Disusun Oleh:
Kelompok 1
Ainun Nisa Aprilia Kinanti (01)
Ahmad Afandi (02)
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................3
1.1 Latar Belakang Masalah...........................................................................3
1.2 Tujuan......................................................................................................3
BAB II..................................................................................................................4
2.1 Dasar Teori...............................................................................................4
2.2 Mikroba yang Terdapat Dalam Fermentasi Kecap dari Ampas Tahu......5
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui teknik pembuatan kecap manis berbahan dasar ampas tahu.
2. Untuk pembuatan produk inovasi kecap manis dengan penggantian bahan dasar
utama yang mudah didapat.
3. Sebagai bahan pengganti pembuatan kecap yang berasal dari kacang kedelai dan
dapat mengurangi jumlah limbah ampas tahu yang dihasilkan.
BAB II
2.1 Dasar Teori
1. Kecap
Kecap adalah bumbu penyedap serta pemanis yang sudah tidak asing bagi masyarakat
Indonesia dan merupakan produk fermentasi yang paling banyak dikonsumsi di seluruh
dunia. Bumbu ini banyak dikonsumsi karena mengandung protein yang tinggi. Kecap
merupakan ekstrak hasil fermentasi kacang kedelai yang dicampur dengan bahan pendukung
seperti gula, garam, dan bumbu lain yang bertujuan untuk meningkatkan cita rasa makanan.
Kecap juga memanfaatkan mikroorganisme untuk membantu proses fermentasi pada kecap,
misalnya Aspergillus oryzae yang berperan untuk menciptakan aroma khas kecap.
Kecap dapat dibedakan berdasarkan fungsi dan bahan pendukungnya, yaitu kecap manis
dan kecap asin. Kecap manis identik dengan Indonesia hal ini dikarenakan kecap ini banyak
sekali digunakan oleh masyarakat Indonesia. Kecap manis merupakan hasil fermentasi biji
kedelai atau kedelai hitam yang dicampur dengan aneka rempah lainnya. Tekstur kecap ini
kental, berwarna hitam, dan rasanya manis. Kecap manis hampir sama dengan kecap asin.
Namun kecap manis memiliki tekstur yang lebih lebih kental dan terasa manis. Sama halnya
dengan kecap manis, kecap asin juga dibuat dari kedelai namun dicampur dengan garam yang
lebih banyak. Selain dibuat dengan kedelai, Kecap asin juga bisa dapat dibuat dari ikan laut
dan air kelapa. Warna kecap asin lebih terang (transparan) dibandingkan kecap manis dan
teksturnya pun lebih encer. Umumnya, kecap asin tidak terlalu banyak ditambahkan ke dalam
masakan karena rasa asin sudah didapat dari garam.
2. Ampas Tahu
Ampas tahu merupakan produk samping dari proses pembuatan Tahu, dapat digunakan
sebagai bahan utama pembuatan kecap pengganti kacang kedelai. Ampas tahu menjadi bahan
yang cocok untuk menggantikan kacang kedelai karena harga kacang kedelai yang semakin
mahal dan proses pembuatannya sangat sederhana, serta ampas tahu mempunyai nilai gizi
cukup baik. Ampas tahu merupakan limbah dalam bentuk padatan dari ekstrak kedelai yang
masih memiliki kandungan protein yang sangat tinggi dan banyak mengandung serat. Ampas
tahu juga harus segera dilakukan proses fermentasi agar tidak menimbulkan bau busuk,
terutama pada 12 jam setelah ampas tahu dibuat.
Gambar 1.1 Ampas Tahu
2.2 Mikroba yang Terdapat Dalam Fermentasi Kecap dari Ampas Tahu
1. Aspergillus Soyae
Aspergillus sojae adalah spesies jamur dalam genus Aspergillus. Di Jepang,
digunakan untuk membuat fermentasi kecap, miso, mirin, dan bumbu fermentasi lakto
lainnya seperti tsukemono. Bumbu kecap diproduksi dengan memfermentasi kedelai
dengan Aspergillus soyae, bersama dengan air dan garam.
2. Rhizopus Oryzae
Rhizopus oryzae adalah mikrofungus heterotalik berfilamen yang hidup sebagai
saprotrof di tanah, kotoran hewan, dan vegetasi yang membusuk. Spesies ini sangat
mirip dengan Rhizopus stolonifer, tetapi dapat dibedakan dengan sporangia yang lebih
kecil dan sporangiospora yang tersebar di udara. Rhizopus oryzae digunakan secara
ekonomis dalam produksi enzim glukoamilase dan lipase, dalam sintesis asam organik,
dan dalam berbagai makanan fermentasi. Banyak strain Rhizopus oryzae menghasilkan
berbagai macam enzim seperti enzim pencernaan karbohidrat dan polimer bersama
dengan sejumlah asam organik, etanol dan ester memberikan sifat yang berguna dalam
industri makanan, produksi bio-diesel, dan industri farmasi. Ini juga merupakan
patogen oportunistik manusia yang menyebabkan mucormycosis.
3. Lactobacillus
Lactobacillus Lactobacillus adalah genus bakteri gram-positif, anaerobik
fakultatif atau mikroaerofilik. Genus bakteri ini membentuk sebagian besar dari
kelompok bakteri asam laktat, dinamakan demikian karena kebanyakan anggotanya
dapat mengubah laktosa dan gula lainnya menjadi asam laktat. Kebanyakan dari
bakteri ini umum dan tidak berbahaya bagi kesehatan. Dalam manusia, bakteri ini
dapat ditemukan di dalam vagina dan sistem pencernaan, di mana mereka
bersimbiosis dan merupakan sebagian kecil dari flora usus. Banyak spesies dari
Lactobacillus memiliki kemampuan membusukkan materi tanaman yang sangat baik.
Produksi asam laktatnya membuat lingkungannya bersifat asam dan mengganggu
pertumbuhan beberapa bakteri merugikan. Beberapa anggota genus ini telah memiliki
genom sendiri.
4.Saccharomyces Rouxii
Saccharomyces rouxii adalah spesies ragi menarik yang terkenal dalam
industri makanan. Kapasitasnya untuk berkembang baik di lingkungan yang sangat
asin dan padat gula adalah apa yang membuat Z. rouxii menjadi agen pembusuk
makanan yang dominan. Metabolisme dan kekasaran mikroba juga
memungkinkannya untuk menolak metode pengawetan khas dalam produksi
makanan. Selain sebagai agen perusak, Z. rouxii sebenarnya digunakan untuk
membuat berbagai bahan pokok masakan Asia Timur. Lebih khusus lagi, Z.
rouxiiadalah mikroba utama yang digunakan dalam fermentasi kedelai selama proses
pembuatan kecap, dan dalam produksi miso. Halaman ini bertujuan untuk
memberikan informasi rinci tentang metabolisme unik dan kecenderungan
homeostatis mikroba ini, bagaimana mikroba merusak makanan, dan kualitas
produktif yang muncul dari fitur pemicu pembusukan – terutama dalam konteks
pembuatan kecap.
Gambar 1.2 Saccharomyces