Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

PERLINDUNGAN HUTAN

OLEH :

NAMA : MARGARETA EDO DHOKE


NIM : 10/13367/KH
JURUSAN : KEHUTANAN
ACARA VIII :GEJALA TANAMAN HUTAN
AKIBAT SERANGAN PENYEBAB
PENYAKIT
KELOMPOK :I
COO.AS : M. ABDUL SYAFI’I

FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN STIPER
YOGYAKARTA
2011
ACARA IV
MENGENAL GEJALA DAN TANDA KERUSAKAN PADA KAYU
HUTAN YANG DISEBABKAN OLEH PENYAKIT

I. TUJUAN :
Mengenal gejala (symptom) dan tanda (sign) pada tanaman hutan yang
terserang pathogen

II. TEMPAT DAN TANGGAL : Lab. Perlindungan Hutan, 23 Desember 2010

III. ALAT DAN BAHAN :

 ALAT :
- Kertas HVS
- Alat tulis
 BAHAN :
- Gambar tanaman yang terkena gejala Nekrotis
- Tanaman yang terkena gejala Hipoplastis
- Tanaman yang terkena gejala Hyperplastis
IV. DASAR TEORI

Penyakit tanaman adalah suatu perubahan atau penyimpangan dalam


satu atau lebih bagian dari rangkaian proses fisiologi penggunaan energi yang
mengakibatkan hilangnya koordinasi didalam tanaman inang. Termasuk Di
dalamnya gangguan dan kemunduran aktivitas seluler yang biasanya
ditunjukan oleh perubahan morfologi tanaman inang yang disebut gejala
(symptom)
Berdasarkan penyebabnya, penyakit dibagi menjadi 2 yaitu penyakit
biotic dan abiotik. Penyakit biotic terdiri dari komponen inang, pantogen
(penyebab penyakit), dan lingkungan. Sedangkan penyakit abiotik terdiri dari
komponen inang dan lingkungan.
Suatu organisme disebut sebagai pantogen apabila dapat memenuhi
syarat yaitu :
- Pantogen ditemukan pada pohon yang terserang pantogen
- Pantogen dapat diisolasi dan diidentifikasi
- Pantogen dapat di inokulasi di species inang yang sama dan menunjukan
gejala yang sama
- Dapat diisolasi kembali
Serangan penyebab penyakit dapat mengganggu fungsi fisiologi,
diantaranya dalam proses :
- Pembantukan cadangan bahan dalam bentuk biji, akar dan tunas
- Pertumbuhan juvernil baik pada semai maupun perkembangan tunas
- Pemanjangan akar dalam usaha untuk mendapatkan air dan mineral
- Transportasi air
- Fotosintesis
- Translokasi fotosintat untuk dimanfaatkan oleh sel, dan
- Integritas structural
Indikasi penyakit sacara garis besar dapat dibagi menjadi 2 yaitu
gejala, adalah kelainan atau penyimpangan dari keadaan normal yang
ditunjukan oleh tanaman itu sendiri sebagai reaksi terhadap adanya pantogen.
Tanda (sign) yaitu indikasi lain selain gejala, merupakan struktur vegetative
dan generative dari pentogen (misalnya : tubuh buah, hifa, spora). Menurut
letak gejalanya, gejala penyakit juga dapat dibagi menjadi 2, yaitu gejala
lokal adalah gejala yang timbul hanya terbatas pada bagian-bagian tertentu
pohon yang terserang, misalnya penyakit pada daun, batang, akar atau tubuh
buah. Sedangkan gejala sistemik adalah gejala yang timbul karena penyebab
penyakit menyerang seluruh bagian tubuh tumbuhan.
Menurut proses terjadinya, gejala penyakit dapat dibedakan menjadi 3
tipe gejala pokok, yaitu :
- Nekrosis (necrosis symptom)
Adalah gejala kerusakan berupa kematian sel-sel jaringan tanaman.
Kematian jaringan tanaman biasanya didahului menjadi coklat atau
kemerah-merahan akibat serangan pentogen. Gejala yang termasuk
kategori ini adalah :
 Kanker adalah kematian jaringan pada kulit batang, cabang, maupun
akar dengan bentuk cekungan atau retakan. Kanker menahun biasanya
menunjukan daerah konsentris pertumbuhan kalus.
 Bercak daun (leaf spots)
 Busuk jaringan (tissue decay)
 Layu vaskuler (vascular wilts)
 Mati pucuk (shoot blight atau dieback)
- Hipertropik atau hyperplasia (hypertropic atau hyperplasia symptom)
Adalah pertumbuhan bagian tanaman atau tanaman yang berlebihan yang
menunjukan ketidaknormalan pada sebagian atau seluruh tanaman. Gejala
yang termasuk kategori ini adalah :
 Sapu setan (witches broom), yaitu berkembangnya tunas-tunas aksiler
yang biasanya tidur (laten) menjadi ranting-ranting yang rapat. Gejala
ini umumnya disertai dengan terjadinya hambatan perkembangan tunas-
tunas batang (internodia) dan daun, sehingga ranting yang rapat itu
mempunyai ruas-ruas yang pendek dan daun-daun yang kecil. Ini dapat
terjadi karena kelainan genetic, mikroplasma, serangga, tungau atau
kutu daun
 Lepuh daun (leaf blister) pembesaran local yang menyebabkan
terjadinya pengerutan
 Puru (galls) terjadi pada daun, batangatau akar yang disebabkan oleh
serangga, nematode, atau dapat terjadi karena adanya kanker atau karat
- Atrofi atau hipoplastis (atrophy atau hypoplasia symptom)
Adalah terhambatnya perkembangan atau pertumbuhan sebagian atau
seluruh jaringan tumbuhan akibat serangan pantogen. Gejala yang
termasuk kategori ini adalah :
 Klorosis umum, marginal atau antar tulang daun (interveinal)
disebabkan karena tidak terbentuk klorofil yang disebabkan oleh
pantogen, racun, kekurangan mineral, pencemaran udara, kekeringan,
kelebihan air atau terbakar karena bahan-bahan kimiawi.
 Kerdil (dwarfing) yang disebabkan oleh penyakit akar, defisiensi
mineral atau mikroplasma
Penyakit tanaman berkembang mengikuti 3 tahapan proses yaitu
inokulasi, inkubasi, dan infeksi.
V. CARA KERJA

1. Mengamati preparat yang anda hadapi, deskripsikan gejala dan tandanya


(jika ada), tuliskan pada buku laporan anda
2. Menggambar secara jelas pada buku laporan anda, termasuk tipe gejala,
gejala apa, dan apa penyebabnya
VI. HASIL PENGAMATAN

A. Penyakit Pada Daun

1. Gambar
1
Keterangan :

1. Tunas yang layu


2
2. Daun yang terserang
Oidiun Sp
3. Ibu tangkai daun

Tipe gejala : Nekrotis


Penyebab : Oidium Sp
Gejala : Klorosis (Embun Tepung)
Host : Acacia Sp

2. Gambar

Keterangan :

1 1. Tunas yang rusak


2. Daun yang terserang
2 Oidium Sp
3. Ibu tulang daun

Tipe gejala : Nekrotis


Penyebab : Oidium Sp
Gejala : Klorosis (Embun Tepung)
Host : Oidium Sp
3. Gambar
1 Keterangan :

1. Ujung daun
2. Tulang daun
2
3. Daun yang terserang
3 Oidium Sp
4. Tepi daun

Tipe gejala : Hypoplastis


Penyebab : Jamur embun jelaga (Caphodium Sp)
Gejala : Klorosis
Host : Acacia Sp

4. Gambar
1 Keterangan :

2 1. Tulang daun
2. Ujung daun
3 3. Daun yang terserang
Oidium Sp
4. Pangkal daun
4
5. Ibu tangkai daun
5

Tipe gejala : Hyperplastis


Penyebab : Serangga
Gejala : Sesidia (Zoosesidia)
Host : Acacia Sp
B. Penyakit Pada Batang
1. Gambar
1
Keterangan :
2
1. Daun
2. Batang
3 3. Ibu tangkai daun
4. Batang yang
4 terserang Jamur
upas

Tipe gejala : Nekrotis


Penyebab : Jamur Upas (Pink disease) / Corticium salmonicolor Berk
Gejala : Kanker batang
Host : Pohon muda Sengon ( Berkas Pengangkut Rusak)

2. Gambar

1
Keterangan :

1. Batang
2 2. Kangker batang
3. Batang yang terserang
Nectria Sp
3

Tipe gejala : Nekrotis


Penyebab : Nectria sp. dan Cytospora sp.
Gejala : Kanker batang
Host : Damar ( Agatis damara )
3. Gambar

Keterangan :

1. Kulit yang busuk


1
2. Batang
2 3. Kangker batang akibat
terserang jamur
3 Pythophtora palmivora

Tipe gejala : Nekrotis


Penyebab : jamur Pythophtora palmivora
Gejala : Busuk kulit
Host : Acacia Auriculiformis
C. Penyakit Pada Akar

1.Gambar

Keterangan :
2
1. Akar merah
2. Akar merah yang terserang
jamur Ganoderma
pseudofferum

Tipe gejala : Nekrotis


Penyebab : jamur Ganoderma pseudofferum
Gejala : Daun kekuningan, kering dan akirnya rontok
Host : Paraserianthes falcataria
2. Gambar

Keterangan :
1
1. Akar putih
2
2. Akar yang terserang jamur

Regidoporus lignosus

Tipe gejala : Rhizomorf


Penyebab : jamur Regidoporus lignosus
Gejala : Lyu, kering, dan daunnya rontok
Host : Agathis damara
VII. PEMBAHASAN

Biasanya tanaman yang terserang penyakit akan menunjukkan


gejala maupun tanda-tanda khusus. Untuk membedakan kerusakan tanaman
yang disebabkan oleh penyakit atau hama, kita dapat melihat dari gejala
yang terjadi pada tanaman tersebut. adalah kelainan atau penyimpangan dari
keadaan normal yang ditunjukan oleh tanaman itu sendiri sebagai reaksi
terhadap adanya pantogen. Selain melihat gejala yang terjadi adanya
penyakit juga dapat dilihat dari tanda-tanda yang terjadi pada tanaman
tersebut. Tanda (sign) yaitu indikasi lain selain gejala, merupakan struktur
vegetatif dan generatif dari pentogen (misalnya : tubuh buah, hifa, spora).
Berdasarkan bagian tanaman yang terserang gejala dapat digolongkan
menjadi gejala primer dan gejala sekunder. Gejala primer adalah gejala yang
terjadi pada tanaman yang terserang patogen, sedangkan gejala sekunder
adalah gejala yang terjadi pada bagian lain dari tanaman sebagai akibat
kerusakan pada bagian yang menunjukkan gejala primer. Adapun beberapa
gejala adanya penyakit pada suatu tanaman adalah gejala nekrotis,
hipoplastis, dan hyperplastis. Gejala Nekrotis adalah gejala kerusakan yang
terjadi akibat matinya sel-sel jaringan yang terjadi pada tanaman, yang dapat
dilihat dari adanya bercak-bercak pada daun, Hipoplastis adalah
terganggunya pertumbuhan atau perkembangan jaringan tumbuhan akibat
adanya gangguan patogen, dan Hyperplastis agalah gejala yang
menyebabkan terjadinya pertumbuhan berlebihan pada seluruh atau
sebagian tanaman.
Dalam praktikum yang telah dilakukan adalah mengamati gejala
tanaman hutan akibat serangan penyebab penyakit. Yang diamati adalah
mulai dari tipe gejala, gejala yang ditimbulkan, dan penyebabnya. Terdapat
9 jenis gejala yang diamati. Untuk tipe gejala Nekrotis, memiliki gejala
yang berbeda-bada, ada yang terlihat adalah adanya benjolan pada bagian
batang yang biasanya disebut dengan kangker batang yang disebabkan oleh
jamur Fomes sp, jamur Nectria sp. Cytospora sp, Upas (Pink
disease)/Corticium salmonicolor Berk, mati kering disebabkan oleh Jamur
Ganoderma, dan busuk kulit disebabkan oleh jamur Pythophtora palmivora.
Sebagian besar kerusakan yang disebabkan oleh jamur tersebut adalah
terganggunya jaringan dan sel-sel yang ada didalamnya.
Untuk tipe gejala Hipoplastis gejala yang terjadi adalah gejala
klorosis yang disebabkan oleh adanya Jamur embun jelaga (Caphodium sp),
dan busuk kantung, busuk balok, busuk serat, busuk bunga karang, busuk
berair, dan ballow (kosong) yang disebabkan oleh jamur Phellinus sp dan P.
noxlus. Sedangkan untuk gejala Hyperplastis gejala yang terjadi adalah
intumensensia dan kangker yang disebabkan oleh bakteri. Sebagian besar
jenis inang tang terkena penyakit tersebut adalah pohon Acacia mangium.
Adanya gejala penyakit yang terjadi, maka dari itu perlu diadakan
pengendalian untuk meminimalaisir kerusakan yang terjadi. Pengendalian
yang dapat dilakukan adalah dapat dilakukan tindakan silvikultur yaitu
dengan penanaman campuran, pengaturan jarak tanam dan penjarangan,
serta penanman jenis-jenis lokal, selain itu juga dapat dilakukan dengan
melakukan pengelolaan secara biologis yaitu dengan menggunakan predator
dan parasit/saprofit.
VIII. KESIMPULAN

1. Gejala adalah kelainan atau penyimpangan dari keadaan normal yang


ditunjukan oleh tanaman itu sendiri sebagai reaksi terhadap adanya
pantogen
2. Untuk mempertegas adanya gejala, kita juga dapat melihat atau mencari
tanda adanya patogen
3. Tanda (sign) yaitu indikasi lain selain gejala, merupakan struktur vegetatif
dan generatif dari pentogen (misalnya : tubuh buah, hifa, spora)
4. Terdapat tiga gejala yang diamati yaitu gejala Nekrotis, Hipoplastis, dan
Hyperplastis
5. Untuk tipe gejala Nekrotis, memiliki gejala kangker batang, mati kering
dan busuk kulit
6. Untuk tipe gejala Hipoplastis gejala yang terjadi adalah gejala klorosis dan
busuk kantung, busuk balok, busuk serat, busuk bunga karang, busuk
berair, dan ballow (kosong)
7. Untuk gejala Hyperplastis gejala yang terjadi adalah intumensensia dan
kangker yang disebabkan oleh bakteri.
8. Pengendalian yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan tindakan
sivikultur dan pengelolaan secara biologis yaitu dengan menggunakan
predator dan parasit/saprofit.

Anda mungkin juga menyukai