Anda di halaman 1dari 5

UNIVERSITAS KADER BANGSA PALEMBANG

Nama : DWI ESTHI PUTRI

Nim : 21210018

Jawaban
1. Makna bahwa setiap tindakan pengambilan keputusan adalah merupakan pengambilan
keputusan yang bertanggung jawab, baik secara etika maupun hukum adalah dimana setiap
tindakan atau keputusan yang diambil oleh pemangku kebijakan dalam suatu struktur organisasi
ataupun birokrasi tertentu memberikan tindakan keputusan sesuai dengan prosedur yang sudah
ada baik tertera secara hukum yang telah diatur maupun secara kode etik profesi ataupun
mempertimbangkan kepentingan yang sifatnya bersama serta urgensi dari sebuah kejadian atau
keadaan demi kebaikan bersama. Mengaitkan pernyataan diatas dengan profesi nakes

Dalam pelaksanaan etika profesi kesehatan, terdapat beberapa asas yang digunakan yaitu:

1. Asas untuk menghormati otonomi pasien, merupakan sebuah hak yang digunakan dalam
pengambilan keputusan secara mandiri tentang kesehatan. Namun meskipun seperti itu
tetap saja seorang dokter yang memiliki keputusan terbaik tentang kesehatan yang
nantinya akan memberikan dampak langsung bagi pasien.
2. Asas keadilan, merupakan keadilan bagi seluruh orang untuk mendapat pelayanan
kesehatan yang sama dan terbaik. Hal tersebut dituangkan dalam konstitusi negara
Indonesia UUD NRI Tahun 1945.
3. Asas untuk berkata benar. Pada asas ini sangat penting untuk dilakukan, sebab asas ini
merupakan salah satu bentuk rasa kepercayaan. Kepercayaan untuk saling memberikan
informasi yang benar tentang kesehatan antara pasien dan juga tenaga kesehatan.

Persetujuan Tindakan Tenaga Kesehatan


Pasal 68
Setiap tindakan pelayanan kesehatan perseorangan yang dilakukan oleh Tenaga
Kesehatan harus mendapat persetujuan.

1
Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan setelah mendapat penjelasan secara
cukup dan patut.

Penjelasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sekurang-kurangnya mencakup:

tata cara tindakan pelayanan;tujuan tindakan pelayanan yang dilakukan; alternatif tindakan
lain;

Sehingga dengan asas serta pasal tersebut setiap tindakan atau keputusan yang diambil
oleh nakes sudah dilindungi oleh konsitusi dan ada elemen hukum yang membawahi jadi
keputusan serta tindakan yang dilakukan oleh nakes sudah sesuai prosedur baik secara hukum
dan etika profesi itu sendiri.

Sumber kutipan : Buku etika profesi dan hukum kesehatan.


http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/11/Etika-Profesi-dan-
Hukes-SC.pdf
Halaman 11 : Bab Asas asas etika Medis

2. Dalam menjalankan profesi seorang tenaga kesehatan yang baik juga dapat membedakan apa
yang menjadi etika dan etiket sebagai profesionalitas menurut

K. Bertens dalam bukunya yang berjudul “Etika” (2000) memberikan 4 (empat) macam
etiket, yaitu :

1. Etiket menyangkut cara (tata acara) suatu perbuatan harus dilakukan manusia. Contoh:
Ketika saya menyerahkan sesuatu kepada orang lain, saya harus menyerahkannya dengan
menggunakan tangan kanan. Jika saya menyerahkannya dengan tangan kiri, maka saya dianggap
melanggar etiket.

2. Etiket hanya berlaku dalam situasi dimana kita tidak seorang diri (ada orang lain di
sekitar kita). Bila tidak ada orang lain di sekitar kita atau tidak ada saksi mata, maka etiket tidak
berlaku. Contoh: Saya sedang makan bersama teman sambil meletakkan kaki saya di atas meja
makan, maka saya dianggap melanggat etiket. Tetapi kalau saya sedang makan sendirian (tidak
ada orang lain), maka saya tidak melanggar etiket jika saya makan dengan cara demikian.

3. Etiket bersifat relatif. Yang dianggap tidak sopan dalam satu kebudayaan, bisa saja
dianggap sopan dalam kebudayaan lain. Contoh: makan dengan tangan atau bersendawa waktu
makan.

2
4. Etiket memandang manusia dari segi lahiriah saja. Orang yang berpegang pada etiket
bisa juga bersifat munafik. Contoh: Bisa saja orang tampi sebagai “manusia berbulu ayam”, dari
luar sangan sopan dan halus, tapi di dalam penuh kebusukan. Etiket juga merupakan aturan -
aturan konvensional melalui tingkah laku individual dalam masyarakat beradab, merupakan tata
cara formal atau tata krama lahiriah untuk mengatur relasi antarpribadi, sesuai dengan status
sosial masingmasing individu.

Etiket didukung oleh berbagai macam nilai, antara lain;

1. Nilai-nilai kepentingan umum

2. Nilai-nilai kejujuran, keterbukaan dan kebaikan

3. Nilai-nilai kesejahteraan

4. Nilai-nilai kesopanan, harga-menghargai

5. Nilai diskresi (discretion: pertimbangan) penuh piker. Mampu membedakan


sesuatu yang patut dirahasiakan dan boleh dikatakan atau tidak dirahasiakan.

Sumber kutipan : Modul etika dan hukum kesehatan

https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_dir/
03b7efe3b657eb67d4d28815d4e5cabb.pdf

Halaman : 8 Etika Kesehatan Dan Hukum Kesehatan

3. Peristiwa Tindakan yang dianggap tidak bermoral namun berdasarkan hati nurani yang
dilakukan oleh tenaga Kesehatan yaitu operasi penggantian alat kelamin transgender secara
norma tindakan tersebut dianggap sebagai hal yang tabu dan melanggar norma adat maupun
hukum syariat sehingga tindakan tersebut dianggap tindakan amoral akan tetapi tenaga kesehatan
masih melakukan praktek bedah kelamin dimana tindakan tersebut mengedepankan hati nurani
dan hak asasi dari manusia itu sendiri.
Sedangkan untuk solusi kedepannya tenaga kesehatan Sebaikanya pada saat melakukan proses
asesment terhadap pasien dianjurkan untuk memberikan edukasi terlebih dahulu terhadap pasien
yang ingin melakukan operasi bedah kelamin, baik dan buruk dari operasi yang akan dijalani.

Sumber kutipan : Analisis waria atau transgender melakukan operasi ganti kelamin dalam
perspektif hukum islam dan hukum positif

http://istinbath.or.id/index.php/ijhi/article/download/169/68

3
Halaman : 9 Hak Asasi Manusia Hakekat, Konsep dan Implikasi dalam Perspektif Hukum dan
Masyarakat

4. Hasil penulusuran kepustakaan mengenai persyaratan untuk menjadi tenaga kesehatan yang
ada dalam pearturan perundang-undangan yang berlaku,

Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:

Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan
serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang
untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.

Kekuatan : secara definitif undang undang yang menjelaskan persayaratan untuk menjadi
tenaga kesehatan melindungi setiap hak hak dari tenaga kesehatan sehingga setiap tindakan yang
dilakukan memiliki kekuatan hukum yang kuat.

Kelemahan : Praktik dilapangan Banyak ditemukan tenaga kesehatan yang


memanfaatkan celah dari aturan hukum yang ada untuk melegalkan tindakan medis yang
dilakukan oleh nakes yang terkadang tidak sesuai dengan norma ada dan istiadat setempat.

Sumber kutipan : UU_NO_36_2014

http://gajiroum.kemkes.go.id/data/UU_NO_36_2014.pdf

Halaman : 2 UNDANG-UNDANG TENTANG TENAGA KESEHATAN

5. Sebagai tenaga medis yang menangani pasien secara langsung, maka perlu mengetahui
karakteristik dari setiap pasien, agar penanganan yang kita berikan aman tanpa adanya insiden
lainnya. Maka dari itu, tenaga medis harus memberikan pelayanan sesuai dengan SOP yang ada
dan sudah teruji

Contoh : Tindakan yg termasuk etika profesi kesehatan bagi tenaga kesehatan. Selagi
menyiapkan & mengobati pasien yang akan dioperasi,perawat menyadari bahwa pasien tidak
ingin dioperasi,tapi telah memberi persetujuan hanya karena suaminya bersikeras. Karena
persetujuan tsb tidak valid perawat menghubungi. dokter pasien tsb,meskipun tindakan ini akan
mengubah jadwal pembedahan & hasil akhir yang telah direncanakan

Sumber kutipan :

4
http://rdk.fidkom.uinjkt.ac.id/index.php/2021/04/19/pentingnya-jaga-etika-profesi-dalam-bidang-
kesehatan/

https://dokumen.tips/download/link/contoh-kasus-etika-di-bidang-kesehatan

Halaman : 1 pentingnya jaga etika profesi dalam-bidang kesehatan

Anda mungkin juga menyukai