Anda di halaman 1dari 3

TERBATAS

(Untuk Kalangan Sendiri)

LAPORAN SINGKAT
RAPAT KERJA
KOMISI II DPR RI
(Bidang Pemerintahan Dalam Negeri dan Otonomi Daerah, Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi, Kepemiluan, Pertanahan dan Reforma Agraria)
------------------------------------------------------------------------------------------------------
Tahun Sidang : 2012-2013
Masa Persidangan : IV
Rapat Ke : --
Jenis Rapat : Rapat Kerja
Sifat Rapat : Terbuka
Hari/Tanggal : Kamis/16 Mei 2013
Waktu : Pukul 09.00 WIB s.d Selesai
Tempat : Ruang Rapat Komisi II DPR RI (Gd. Nusantara / KK III)
Acara : A. Membahas evaluasi menyeluruh termasuk pendistribusian
e-KTP, dan
B. Membahas sosialisasi dan penggunaan/pemanfaatan e-KTP
Ketua Rapat : Drs. Agun Gunandjar Sudarsa,Bc.IP,M.Si/Ketua Komisi II DPR RI
Sekretaris Rapat : Dra. Hani Yuliasih/Kabag.Set Komisi II DPR RI
Hadir : A. Dirjen Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian
Dalam Negeri beserta jajarannya.
B. 27 dari jumlah 46 Anggota Komisi II DPR RI

I. PENDAHULUAN

1. Rapat Kerja Komisi II DPR RI pada hari Kamis tanggal 16 Mei 2013 dibuka pukul 10.05
WIB yang dipimpin oleh Ketua Komisi II DPR RI, Drs. Agun Gunandjar
Sudarsa,Bc.IP,M.Si dan dinyatakan terbuka untuk umum.
2. Ketua Rapat menyampaikan agenda Rapat Kerja dengan Menteri Dalam Negeri yang
diwakilkan oleh Dirjen Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian
Dalam Negeri beserta jajarannya pada hari ini yakni terkait dengan pembahasan
evaluasi menyeluruh termasuk pendistribusian e-KTP dan pembahasan sosialisasi dan
penggunaan/pemanfaatan e-KTP.
3. Dirjen Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri menyampaikan
beberapa hal sebagai berikut:
1) Perkembangan Pelaksanaan e-KTP
Berkaitan dengan pelaksaan program e-KTP sampai dengan tanggal 14 Mei 2013
telah dapat diselesaikan dengan rincian sebagai berikut :
a. Total Perekaman e-KTP sebesar 175.254.720 wajib KTP
b. Personalisasi sebesar 138.049.747 keping
c. Yang sudah didistribusikan ke daerah sebesar 131.707.154
2) Sosialisasi
Sosialisasi pelaksanaan Penerapan e-KTP dilakukan melalui kunjungan kerja
tim ke daerah, melalui media cetak, media elektronik (televisi, radio dan media
online), dengan substansi utama adalah petunjuk perekaman, personalisasi,
distribusi dan Pemanfaatannya e-KTP.
3) Kelebihan e-KTP
Kelebihan yang mendasar dari e-KTP adalah bahwa didalam
e-KTP tersebut dilengkapi dengan chip yang memuat biodata, pas photo, tanda
tangan dan sidik jari penduduk, sehingga
e-KTP dimaksud tidak dimungkinkan lagi dipalsukan/ digandakan. Chip yang
tersimpan didalam e-KTP hanya bisa dibaca dengan
card reader (alat pembaca chip);
4) Pemanfaatan e-KTP
Kelebihan e-KTP baru bisa dimanfaatkan apabila unit kerja pelayanan publik telah
memiliki card reader.
Kewajiban pemerintah dan swasta untuk menyediakan card reader tersebut
merupakan amanat dari Perpres Nomor 67 Tahun 2011 Pasal 10C yang antara
lain mengamanatkan instansi pemerintah, pemerintah daerah, lembaga
perbankan dan swasta wajib menyiapkan kelengkapan teknis yang diperlukan
berkaitan dengan Penerapan KTP Elektronik antara lain berupa alat pembaca
(card reader). Dalam hal ini, Perpres tersebut sudah disebarluaskan kepada
pemerintah dan pemerintah daerah pada tahun 2011. Dengan demikian,
pemberitahuan kewajiban penyiapan card reader tersebut tidak terlambat.
Pengadaan card reader tersebut dilaksanakan sepenuhnya oleh masing-masing
instansi terkait, dengan tujuan agar chip
e-KTP dapat dibaca dan dimanfaatkan sebagaimana yang diharapkan.
Dengan adanya card reader, maka lembaga pelayanan publik bisa memberikan
pelayanan prima kepada masyarakat. Di pihak lain, lembaga pelayanan publik,
misalnya perbankan, tidak dimungkinkan lagi dibohongi oleh oknum nasabah
dengan menggunakan identitas palsu.
5) Penjelasan Surat Edaran Mendagri Nomor 471.13/1826/Sj Tertanggal 11 April
2013 Adalah Tentang Pemanfaatan E-Ktp Dengan Menggunakan Card
Reader.
Substansi utama dalam SE Mendagri tersebut adalah mengingatkan amanat
Perpres Nomor 67 Tahun 2011 Pasal 10C kepada para Menteri/Kepala
Lembaga Pemerintah, Kapolri, Gubernur Bank Indonesia/para pimpinan bank,
para Gubernur, para Bupati/Walikota untuk memfasilitasi unit kerja yang
memberikan pelayanan kepada masyarakat dapat menyediakan card reader
dengan maksud agar tujuan program e-KTP dapat terwujud.
Larangan mem-foto copy e-KTP, ditujukan kepada lembaga pemerintah dan
swasta yang melakukan pelayanan kepada masyarakat, bukan kepada
masyarakat pemilik e-KTP. Dengan demikian berarti masyarakat pemilik e-KTP
tidak dilarang mem-foto copy. Larangan mem-foto copy e-KTP bagi lembaga
pemerintah dan swasta yang melayani masyarakat bukan karena kualitas chip
e-KTP rendah atau mudah rusak, karena e-KTP yang diterapkan di Indonesia
sudah memenuhi standar internasional, akan tetapi larangan tersebut bertujuan
untuk :
a. Menghindari/mencegah kerusakan chip e-KTP dalam jangka waktu panjang,
dimana masa berlaku e-KTP direncanakan akan dirubah masa berlakunya dari
lima tahun menjadi berlaku seumur hidup melalui perubahan Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan;
b. Mencegah kemungkinan pemalsuan, karena fotocopy e-KTP sangat
dimungkinkan untuk dipalsukan, mengingat dalam foto copy e-KTP tidak ada
lagi chip.
6) Manfaat e-KTP
Penyediaan card reader sebagai pengganti foto copy e-KTP bertujuan agar e-
KTP dapat memberikan manfaat antara lain :
a. E-KTP tidak dimungkinkan lagi dipalsukan;
b. Mendukung unit kerja pelayanan publik untuk memberikan pelayanan prima
kepada masyarakat.
Melindungi unit kerja pelayanan publik terhindar dari oknum-oknum yang
merencanakan tindakan yang merugikan unit kerja tersebut dari pemalsuan
identitas.

II. KESIMPULAN
1. Setelah menerima penjelasan Kementerian Dalam Negeri/Dirjen Kependukan dan
Pencatatan Sipil terkait Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor
471.13/1826/SJ tanggal 11 April 2013 tentang Pemanfaatan e-KTP dengan
menggunakan Card Reader, Komisi II DPR RI mendesak untuk diambil langkah
kebijakan selanjutnya agar tidak terjadi kesimpangsiuran atau kesalahpahaman
terhadap larangan fotocopy e-KTP.
2. Terhadap substansi pemanfaatan e-KTP dengan menggunakan Card Reader,
Komisi II DPR RI mendesak Kementerian Dalam Negeri untuk dikoordinasikan
kembali dengan seluruh instansi Pemerintah, Pemerintah Daerah, Lembaga
Pelayanan Publik, Lembaga Perbankan dan Swasta, agar tidak terjadi kesulitan
bagi masyarakat dalam mendapatkan hak pelayanan publiknya.
3. Komisi II DPR RI memberikan apresiasi dan mendukung upaya BPPT agar Card
Reader yang spesifikasinya sudah dibakukan, nantinya dapat menjadi salah satu
produksi unggulan bidang Informasi Teknologi (IT) di dalam negeri.

III. PENUTUP
Rapat ditutup Pukul 13.35 WIB.

KETUA RAPAT,

Ttd

Drs. AGUN GUNANDJAR SUDARSA, Bc.IP,M.Si


A-219

Anda mungkin juga menyukai