DISUSUN OLEH:
Puji syukur diucapkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran
maupun materinya.
Pada kesempatan kali ini Penyusun berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan dapat digunakan sebagai panduan dalam pembuatan kecap manis skala rumah
tangga. Ucapan trimakasih kami tujukan kepada :
1. Kedua orang tua serta keluarga yang telah memberikan dukungan kepada kami baik
berupa dukungan moral maupun material
2. Ibu Riska Wulandari S. Pd selaku guru pengajar mata pelajaran KONS 3 (Mikrobiologi)
3. Rekan- rekan seteam yang bekerjasama dengan baik dalam pratikum pembuatan kecap
manis
Selain itu kami juga menyampaikan permohonan maaf, kami menyadari bahwa laporan ini
sangat jahu dari kata sempurna, untuk itu keritik dan saran kami harapkan demi kesempurnaan
laporan ini dan semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apakah kedelai hitam mempengaruhi warna pada kecap
2. Untuk mengetahui definisi fermentasi kecap
3. Untuk mengetahui bahan baku pembuatan kecap
4. Untuk mengetahui tahapan fermentasi kecap manis kedelai
5. Untuk mengetahui mikroorganisme yang berperan dalam fermentasi kecap manis kedelai
6. Untuk mengetahui prosedur pembuatan kecap manis kedelai
7. Unruj mengetahui reaksi yang terjadi pada pembuatan kecap
BAB II
PEMBAHASAN
2. Ragi
Ragi yang digunakan adalah ragi tempe, yang paling umum digunakan yaitu mikroba dari
golongan kapang seperti Aspergillus wentii, Aspergillus oryzae, dan Rhizopus oryzae. Tujuan
dari penggunaan ragi adalah untuk memfermentasi kacang kedelai hitam yang telah direbus
menjadi tempe kedelai.
3. Gula
Gula yang umum digunakan dalam pembuatan kecap manis adalah gula merah. Gula
merah memiliki rasa manis dan asam, rasa asam ditimbulkan karena adanya kandungan asam
organik. Adanya kandungan asam tersebut menyebabkan gula merah mempunyai aroma khas,
sedikit asam, dan berbau karamel. Fungsi dari penggunaan gula merah yakni berperan sebagai
bahan pengawet pada kecap, diharapkan dapat menekan pertumbuhan mikroorganisme yang
merugikan, menghindarkan oksidasi pada kecap, sekaligus menjaga nutrisi pada kecap.
Aspergillus oryzae yang digunakan dalam pembuatan kecap, sangatlah berperan pada
perombakan protein kedelai sehingga meningkatkan protein terlarut pada kecap yang
dihasilkan. Perombakan karbohidrat yang dilakukan oleh enzim amilase dari Aspergillus
juga penting bagi pertumbuhan bakteri dan khamir ketika kedelai mengalami fermentasi
dalam larutan garam.
Yeast ini akan mengubah glukosa dan maltose menjadi etanol dan gliserol yang
merupakan komponen penyedap aroma dan flavor pada kecap. Perubahan ini terjadi setelah
bulan ke-6 perendaman.
b. Bahan
1. Kedelai Hitam 100 gram
2. Gula merah 800 gram
3. Gula pasir 500 gram
4. Garam 80 gram
5. Air 400 ml
6. Ragi Tempe 1 gram
7. Daun Salam 2 lembar
8. Serai 1 batang
9. Lengkuas 10 gram
10. Daun Jeruk 1 lembar
11. Empon – empon 1 bungkus
c. Langkah Kerja
1. Siapkan alat dan bahan
2. Sortir (pilah kualitas) biji kedelai, lalu timbang 100 gram kedelai hitam
3. Bilas dan cuci biji kedelai dengarn air mengalir hingga bersih
4. Rebus biji kedelai selama 1 jam, tiriskan kemudian tunggu hingga benar-benar
dingin (bibit jamur dapat mati jika keadaan kedelai masih panas). Masukkan biji
kedelai pada baskom
5. Lakukan Fermentasi Tahap 1 (Penjamuran)
1) Tambahkan 1 gram ragi tempe pada biji kedelai. Aduk hingga keseluruhan
kedelai terlumuri dengan ragi tempe
6. Tutup baskom dengan plastik wrap dan beri lubang-lubang pada plastik warp
(agar oksigen dapat keluar masuk)
7. Diamkan selama 3-5 hari
8. Setelah kapang terbentuk aduk kedelai yang sudah ditumbuhi kapang, kemudian
jemur selama 2 jam dibawah sinar matahari langsung
9. Lakukan Fermentasi Tahap 2 (Rendaman Dalam Air Garam)
1) Buat larutan garam 20% (80 gram garam dalam 400ml air). Sebagai
patokan, dalam 1kg bahan kedelai membutuhkan 4 liter larutan air garam
20%
2) Masukkan kedelai yang sudah dijemur kedalam larutan garam dan
diamkan selama 2 minggu, untuk fermentasi garam
3) Selama fermentasi garam, selalu dilakukan pengadukan setiap hari dan
dijemur sebentar, penjemuran bertujuan untuk mencegah pertumbuhan
mikroba pencemar
10. Setelah fermentasi garam, saring larutan dan hasil utama adalah air hasil
fermentasi (fitrat), dengan hasil samping berupa ampas
11. Kedelai sisa fermentasi diblender dan diambil sarinya, masukkan sari kedelai
kedalam fitrat.
12. Hasil fitrat dimasak hingga mendidih
13. Tambahkan gula merah (800 gram gula merah yang dilarutkan dalam 200ml air).
Sebagai patokan untuk 1 liter filtrat membutuhkan 2 kg gula merah dalam 500 ml
air. Aduk hingga homogen dengan fitrat, masak hingga mendidih. Urutannya
adalah tambahkan air pada filtrat, kemudian masak hingga mendidih, lalu
tambahkan gula merah dan bumbu penyedap
14. Buat bumbu untuk kecap dengan menghaluskan semua rempah-rempah.
Kemudian tambahkan ke dalam fitrat yang sudah dimasak
15. Lakukan koreksi rasa, hingga diperoleh rasa yang nikmat
16. Masak hingga mendidih dan kecap mengental
17. Masukkan cairan kecap ke dalam botol kaca yang sudah disiapkan
18. Kecap manis siap dikonsumsi
d. Perhitungan Bahan
2.6 Faktor yang Harus diperhatikan dalam Pembuatan Kecap Manis
1. Kedelai
Kedelai dengan kandungan protein yang tinggi merupakan bahan dasar yang baik untuk
membuat kecap. Dalam 1 kg kacang kedelai hitam mengandung 40,4 gr protein.
2. Waktu Dalam Pelaksanaan Fermentasi Kapang
Jika fermentasi kapang berlangsung terlalu cepat maka enzim yang dihasilkan oleh
kapang akan berkurang dan komponen-komponen pembentukan cita rasa pada kecap
tidak terbentuk. Sebaliknya, apabila terlalu lama, akan terbentuk amoniak berlebih
sehingga produk yang dihasilkan kurang enak dan berbau busuk.
3. Konsentrasi Garam
Konsentrasi garam yang optimal yaitu 20-22% berpengaruh terhadap hidrolisis protein
dalam fermentasi garam dan kecepatan asam laktat.
4. Pengadukan dan Penjemuran
Setiap harinya dilakukan pengadukan dan penjemuran pada tahap fermentasi moromi.
Hal ini dilakukan untuk mencegah pertumbuhan mikroba yang tidak diinginkan, terutama
mikroba pembusuk. Pengadukan juga berguna untuk meratakan kandungan garam pada
campuran.
5. Pengaturan Suhu
Suhu yang baik pada tahap fermentasi moromi yaitu 40,5°C. Hal ini merupakan alasan
mengapa dilakukan penjemuran pada saat pengadukan. Selain untuk menyesuaikan suhu,
penjemuran bertujuan mencegah tumbuhnya bakteri patogen.
BAB IV
PENGAMATAN