oleh fermentasi kedelai dengan Aspergillus oryzae atau Aspergillus sojae cetakan , bersama
dengan air dan garam. Setelah fermentasi, yang menghasilkan moromi, yang moromi ditekan,
dan dua zat diperoleh:. Cairan, yang merupakan kecap, dan kue (gandum dan) residu kedelai,
yang terakhir ini biasanya digunakan kembali sebagai pakan ternak Umumnya, sebuah biji-
bijian yang digunakan bersama-sama dengan kedelai dalam proses fermentasi, tetapi tidak
selalu. Juga, beberapa varietas gandum panggang gunakan. Kecap adalah bahan tradisional di
Timur dan Tenggara masakan Asia , di mana ia digunakan dalam memasak dan sebagai
bumbu. Dalam masa yang lebih baru, juga digunakan dalam masakan Barat dan makanan
disiapkan.
Semua jenis kecap yang asin, bersahaja, cairan kecoklatan dimaksudkan untuk makanan
musim saat memasak atau di meja. Kecap memiliki yang berbeda rasa dasar yang
disebut umami ( 旨 味 ? , "rasa gurih yang menyenangkan") dalam bahasa Jepang.
Dinas); dan (d) Formulir Berita Acara yang diperlukan dalam pelaksanaan
inspeksi;
antara lain adalah (a) Riwayat ketaatan usaha dan atau kegiatan yang
menjadi obyek inspeksi; (b) Izin-izin yang terkait; (c) peraturan/literatur
yang terkait dengan obyek inspeksi; (d) Peta situasi versi penanggung
jawab usaha dan atau kegiatan dan atau peta situasi versi Pejabat
keselamatan kerja seperti sepatu boot, jas, hujan, helm; (d) Alat
inspeksi; (g) alat perekam suara apabila pihak yang dimintai keterangan
limbah serta dampaknya pada lingkungan yang disajikan seperti dibawah ini.
protein yang lebih tinggi, hampir menyamai kadar protein susu skim kering.
Kedelai dapat diolah menjadi: tempe, keripik tempe, tahu, kecap, susu, dan
lain-lainnya.
Kecap adalah cairan hasil fermentasi bahan nabati atau hewani berprotein
tinggi di dalam larutan garam. Kecap berwarna coklat tua, berbau khas, rasa Panduan Inspeksi Industri
Kecap
asin dan dapat mempersedap rasa masakan. Bahan baku kecap adalah
kedelai.
Jenis kedelai yang umum digunakan dalam pembuatan kecap adalah kedelai
hitam dan kedelai kuning. Perbedaan tersebut hanya terletak pada ukuran
biji dan warna kulit. Kedelai hitam berukuran lebih kecil dibanding kedelai
kuning, tetapi tidak ada perbedaan komposisi gizi di natara keduanya. Selain
efektivitas fermentasi.
Kecap dapat diproduksi dengan tiga cara, yaitu fermentasi kedelai, hidrolisis
dibanding kecap hasil fermentasi karena rasa dan aromanya kurang baik. Hal
ini disebabkan selama proses hidrolisis beberapa asam amino dan kecap
rusak, serta timbulnya senyawa off flavor seperti asam levulinat dan H2S
fermentasi.
Secara skematis alur proses produksi kecap skala besar dapat dilihat pada
Gambar 1 :
Pencucian dan
Perebusan
Penjamuran
Penyaringan
Pendinginan
Kaca
ng
Pengema
Karena terus berulang kali digunakan, wadah yang digunakan sebagai alas
yang berisi larutan garam 20-30%. Campuran antara kedelai yang telah
dan bumbu-bumbunya, diaduk sampai rata dan dimasak selama 4-5 jam
gelas, botol plastik, atau botol pet dan ditutup rapat serta diberi label
Limbah industri kecap umumnya terdiri dari limbah cair, emisi udara dan
/ bungkil. Bahan-bahan ini mudah terdegradasi secara biologis dan jika tidak
lain:
(1) Dampak lingkungan dari industri kecap yang membuang air limbah
secara langsung atau dengan kata lain tidak ditangani secara memadai
(2) Bau busuk yang menyengat akibat biodegradasi limbah cair maupun
10
9 Perubahan pH.
sebagai berikut :
No Sumber
Pencemar
Potensi
pencemaran
Keterangan
1 Pencucian
kedelai
Pada proses
pencucian
dihasilkan air
baik
perendaman
dihasilkan air
harus ditangani
dengan baik
3 Pengambilan
sari kedelai
(pengepresan)
Pada proses
pengepresan
dihasilkan limbah
penyaringan
dihasilkan limbah
padat berupa
ampas / bungkil
kedelai
menyebabkan pencemaran
Sumber emisi udara utama industri kecap adalah bau (odor) dan partikulat.
Partikulat tersebut terbawa gas buang dari cerobong boiler dan merupakan
dari proses pengolahan air limbah secara biologis yang lazim digunakan di
industri kecap.
boiler hasil dari pembakaran bahan bakar padat maupun cair (IDO, Industrial
Diesel Oil). Sebagai informasi tambahan, spora yang berasal dari proses
besar pada pencemaran udara industri kecap. Panduan Inspeksi Industri Kecap
11
IV
PELAKSANAAN INSPEKSI
pelaksanaan inspeksi.
tersebut perlu dijelaskan pula pihak-pihak yang akan dihubungi dan obyek
1. Air Limbah
Air limbah yang perlu diperhatikan, sebagaimana sumber dan potensi yang
telah dijelaskan pada bab III. Air limbah yang masuk IPAL, baku mutunya
harus mengikuti ketentuan BMAL Kepmen 51 Tahun 1995 tentang Baku Mutu
Limbah Cair Industri untuk Industri dan peraturan daerah serta persyaratan
2. Emisi
Industri kecap menggunakan boiler sebagai alat perebusan. Emisi udara dari
cerobong boiler harus diukur dan nilainya harus sesuai ketentuan Baku Mutu
Emisi Udara Sumber Tidak Bergerak. Selain itu cerobong dari pembangkit
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air Panduan Inspeksi Industri Kecap
12
Pencemaran Udara
pelaksanaan inspeksi lapangan, data dapat berasal dari data sekunder atau
pada saat inspeksi. Data yang perlu dicatat atau dikumpulkan adalah:
b. Jenis industri, dalam hal ini adalah industri kecap. Selanjutnya usaha
dan direksinya.
induknya (jika ada) lengkap dengan nomor telepon, faximili, e-mail serta
posisi geografisnya
e. Contact person yang dapat dihubungi, (dicatat pula jabatan, no. telepon
utama dan produk samping dapat lebih dari satu (apabila inspeksi
jenis produk utama dan jenis produk sampingnya (nama produk) Panduan Inspeksi Industri Kecap
13
industri tersebut.
2. Status Perusahaan
lainnya. Apabila kontrak karya perlu dicatat tahun mulai dan berakhir
1.Perizinan :
instansi penerbit izin dan informasi lain yang terkait dengan masingmasing perizinan, adapun perizinan
yang perlu diinventarisir adalah:
(d)Izin lokasi;
(e)Izin pengambilan air/izin penggunaan air, meliputi air permukaan
14
BKPM enam bulan sekali bagi kegiatan yang mendapat fasilitas atau
Departemen Kesehatan dan lain lain. Selain itu laporan pajak dan
sesungguhnya dilaporkan.
(a) Produksi senyatanya perbulan, cek apakah cukup, kurang atau melebihi
(a). Lay out pabrik, tata letak pabrik dan luas pabrik (b). Peta drainase
pabrik dan sistem pemipaannya. (c). Jenis dan jumlah limbah (cair,
padat, gas) periksa flow meternya dan neraca airnya. Jika belum ada
neraca airnya, maka kita harus membuat neraca air (water balance)
tersebut, sehingga dapat diketahui berapa air yang digunakan dan berapa
(b) Proses yang digunakan pada pabrik atau kegiatan tersebut, tahapan
(c) Bahan baku dan bahan penolong yang digunakan dalam proses produksi,
(d) Penggunaan air dan sumbernya. (check flow meter dan log book atau
(water balance).
Selain itu dalam inspeksi untuk mengetahui proses produksi, perlu juga
hal ini yang dilakukan adalah: (1) memeriksa kemungkinan adanya Panduan Inspeksi Industri Kecap
15
(2) Jumlah produk jadi; (3) Penggunaan air; (4). Pengelolaan limbah. Perlu
juga memeriksa jika terjadi modifikasi pada proses produksi yang dapat
pengecekan terhadap sumber air limbah dan kapasitasnya (hal ini dapat di
perinci berdasarkan proses produksi dan air limbah yang dihasilkan pda tiap
tahapan proses). Berdasarkan teknologi yang tersedia dan alir proses
produksi dapat diketahui berapa besar atau volume air limbah yang masuk
ke dalam IPAL. Perlu kehati-hatian dalam melacak sumber dan saluran air
2. Bahan kimia dan biologi yang digunakan dalam pengelolaan air limbah
atau tidak)
4. Pengecekan kondisi kerja IPAL (apakah ada peralatan yang tidak bekerja,
baik lainnya).
kegiatan(proses)
9. Debit air limbah yang dikeluarkan dari IPAL, lihat catatan harian pabrik
11.Pengecekan terhadap alat ukur debit air limbah (flow meter) yang
dimiliki pabrik
12.Data analisa air limbah, baik hasil swapantau pabrik maupun hasil
Proses penanganan dan pengelolaan limbah padat non B3, perlu diperiksa
dan dicek apakah benar limbah yang dikatakan masuk kategori non B3 telah
16
ini dapat di perinci berdasarkan proses produksi dan limbah yang dihasilkan
pada tiap tahapan proses). Berdasarkan teknologi yang tersedia dan alir
proses produksi dapat diketahui berapa besar atau volume limbah padat
keseimbangan.
Dalam pemanfaatan limbah padat non B3 perlu dirinci dan dicatat pihak
mana yang memanfaatkan, untuk tujuan apa, dan berapa jumlah yang
tambah pada perusahaan, apakah ada dampak samping dari produk tersebut
a. Proses yang diterapkan untuk mengolah emisi gas dan debu, adakah alat
analisisnya
g. Masalah bau atau kebauan di sekitar pabrik (dapat pula dilakukan cek
(3) pelaksanaan pengelolaan lingkungan, (4) pemantauan dan pengawasan Panduan Inspeksi Industri
Kecap
17
bagian depan).
Abstract
Natrium Benzoat merupakan salah satu bahan pengawet makanan yang sering digunakan dalam
bentuk garam. Na Benzoat sangat efektif dalam menghambat pertumbuhan mikroba. Na Benzoat
jika dalam penggunaannya tidak melebihi dosis yang diperbolehkan maka tidak ada dampak buruk
terhadap tubuh. Akan tetapi jika dalam penggunaanya melebihi aturan yang diperbolehkan, akan
menimbulkan masalah kesehatan. Misalnya menimbulkan gejala kejang- kejang terus-menerus,
hiperaktif dan menurunkan berat badan yang pada akhirnya dapat menyebabkan kematian. Adapun
tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa jumlah kadar natrium benzoat dalam
kecap manis bermerk yang beredar di Pasaran dan untuk mengetahui apakah dalam
penggunaannya sesuai dengan Standar Nasional Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kecap manis yang dijual di Pasar
Besar Malang, dengan merk yang digunakan oleh masyarakat. Merk kecap manis tersebut antara
lain Indofood, Piring Lombok, ABC, Nasional, Sweet Soy Souce, dan Orang Jual Sate, dalam bentuk
kemasan botol kaca maupun dalam bentuk kemasan botol plastik dan memiliki nomor izin
kesehatan. Pengambilan sampel dikakukan dengan cara Sample Random Sampling. Analisis
sampel dilakukan di Laboratorium Kimia Universitas Muhammadiyah Malang, mulai tanggal 9-15
September 2005 dengan menggunakan Metode Titrasi. Dari hasil penelitian diperoleh data bahwa
kecap manis yang dianalisis memiliki kadar natrium benzoat yang berbeda-beda yaitu 29,3 mg/kg
sampai 32,91 mg/kg. Kadar natrium benzoat yang paling tinggi terdapat pada kecap manis bermerk
Indofood yaitu 32,91 mg/kg dan yang paling rendah pada kecap manis bermerk Nasional yaitu 29,3
mg/kg. Batas maksimun natrium benzoat menurut Standar Nasional Indonesia adalah 250 mg/kg.
Kesimpulan dari ke 6 merk kecap manis ini layak untuk dikonsumsi karena penggunaan kadar
natrium benzoat masih diambang batas yang telah diizinkan oleh Depkes RI.
BERBIJI HITAM
Agroindustri
Keywords: kecap
Kecap merupakan salah satu produk fermentasi kedelai yang digunakan sebagai bahan
penyedap dan pemberi warna pada makanan. Untuk pembuatan kecap biasanya digunakan
kedelai berbiji hitam untuk mendapatkan warna yang baik. Namun, kedelai hitam semakin
Oleh karena ini, menarik untuk dipelajari kualitas kecap yang dihasilkan dari biji kedelai
berbiji hitam dan kuning yang akan digunakan dalam penelitian ini merupakan hasil
persilangan dari varietas-varietas unggul dan lokal. Bertujuan untuk mengetahui kualitas
kecap yang dihasilkan dari kedelai berbiji hitam dan kuning. Penelitian ini dilaksanakan di
(BALITKABI) Malang. Pada bulan Desember 2005 sampai Agustus 2005. Kedelai berbiji
9637/Kawi-D-3-185, 9069/Wilis, dan satu varietas (Ci. uray) serta dua varietas berbiji
kuning (Burangrang, Wilis) sebagai pembanding, diolah dengan menjadi kecap manis
dengan mengunakan rancangan acak lengkap, empat kali ulangan. Pengamatan meliputi :
Analisa fisik dan kimia biji (bobot 100 biji/g, diameter, kadar air, abu, protein dan lemak),
analisa filtrate (kadar air dan protein) dan analisa fisik dan kimia kecap (kadar air, abu,
protein, vikositas dan organoleptik (uji rasa, aroma, kekentalan danwarna)). Galur dan
varietas kedelai memiliki ukuran biji besar (>13 g/100 biji) yaitu pada Varietas Burangrang,
Galur/varietas kedelai yang memiliki ukuran biji sedang (10-13 g/100 biji) yaitu galur
Wilis/9837-D-6-220, varietas Cikuray dan varietas Wilis. Kadar protein biji kedelai juga
bervariasi, sehingga dapat digolongkan menjadi empat kategori, yaitu berbiji hitam dengan
ukuran dan kadar protein lebih besar daripada kedelai kuning 13,6-14,2 g/100 biji dengan
dan 9069/Wilis (biji hitam) biji ukuran besar (14,2-14,9 g/100 biji) dengan kadar protein
(43,87-44,03% bk) yaitu galur 9637/Kawi-D-3-185 (biji hitam) dan varietas Burangrang
(biji kuning), biji ukuran sedang (11,5 g/100 biji) dengan kadar protein (43,01-43,785 bk)
yaitu Galur Wilis/9837-D-6-220 dan varietas Cikuray (biji hitam).Biji ukuran sedang (11,0
g/100 biji) dengan kadar protein (40,655 bk) yaitu varietas Wilis (biji kuning). Perbedaan
tersebut menghasilkan kecap manis dengan kadar protein berbeda juga, yaitu tertinggi
pada galur 9837/Kawi-D-3-185 (2,91% bk) dan terendah pada galur Wilis/9837-D-6-220.
Kecap yang dihasilkan dari tujuh varietas/galur kedelai (berbiji hitam dan kuning) telah
memenuhi standar mutu kecap (SNI, 1994), yakni minimal 25 bbuntuk kadar protein kecap
manis tetapi pada galur Wilis/9837-D-6-220 belum memenuhi standar mutu tersebut.
Tingkat kesukaan terhadap sifat sensoris kecap, yang meliputi warna, aroma, kekentalan
dan rasa relatif sama untuk tujuh varietas galur kedelai yang berbiji hitam dan kuning
dengan skor agak suka sampai suka. Hal ini menunjukkan, baik kedelai berbiji hitam
maupun kuning dapat diolah menjadi kecap manis dengan kualitas yang relative sama.
1. SNITAIL SNI
Top of Form
Nomor SNI : SNI 01-3543-1999 (Ukuran File : 69.53 KB)
Judul : Kecap kedelai
Abstraksi : syarat mutu kecap kedelai manis (M) dan asin (A) mencakup keadaaan (bau dan
rasa : normal, khas); protein (N x 6,25) (M : min. 2,5% b/b, A : min. 4,0% b/b);
padatan terlarut (min. 10% b/b); NaCl (M : min.3% b/b, A : min. 5% b/b); sakarosa
(M : min. 40% b/b); pengawet (benzoat : maks. 600 mg/kg, metil p-
hidroksibenzoal : maks. 250 mg/kg, propil p-hidroksibenzoat : maks. 250 mg/kg);
pewarna tambahan (sesuai SNI 01-0222-1995); cemaran logam (Pb : maks. 1,0
mg/kg, Cu : maks. 30,0 mg/kg, Zn : maks. 40,0 mg/kg, Sn : maks. 40,0 mg/kg, Hg :
maks 0,05 mg/kg); As (maks. 0,5 mg/kg); E-coli : < 3 APM/g, kapang/khamir :
maks. 50 kol/g)
ICS : 1. 67.060 Biji-bijian, kacang-kacangan dan produk turunan
SK : 637/BSN-I/HK.55/06/1999
Penetapan
Tanggal :
29-06-1999 [dd-mm-yyyy]
Penetapan
SNI Ini :
1. SNI 01-3543-1994 Kecap Kedelai
Merevisi
SNI HS : 1. 2103.10.00.00 -Kecap
Jumlah :
12
Halaman
Copyright © Badan Standardisasi Nasional 2011 All Rights Reserved.
Gedung Manggala Wanabakti, Blok IV lantai 3-4. Jl. Gatot Subroto. Senayan - Jakarta 10270 - Indonesia.
Telp : +6221-5747043 Fax : 021-5747045
Contact Us
GUNAKAN BROWSER FIREFOX MIN VERSI 3 ATAU INTERNET EXPLORER MIN VERSI 6