TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kecap
Kecap merupakan penyedap berbagai masakan Indonesia yang terbuat dari
fermentasi kedelai. Kecap sudah mendarah daging dimasakan Indonesia
semenjak jaman kerajaan. Kecap diperkirakan berasal dari Cina yang dibawa ke
Indonesia oleh imigran Cina. Kecap berbahan kedelai diproduksi dari pengolahan
kedelai hitam dengan menggunakan jamur Aspergillus sp, yang potensial sebagai
produksi enzim protease, amilase dan lipase. Kecap sendiri menurut Standar
Industri Indonesia (1984) adalah cairan kental yang mengandung protein,
diperoleh dari perebusan kedelai yang telah difermentasikan dan ditambah gula,
garam serta rempah-rempah.
Menurut Standar Industri Indonesia (SII), yang dimaksud dengan kecap
adalah cairan kental yang mengandung protein, diperoleh dari perebusan kedelai
yang telah difermentasikan dan ditambah gula, garam serta rempah-rempah.
Salah satu kriteria untuk menentukan mutu kecap adalah pada kadar proteinnya.
Berdasarkan rasa dan kekentalannya, kecap dibagi menjadi dua macam, yaitu
kecap asin agak encer dan kecap manis yang lebih kental. Proses pembuatan
kecap asin dan manis hampir sama. Perbedaannya adalah pada akhir proses, yaitu
terdapat penambahan gula dan bumbu-bumbu (rempah-rempah) pada pembuatan
kecap manis, sedangkan pada kecap asin tidak ada penambahan gula (Hidayat,
2006).
Proses pembuatan kecap pada prinsipnya terdiri dari:
a)
pembuatan kecap, taucho serta produk fermentasi yang lain dengan bahan dasar
kedelai. Proses ini disebut sebagai pembuatan koji. Selama proses pembuatan koji
terjadi perombakan senyawa kompleks biji kedelai secara enzimatis. Enzim yang
penting adalah enzim protease yang akan menghidrolisis protein kompleks yang
tidak larut menjadi polipeptida, peptide dan lebih lanjut menjadi asam amino
(Rahayu, 1993).
Jamur
adalah
mikrobia
aerob
yaitu
membutuhkan
oksigen
untuk
laktat, alkohol dan karbondoiksida. pH moromi turun dari 6,5-7 menjadi 4,7-4,8
(rahayu, 1993).
Tahap akhir pembuatan kecap adalah pengepresan dan penyaringan. Proses
pemasakkan penting untuk :
a)
d) Inaktivasi enzim
e)
2.3.
Standar Industri Indonesia (SII) kecap manis berkualitas baik harus mengandung
protein minimal 6% (Purwoko, 2007). Menurut Anonim (2011a) bahwa kecap
yang baik memiliki kandungan protein 6%, lemak 1%, karbohidrat 9% dan kadar
air 63%.
Kualitas kecap ditentukan oleh kandungan protein. Kadar protein dalam
kecap tergantung pada jumlah unsur yang terurai, dimana jumlah unsur yang
terurai semakin tinggi jika pelapukan kedelai yang dicapai pada saat fermentasi
tahap semakin sempurna. Faktor yang ikut menentukan kualitas kecap, khususnya
kecap manis adalah (Carolyne, 2010) :
1. Kadar protein
Semakin tinggi kadar protein dalam kecap, maka semikin tinggi kualitas
kecap tersebut.
2. Cita rasa dan aroma (flavor)
Cita rasa dan aroma (flavor) kecap yang khas hanya dapat diperoleh dari
proses pembuatan kecap secara fermentasi yang memakan waktu berbulanbulan (minimal satubulan).
3. Kekentalan
Satuan
86 kalori
57,4 g
0,6 g
15,1 g
0,6 g
21,4 g
85 g
5,5 g
4,4 g
0,04 g
0,17 g
Kualitas Kecap
Kecap manis
6
46
24
2.
Kecap asin No.1
3.
Kecap asin No.2
4.
Kecap asin No.3
Sumber : Anonim (1999).
2.4.
Manfaat kecap
sumbangan
gizi
yang
dibutuhkan
tubuh,
layaknya
Daftar Pustaka
Anonim. 1994.