Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH KELOMPOK 1

PEMERIKSAAN SISTEM KARDIOVASKULAR

DISUSUN OLEH: KELOMPOK 1


1.CARENINA SAMEAPUTTY
2.FIAN NITALESSY
3.BERTHA ONYARESEPAN
4.MICHELLE LAISINA
5.EL SHADDAI BUDIANA
6.ORELYA PATTIPEILUHU

SMKS KESEHATAN AMBON


KELAS: XI KEPERAWATAN B
MAKALAH: ILMU PENYAKIT
TAHUN: 2023
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................................I

DAFTAR ISI.......................................................................................................................................II

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang...........................................................................................................................1

B.Rumusan Masalah......................................................................................................................2

C.Tujuan penulisan.........................................................................................................................2

D.Manfaat penulisan…………………………………………………………………………………………………………………2

BAB II PEMBAHASAN

A.Jenis-jenis pemeriksaan diagnostik pada sistem kerdio vaskuler…………………………………………..3

B.Definisi macam-macam pemeriksaan diagnostik pada sistem kardiovaskuler……………………….4

BAB III PENYAKIT PADA SISTEM KARDIOVASKULER

1. pengertian jantung koroner........................................................................................................5

2. anatomi fisiologi.........................................................................................................................6

3. etiologi .......................................................................................................................................7

4.patofisiologi.................................................................................................................................8

5.klasifikasi......................................................................................................................................9

6. manifestasi klinis.........................................................................................................................10

7. Pemeriksaan penunjang..............................................................................................................11

8.Penatalaksanaan..........................................................................................................................12

9.Kompikasi......................................................................................................................................13

10.Pathway.......................................................................................................................................14

BAB VI PENUTUP

A.Saran.............................................................................................................................................15

B.kesimpulan....................................................................................................................................16

C.Daftar Pustaka...............................................................................................................................17
BAB I

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Kardiovaskuler terdiri dari dua suku kata yaitu cardiac dan vaskuler. Cardiac yangberarti jantung dan
vaskuler yang berarti pembuluh darah. Dalam hal ini mencakup sistemsirkulasi darah yang terdiri dari
jantung komponen darah dan pembuluh darah. Pusat peredaran darah atau sirkulasi darah ini berawal
dijantung, yaitu sebuah pompa ber otot yang berdenyut secara ritmis dan berulang 60-100x/menit.
Setiap denyutmenyebabkan darah mengalir dari jantung, ke seluruh tubuh dalam suatu jaringantertutup
yang terdiri atas arteri, arteriol, dan kapiler kemudian kembali ke jantungmelalui venula dan vena

Dalam mekanisme pemeliharaan lingkungan internal sirkulasi darah digunakan sebagai sistem transport
oksigen, karbon dioksida, makanan, dan hormonserta obat-obatan ke seluruh jaringan sesuai dengan
kebutuhan metabolisme tiap-tiap sel dalam tubuh. Dalam hal ini, faktor perubahan volume cairan
tubuh danhormon dapat berpengaruh pada sistem kardiovaskuler baik secara langsungmaupun tidak
langsung.

Dalam memahami sistem sirkulasi jantung, kita perlu memahami anatomi fisiologi yang ada pada
jantung tersebut sehingga kita mampu memahami berbagai problematika berkaitan dengan sistem
kardivaskuler tanpa ada kesalahan yangmembuat kita melakukan neglicent ( kelalaian). Oleh karena itu,
sangat penting sekali memahami anantomi fisiologi kardiovaskuler yang berfungsi langsung dalam
mengedarkan obat-obatan serta oksigenasi dalam tubuh dalam proses kehidupan.

Dalam melakukan pengkajian dengan baik, maka diperlukan pemahaman,latihan dan ketrampilan
mengenal tanda dan gejala yang ditampilkan oleh pasien.Proses ini dilaksanakan melalui interaksi
perawatan dari klien, observasi, dan pengukuran. Pemeriksaan dalam keperawatan menggunakan
pendekatan yang samadengan pengkajian fisik kedokteran, yaitu dengan pendekatan inspeksi,
palpasi,auskultasi dan perkusi. Pengkajian fisik kedokteran dilakukan untuk menegakkandiagnosis yang
berupa kepastian tentang penyakit apa yang diderita klien .pengkajian fisik keperawatan pada prinsipnya
dikembangkan berdasarkan model keperawatan yang lebih difokuskan pada respon yang ditimbulkan
akibat masalah kesehatan yang dialami. Pengkajian fisik keperawatan harus mencerminkan diagnosafisik
yang secara umum perawat dapat membuat perencanaan tindakan untuk mengatasinya. Untuk
mendapatkan data yang akurat sebelum pemeriksaan fisik dilakukan pengkajian riwayat kesehatan,
riwayat psikososial, sosek, dan lain-lain. Hal ini memungkinkan pengkajian yang fokus dan tidak
menimbulkan bias dalam mengambil kesimpulan terhadap masalah yang ditemukan .

1
B. RUMUSAN MASALAH

Didalam makalah ini penulis akan menjelaskan tentang pengertian dari pemeriksaandiagnostik pada
sistem pencernaan dan cara-caranya. Oleh karena itu penulis akanmenjelaskan poin-poin penting
tersebut yang bersumber dari buku yang telah dibaca danditambah dengan referensi-referensi lainnya.

C. TUJUAN PENULISAN

Makalah ini di buat penulis dengan tujuan agar mahasiswa, tenaga kesehatan atautenaga medis dapat
memahami berkaitan dengan anatomi dan fisiologi sistemkardiovaskuler.

D. MANFAAT PENULISAN

Makalah ini di buat oleh penulis agar meminimalisir kesalahan dalam Tindakan praktik keperawatan yang
di sebabkan oleh ketidakpahaman dalam anatomi fisiologi dalam sistem kardiovaskuler sehingga
berpengaruh besar terhadap kehidupan klien.

2
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum WR WB puji Syukur kehadirat Tuhan yang maha kuasa, atas berkat dan Rahmat-nya
makalah yang kami buat ini boleh selesai dengan tepat pada waktunya. Tak lupa kami mengucapkan
terima kasih kepada Ibu Jeane Sinay yang telah memberikan kami kesempatan untuk menyelesaikan
makalah ini.

Semoga makalah yan kami buat ini bisa memberikan ilmu dan membuka wawasan teman-teman
semua dan terutama bagi kami. Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kami
memohon maaf jika dalam makalah ini ada salah kata atau salah pengetikan, semoga selanjutnya bisa
lebih baik lagi.

Penyusun

Ambon, 8 September 2023

I
BAB II

PEMBAHASAN

A. Jenis-jenis pemeriksaan diagnostik pada kardiovaskuler

a. Pemeriksaan Non Invasive1. Foto Thorax 2. EKG 3. Treadmill exercise Chest test/ Treadmill
test 4. Echocardiography5. Nuclear cardiology 6. MRI / CT imaging

b. Pemeriksaan Invasive/ kateterisasi 1. Corangiography (untuk deteksi PJK)2. Right / left heart study
(untuk evaluasi kelainan valvuler/ congenital)3. Elektrofisiologi, untuk evaluasi aritmia 4. Angioskopi
untuk menilai karakteristik plak aterosklerosis

B. Definisi macam-macam pemeriksaan diagnostik pada kardiovaskuler

a. Pelayanan pemeriksaan Diagnostik Non / Less Invasif meliputi :

Elektrokardiografi

Definisi: Pemeriksaan EKG adalah salah satu pemeriksaan yang sangat penting di bidang kedokteran.
EKG dapat menunjukkan aktivitas elektrik dan konduksi jantung secara umum dan dapat membantu
diagnosis pada kondisi-kondisi penting (kegawatdaruratan)yang melibatkan jantung.

1. Holter Monitoring

Definisi: Holter monitoring adalah sebuah mesin yang terus mencatat irama jantung anda selama
24 – 48 jam selama kegiatan normal untuk melihat perkembangan irama jantung abnormal yang
mungkin tidak tertangkap dengan EKG.

2. Treadmill Test

Definisi: Pemeriksaan ini dapat memberikan informasi apakah jantung Anda memiliki asupan darah dan
oksigen dari sirkulasi saat terjadi stres fisik yang mungkin tidak muncul pada EKG saat istirahat.

3. Ekokardiografi Transtorakal

Definisi: Ekokardiografi transtorakal merupakan prosedur diagnostic dengan menempelkan transducer


pada dinding dada yang menggunakan gelombang suara ultra untuk mengamati struktur jantung
dan pembuluh darah, serta menilai fungsi jantung.

4. Ekokardiografi Transesofageal

3
Definisi: Ekokardiografi transesofageal merupakan prosedur diagnostic menggunakan gelombang suara
ultra untuk mengamati struktur jantung dan pembuluh darah serta menilai fungsi jantung dengan cara
memasukkan transducerke dalam kerongkongan. Jenis ekokardiografi ini diperlukan pada beberapa
kondisi jantung untuk melihat bagian tertentu dari jantung dengan lebih jelas

5. Tes Dobutamin Stress Echocardiography

Definisi: Tes Dobutamin Stress Echocardiography pemeriksaan ekokardiografi dengan memberikan stres
terhadap jantung dengan diberikan obat dobutamin yang dimasukkan melalui infus. Efek dobutamin
akan membuat jantung bekerja lebih keras. Pemeriksaan ini untuk mendeteksi adanya penyempitan
pembuluh koroner.

6. Ekokardiografi 3D

Definisi: Ekokardiografi 3D merupakan prosedur USG jantung untuk mengamatistruktur jantung dari
berbagai sudut sehingga mendapatkan gambaran struktur jantung dengan lebih jelas. Pemeriksaan ini
sangat membantu terutama untukpenilaian penyakit katup jantung.

7. USG Doppler Vaskular

Definisi: USG Doppler vaskular merupakan ultrasonografi yang dilengkapi dengankemampuan mengenali
aliran pembuluh darah. Pemeriksaan ini bermanfaat untukmelihat kecukupan pasokan darah untuk
organ-organ tertentu.

Beberapa pemeriksaan penunjang penyakit jantung bersifat non-invasif. Non-invasif artinya tidak
melukai tubuh, atau tidak ada alat yang masuk ke tubuh Anda. Contoh yang sederhana adalah EKG,
Treadmill, dan Ekokardiografi. Yang lebih canggih misalnya CTscan dan MRI jantung.

1. EKG merupakan pemeriksaan penunjang penyakit jantung paling sederhana, palingtua dan paling
murah. Prinsip pemeriksaan EKG adalah merekam aktivitas listrik jantung. Ada EKG resting, yaitu EKG
yang dilakukan sambil pasien berbaring atauistirahat. Ada EKG dengan stres atau beban yang lebih
dikenal sebagai tes Treadmill.Pada pemeriksaan ini pasien direkam aktivitas listriknya sambil berjalan
atau berlaridi atas mesin treadmill. Ada juga Holter EKG, yaitu perekaman EKG selama 24 jam.

2. Ekokardiografi pada dasarnya adalah pemeriksaan struktur anatomi dan fungsi jantung dengan mesin
USG. Pemeriksaan ini sangat bermanfaat bagi seorang dokter jantung, karena memberikan informasi
yang lengkap mengenai kondisi jantung danberbagai kelainan yang mendasarinya. Ekokardiografi dapat
dikatakan merupakan perpanjangan mata seorang dokter jantung untuk melihat kondisi jantung Anda
secara langsung.

3. CT scan jantung sebetulnya dapat dikatakan semi-invasif, karena walaupun tidak adaalat yang masuk
ke dalam tubuh, ada zat kontras yang disuntikkan, ditambahpaparan radiasi sinar X. Pemeriksaan ini
digunakan terutama untuk melihat kondisi pembuluh koroner.

4. MRI jantung memberi informasi hampir seperti ekokardiografi. Tetapi karena mahal,pemeriksaan ini
masih jarang dilakukan.

3
c. Ada pemeriksaan penunjang penyakit jantung yang bersifat invasif. Invasif artinya ada alat yang
masuk ke dalam tubuh pasien. Pemeriksaan yang bersifat invasif biasanya tergolong pemeriksaan
canggih. Contohnya adalah Kateterisasi jantung danElektrofisiologi jantung.

1. Kateterisasi jantung adalah sekelompok pemeriksaan yang menggunakan kateter yang dimasukkan ke
dalam pembuluh darah untuk menilai kondisi jantung dengan menggunakan sinar. Kateterisasi jantung
terbanyak bertujuan memeriksapembuluh koroner.

2. Elektrofisiologi jantung juga menilai aktivitas listrik jantung seperti EKG. Bedanya,EKG merekamnya
dari luar, elektrofisiologi merekamnya langsung dari dalam jantung. Bedanya lagi, EKG merekam aktivitas
listrik jantung apa adanya,elektrofisiologi memberikan stimulasi tertentu untuk melihat ada tidaknya
irama jantung yang tidak normal.

4
BAB III

KASUS

A. PENGERTIAN

a. Penyakit Arteri Koroner (Coronary Artery Disease) adalah penyakit yang ditandai denganadanya
endapan lemak yang berkumpul di dalam sel yang melapisi dinding suatu arterikoroner dan menyumbat
aliran darah. Endapan lemak (ateroma atau plak) terbentuksecara bertahap dan tersebar di
percabangan besar dari kedua arteri koroner utama,yang mengelilingi jantung dan menyediakan
darah bagi jantung. Proses pembentukanateroma ini disebut aterosklerosis.(www .medicastore.com)

b. Penyakit jantung koroner/ penyakit arteri koroner (penyakit jantung artherostrofik)merupakan suatu
manifestasi khusus dan arterosclerosis pada arteri koroner. Plaqueterbentuk pada percabangan arteri
yang ke arah aterion kiri, arteri koronaria kanan danagak jarang pada arteri sirromflex. ( DepKes : 2001)

c. Penyakit jantung koroner adalah suatu penyakit dimana tersumbatnya aliran pembuluh darah koroner
jantung akibat penimbunan zat lemak (arteriosclerosis) karena tidak cukupnya suplai darah yang
mengandung oksigen untuk menghidupkan jantung, makaterjadi ancaman otot jantung yang bisa
menimbulkan kematian mendadak (Ronald H.Sitorus : 2006)

d. PJK (Penyakit Jantung Koroner) adalah ketidakseimbangan antara kebutuhanO2miokardium dengan


suplai O2 yang disebabkan oleh proses arterosklerosis yangmerupakan kelainan digeneratif (Sarwono
Waspadji, 2002 ; 1991

B.Anatomi fisiologi

Fisiologi

Pembuluh darah koroner terdapat di bagian pangkal aorta (ortic root). Secara garis besar pembuluh
darah koroner terdiri atas dua yaitu: Pembuluh darah koroner kiri danpembuluh darah koroner kanan.
Pembuluh darah koroner kiri bercabang dua yaitu :leftanterior decending (LAD) dan left circumplex (LCX).
Pembuluh koroner terdiri dari 3 lapisan,yaitu tunika intima (lapisan dalam), tunika media (lapisan
tengah), dan tunika adventisia(lapisan luar), tunika intima terdiri dari 2 bagian, lapisan tipis sel-sel
endotel merupakanlapisan yang memberikan permukaan licin antara darah dan dinding arteri serta
lapisansubendhotelium, sel-sel endhotel ini memproduksikan zat-zat seperti prostaglandin, heparindan
activator plasminogen yang membantu mencegah agregasi trombosit danvasokonstriksi. Selain itu
endotel juga mempunyai daya regenerasi cepat untuk memeliharadaya anti trombogenik arteri. Jaringan
ikat menunjang lapisan endotel dan memisahkannyadengan lapisan yang lain.

Tunika media merupakan lapisan otot di bagian tengah dinding arteri yangmempunyai 3 bagian: bagian
sebelah dalam disebut membrane elastic internal, kemudian jaringan fibrus otot polos dan sebelah luar
membrane jaringan elastic eksterna. Lapisantebal otot polos dan jaringan kolagen, memisahkan jaringan
membrane elastic eksterna. Danyang terakhir ini memisahkan tunika media dengan adventisia. Tunika
adventisia umumnyamengandung jaringan ikat dan dikelilingi oleh vasa vasorum yaitu jaringan arteriol.
(Anwar,2004)

Dalam keadaan normal arteri koronaria dapat mengalirkan darah hampir 10% daricurah jantung per
menit yaitu kira-kira 50-75ml darah per 100 gram miokard. Dalamkeadaan stress atau latihan maka
timbul aliran cadangan koroner (coronary flow reserve)dimana aliran koroner bisa sampai 240ml per 100
gram miokard. Pada keadaan stenosismaka aliran cadangan koroner dapat mempertahankan aliran basal
(basal flow) di sebelahdistal stenosis. Pada stenosis 70% atau lebih tetap saja aliran distal stenosis (distal
flow)tidak mencukupi pada saat stress atau latihan, sehingga menyebabkan iskemia (Shujuan,2010)

C.ETIOLOGI

Penyakit jantung koroner disebabkan karena ketidak seimbangan antara kebutuhanO2sel otot jantung
dengan masukannya. Masukan O2 untuk sel otot jantung tergantung dariO2dalam darah dan pembuluh
darah arteri koroner. Penyaluran O2 yang kurang dari arterikoroner akan menyebabkan kerusakan sel
otot jantung. Hal ini disebabkan karenapembentukan plak arteriosklerosis. Sebab lain dapat berupa
spasme pembuluh darah ataukelainan kongenital.

Iskemia (kerusakan) yang berat dan mendadak akan menimbulkan kematian sel otot jantung yaitu
disebut infark jantung akut yang irreversibel (tidak dapat sembuh kembali). Halini juga dapat
menyebabkan gangguan fungsi jantung dengan manifestasinya adalah nyeri.

B. PATOFISIOLOGI

a. Perubahan awal

terjadinya penimbunan plak-plak aterosklerosis

b. Perubahan intermediate

Plak semakin besar dan terjadi obstruksi dari lumen arteri koroner epikardium. Hal ini menyebabkan
peningkatan sirkulasi darah sebanyak 2-3 kali lipat akibat olahraga tidak dapat dipenuhi. Keadaan
ini disebut Iskemia dan manifestasinya dapat berupa Angina atau nyeri pada dada akibat kerja jantung
yang meningkat

c. Perubahan akhir

Terjadi ruptur pada ‘cap’ atau bagian superficial dari plak sehingga akan terjadi suatu situasi yang tidak
stabil dan bebagai macam manifestasi klinik seperti Angina at rest atauInfark Miokard. Dengan
terpaparnya isi plak dengan darah, akan memicu serangkaianproses platetel agregasi yang pada
akhirnya akan menambah obstruksi dari lumenpembuluh darah tersebut

d. Iskemia miokard

Peristiwa ini akan menimbulkan serangkaian perubahan pada fungsi diastolik, lalukemudian pada fungsi
sistolik. Menyusul dengan perubahan impuls listrik (gelombangST-T) dan akhirnya timbullah keadaan
Infark Miokard.

o Angina stabil : Bila obstruksi pada arteri koroner ≥ 75%

o Unstable angina : Bila terjadi ruptur dari plak ateromatosa

 Angina Prinzmetal : Bila terjadi vasospasme dari arteri koroner utama

C. KLASIFIKASI

Ada 3 klasifikasi PJK yaitu:

1.Asimptomatik

a. Tanpa iskemia tak bergejala,stres test positif tapi holter negatif.

b. Dengan iskemia tak bergejala,kelainan EKG atau stres positif

2. Simptomatik

a. AP stabil tanpa iskemia tak bergejala

b. AP stabil dengan iskemia bergejala

c. AP tak stbil

d. Prinzmetal (variant) AP

3. IJA

a. IJA transmural

b. IJA subendokardial

c. IJA non Q

D. MANIFESTASI KLINIS

a. Nyeri dada yang khas (seperti ditekan benda berat dan menjalar keleher, lengan kanandan punggung)
dapat disebabkan oleh angina pectoris stabil (APS), angina pectoris takstabil atau IMA

b. Sesak nafas

c. Perasaan melayang dan pingsan

d. Ditemukan bising jantung dan pembesaran jantung


E. PEMERIKSAAN PENUNJANG

a. EKG (Elektrokardiografi)Adanya gelombang patologik disertai peninggian S-T segmen yang konveks dan
diikutigelombang T yang negative dan simetrik. Kelainan Q menjadi lebar (lebih dari 0,04 sec)dan dalam
(Q/R lebih dari ¼).

b. Laboratorium

- Creatin fosfakinase (CPK). Iso enzim CKMB meningkatHal ini terjadi karena kerusakan otot, maka enzim
intra sel dikeluarkan ke dalamaliran darah. Normal 0-1 mU/mL.

- SGOT (Serum Gluramic Oxalotransaminase Test)Nomal kurang dari 12 mU/mL. kadar enzim ini naik
pada 12-24 jam setelahserangan.

- LDH (Lactic De-Hydrogenase)Normal kurang dari 195 mU/mL. kadar enzim biasanya baru mulai naik
setelah 48 jam.

c. Pemeriksaan lain : Ditemukan peninggian LED, Lekositosis ringan, dan kadangHiperglikemi ringan.

d. Kateterisasi : Angiografi koroner untuk mengetahui derajat obstruksi.

e. Radiology : Pembesaran dari jantung.

F. PENATALAKSANAAN

Tindakan yang dilakukan :

a.Mengatasi iskemia

1. MedikamentosaObat-obat yang diberikan : nitrat (N) propandol, pindalol, antagonis calsium (Ca A)

2. Revaskularisasi

3. Hal ini dilaksanakan dengan cara :

a) Pemakaian trombolitik, biasanya pada PJK akut seperti IJA

b) Prosedur invasif (PI) non operatif

c) Operasi (coronary artery surgeny CAS)

b. Melakukan pencegahan secara sekunder

1. Obat-obat pencegahan yang sering dipakai adalah aspirin (A) dengan dosis 375 mg,160 mg sampai 80
mg. Dosis lebih rendah juga bisa efektif.

2. Dahulu dipakai antikoagulan oral (OAK) tapi sekarang sudah ditinggalkan karenaterbukti tak
bermanfaat

8
G. KOMPLIKASI

1. Gagal Ginjal Kongestif

Merupakan kongestif sirkulatif akibat disfungsi miokardium. Infark miokardiummengganggu fungsi


miokardium karena menyebabkan pengurangan kontraktilitas,gerakan dinding yang abnormal, dan
menambah daya kembang ruang jantung. Denganberkuragnya kemampuan ventrikel kiri untuk
mengosongkan ruang, volume kuncupberkurang, sehingga tekanan ventrikel kiri meningkat.
Akibatnya tekanan venapulmonalis meningkat dan dapat menyebabkan transudasi, hingga udem paru
sampaiterjadi gagal jantung kiri. Gagal jantung kiri dapat berkembang menjadi gagal jantungkanan.

2. Syok Kardiogenik

Diakibatkan karena disfungsi nyata ventrikel kiri sesudah mengalami infark yang massif. Timbul lingkaran
setan hemodinamik progresif hebat yang irreversible, yaitu:

· Penurunan perfusi perifer

· Penurunan perfusi koroner

· Peningkatan kongesti paru

3. Disfungsi otot Papilaris

Disfungsi iskemik atau rupture nekrosis otot papilaris akan mengganggu fungsi katubmitralis,
memungkinkan eversi daun katub ke dalam atrium selama sistolik.

4. Defek Septum Ventrikel

Nekrosis septum interventrikularis dapat menyebabkan rupture dinding septumsehingga terjadi defek
septum ventrikel. Akibatnya curah jantung sangat berkurangdisertai peningkatan kerja ventrikel kanan
dan kongesti.

5. Rupture jantung

Rupture dinding ventrikel jantung yang bebas dapat terjadi pada awal perjalanan infarkselama fase
pembuangan jaringan nekrotik sebelum pembentukan parut.

6. Tromboembolisme

Nekrosis endotel ventrikel akan membuat permukaan endotel menjadi kasar yangmerupakan factor
predisposisi pembentukan thrombus. Pecahan thrombus terlepas dandapat terjadi embolisme sistemik.

7. Perikarditis
Infark transmural dapat membuat lapisan epikardium yang langsung kontak denganpericardium menjadi
besar sehingga merangsang permukaan pericardium danmenimbulkan raeksi peradangan. Kadang terjadi
efusi pericardial.

8. Sindrom Dressler

Sindrom pasca infark miokardium ini merupakan respon peradangan jinak yang disertainyeri pada pleura
pericardial. Diperkirakan sindrom ini merupakan reaksihipersensitivitas terhadap miokardium yang
mengalami nekrosis.

9. Aritmia

Aritmia timbul akibat perubahan elektrofisiologis sel-sel miokardium. Perubahan inibermanifestasi


sebagai perubahan bentuk potensial aksi yaitu rekaman grafik aktifitaslistrik sel.
10

BAB III

PENUTUPAN

A.Kesimpulan

System sirkulasi darah merupakan satu system yang paling penting di dalam tubuhmanusia. Fungsinya
adalah untuk membawa oksigen,tenaga dan nutrisi ke seluruh tubuhfungsi lain yaitu untukTransport:
makanan, gas, hormon, mineral, enzim, sisa metabolism,Mempertahankan suhu tubuh dengan cara
vasokontriksi dan vasodilatasi Perlindunganmelalui sistem imun dan pembekuan darah Buffering, protein
darah merupakan sistenbuffer yang mempertahankan pH darah .

Untuk dapat mengetahui adanya kelainan-kelainan jantung maka perlu dilakukanpemeriksaan


penunjang untuk menegakan diagnosa tersebut.

Dalam melakukan Tes diagnostik kardiovaskuler meliputi dua jenis pemeriksaan yaitu:Invassive
(melukai )dan Non Invassive (tidak melukai). Contoh pemeriksaan penunjangtersebut adalah tes
diagnostic, seperti EKG, fhoto thorax, TMT dll.
11

B. Saran

Dari pemaparan diatas, penulis memberikan saran agar dalam ilmu kesehatanmaupun ilmu alam lainnya
penting sekali memahai pengkajian sistem kardiovaskuler secaratepat agar terhindar dari kelalaian baik
itu dirumah sakit maupun di alam yang berkaitandengan perubahan fungsi tubuh akibat kurangnya
aktifitas positif untuk memberikankesehatan terhadap jantung sebagai pusat kehidupan.
12

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito.2000.Diagnosa Keperawatan-Aplikasi pada Praktik Klinis, Ed.6.Jakarta: EGC Doenges at


al.2000.Rencana Asuhan Keperawatan, Ed.3.Jakarta:EGC Price & Wilson.1995.Patofisiologi-Konsep Klinis
Proses-Proses Penyakit, Ed.4. Jakarta:EGC Soeparman & Waspadji.1990.Ilmi Penyakit Dalam.Jakarta:BP
FKUI

Brunner & suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. EGC : Jakarta.

Sylvia A. Price, Lorrain M. Wilson. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. EGC :Jakarta.

Guyton. 1990. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit. EGC : Jakarta.

Doengoes Marlyn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan


danPendokumentasian Perawatan Pasien. EGC : Jakarta.

13

Anda mungkin juga menyukai