Anda di halaman 1dari 6

Nama : Syifa Anggita Ahimsa Putri

Npm : 10040020061
Kelas : B

1. Sebut dan jelaskan macam-macam kaedah yang mengatur


kehidupan manusia dalam masyarakat, tunjukkan oleh Saudara
mana yang gejala sosial dan yang bukan gejala sosial, berikan
alasannya !
a. Kaedah agama
Kaedah agama merupakan ketentuan yang bersumber dari
Tuhan. Kaedah agama mengatur kewajiban-kewajiban manusia
kepada Tuhan dan kepada manusia itu sendiri. Kaedah agama
bersifat abadi dan berlaku bagi seluruh umat. Sanksi kaedah ini
datang dari Tuhan di akhirat kelak. Kaedah agama bukan
gejala sosial karena kaedah ini tidak bersumber dari
masyarakat.
b. Kaedah kesusilaan
Kaedah kesusilaan merupakan peraturan-peraturan hidup yang
berasal dari hati nurani manusia. Kaedah ini menentukan
perbuatan yang baik dan mana yang buruk. Sanksi dari kaedah
ini berupa penyesalan dan rasa malu. Kaedah ini merupakan
gejala sosial karena datang dari masyarakat, tumbuh, dan
berkembang dalam masyarakat.
c. Kaedah kesopanan
Kaedah kesopanan merupakan ketentuan-ketentuan hidup
yang timbul dari pergaulan dalam masyarakat. Dasar dari
kaedah ini adalah kepantasan, kebiasaan, kepatutan yang
berlaku di masyarakat. Kaedah ini ditunjukan kepada tingkah
laku manusia. Sanksi kaedah ini adalah hinaan dan celaan dari
masyarakat. Kaedah ini merupakan gejala sosial karena datang
dari masyarakat, tumbuh, dan berkembang dalam masyarakat.
d. Kaedah hukum
Kaedah hukum merupakan kaidah yang berasal dari lembaga
resmi milik pemerintah. Kaedah hukum bersifat tegas melarang
dan memaksa untuk melindungi kepentingan manusia dalam
hidupnya. Sanksi kaedah ini berupa denda, hukuman fisik, atau
pidana. Kaedah ini merupakan gejala sosial karena datang dari
masyarakat, tumbuh, dan berkembang dalam masyarakat.

2. Kaedah dapat ditinjau dari sumber, sifat dan isinya, coba Saudara
jelaskan kaedah ditinjau dari isinya berikan contoh dalam per-
undang-undangan dan dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits (Tulis Surat
dan Ayatnya serta artikan).
- Kaedah ditinjau dari sumbernya
a. Kaedah sosial gejala sosial, yaitu kaidah yang ada dalam
masyarakat dan dari masyarakat
b. Kaedah sosial bukan gejala sosial, yaitu kaidah yang ada
dalam masyarakat tetapi bukan dari masyarakat

- Kaedah ditinjau dari isinya


a. Gebod (perintah) :
● Pasal 45 ayat 1 Undang-undang No. 1 tahun 1974
● Q.S Al-Baqarah : 183

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas


kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang
sebelum kamu agar kamu bertakwa."
● HR. Al-Bukhari
Dari Ibnu Umar r a, ia berkata, Rasulullah saw, bersabda “Islam
itu dibangun di atas lima (pondasi), yaitu bersaksi bahwa
tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah,
mendirikan shalat, manunaikan zakat, haji, dan puasa
ramadhan.” (HR. Al-Bukhari)

b. Verbod (larangan) :
● Pasal 8 Undang-undang No.1 Tahun 1974
● Q.S Al-Maidah : 38

Artinya : “Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang


mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai)
pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai
siksaan dari Allah. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana”
● HR. Al-Bukhari no. 6285
“Allah melaknat pencuri yang mencuri sebutir telur, lalu di lain
waktu ia dipotong tangannya karena mencuri tali.”
c. Mogen (Kebolehan) :
● Pasal 29 Ayat 1 Undang-undang Tahun 1974
● Q.S Hud : 114

Artinya : “Dan dirikanlah shalat itu pada kedua tepi siang


(pagi dan petang) dan pada sebagian permulaan malam.
Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu
menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk.
Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat.”
● HR. Ahmad, Muslim, dan Abu Daud
Riwayat Abu Dzar RA. ''Rasulullah SAW bersabda: ''Hendaklah
masing-masingmu setiap pagi bersedekah untuk setiap ruas
tulang badannya. Maka, tiap kali bacaan tasbih adalah sedekah,
setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah,
setiap takbir adalah sedekah, menyuruh kebaikan adalah
sedekah, melarang keburukan adalah sedekah dan sebagai
ganti dari semua itu, cukuplah mengerjakan dua rakaat shalat
dhuha.''

- Kaedah ditinjau dari sifatnya


a. Dwingend recht / imperatif / memaksa yaitu kaedah dalam
keadaan konkret tidak dapat dikesampingkan oleh
perjanjian yang dibuat para pihak.
b. Regelend recht / an vullend recht / fakultatif/ mengatur
yaitu kaedah dalam keadaan konkret dapat dikesampingkan
oleh perjanjian yang dibuat para pihak.

3. Kaedah adalah patokan, ukuran, pedoman bagi manusia dalam


bertingkah laku di dalam masyarakat.
a. Uraikan secara rinci kaedah Agama dan kaedah Hukum serta
bandingkan ! (Berikan contoh kaedah agama dalam Al-Qur’an
dan Al-Hadits).
- Kaedah agama bersumber dari Tuhan. Kaedah agama
mengatur kewajiban terhadap Tuhan dan kepada manusia itu
sendiri. Kaedah agama bersifat abadi dan berlaku bagi
seluruh umat. Sanksi dari kaedah ini datang dari Tuhan di
akhirat kelak.
- kaedah hukum bersumber dari lembaga resmi milik
pemerintah. Kaedah ini mengatur tingkah laku manusia
dalam hidup bermasyarakat. Kaidah hukum bersifat tegas
melarang dan memaksa. Sanksi dari kaidah ini berupa
denda, hukuman fisik, atau pidana.
- Perbandingan kaedah hukum dengan kaedah agama
Kaedah hukum bersumber dari manusia itu sendiri
sedangkan kaedah agama bersumber dari Tuhan. Kaedah
hukum bertujuan untuk menciptakan tata tertib masyarakat
sedangkan kaedah agama bertujuan untuk memperbaiki
pribadi manusia. Kaedah hukum mengatur tingkah laku
manusia sedangkan kaedah agama mengatur sikap batin
manusia.
- Contoh kaedah agama dalam Al-Qur’an dan Al-Hadist

QS. Al-Ankabut : 45

Artinya : “Bacalah Kitab (Al-Qur'an) yang telah diwahyukan


kepadamu (Muhammad) dan laksanakanlah salat.
Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan
mungkar. Dan (ketahuilah) mengingat Allah (salat) itu lebih
besar (keutamaannya dari ibadah yang lain). Allah
mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Dari Umamah RA bahwa Nabi SAW bersabda,


''Bacalah Alquran, karena dia akan datang pada hari kiamat
sebagai pembela (pemberi syafaat) bagi orang yang
mempelajari dan menaatinya.'' (HR Muslim)

b. Mengapa kaedah hukum masih diperlukan padahal sudah ada


kaedah-kaedah yang lainnya. Jelaskan disertai indikasi-
indikasinya !
Kaedah hukum merupakan penguat bagi kaedah lainnya.
Karena kaedah-kaedah lain belum cukup menjamin
ketertiban dalam masyarakat karena tidak adanya sanksi
yang tegas. Kaedah hukum memiliki sifat tegas melarang
dan memaksa. Adanya ancaman yang cukup dirasakan
sebagai paksaan dari luar berupa denda, hukuman fisik dan
pidana membuat masyarakat menjadi tertib dan patuh pada
kaedah yang ada.

4. Sebagai zoon politicon manusia akan selalu berinteraksi satu


dengan lainnya, dalam interaksi itu manusia dibatasi oleh norma
sehingga berjalan teratur.
a. Jelaskan pengertian kaidah hukum dan apa bedanya dengan
kaidah sosial lainnya, dilihat dari asal-usul, isi, sasaran, tujuan
dan sanksinya?
Kaedah hukum merupakan kaidah yang berasal dari lembaga
resmi milik pemerintah. Kaedah hukum bersifat tegas melarang
dan memaksa untuk melindungi kepentingan manusia dalam
hidupnya.
Kaedah hukum berasal dari negara. Kaedah ini berisi
memberikan hak dan kewajiban bagi seluruh masyarakat.
Sasaran kaedah ini adalah perbuatan konkret (lahiriah)
manusia. Bertujuan untuk pelaku yang konkret, ketertiban
masyarakat, dan menghindari jatuhnya korban. Sanksi kaidah
ini berupa denda, hukuman fisik atau pidana.
b. Berikan contoh kaidah hukum positif dan hukum Islam dalam
Al-Qur’an dan Hadits?
- Hukum positif
Q.S Al-‘Isra’ : 33

Artinya : “Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang


diharamkan Allah (membunuhnya), melainkan dengan suatu
(alasan) yang benar. Dan barangsiapa dibunuh secara zalim,
maka sesungguhnya Kami telah memberikan kekuasaan pada
ahli warisnya, tetapi janganlah ahli waris itu melampaui batas
dalam membunuh. Sesunnguhnya ia adalah orang yang
mendapat pertolongan.”

Hadist Riwayat Al-Bukhari


Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahhu
‘alaihi wa sallam’, beliau bersabda : “jauhilah tujuh(dosa) yang
membinasakan!” Mereka(para sahabat) bertanya, “wahai
Rasulullah apakah itu?” Beliau menjawab, “syirik kepada Allah,
sihir, membunuh jiwa yang Allah haramkan kecuali dengan haq,
memakan riba, memakan harta anak yatim, berpaling dari
perang yang berkecamuk, menuduh ziba terhadap wanita-
wanita merdeka yang menjaga kehormatan, yang beriman, dan
bersih dari zina.” (HR Al-Bukhari, no 2615. 6465; Muslim,
no.89)

- Hukum islam
Q.S Al-Isra’ : 32

Artinya : “Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya


zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan jalan yang buruk.”

Hadist riwayat Abu Daud dan Tirmidzi


Rasulullah bersabda, “jika seseorang itu berzina, maka iman itu
keluar seakan-akan dirinya sedang diliputi oleh gumpalan awan
(di atas kepalanya). Jika ia lepas dari zina, maka iman itu akan
kembali kepadanya.”

Anda mungkin juga menyukai