Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

PERLINDUNGAN HUTAN

DISUSUN OLEH :

NAMA : MARGARETA EDO DHOKE


NIM : 10/13367/KH
JURUSAN : KEHUTANAN
ACARA : V
KELOMPOK : I
CO.ASS : ABDUL SYAFI’I

FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN STIPER
YOGYAKARTA
2011
ACARA VI
MORFOLOGI JAMUR MIKROSKOPIS DAN MAKROSKOPIS

I. TUJUAN
Mengenal dan memahami tipe morfologi inoculums penyebab penyakit jamur
dan sel jamur.

II. TEMPAT DAN TANGGAL

 Tempat : Laboratorium Perlindungan Hutan

 Tanggal : 14 Juni 2011

III. ALAT DAN BAHAN :

 Alat : Mikroskop
 Bahan :
a. Makroskopis
1. Ganoderma ( Jamur akar )
b. Mikroskopis
1. Rhizopus sp
2. Fusarium sp
3. Aspergilus sp
4. Pericellium sp
IV. DASAR TEORI

Jamur merupakan kelompok organisme eukariotik yang membentuk


dunia jamur atau regnum fungi. Jamur pada umumnya multiseluler (bersel
banyak). Ciri-ciri jamur berbeda dengan organisme lainnya dalam hal cara
makan, struktur tubuh, pertumbuhan, dan reproduksinya. Struktur tubuh jamur
tergantung pada jenisnya. Ada jamur yang satu sel, misalnyo khamir, ada pula
jamur yang multiseluler membentuk tubuh buah besar yang ukurannya
mencapai satu meter, contohnya jamur kayu. Tubuh jamur tersusun dari
komponen dasar yang disebut hifa. Hifa membentuk jaringan yang disebut
miselium. Miselium menyusun jalinan-jalinan semu menjadi tubuh buah.
Jamur dikelompokkan menjadi beberapa divisi, yaitu Zygomycota,
Ascomycota, Basidiomycota, dan Deutromycetes.
Zygomycota
Kelompok jamur ini memiliki hifa yang tidak bersekat. Bila kita amati
sepotong tempe yang masih mentah, akan tampak benang-benang halus yang
berwarna putih. Benang-benang halus itulah yang disebut hifa. Miselium yang
dibentuk oleh hifa menyatukan butir-butir kedelai. Jamur tempe disebut
Rhizopus. Ascomycota
Ascomycota
Kelompok jamur ini memiliki hifa yang bersekat-sekat. Ciri khas
Ascomycota adalah memiliki alat pembentuk spora yang disebut Askus. Askus
tersebut berkumpul dalam badan yang disebut Askokarp. Nama spora jamur ini
disebut askopora. Contoh ascomycota adalah Penicilium, Xylaria dan
Saccharomyces.
Basidiomycota
Kelompok jamur ini memiliki hifa yang bersekat-sekat. Contoh
basidiomycota adalah jamur merang
Deutromycetes
Kelompok jamur ini disebut jamur tidak sempurna, karena cara
perkembangbiakan generatifnya belum jelas. Contoh jamur tidak sempurna
adalah jamur oncom.
Lichenes
Lumut kerak sebenarnya adalah dua jenis makhluk hidup yang saling
bersimbiosis. Kedua jenis makhluk hidup tersebut adalah ganggang hijau biru
dan jamur dari kelompok Ascomycota.
V. CARA KERJA

1. Mengamati preparat yang sudah disediakan dengan menggunakan


mikroskop
2. Menggambar morfologi jamur tersebut dan menyebutkan bagian-
bagiannya dengan jelas.
3. Menyebutkan pula ciri utama yang menunjukkan ciri khas dari famili dan
kelasnya dan arti penting jamur tersebut
4. Menyebutkan klasifikasinya (kelas, ordo, familia, genus dan species)
VI. HASIL PENGAMATAN

a. Makroskopis
1. Ganoderma ( Jamur akar )
a. Gambar Gonoderma
Keterangan :
1. Akar Merah
2. Jamur Ganoderma yang
menempel pada bagian
akar.
3. Konidium
4. Konidiofor

b. Klasifikasi
Kelas :
Ordo :
Famili :
Genus :
Spesies :
c. Ciri khas :




d. Arti Penting :


2. Corticium/ Upacia ( Jamur upas)
b. Gambar Corticium/ Upacia

Keterangan :
1. Kayu
2. Jamur upas pada cabang
atau batang
3. Jaringan pada pembuluh
kayu

e. Klasifikasi
Kelas :
Ordo :
Famili :
Genus :
Spesies :
f. Ciri khas :
 Miselimnya bersekat dengan sekat dolipori
 Perkembangbiakan asexsualnya dengan pembentukan tunas dan
pembelahan sel
 Membentuk spora asexsual yang dinamakan konidium
 Membentuk basidiokap atau badan buah
g. Arti Penting :


c. Mikroskopis
1. Rhizopus sp
a. Gambar Rhizopus sp

Keterangan :

1. Sporangiospora
2. Sporagium
3. Sporangiofor
4. Rhizoid

b. Klasifikasi
Kelas : Phycomycetes
Ordo : Mucorales
Famili : Mucoraceae
Genus : Rhizopus
Spesies : Rhizopus sp
c. Ciri khas :
 Miselianya tidak bersekat
 Membentuk sporangium sebagau spora aseksual
 Pada keadaan tertentu biasanya membentuk dinding tebal yang
disebut klamidospora
 Gejala : pada bagian yang terserang menjadi lunak berwarna coklat
kehitam-hitaman
 Suhu minimum pertumbuhan 6º C, optimum 23-26º C
d. Arti Penting :
 Menyebabkan stain dan black meld pada kayu hasil hutan
 Menyebabkan penyakit pada benih atau biji
2. Jamur Fusarium sp
a. Gambar Fusarium sp

Keterangan :

1. Klamidospora
2. Makrokonidium
3. Mikrokonidium

b. Klasifikasi
Kelas : Deuteromycetes
Ordo : Moniliales
Familia : Tuberculariaceae
Genus : Fusarium
Species : Fusarium sp.
c. Ciri khas :
 Dalam tanah/biakan murni membentuk tiga macam spora dan
miselium, 3 macam spora itu adalah makrokonidium,
mikrokonidium, dan klamidospora
 Diatas tanah (tanaman) makrokonidium dan kadang-kadang
mikrokonidium dihasilkan dalam kelompok seperti bongkol yang
disebut sporodokia
d. Arti penting :
 Sebagai parasit dan saprofit pada berbagai tanaman terutama pada
bagian pembuluhnya, sehingga tanaman menjadi mati karena
tersumbatnya jaringan oleh suatu toksin
 Penyebab penyakit layu daun dan tunas ; penyebab stain (pewarna)
dan decay (busuk) pada kayu; pink mold (lapuk) ; perubahan
simetris tanaman hutan ; bibit : busuk semai.

3. Jamur Aspergilus sp
a. Gambar Aspergilus sp

Keterangan :

1. Konidia
2. Stengmete
3. Vesible
4. Konidiofor

b. Klasifikasi :
Kelas : Ascomicetes
Ordo : Eurotiales
Famili : Eratiaceae
Genus : Aspergilus
Spesies : Aspergilus sp
c. Ciri khas :
 Membentuk spora aseksual yang disebut konidium
d. Arti penting
 Penyebab noda pada kayu hasil hutan
 Penyebab busak pada biji atau benih tanaman hutan
4. Jamur Penicellium sp
a. Gambar Penicellium sp

Keterangan :

1. Konidia
2. Konidium
3. Sterigma
4. Konidiofor

b. Klasifikasi :
Kelas : Ascomicetes
Ordo : Eurotiales
Famili : Eurotiaceae
Genus : Penicellium
Spesies : Penicellium sp
c. Ciri khas :
 Miselium bersekat
 Membentuk spora aseksual yang dinamakan konidium
 Membentuk spora seksuual yang dinamakan askospora
 Membentuk askokarp atau badan buah
d. Arti penting
 Menyebabkan stain (noda) dan decay (busuk), biji, green molds
(lapuk) pada kayu
VII. PEMBAHASAN

Selain serangga, jamur juga merupakan mikroorganisme yang


berpengaruh terhadap kerusakan tanaman hutan yang akan di budidayakan.
Jamur merupakan patogen yang menyebabkan suatu penyakit pada inangnya.
Sebagian besar jamur tidak memiliki akar, batang, dan daun yang sejati.
Sebagian jamur ada yang memiliki badan buah dan ada yang tidak memiliki
badan buah. Jamur dapat berkembangbiak dengan cara seksual maupun
aseksual. Sebagian besar jamur hidup didaerah yang memiliki kelembapan
yang tinggi. Jika dilihat dari kerusakan hasil hutan jamur dapat digolongkan
menjadi 2 yaitu jamur perusak kayu dan jamur pewarna kayu.
Dalam praktikum yang telah dilakukan, adalah mengamati morfologi
jamur secara makroskopis dan mikroskopis. Secara makroskopis pengamatan
jamur dilakukan dengan bantuan alat mikroskop, sedangkan secara
makroskopis pengamatan dilakukan dengan mata telanjang atau tanpa
menggunakan alat. Yang akan diamati adalah mengklasifikasikan jamur yang
akan diamati, melihat cirri khas, dan arti pentingnya. Secara makroskopis ada 5
jenis jamur yang ditemukan menempel pada daun, akar , maupun batang.
Diantaranya adalah Jamur embung tepung, yang menyebabkan bagian pucuk
tanaman tersebut menjadi layu dan kering, serta adanya bercak-bercak pada
daun, Jamur embung jelanga menyebabkan seluruh daun menjadi berwarna
hitam, sehingga sel-sel yang terdapat pada daun tersebut rusak. Jamur
Ganoderma dan Jamur Rinidorus microporus, jamur ini menempel pada
bagian akar, dimana jamur ini akan menyebabkan mati kering. Jamur Nectria
sp dan Cytospora sp, jamur ini menempel pada batang yang menyebabkan
adanya karker pada bagian batang, biasanya jamur ini muncul pada bagian
batang yang luka.
Secara mikropkopis juga 5 jenis jamur yang diamati, setiap jamur
yang akan diamati dibuat klasifikasinya. Jamur-jamur tersebut adalah jamur
Rhiozopus, jamur Fusarium, jamur Penicellium, jamur Aspergilus, dan jamur
Phytophtora sp. Dari kelima jamur yang diamati memiliki arti penting dan ciri
khas yang berbeda-beda satu sama lain. Arti penting dari jamur Fusarium yaitu
menyebabkan stain dan black meld pada kayu hasil hutan dan menyebabkan
penyakit pada benih atau biji. Jamur Fusarium, dalam tanaman sebagai parasit
dan saprofit terutama pada bagian pembuluhnya, sehingga tanaman akan mati
akibat tersumbatnya jaringan pengangkut oleh suatu toksin. Jamur Penicellium,
menyebabkan adanya noda pada daun dan terjadinya pembusukan pada
biji/benih, dan terjadinya lapuk hijau pada batang. Jamur Aspergilus
menyebabkan adanya noda pada kayu hasil hutan, dan juga busuknya biji/benih
pada tanaman. Jamur Phytophtora sp merupakan patogen penyebab dumping
off pada semai, hawar daun, serangan jamur ini terjadi terutama pada daun
yang tua yang terletak pada bagian bawah, dan gejala akan tampak pada
permukaan atas dan bawah daun.
Adanya jamur pada suatu hutan sangat merugikan baik dari segi
ekonomi maupun kualitas hasil hutan yang ada. Maka sebab itu perlu adanya
pengendalian jamur tersebut, dengan menggunakan pestisida nabati atau
dengan fungisida.
VII. KESIMPULAN

1. Jamur merupakan patogen yang menyebabkan suatu penyakit pada


inangnya.
2. Secara makroskopis ada 5 jamur yang diamati yaitu jamur embung
jelanga, jamur embung tepung, jamur Ganoderma dan Jamur Rinidorus
microporus, jamur Nectria sp dan Cytospora sp
3. Secara mikroskopis juga terdapat 5 jamur yang diamati yaitu jamur
Rhiozopus, jamur Fusarium, jamur Penicellium, jamur Aspergilus, dan
jamur Phytophtora sp
4. Masing-masing jamur yang diamati secara makroskopis maupun
mikroskopis memiliki ciri khas dan arti penting yang berbeda-beda
5. Sebagian besar jamur yang diamati menyerang bagian daun, akar dan
batang yang menyebabkan mati kering sampai rusaknya sel/ jaringan
pengankut pada tanaman tersebut
6. Pengendalian jamur dapat dilakukan dengan menggunakan pestisida alami
maupun dengan fungisida

Anda mungkin juga menyukai