digunakan

kedelai berbiji hitam untuk mendapatkan warna yang baik. Namun, kedelai hitam semakin

berkurang jumlahnya karena petani beralih menanam kedelai berbiji kuning.

Oleh karena ini, menarik untuk dipelajari kualitas kecap yang dihasilkan dari biji kedelai

berbiji hitam dan kuning yang akan digunakan dalam penelitian ini merupakan hasil

persilangan dari varietas-varietas unggul dan lokal. Bertujuan untuk mengetahui kualitas

kecap yang dihasilkan dari kedelai berbiji hitam dan kuning. Penelitian ini dilaksanakan di

Laborotorium Kimia dan Pangan Balai Penelitian Kacang-kacangan dan Umbi-umbian

(BALITKABI) Malang. Pada bulan Desember 2005 sampai Agustus 2005.


BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN

a. Kecap kedele
Kecap kedele adalah bumbu yang dihasilkan oleh fermentasi kedelai dengan Aspergillus
oryzae atau Aspergillus sojae cetakan , bersama dengan air dan garam. Setelah fermentasi, yang
menghasilkan moromi, yang moromi ditekan, dan dua zat diperoleh:. Cairan, yang merupakan
kecap, dan kue (gandum dan) residu kedelai, yang terakhir ini biasanya digunakan kembali
sebagai pakan ternak Umumnya, sebuah biji-bijian yang digunakan bersama-sama dengan
kedelai dalam proses fermentasi, tetapi tidak selalu. Juga, beberapa varietas gandum panggang
gunakan. Kecap adalah bahan tradisional di Timur dan Tenggara masakan Asia , di mana ia
digunakan dalam memasak dan sebagai bumbu. Dalam masa yang lebih baru, juga digunakan
dalam masakan Barat dan makanan disiapkan.Semua jenis kecap yang asin, bersahaja, cairan
kecoklatan dimaksudkan untuk makanan musim saat memasak atau di meja. Kecap memiliki
yang berbeda rasa dasar .

B. KUALITAS

a. Kacang kedele
biji kedelai berbiji hitam dan kuning yang akan digunakan dalam penelitian ini
merupakan hasil persilangan dari varietas-varietas unggul dan lokal. Bertujuan untuk mengetahui
kualitas kecap yang dihasilkan dari kedelai berbiji hitam dan kuning. Penelitian ini dilaksanakan
di Laborotorium Kimia dan Pangan Balai Penelitian Kacang-kacangan dan Umbi-umbian
(BALITKABI) Malang. Pada bulan Desember 2005 sampai Agustus 2005. Kedelai berbiji hitam
dari lima galur 9837/Kawi-D-8-125, 9837/Kawi-D-8-185, Wilis/9837-D-6-220, 9637/Kawi-D-3-
185, 9069/Wilis, dan satu varietas (Ci. uray) serta dua varietas berbiji kuning (Burangrang,
Wilis) sebagai pembanding, diolah dengan menjadi kecap manis dengan mengunakan rancangan
acak lengkap, empat kali ulangan. Pengamatan meliputi : Analisa fisik dan kimia biji (bobot 100
biji/g, diameter, kadar air, abu, protein dan lemak), analisa filtrate (kadar air dan protein) dan
analisa fisik dan kimia kecap (kadar air, abu, protein, vikositas dan organoleptik (uji rasa, aroma,
kekentalan danwarna)). Galur dan varietas kedelai memiliki ukuran biji besar (>13 g/100 biji)
yaitu pada Varietas Burangrang,

b. Kecap
Kecap yang dihasilkan dari tujuh varietas/galur kedelai (berbiji hitam dan kuning) telah
memenuhi standar mutu kecap (SNI, 1994), yakni minimal 25 bbuntuk kadar protein kecap
manis tetapi pada galur Wilis/9837-D-6-220 belum memenuhi standar mutu tersebut. Tingkat
kesukaan terhadap sifat sensoris kecap, yang meliputi warna, aroma, kekentalan dan rasa relatif
sama untuk tujuh varietas galur kedelai yang berbiji hitam dan kuning Dengan skor agak suka
sampai suka. Hal ini menunjukkan, baik kedelai berbiji hitam maupun kuning dapat diolah
menjadi kecap manis dengan kualitas yang relative sama.

C. CEMARAN PADA PENGOLAHAN KECAP KEDELE

Sebelum melakukan inspeksi ke industri kecap, inspektur/PPLH (Pejabat Pengawas


Lingkungan Hidup) perlu memahami lebih mendalam tentang proses produksi pada industry
kecap secara umum dan sumber-sumber limbah serta dampaknya pada lingkungan yang
disajikan seperti dibawah ini Kacang-kacangan dan umbi-umbian cepat sekali terkena jamur
(aflatoksin) sehingga mudah menjadi layu dan busuk.Untuk mengatasi masalah ini, bahan
tersebut perlu diawetkan. Hasil olahannya dapat berupa makanan seperti keripik, tahu dan tempe,
serta minuman seperti bubuk dan susu kedelai. Kecap berwarna coklat tua, berbau khas, rasa
Panduan Inspeksi Industri Kecap asin dan dapat mempersedap rasa masakan. Bahan baku kecap
adalah kedelai. Jenis kedelai yang umum digunakan dalam pembuatan kecap adalah kedelai
Kecap dapat diproduksi dengan tiga cara, yaitu fermentasi kedelai, hidrolisisasam, atau
kombinasi dari keduanya. Kecap hidrolisis kurang popular dibanding kecap hasil fermentasi
karena rasa dan aromanya kurang baik. Hal ini disebabkan selama proses hidrolisis beberapa
asam amino dan kecap rusak, serta timbulnya senyawa off flavor seperti asam levulinat dan H2S
dan beberapa komponen lainnya yang pada kecap fermentasi tidak terbentuk. Di Indonesia
pembuatan kecap pada umumnya dilakukan secara fermentasi.Secara skematis alur proses
produksi kecap skala besar dapat dilihat pada

1. Pencucian dan perendaman : kedelai dicuci dan direndam dalam air bersih. Kemudian
dilakukan pemecahan biji yang dapat dilakukan dengan menggunakan mesin penggiling tipe
cakram.Pencucian dan Perebusan Penjamuran Perendaman dengan air Pengambilan sari
kedelai Penyaringan Pemasakan sari kedelai Pendinginan KacangProses Produksi Industri
Kecap
2. Pemasakan : kedelai direbus, ditiriskan, dan didinginkan di atas wadah.Karena terus berulang
kali digunakan, wadah yang digunakan sebagai alas ini biasanya mengandung spora kapang
yang berfungsi sebagai inokulum.Pada umumnya industri skala besar menyimpan wadah-
wadah tersebut dalam suatu ruangan tertutup sehingga terjadi penjamuran.
3. Fermentasi / penjamuran : spora kapang pada wadah akan tumbuh pada substrat kedelai
dalam waktu 3 – 12 hari pada suhu kamar. Kapang dan miselium yang terbentuk akibat
ferrmentasi inilah yang dinamakan koji.
4. Perendaman dengan air garam : koji dimasukkan ke dalam wadah dari yang berisi larutan
garam 20-30%. Campuran antara kedelai yang telah mengalami fermentasi kapang (koji)
dengan larutan garam inilah yang dinamakan moromi. Fermentasi moromi dilanjutkan
selama 14-120 hari pada suhu kamar.
5. Press sari / pengambilan sari kedelai : cairan moromi disaring.
6. Pemasakan sari kedelai : setelah didapat sari kedelai, lalu dimasak.Untuk membuat kecap
manis, ke dalam filtrat ditambahkan gula merah dan bumbu-bumbunya, diaduk sampai rata
dan dimasak selama 4-5 jam sedangkan untuk membuat kecap asin, sedikit gula merah
ditambahkan ke dalam filtrat, diaduk, dan dimasak selama 1 jam.
7. Penyaringan : kecap yang telah masak, selanjutnya disaring dengan alat separator untuk
memisahkan kecap dari berbagai kotoran.
8. Sterilisasi : dilakukan untuk membunuh bakteri / kuman pada botol.
9. Filling / pengemasan : kecap yang telah siap dimasukkan ke dalam botol gelas, botol plastik,
atau botol pet dan ditutup rapat serta diberi label lalu dilakukan pengepakan.Dampak
Lingkungan dan Sumber Limbah Proses Limbah industri kecap umumnya terdiri dari limbah
cair, emisi udara dan limbah padat. Limbah cair polutan utamanya berupa bahan organik,
sedangkan limbah padat berupa bahan-bahan organik seperti ampas kedelai bungkil. Bahan-
bahan ini mudah terdegradasi secara biologis dan jika tidak ditangani dengan baik akan
mengakibatkan pencemaran lingkungan.Masalah-masalah yang mungkin timbul dalam
operasi industri kecap antara lain:

a. Dampak lingkungan dari industri kecap yang membuang air limbah


secara langsung atau dengan kata lain tidak ditangani secara memadai

sehingga menurunkan kandungan oksigen terlarut perairan umum;

b. Bau busuk yang menyengat akibat biodegradasi limbah cair maupun

padat Panduan Inspeksi Industri Kecap

Kerusakan tanah akibat dari :

c. Penguraian sisa-sisa bahan buangan oleh mikroorganisme;


10. Penumpukan bahan-bahan padat (yang dapat menimbulkan leachate;
Perubahan pH.Sumber-sumber pencemaran dari industri kecap secara rinci dapat
diuraikansebagai berikut :
1. Pencucian kedelai

Pada proses pencucian dihasilkan air limbah yang harus ditangani dengan baik Apabila tidak
dikelola dalam jangka waktu lama dengan baik akan menimbulkan bau busuk dan
mencemari sungai

2. Perendaman Pada proses

Perendaman dihasilkan air limbah yang juga harus ditangani dengan baik Apabila tidak
dikelola dalam jangka waktu lama dengan baik akan menimbulkan bau busuk dan
mencemari sungai
3. Pengambilan

sari kedelai(pengepresan) Pada proses pengepresan dihasilkan limbah cair dan padat Apabila
tidak dikelola dalam jangka waktu lama dengan baik akan menimbulkan bau busuk dan
mencemari sungai

4. Penyaringan Pada proses

Penyaringan dihasilkan limbah padat berupa ampas / bungkil kedelai Ampas ini mudah
terdegradasi secara biologis dan menyebabkan pencemaran terutama bau busuk.

1.Perizinan :

Dalam perizinan perlu di catat secara lengkap tentang nomor izin, tanggal penerbitan izin,
tanggal berakhir atau perpanjangannya,instansi penerbit izin dan informasi lain yang terkait
dengan masingmasing perizinan, adapun perizinan yang perlu diinventarisir adalah:

(a) Izin Usaha Industri Kecap;

(b) Izin Mendirikan Bangunan (1MB);

(c) Izin HO (Hinder Ordonantie atau Surat lzin Tempat Usaha)

(d)Izin lokasi;

(e)Izin pengambilan air/izin penggunaan air, meliputi air permukaan dan air tanah;

(f) Izin pembuangan limbah;

(g)Izin Pemanfaatan Air Limbah (land aplication)

(h)Beberapa perizinan lainnya.

Kemudian pelajari persyaratan-persyaratan vang tercantum dalam


masing-masing perizinan tersebut, catat pelanggaran yang dilakukan
dan pasal-pasal ketentuan perundang-undangan dan atau persyaratan
perizinan yang dilanggar.
2. Studi Lingkungan, antara lain :

AMDAL, SEMDAL, UKL/UPL atau Dokumen Pengelolaan Lingkungan (DPL). Dokumen


disertai tanggal persetujuan dan konsultan penyusunnya. Studi Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan (Amdal) yang dilakukan perlu ditanyakan, apakah sudah disetujui komisi Amdal.
Lakukan pengecekan terhadap persyaratan-persyaratan yang tercantum dalam Rencana
Pengelolaan .Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) maupun Standard
Operation Procedure (SOP). Catat pelanggaran yang dilakukan dan point-point penting yang
belum dilaksanakan oleh perusahaan, sehubungan dengan persyaratan yang tercantum dalam
RKL, RPL maupun SOP. Panduan Inspeksi Industri Kecap

3. Proses Produksi

Sebagaimana yang telah dipelajari sebelum melaksanakan inspeksi lapangan, serta berbagai
pengalaman yang diperoleh dari hasil inspeksi, khususnya industri yang sejenis, maka perlu
ditelusuri kesesuaian proses produksi termasuk kapasitasnya dengan perizinan yang diperoleh.
Pada industri kecap yang harus dilihat , antara lain: Produksi senyatanya perbulan, cek apakah
cukup, kurang atau melebihi dari izin yang diperoleh. Melakukan pengecekan terhadap log book
atau catatan produksi harian.

(a). Lay out pabrik, tata letak pabrik dan luas pabrik

(b). Peta drainase pabrik dan sistem pemipaannya.

(c). Jenis dan jumlah limbah (cair,padat, gas) periksa flow meternya dan neraca airnya.

Jika belum ada neraca airnya, maka kita harus membuat neraca air (water balance) Mtersebut,
sehingga dapat diketahui berapa air yang digunakan dan berapa yang diolah atau dibuang ke
lingkungan, dengan demikian kita dapat mengetahui apakah ada buangan bypass atau tidak.

(a) Proses yang digunakan pada pabrik atau kegiatan tersebut, tahapan prosesnya
menggunakan sistem sesaat atau menerus (batch/kontinyu.)?. lakukan pengecekan
Peralatan proses produksi dan gambarkan diagram alir proses.
(b) Bahan baku dan bahan penolong yang digunakan dalam proses produksi, Berapa
banyaknya, dipasok dari perusahaan sendiri atau orang lain,bagaimana cara
pengirimannya, bagaimana penyimpanannya, apakah ada bahan berbahaya dan beracun.

(c) Penggunaan air dan sumbernya. (check flow meter dan log book atau catatan
penggunaan air harian). Lakukan pengecekan neraca airnya (water balance).

(d) Penggunaan energi dan sumbernya. Cek kebutuhan dalam satuan pengukuran maupun
rupiah yang dikeluarkan.

(e) Pemeriksaan terhadap kemungkinan adanya saluran bypass, upaya minimalisasi


limbah atau teknologi proses yang memungkinkan daur ulang limbah ataupun dapat
menghindari adanya limbah.

Pengelolaan dan Pengendalian Pencemaran Udara Pada unit pengelolaan buangan gas atau debu
(emisi udara), suara dan

getaran yang perlu dilakukan pengecekan adalah :

a. Proses yang diterapkan untuk mengolah emisi gas dan debu, adakah alat treatment untuk
mengurangi pencemaran udara

b. Peralatan yang digunakan dan kapasitasnya, sumber peralatan yang menghasilkan limbah gas
serta kapasitas limbahnya

c. Lokasi cerobong dan dampaknya terhadap lingkungan sekitar,

d. Masalah perizinan yang berkaitan dengan pembuangan emisi gas

e. Usaha untuk mengurangi kebisingan, getaran dan bau.

f. Pemantauan kualitas emisi gas, debu, kebisingan, getaran baik didalam pabrik maupun di luar
pabrik. Apakah terdapat alat untuk mengambil sampel pada cerobong, intensitas pemantauannya
dan kapasitas analisisnya

g. Masalah bau atau kebauan di sekitar pabrik (dapat pula dilakukan cek silang terhadap
masyarakat sekitar (data sekunder). Hal tersebut dapat dilakukan secara terpisah dengan
kegiatan inspeksi ke industri. Data Pendukung (Sistem Manajemen Lingkungan, House
Keeping, Community Relation dan Community Development) Kegiatan inspeksi yang bertujuan
untuk menilai kinerja perusahaan (misalnya: PROPER) memerlukan data-data tambahan dalam
menentukan peringkat kinerja perusahaan. Data pendukung ini sangat diperlukan mengingat
industri selain harus taat terhadap peraturan pengelolaanNlingkungan, upaya menciptakan
keharmonisan dalam kehidupan sosial juga memerlukan perhatian, sebab lingkungan mempunyai
dimensi yang luas berkaitan dengan kualitas serta dampaknya terhadap manusia. Sistem
manajemen lingkungan, perlu dicek upaya pengelolaan yang dilakukan dan kesinambungan
dalam pelaksanaan program, antara lain: (1)kebijakan pengelolaan lingkungan,

(2) perencanaan pengelolaan lingkungan,

(3) pelaksanaan pengelolaan lingkungan,

(4) pemantauan dan pengawasan Panduan Inspeksi Industri Kecap

D. BAHAN TAMBAHAN PADA KECAP KEDELE

Natrium Benzoat merupakan salah satu bahan pengawet makanan yang sering digunakan
dalam bentuk garam. Na Benzoat sangat efektif dalam menghambat pertumbuhan mikroba. Na
Benzoat jika dalam penggunaannya tidak melebihi dosis yang diperbolehkan maka tidak ada
dampak buruk terhadap tubuh. Akan tetapi jika dalam penggunaanya melebihi aturan yang
diperbolehkan, akan menimbulkan masalah kesehatan. Misalnya menimbulkan gejala kejang-
kejang terus-menerus, hiperaktif dan menurunkan berat badan yang pada akhirnya dapat
menyebabkan kematian. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa
jumlah kadar natrium benzoat dalam

kecap manis bermerk yang beredar di Pasaran dan untuk mengetahui apakah dalam
penggunaannya sesuai dengan Standar Nasional Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kecap manis yang dijual di
Pasar Besar Malang, dengan merk yang digunakan oleh masyarakat. Merk kecap manis tersebut
antara lain Indofood, Piring Lombok, ABC, Nasional, Sweet Soy Souce, dan Orang Jual Sate,
dalam bentuk kemasan botol kaca maupun dalam bentuk kemasan botol plastik dan memiliki
nomor izin kesehatan. Pengambilan sampel dikakukan dengan cara Sample Random Sampling.
Analisis sampel dilakukan di Laboratorium Kimia Universitas Muhammadiyah Malang, mulai
tanggal 9-15 September 2005 dengan menggunakan Metode Titrasi. Dari hasil penelitian
diperoleh data bahwa kecap manis yang dianalisis memiliki kadar natrium benzoat yang berbeda-
beda yaitu 29,3 mg/kg sampai 32,91 mg/kg. Kadar natrium benzoat yang paling tinggi terdapat
pada kecap manis bermerk Indofood yaitu 32,91 mg/kg dan yang paling rendah pada kecap
manis bermerk Nasional yaitu 29,3 mg/kg. Batas maksimun natrium benzoat menurut Standar
Nasional Indonesia adalah 250 mg/kg. Kesimpulan dari ke 6 merk kecap manis ini layak untuk
dikonsumsi karena penggunaan kadar natrium benzoat masih diambang batas yang telah
diizinkan oleh Depkes RI.

E. STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI)AIL SNI

Top of Form

Nomor SNI : SNI 01-3543-1999 (Ukuran File : 69.53 KB)


Judul : Kecap kedelai

Abstraksi : syarat mutu kecap kedelai manis (M) dan asin (A) mencakup keadaaan (bau dan
rasa : normal, khas); protein (N x 6,25) (M : min. 2,5% b/b, A : min. 4,0% b/b);
padatan terlarut (min. 10% b/b); NaCl (M : min.3% b/b, A : min. 5% b/b); sakarosa
(M : min. 40% b/b); pengawet (benzoat : maks. 600 mg/kg, metil p-
hidroksibenzoal : maks. 250 mg/kg, propil p-hidroksibenzoat : maks. 250 mg/kg);
pewarna tambahan (sesuai SNI 01-0222-1995); cemaran logam (Pb : maks. 1,0
mg/kg, Cu : maks. 30,0 mg/kg, Zn : maks. 40,0 mg/kg, Sn : maks. 40,0 mg/kg, Hg :
maks 0,05 mg/kg); As (maks. 0,5 mg/kg); E-coli : < 3 APM/g, kapang/khamir :
maks. 50 kol/g)
ICS : 1. 67.060 Biji-bijian, kacang-kacangan dan produk turunan

SK :
637/BSN-I/HK.55/06/1999
Penetapan
Tanggal : 29-06-1999 [dd-mm-yyyy]
Penetapan
SNI Ini :
1. SNI 01-3543-1994 Kecap Kedelai
Merevisi
SNI HS : 1. 2103.10.00.00 -Kecap

Jumlah :
12
Halaman
Copyright © Badan Standardisasi Nasional 2011 All Rights Reserved.
Gedung Manggala Wanabakti, Blok IV lantai 3-4. Jl. Gatot Subroto. Senayan - Jakarta 10270 -
Indonesia.
Telp : +6221-5747043 Fax : 021-5747045
Contact Us
GUNAKAN BROWSER FIREFOX MIN VERSI 3 ATAU INTERNET EXPLORER MIN
VERSI 6

F. PERBAIKAN STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) KECAP KEDELAI


Dari data SNI Kecap Kedelai, yang dapat dilihat dan diunduh dari situs resmi Badan Standarisasi
Nasional (BSN), yaitu www.bsn.go.id, dapat diketahui bahwa terdapat beberapa sifat fisik
penting yang belum tercantum di dalam daftar standar kecap kedelai tersebut. Menurut
pengamatan saya, sifat fisik yang perlu dicantumkan pada SNI Kecap Kedelai tersebut, antara
lain viskositas dan berat jenis.
Viskositas (viscosity) menurut Lewis (1987) dipahami sebagai gaya gesekan internal fluida yang
mengalir atau nilai resistensi fluida untuk mengalir (its resistance to flow). Viskositas biasanya
dikaitkan dengan kadar gula suatu produk olahan hasil pertanian, misalnya sirup. Dengan adanya
penambahan standarisasi viskositas yang tepat pada SNI 01-3543-1999, diharapkan produsen
dapat menyeragamkan kualitas kecap kedelai yang dihasilkan sehingga memudahkan konsumen
mengenali jenis kecap yang sesuai standar, di luar aspek kesukaan (preference).
Berat jenis (densitas), menurut saya, juga merupakan poin yang perlu ditambahkan pada SNI 01-
3543-1999 ini. Menurut Rohadi (2009), nilai densitas dapat dipakai identifikasi adanya
pemalsuan. Jika nilai densitas kecap kedelai di atas atau di bawah angka tersebut, dimungkinkan
telah terjadi pemalsuan dengan bahan lain.
Secara umum, saya sebagai konsumen, menilai data-data yang disajikan pada SNI 01-3543-1999
ini sudah cukup baik. Akan tetapi, saya menyarankan agar BSN memperbaiki SNI 01-3543-1999
dengan menambah beberapa sifat fisik seperti yang tersebut di atas. Saya juga menyarankan,
penulisan pada SNI 01-3543-1999 dicantumkan secara jelas dan menyeluruh. Hal itu
dimaksudkan agar masyarakat mengetahui secara detail berbagai standar yang perlu diperhatikan
dalam pemilihan produk kecap kedelai, baik kecap manis maupun kecap asin. Juga mengetahui
cara pengujian berbagai atribut mutu kecap kedelai yang standar, sehingga konsumen merasa
aman mengkonsumsinya. Hal ini tentu saja juga menguntungkan bagi produsen.
Adanya standar pada berbagai produk olahan hasil pertanian yang dikemas dalam SNI, saya
harapkan dapat meningkatkan kepercayaan konsumen pada produk yang dikonsumsi, juga dapat
menciptakan standarisasi pada proses pengolahannya.

Diposkan oleh becomeabutterfly27_07di 18:42


BAB. III

PENTUP

Anda mungkin juga menyukai