Anda di halaman 1dari 6

Syifa Anggita Ahimsa Putri

10040020061

Delik Kesusilaan
Asusila merupakan perbuatan menyimpang dari norma atau kaidah kesopanan. Tindakan asusila
adalah tindakan pelanggaran dan menyimpang dari nilai-nilai moral manusia. Dalam KUHP
kesusilaan diatur dalam Bab XIV Pasal 281-303 bis KUHP. Tindak pidana kesusilaan bertujuan
melindungi kepentingan hukum kepada rasa kesusilaan masyarakat. Kejahatan dan pelanggaran
mengenai kesusilaan diatur dalam Bab XIV Buku II tentang kejahatan-kejahatan melanggar
kesopanan dan Bab VI Buku III tentang pelanggaran-pelanggaran tentang kesopanan.
Pasal 281 KUHP : “Diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun 8 bulan atau pidana
denda paling banyak Rp. 4.500, rupiah :
1) Barangsiapa dengan sengaja di muka umum melanggar kesusilaan
2) Barangsiapa dengan sengaja dan di depan orang lain yang ada di situ bertentangan
dengan kehendaknya melanggar kesusilaan”

Masing-masing Bab memuat dua macam tindak pidana


1. Tindak pidana melanggar kesusilaan (zedelijkheid).
2. Tindak pidana yang melanggar kesopanan (zeden) yang bukan kesusilaan.
- Kejahatan-kejahatan yang masuk golongan ke-1 adalah yang termuat dalam Pasal 281-299
KUHP, dan yang masuk golongan ke-2 adalah yang termuat dalam Pasal 300-303 bis
KUHP.
- Pelanggaran-pelanggaran yang masuk golongan ke-1 adalah termuat dalam Pasal 532-535
KUHP,dan yang masuk golongan ke-2 adalah yang temuat dalam Pasal 535-547 KUHP.
1. Delik-delik kesusilaan dalam KUHP terdapat pada dua BAB yaitu, BAB XIV Buku II yang
merupakan kejahatan, yang termasuk kelompok kejahatan kesusilaan meliputi perbuatan-
perbuatan :
a. Yang berhubungan dengan minuman, yang berhubungan dengan kesusilaan di muka
umum dan yang berhubungan dengan benda-benda dan sebagainya yang melanggar
kesusilaan atau bersifat porno (Pasal 281 – 283). Pornagrafi berarti tulisan, gambar, atau
patung, atau barang pada umumnya yang berisi atau menggambarkan sesuatu yang
menyinggung rasa susila dari orang yang membaca atau melihatnya.
b. Zina dan sebagainya yang berhubungan dengan perbuatan cabul dan hubungan seksual
(Pasal 284-296);
- Zina (Pasal 284 KUHP), terjadi jika dua orang melakukan persetubuhan, yang mana
salah satunya sudah menikah. Tindak pidana zina diperlukan adanya pengaduan.
Unsur zina anatara lain, pria dan wanita, mengetahui lawan jenis terikat perkawinan,
melakukan persetubuhan, dan adanya pengaduan.
- Perkosaan (Pasal 285 KUHP), terjadi jika ada kekerasan atau ancaman kekerasan
memaksa seorang perempuan untuk bersetubuh dengan dia diluar perkawinan.
- Persetubuhan dengan Perempuan di bawah Umur (Pasal 287 KUHP)
- Homoseksual/lebsian, perbuatan bersama melanggar kesusilaan yang dilakukan dua
orang berkelamin sama. Dilarang jika salah satu belum dewasa, yang sudah dewasa
dihukum.
- Incest (Pasal 294 KUHP), persetubuhan yang dilakukan oleh orang tua atau wali
terhadap anaknya
- Mucikari (Pasal 296 KUHP).
c. Perdagangan wanita dan anak laki-laki di bawah umur (Pasal 297);
d. Yang berhubungan dengan pengobatan untuk menggugurkan kandungan (Pasal 299);
e. Memabukkan (Pasal 300);
f. Menyerahkan anak untuk permainan yang bebahaya dan sebagainya (Pasal 301).
Mengemis bila dilakukan oleh anak-anak, orang tuanya bisa ditahan karena termasuk
kejahatan.
g. Penganiayaan hewan (Pasal 302);
h. Perjudian (Pasal 303 dan 303 bis). Main judi berarti tiap-tiap pemain, yang kemungkinan
akan menang pada umumnya bergantung kepada untung-untungan saja, juga kalau
kemungkinan akan menang itu bertambah besar karena si pemain lebih pandai atau lebih
cakap.
2. BAB VI Buku III yang termasuk pelanggaran kesusilaan, meliputi perbuatan-perbuatan:
a. Mengungkapkan atau mempertunjukkan sesuatu yang bersifat porno (Pasal 532-535);
b. Yang berhubungan dengan mabuk dan minuman keras (Pasal 536-539);
c. Yang berhubungan dengan perbuatan tindak susila terhadap hewan (Pasal 540, 541 dan
544);
d. Meramal nasib atau mimpi (Pasal 545), sebagai mata pencaharian
e. Menjual dan sebagainya jimat-jimat, benda berkekuatan gaib dan memberi ilmu kesaktian
(Pasal 546);
f. Memakai jimat sebagai saksi dalam persidangan (Pasal 547).

Delik ini disebut Delik Pornografi. Pasal ini tumpang tindih dengan UU No. 44 Tahun 2009
tentang Pornografi. Berdasarkan asas lex specialis derogate legi generali maka yang harus
diterapkan adalah Pasal 29 dan Pasal 32 UU No. 44 Tahun 2009 tentang Pornografi.
Beberapa aspek kebijakan yang berkaitan dengan delik kesusilaan :
- Aspek keperdataan, misalnya istilah perkawinan, perceraian
- Aspek forensik, yaitu adanya visum et repertum
- Aspek hukum acara pidana, yaitu pemeriksaan delik kesusilaan dilakukan secara tertutup.
- Aspek pembaharuan hukum pidana, misalnya perluasan delik perkosaan
- Ada delik biasa dan delik aduan
- Ada aspek penyertaan
Kejahatan Terhadap Nyawa
Kejahatan terhadap nyawa diatur dalam Bab XIX Buku II Pasal 338 s.d. 350 KUHP. Tindak
pidana pembunuhan merupakan penyerangan terhadap nyawa orang lain. Kejahatan terhadap
nyawa dalam KUHP dapat dibedakan atau dikelompokkan atas 2 dasar, yaitu:
a) Atas dasar unsur kesalahan
b) Atas dasar objeknya (nyawa)
Syarat yang harus dipenuhi dalam perbuatan menghilangkan nyawa orang lain :
- Adanya wujud perbuatan
- Adanya suatu kematian
- Adanya hubungan sebab dan akibat antara perbuatan dan akibat kematian
Atas dasar kesalahan ada 2 (dua) kelompok kejahatan terhadap nyawa, yaitu:
1. Kejahatan terhadap nyawa yang dilakukan dengan sengaja (dolus misdrijven)
Tindak pidana terhadap nyawa yang dilakukan dengan sengaja terdiri atas :
- Dilakukan dengan sengaja
- Dilakukan dengan sengaja disertai kejahatan berat
- Dilakukan dengan direncakan terlebih dahulu
- Atas keinginan yang jelas dari yang dibunuh
- Menganjurkan atau membantu orang untuk bunuh diri
Bab XIX Buku II Pasal 338-350 KUHP. Kejahatan terhadap nyawa dengan sengaja
dikualifikasikan sebagai berikut :
a. Pembunuhan biasa dalam bentuk pokok
Pasal 338 KUHP : “Barangsiapa dengan sengaja menghilangkan nyawa orang lain
dipidana karena pembunuhan dengan pidana penjara paling lama 15 tahun”
Unsur objektifnya antara lain, perbuatan menghilangkan nyawa dan objeknya
yaitu nyawa orang lain. Unsur subjektifnya adalah dengan sengaja
b. Pembunuhan yang diikuti, disertai, dan didahului oleh tindak pidana lain (Pasal
339 KUHP)
Unsurnya :
1) Semua unsur pembunuhan
2) Yang diikuti, disertai atau didahului oleh tindak pidana lain
3) Pembunuhan itu dilakukan dengan maksud :
a) Untuk mempersiapkan tindak pidana lain
b) Untuk mempermudah pelaksanaan tindak pidana lain
c) Dalam hal tertangkap tangan :
- Untuk menghindari diri sendiri maupun peserta lainnya dari pidana,
atau
- Untuk memastikan penguasaan benda yang diperolehnya secara
melawan hukum
c. Pembunuhan berencana (Moord) (Pasal 340 KUHP)
Unsur objektif : perbuatan menghilangkan nyawa dan objeknya yaitu nyawa
orang lain. Unsur subjektif : dengan sengaja dan dengan rencana terlebih dahulu.
Proses terbentuknya direncakan terlebih dahulu (berencana) lain dengan
terbentuknya kesengajaan (kehendak).
d. Pembunuhan oleh ibu terhadap bayinya pada saat atau tidak lama setelah
dilahirkan
1) Pembunuhan bayi yang dilakukan dengan tidak berencana/pembunuhan
bayi biasa (Pasal 341 KUHP).
2) Pembunuhan bayi yang dilakukan dengan rencana terlebih dahulu (Pasal
342 KUHP)
e. Pembunuhan atas permintaan korban (Pasal 344 KUHP)
Unsurnya :
1) Perbuatan menghilangkan nyawa
2) Objeknya adalah nyawa orang lain
3) Atas permintaan orang itu sendiri
4) Yang jelas dinyatakan dengan sungguh-sungguh
f. Penganjuran dan pertolongan pada bunuh diri (Pasal 345 KUHP)
Unsur objektif :
1) Perbuatan mendorong, menolong, memberikan sarana
2) Pada orang untuk bunuh diri
3) Orang tersebut jadi bunuh diri
Unsur subjektif : dengan sengaja
g. Pengguguran dan pembunuhan kandungan
1) Pengguguran dan pembunuhan kandungan oleh perempuan yang
mengandung itu sendiri (Pasal 346 KUHP)
2) Pengguguran dan pembunuhan kandungan tanpa persetujuan perempuan
yang mengandung (Pasal 347 KUHP)
3) Pengguguran dan pembunuhan kandungan atas persetujuan perempuan
yang mengandung (Pasal 348 KUHP)
4) Pengguguran dan pembunuhan kandungan oleh dokter, bidan, atau juru
obat (Pasal 349 KUHP)
2. Kejahatan terhadap nyawa karena kelalaian (culpose misdrijven)
Pasal 359 KUHP : “Barangsiapa karena kesalahannya (kealpaannya) menyebabkan orang
lain mati, dipidana kurungan paling lama 1 tahun”
Unsur kejahatan terhadap nyawa karena kelalaian :
- Adanya unsur kelalaian
- Adanya wujud perbuatan tertentu
- Adanya akibat kematian orang lain
- Adanya hubungan kausa antara wujud perbuatan dengan akibat kematian orang lain.
Kejahatan Terhadap Tubuh (Penganiayaan)
Penganiayaan merupakan salah satu tindak kejahatan terhadap tubuh manusia. Dibentuknya
kejahatan terhadap tubuh manusia ditujukan bagi perlindungan kepentingan hukum atas tubuh
dari perbuatan-perbuatan berypa penyerangan atas tubuh atau bagian dari tubuh yang
mengakibatkan rasa sakit atau luka, bahkan karena luka yang sedemikian rupa pada tubuh dapat
menimbulkan kematian. Unsur penganiayaan :
a. Unsur subjektif :
1) Adanya kesengajaan
2) Adanya perbuatan
b. Unsur objektif
1) Adanya akibat perbuatan :
- Rasa sakit, tidak enak pada tubuh
- Lukanya tubuh
2) Akibat mana menjadi tujuan satu-satunya
Atas dasar unsur kesalahannya, kejahatan terhadap tubuh ada dua macam :
1. Kejahatan terhadap tubuh yang dilakukan dengan sengaja (Bab XX Buku II Pasal 351 s.d.
358 KUHP) dikenal dengan kualifikasi penganiayaan
a. Penganiayaan biasa (Pasal 351 KUHP)
Unsur-unsurnya :
1) Adanya kesengajaan
2) Adanya perbuatan
3) Adanya akibat perbuatan, yaitu : rasa sakit pada tubuh, dan atau luka pada tubuh
b. Penganiayaan ringan (Pasal 352 KUHP)
Pasal 352 KUHP :
1) Kecuali yang tersebut dalam Pasal 353 dan 356, maka penganiayaan yang tidak
menimbulkan penyakit atau larangan untuk menjalankan pekerjaan jabatan atau
pencaharian, dipidana sebagai penganiayaan ringan, dengan pidana penjara
paling lama 3 bulan atau pidana denda paling banyak Rp 4.500
2) Pidana dapat ditambah sepertiga bagi orang yang melakukan kejahatan itu
terhadap orang yang bekerja padanya atau menjadi bawahannya.
c. Penganiayaan berencana (Pasal 353 KUHP)
Tiga macam penganiayaan ringan :
1) Penganiayaan berencana yang tidak berakibat luka berat atau kematian
2) Penganiayaan berencana yang berakibat luka berat
3) Penganiayaan berencana yang berakibat kematian
d. Penganiayaan berat (Pasal 354 KUHP)
Unsurnya :
- Kesalahannya : kesengajaan
- Perbuatan : melukai berat
- Objeknya : tubuh orang lain
- Akibat : luka berat
Bentuk penganiayaan berat :
- Penganiayaan berat biasa (Ayat 1)
- Penganiayaan berat yang menimbulkan kematian (Ayat 2)
e. Penganiayaan berat berencana (Pasal 353 KUHP)
Kejahatan ini adalah gabungan antara penganiayaan berat (Pasal 354 Ayat 1) dengan
penganiayaan berencana (Pasal 353 Ayat 1)
f. Penganiayaan terhadap orang-orang berkualitas tertentu atau dengan cara tertentu
yang memberatkan (Pasal 356 KUHP)
Pidana yang terdapat dalam Pasal 351, 352, 354, dan 355 dapat ditambah sepertiga :
1) Bagi yang melakukan kejahatan itu terhadap ibunya, bapaknya yang sah,
istrinya, atau anaknya
2) Jika kejahatan itu dilakukan terhadap seorang pejabat ketika atau karena
menjalankan tugasnya yang sah
3) Jika kejahatan itu dilakukan dengan memberikan bahan yang berbahaya bagi
nyawa atau kejahatan untuk dimakan atau diminum.
2. Kejahatan terhadap tubuh karena kelalaian (Bab XXI Pasal 360 KUHP) dikenal dengan
kualifikasi karena lalai menyebabkan orang lain luka
Pasal 360 KUHP :
(1) Barangsiapa karena kesalahannya menyebabkan orang luka berat dihukum dengan
hukuman penjara selama-lamanya lima tahun atau hukuman kurungan selama-lamanya satu
tahun.
(2) Barangsiapa karena kesalahannya menyebabkan orang luka sedemikian rupa sehingga
orang itu menjadi sakit sementara atau tidak dapat menjalankan jabatannya atau
pekerjaannya sementara, dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya sembilan bulan
atau hukuman denda setinggi-tingginya Rp. 4.500,

Anda mungkin juga menyukai