Sc
1. SUTRIANA
2. .LASMI KHALIFAH SINAGA
3. INA MERLI
BAB I
PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
a. Untuk mengetahui mikroorganisme apa yang berperan dalam pembuatan kecap
b. Untuk mengetahui manfaat dari mikroorganisme dalam pembuatan kecap
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian
Kecap adalah bumbu dapur atau penyedap makanan yang berupa cairan berwarna
hitam yang rasanya manis atau asin. Bahan pembuatan kecap umumnya kedelai atau kedelai
hitam. Namun adapula yang dibuat dari bahan dasar air kelapa yang umumnya berasa asin.
Kecap manis biasanya kental dan terbuat dari kedelai, sementara kecap asin lebih cair dan
terbuat dari kedelai dengan komposisi garam yang lebih banyak, atau bahkan ikan laut. Selain
berbahan dasar kedelai atau kedelai hitam bahkan air kelapa, kecap juga dapat dibuat dari
ampas padat dari pembuatan tahu.
Proses Pembuatan Kecap Bahan utama kecap adalah kedelai. Kecap dapat dibuat
dengan cara fermentasi kedelai atau hidrolisis asam. Namun, cara fermentasi merupakan cara
yang paling populer. Hidrolisis berpotensi menimbulkan kerusakan gula dan asam amino,
sehingga cita rasanya kurang baik. Kecap asin dari kedelai adalah bentuk umum kecap di
Asia. Karena bahan utamanya adalah kedelai, kecap mengandung zat gizi lemak, karbohidrat,
vitamin,mineral yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh manusia. Berbagai Jenis Kecap Pada
umumnya, kita mengenal beberapa jenis kecap, seperti; kecap asin, kecap manis, kecap
jamur, kecap ikan (fish sauce), kecap Inggris (Worchestershire Sauce), kecap Jepang. Kecap
dapat dibedakan menjadi beberapa macam, tergantung dari parameter yang digunakan
untuk membedakan :
1) Berdasarkan jenis bahan baku
Berdasarkan jenis bahan bakunya, kecap dapat dibedakan menjadi tujuh jenis, yaitu:
Tabel Jenis kecap berdasarkan bahan baku
Kecap dapat diproduksi dengan tiga cara, yaitu fermentasi kedelai, hidrolisis asam,
atau kombinasi dari keduanya. Kecap hidrolisis kurang populer dibanding kecap hasil
fermentasi karena flavornya kurang baik. Ini disebabkan selama proses hidrolisis, beberapa
asam amino dan gula rusak, serta timbulnya senyawa off flavor seperti asam levulinat dan
H2S dan beberapa komponen lainnya yang pada kecap fermentasi tidak terbentuk. Di
Indonesia, pembuatan kecap pada umumnya dilakukan secara fermentasi.
1) Kedelai
Kedelai dengan kandungan protein tinggi merupakan bahan dasar yang baik untuk
pembuatan kecap. Penggunaan bahan dasar kedelai bebas lemak selain harganya lebih
murah, juga dapat memperpendek waktu fermentasi garam.
2) Waktu Dalam Melakukan Fermentasi Kapang
Apabila fermentasi kapang berlangsung terlalu cepat maka enzim yang dihasilkan
oleh kapang akan berkurang dan komponen-komponen pembentuk cita rasa pada
kecap tidak terbentuk. Sedangkan apabila fermentasi kapang berlangsung terlalu
lama, maka akan terjadi sporulasi dari kapang dan akan terbentuk amoniak yang
berlebihan sehingga akan dihasilkan produk yang kurang enak dan berbau busuk.
3) Konsentrasi garam
Konsentrasi garam yang optimal antara 20-22% berpengaruh terhadap hidrolisis
protein dalam fermentasi garam dan kecepatan asam laktat dan asam organik.
4) Pengadukan dan Penjemuran
Selama proses fermentasi garam, setiap hari dilakukan pengadukan dan penjemuran.
Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya pertumbuhan mikroba yang tidak
diinginkan terutama mikroba pembusuk. Selain itu adalah untuk menyeragamkan
kandungan garam pada campuran.
5) Pengaturan Suhu
Pengaturan suhu dalam proses fermentasi garam sangat penting. Suhu yang paling
baik untuk proses fermentasi ini, adalah 40,50C. Itu alasan juga mengapa dilakukan
proses penjemuran, karena kalau disimpan pada suhu ruang, maka itu adalah momen
yang baik untuk bakteri patogen tumbuh.
Enzim-enzim hasil dari fermentasi kapang akan memecah komponen-komponen gizi dari
kedelai menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana. Protein kedelai akan diubah
menjadi asam amino, sedangkan karbohidrat dan gula akan diubah menjadi asam organik.
Senyawa-senyawa tersebut kemudian akan bereaksi dengan senyawa lainnya yang
merupakan hasil dari proses fermentasi asam laktat dan alkohol. Reaksi antara asam-asam
organik dan etanol atau alkohol lainnya akan menghasilkan ester-ester yang merupakan
senyawa pembentuk cita rasa dan aroma.
Jenis kedelai yang umum digunakan dalam pembuatan kecap adalah kedelai
hitam dan kedelai kuning. Perbedaan tersebut hanya terletak pada ukuran biji dan
warna kulit. Kedelai hitam berukuran lebih kecil dibanding kedelai kuning, tetapi
tidak ada perbedaan komposisi gizi di antara keduanya. Selain itu, perbedaan jenis
kedelai tersebut tidak berpengaruh terhadap efektivitas fermentasi. Kepopuleran
kacang kedelai didasarkan pada nilai gizinya yang tinggi. Mutu protein kedelai
termasuk paling unggul dibandingkan dengan jenis tanaman lain, bahkan hampir
mendekati protein hewani. Hal ini disebabkan oleh banyaknya asam amino essensial
yang terkandung dalam kedelai, seperti arginin, fenilalanin, histidin, isoleusin, leusin,
metionin, treonin, dan triptopan.
Kecap yang telah difortifikasi dengan mineral iodium, zat besi, dan vitamin A,
saat ini dengan mudah dapat kita jumpai di pasaran. Hal ini tentu memberikan
sumbangan yang sangat berarti bagi pengentasan pelbagai masalah yang menyangkut
gizi.
Aspergillus oryzae yang digunakan dalam pembuatan kecap, sangatlah berperan pada
perombakan protein kedelai sehingga meningkatkan protein terlarut pada kecap yang
dihasilkan. Perombakan karbohidrat yang dilakukan oleh enzim amilase dari
Aspergillus juga penting bagi pertumbuhan bakteri dan khamir ketika kedelai
mengalami fermentasi dalam larutan garam.
Yeast ini akan mengubah glukosa dan maltose menjadi etanol dan gliserol yang
merupakan komponen penyedap aroma dan flavor pada kecap. Perubahan ini terjadi setelah
bulan ke-6 perendaman.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Astawan, M dan Mita W. 1991. Teknologi pengolahan pangan nabati tepat guna. Jakarta :
Akademika Pressindo. Hal 122-125.
Tarwiyah, K. 2011. Kecap Ikan. Artikel dalam bentuk Pdf. Teknologi Tepat Guna
Agroindustri Kecil Sumatera Barat.