FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
ASPEK K3 PADA
Disusun oleh :
SUCI ANANDA C111 09
CHANDRA C111 09
INGRID C111 11
ELSA HARTINA FEBRIANTI C111 11 254
ANDY FANDYRA C111 11 311
RUWAEDA NASRUDDIN C111 11 320
Supervisor :
dr. SULTAN BURAENA, MS, Sp.Ok
DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT-ILMU KEDOKTERAN KELUARGA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2016
I.
LATAR BELAKANG
Kecap merupakan produk olahan atau awetan kedelai dengan cara
fermentasi, memiliki tekstur cair (asin) atau tekstur kental (manis), berwarna
coklat kehitam-hitaman serta mempunyai rasa dan aroma (flavor) yang khas.
Peran kecap dapat memperkuat citarasa dan memberikan warna pada daging, ikan,
dan sayuran. Kecap memiliki aroma dan citarasa yang sedap dikarenakan kecap
telah mengalamai proses fermentasai pada proses pembuataanya dan keberhasilan
proses fermentasi ini tentu didukung oleh adanya peran dari mikroorganisme. Di
Indonesia, kecap sangat disukai sehingga kebutuhannya semakin meningkat dari
tahun ke tahun dan banyak digunakan sebagai penyedap makanan.1
Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat, maka
semakin banyak produksi yang harus dihasilkan oleh industri-industri pangan
yang berkembang di Indonesia.
Berdasarkan data statistik, kasus kecelakaan yang terjadi di tempat kerja
dalam pekerjaan industri sangat tinggi. Hal ini disebabkan karena masih banyak
pengurus maupun tenaga kerja belum mengenal dan memahami peraturan K3
yang berkaitan dengan pekerjaan mereka. Dengan demikian, perlu adanya upaya
pengendalian, pembinaan, penyuluhan dan pelatihan tentang K3 dalam bidang
industri sehingga dapat dicapai kondisi dan lingkungan kerja yang aman.2 Salah
satu industri pangan yang dapat menjadi objek survei adalah PT.Adinata, Gowa,
Sulawesi Selatan.
II.
TUJUAN
c. Untuk mengetahui tentang APD yang digunakan pegawai pabrik kecap PT.
Adinata, Gowa, Sulawesi Selatan
d. Untuk mengetahui tentang ketersediaan obat P3K di tempat kerja pegawai
pabrik kecap PT. Adinata, Gowa, Sulawesi Selatan
e. Untuk mengetahui pemeriksaan kesehatan yang pernah dilakukan sesuai
peraturan (sebelum kerja, berkala, berkala khusus) di pabrik kecap PT.
Adinata, Gowa, Sulawesi Selatan.
f. Untuk mengetahui tentang Peraturan pabrik tentang K3 di pabrik kecap
PT. Adinata, Gowa, Sulawesi Selatan.
g. Untuk mengetahui keluhan/penyakit yang dialami yang berhubungan
dengan pekerjaan pada pegawai pabrik kecap PT. Adinata, Gowa,
Sulawesi Selatan.
h. Upaya K3 lainnya yang dijalankan, misalnya ada penyuluhan/pelatihan,
pengukuran/pemantauan lingkungan tentang hazard yang pernah dilakukan
i. Untuk mengetahui informasi tentang pencegahan dan penanggulangan
kebakaran di pabrik kecap PT. Adinata, Gowa, Sulawesi Selatan.
j. Untuk mengetahui tentang informasi konstruksi bangunan pabrik kecap
PT. Adinata, Gowa, Sulawesi Selatan.
III.
LANDASAN TEORI
Proses Pemasakan
Proses Fermentasi
campuran kedelai, dan gandum yang telah dipecah atau dedak gandum yang
telah dipanaskan. Pada fermentasi jamur (koji), mikrobia yang dominan adalah
Aspergillus soyae menghasilkan enzim protease yang dapat menghidrolisis
komponen-komponen
protein
dalam
biji
kedelai.1
Bahan-bahan
ini
Selain itu, beberapa kemasan primer lain yang sering digunakan dalam
pengemasan kecap antara lain adalah jirigen plastic dan kemasan sachet.7
Pada proses pengemasan kecap, botol yang akan dipakai sebagai kemasan
primer mula-mula disterilisasi. Proses sterilisasi bertujuan agar semua kotoran
yang menempel pada botol dapat dibersihkan dan botol bebas dari
mikrooganisme pembusuk. Mikroorganisme pembusuk akan menyebabkan
produk kecap rusak dan tidak dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama.
Proses sterilisasi dilakukan menggunakan air bersih, sabun dan kaporit. Waktu
untuk melakukan sterilisasi harus diatur agar bertepatan dengan selesainya
pemasakan kecap. Hal ini dikarenakan kecap akan diisikan ke dalam botol pada
saat botol selesai disterilisasi dan kondisi kecap masih panas. Tujuannya adalah
agar botol tidak tercemar kembali dan tidak perlu dilakukan exhausting
(pengeluaran sisa udara dari dalam botol kemasan).10
Sterilisasi diawali dengan merendam botol-botol yang akan dipakai dalam
air bersih agar kotoran yang menempel lebih mudah dibersihkan. Setelah
direndam,
botol
digosok-gosok
dan
dicuci
untuk
menghilangkan
Dalam proses pembuatan kecap suhu yang tinggi dapat menyebabkan heat
train, heat cramps, heat exhaution, dan heat stroke.Selain itu, pada proses
ini paparan asap juga dapat menyebabkan ganguan pada saluran napas.
c. Proses Pengisian dan Pengepakan
Proses pengisian dan pengepakan dilakukan pegawai dalam posisi yang
tidak ergonomis dapat memicu timbulnya kelainan muskuloskeletal.
Tahapan pengepakan yang lain adalah menempelkan label produk pada
botol kecap, sehingga pegawai sering terpapar dengan lem yang dapat
memicu terjadinya dermatitis kontak.
d. Proses Sterilisasi Botol
Dalam proses sterilisasi botol banyak kecelakaan kerja yang dapat terjadi.
Misalnya sering terpapar sabun pada saat mencuci botol. Botol yang licin
mudah jatuh sehingga pecah akibatnya pegawai berisiko mengalami luka
akibat pecahan kaca. Di samping itu, lokasi pencucian botol yang licin
sehingga berisiko terpeleset dan terjatuh.
e. Proses Distribusi
Proses distribusi dilakukan oleh supir dan petugas administrasi. Supir
dalam hal ini berisiko mengalami kelainan muskuloskeletal, sirkulasi
darah dan stress yang berulang. Selain itu petugas administrasi karena
sering berada di ruang ber-AC dan penggunaan komputer yang terlalu
sering dan lama dapat menyebabkan kelainan mata, mudah stress, kelainan
muskulskeletal, mudah terpapar penyakit akibat higiene yang buruk.
b. Cara
Dengan metode walk through survey dengan menggunakan check list.
Walk through survey mengandalkan kemampuan indra penglihatan dan intra
pendengaran sekali-sekali dilakukan wawancara dengan pekerja. 5
Sebelum melakukan walk through survey perlu diperhatikan masalah
kerahasiaan perusahaan (trade secrecy) dan konfidensialitas pekerja. Sebelum
melakukan pemotretan perlu dimintakan ijin terlebih dahulu kepada pimpinan
perusahaan. Laporan walk through survey tidak cukup hanya dengan mengisi
check list, melainkan juga harus menyusun essay. Check list hanyalah
merupakan panduan saja agar tidak ada kelupaan.
V.
JADWAL SURVEY
Survei akan dilaksanakan selama 1 minggu ( 13-17 Juni 2016 )
13 Juni 2016
Kerja
pada
Pegawai
pabrik
kecap
PT.Adinata
14 Juni 2016
10
15 Juni 2016
16 Juni 2016
17 Juni 2016
DAFTAR PUSTAKA
1. Setiawati, B. B. Penentuan Komponen Kualitas dan Bahan Baku Optimal
Produk Kecap Organik Berbasis Off Line Quality Control. Dalam Jurnal
Ilmu-ilmu Pertanian. 2008.4(1):8 19.
2. Surat Keputusan Bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Menteri Tenaga
Kerja No. Kep. 174/MEN/1986-104/KPTS/1986: Pedoman Keselamatan
dan Kesehatan Kerja pada Tempat Kegiatan Konstruksi.
3. Kusumadewi, M. Karakterisasi Sifat Fisikokimia Kecap Manis Komersial
Indonesia.Skripsi.Institut Pertanian Bogor. Bogor. 2011.
4. Santoso. Teknologi Pengolahan Kedelai (Teori dan Praktik). Fakultas
Pertanian, Universitas Widyagama. Malang. 2005.
5. Prasetyo AB. Production and Microbiology of Traditional Indonesian
Kecap.Tesis.Riddeprint Offset Drukkerji.Ridderkerk. 1996.
6. Chen W. L..Soyfoods, Fermented. In: Hui, Y. H. Encyclopedia of Food
Science and Technology.Vol. IV. New York. 1992
7. Citra D.H. Proses Produksi kecap PT. Sukasari Mitra Mandiri Semarang.
Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Katolik Soegijapranata. Semarang.
2011
8. Suprapti, M. L. Kecap Tradisional. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. 2005
9. Yuyun dan D. Gunarsa. Cerdas Mengemas Produk Makanan dan Minuman.
AgroMedia Pustaka. Jakarta. 2011
10. Purwandari, A. W. Kecap.Ganeca Exact. Jakarta. 2007
11