Balam Dan Merbah Di Atas Ranting
Balam Dan Merbah Di Atas Ranting
َو ُنَص ِّلْي َو ُنَس ِّلُم َع َلى َخ ْيِر. اْلَح ْم ُد ِِهلل اَّلِذ ْي َأْنَع َم َنا ِبِنْع َم ِة ْاِإل ْيَم اِن َو ْاِإل ْس َالِم
ْاَألَناِم َس ِّيِد َنا ُمَح َّم ٍد َو َع َلى َاِلِه َو َص ْح ِبِه َأْج َم ِع ْيَن َأَّم ا َبْعُد
Betapa tidak hadirin negeri kita tercinta ini tidaklah ada duanya lebih dari
250 juta kepala dengan pemikiran berbeda-beda Bahasa yang berbeda suku
bangsa yang berbeda bahkan agama yang berbeda bisa hidup berdampingan di
sebuah negara dengan kepulauan terbesar di dunia.
Tidaklah mungkin “Bangsa ini bisa Bersatu dan berjuang Bersama tanpa
adanya rasa toleransi”. Namu sayang kehadiran isu agama dan budaya masih
menjadi bahan bakar utama bagi para oknum-oknum yang ingin memecah dan
meporak-porandakan bangsa. Mulai dari oknum yang mengaku-ngaku
membawa kesan agama, melakukan aksi kekerasan atas nama agama,
menyebarkan kebencian dengan mengumbar isu sharah bahkan dengan teganya
memfitnah rassul dan ulama Betuuuul.
Apa sebenarnya yang terjadi di negri flural dan majemuk ini sudah hilang
kah rasa kemanusiaan sehingga kekerasan sudah menjadi hal yang lumrah
adakah yang salah dalam ajaran agama..? Atau kita yang salah dalam
memahaminya oleh karena itu pada kesempatan kali ini kami akan
menyampaikan sharahan Al=Quran yang berjudul :
Kerukunan Atar Umat Beragama Wujud Sikap Toleransi Dalam
Perspektif Al-Quran
Dengan landasan Al-Quran Surah Al-Kafirun Ayat 1 sampai 6 yang akan di
lantunkan oleh Qori kami berikut ini :
َو اَل َأَنا َع اِبٌد. َو اَل َأْنُتْم َع اِبُد وَن َم ا َأْع ُبُد. اَل َأْع ُبُد َم ا َتْعُبُد وَن. ُقْل َيا َأُّيَها اْلَك اِفُروَن
َلُك ْم ِد يُنُك ْم َو ِلَي ِد يِن. َو اَل َأْنُتْم َع اِبُد وَن َم ا َأْع ُبُد. َم ا َع َبْد ُتْم
Artinya:
Katakanlah: “Hai orang-orang kafir, aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah.
Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi
penyembah apa yang kamu sembah, dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah
Tuhan yang aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku”.
Hadirin yang kami hormati sababun nuzul ayat tersebut menurut imam
Assuyuti dalam nubabun nuzul fiasbabun nuzul adalah berkenaan dengan
ajakan kaum kafir kepada rasul untuk bergantian menyembah tuhan masing-
masing satu tahun menyembah Allah, dan satu tahun menyembah Berhala tat
kala itu turun ayat tadi yang menolak keras ajakan mereka dan di tegaskan
dalam kalimat LAKUM DINUKUM WALIADIN, LAKUM SIRKUKUM
WALITAUHIDI bagimu kemusriykanmu dan bagiku keyakinanku demikian
penjelasan imam Ali Ashobuni dalam Shofwatuttafasir.
Dengan demikian Islam memiliki konsep yang jelas, dan tegas dalam
masalah beragama. Dalam masalah muamalah itu boleh bertoleransi tapiiii
dalam masalah akidah dan ibadah islam dengan jelas mengatakan Laillahaill
allah tida tuhan selain allah dan sampai titik darah penghabisanpun tetap
Laillahaill allah.
Bila kita kaitkan ayat tadi dengan kondisi saat ini istilah toleransi tidak
jarang terdistorsi dan di dramatisasi menjadi serial yang penih intrik, di buatlah
konsep sedemikian rupa lalu mencampur adukan antara yang boleh dan tidak
boleh belum lagi makna toleransi juga di buyarkan oleh sikap antipati para
penganut agama dengan agama lainnya yang tak jarang berujung anarki kita pun
menyaksika pembantaian umat muslim yang di lakukan semena-mena di
Myanmar pembakan masjid tolikara Papua kerusuhan di Poso karna konflik
Agama peperangan tiada akhir antara Israel dan Palestina, Pakistan dan India,
bahkan munculnya Gerakan ISIS yang merusak nama baik dan citra Islam di
mata dunia. Betuuuull Hadiri . . .
Dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi
seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi
orang-orang yang beriman semuanya?
Jika sudah pemeluk agama sudah mengamalkan sikap tesebut Allah akan
berikan ampunan serta keberkahan kepada kita semua, sebagaimana firman
Allah di dalam Al-Quran surah Al-Maidah ayat 9 yang berbunyi
َو َعَد ٱُهَّلل ٱَّلِذ يَن َء اَم ُنو۟ا َو َع ِم ُلو۟ا ٱلَّٰص ِلَٰح ِتۙ َلُهم َّم ْغ ِفَر ٌة َو َأْج ٌر َع ِظ يٌم
Artinya:
Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan yang beramal saleh,
(bahwa) untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.
Hadirin sebangsa dan setanah air yang kami hormati dari uraian ini dapat
diambil kesimpulan bahwa untuk membina kerukunan atar umat beragama di
negeri ini kita harus saling bertoleransi salaing menghormati dan saling
menghargai, dan ingat lah…! Jangn menghina menggangu agama lain sebab
islam tidak pernah mengajarkan untuk menggangu akidah dari agama lain sikap
ini yang harus kita budayakan insyallah masyarakat beriman dan bertakwa akan
terbentuk kerukunan antar umat beragama akan terwujud amin amin ya robbal
allamain.