Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH KESEHATAN MENTAL I

“HUBUNGAN KESEHATAN MENTAL DENGAN ILMU-


ILMU LAIN”

Dosen Pengampu : Dr. Zainun, MA.

DISUSUN OLEH :
Kelompok 3
BPI-A/V

1. Nurdiana (0102201017)
2. Nur Febriyani (0102201027)
3. Rahma Azizah (0102201001)

BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
MEDAN
T.P 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan Ridha, Rahmat,
Taufiq serta bimbingan-Nya lah kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Shalawat dan
salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, Nabi besar
yang diutus sebagai rahmat bagi sekian alam, semoga pula shalawat dan salam-Nya terlimpah
ruahkan kepada segenap keluarga dan dan para sahabatnya serta seluruh umatnya yang
berketetapan mengikuti tuntutannya hingga akhir zaman.

Pembuatan makalah ini bertujuan untuk menyelesaikan tugas kelompok yang telah
diperintahkan. Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak
kelemahan dan kekurangan serta jauh dari kesempurnaan disebabkan masih terbatasnya
kemampuan penalaran kami. Dengan bantuan dan dukungan dari anggota kelompok tugas ini
dapat diselesaikan dengan baik.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Allah dan orang tua yang selalu membantu
dan memberi dukungan selama masa penyelesaian tugas kami. Semoga Allah selalu
merhidhai usaha kami untuk kesempurnaan tugas makalah kelompok ini. Aamiin Yaa Rabbal
Alamin.

Medan, 5 Oktober 2022

Kelompok 3

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................2

DAFTAR ISI..................................................................................................................................3

BAB I...............................................................................................................................................3
PENDAHULUAN..........................................................................................................................3
A. Latar Belakang....................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah..............................................................................................................4
C. Tujuan Penulisan................................................................................................................4

BAB II.............................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.............................................................................................................................5
A. HUBUNGAN KESEHATAN MENTAL DENGAN ILMU KEDOKTERAN..............5
B. HUBUNGAN KESEHATAN MENTAL DENGAN PSIKOLOGI................................7
C. HUBUNGAN KESEHATAN MENTAL DENGAN SOSIOLOGI................................9
D. HUBUNGAN KESEHATAN MENTAL DENGAN ANTROPOLOGI.......................10
E. HUBUNGAN KESEHATAN MENTAL DENGAN PSIKOANALISIS......................11
F. HUBUNGAN KESEHATAN MENTAL DENGAN ILMU PENDIDIKAN...............12

BAB III.........................................................................................................................................13
PENUTUP....................................................................................................................................13
A. Kesimpulan........................................................................................................................13
B. Saran..................................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................14

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Ilmu kesehatan mental adalah ilmu yang memperhatikan perawatan mental atau jiwa
Ilmu kesehatan mental adalah suatu program yang dipakai dan diikuti seseorang untuk
mencapai penyesuaian diri (Bernard, 1957). Sehat (Health) secara umum dapat dipahami
sebagai kesejahteraan secara penuh (keadaan yang sempurna) baik secara fisik, mental,
maupun sosial, tidak hanya terbebas dari penyakit atau keadaan lemah. Sedangkan di
Indonesia, UU Kesehatan No. 23/ 1992 menyatakan bahwa sehat adalah suatu keadaan
sehat secara fisik, mental, dan sosial dimana memungkinkan setiap manusia untuk hidup
produktif baik secara sosial maupun ekonomis.

Definisi kesehatan mental menurut WHO adalah kondisi kesejahteraan (wellbeing)


seorang individu yang menyadari kemampuannya sendiri, dapat mengatasi tekanan
kehidupan yang normal, dapat bekerja secara produktif dan mampu memberikan
kontribusi kepada komunitasnya. Dengan kata lain, kesehatan mental adalah kondisi
dimana seseorang bekerja secara produktif dan mencapai tingkat kesejahteraanya.
Kesehatan mental terbebas dari segala bentuk gejala gangguan-gangguan mental individu.
Mental seseorang dapat berfungsi dengan baik saat seseorang bisa mengatasi masalah-
masalah yang akan ditemui sepanjang hidup kehidupannya. Tekanan hidup yang berdampak
lebih besar akan berakibat stress yang berkepanjangan, oleh karena itu, kesehatan mental
merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan selayaknya kesehatan pada
umumnya.

Ilmu kesehatan mental yang pertama-tama bertujuan untuk mencapai dan memelihara
kesehatan mental merupakan gabungan dari banyak bidang disiplin. Lingkupnya melampaui
rumah kita, meliputi sekolah, lembaga agama, rumah sakit, dan lembaga-lembaga lain yang
membantu mengembangkan reaksi-reaksi emosi yang stabil dan pola-pola tingkah laku
yang diinginkan pada individu-individu dari segala usia. Kesehatan mental bukanlah suatu

4
disiplin ilmu yang berdiri sendiri. Dia dibangun oleh berbagai bidang ilmu, baik yang secara
langsung membidangi kesehatan maupun tidak. Di antara banyak bidang studi atau disiplin
yang berkaitan erat dengan ilmu kesehatan mental adalah genetika, sosiologi, antro-pologi,
psikiatri dan neurologi, psikologi, psikoanalisis, ilmu kedokteran psiko-somatik (suatu
cabang barn dari dari ilmu kedokteran), dan klinik psikiatri.
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana hubungan kesehatan mental dengan Ilmu Kedokteran?


2. Bagaimana hubungan kesehatan mental dengan Psikologi?
3. Bagaimana hubungan kesehatan mental dengan Sosiologi?
4. Bagaimana hubungan kesehatan mental dengan Antropologi?
5. Bagaimana hubungan kesehatan mental dengan Psikoanalisis?
6. Bagaimana hubungan kesehatan mental sengan Ilmu Pendidikan?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui hubungan kesehatan mental dengan Ilmu Kedokteran.


2. Untuk mengetahui hubungan kesehatan mental dengan Psikologi.
3. Untuk mengetahui hubungan kesehatan mental dengan Sosiologii.
4. Untuk mengetahui hubungan kesehatan mental dengan Antropologi.
5. Untuk mengetahui hubungan kesehatan mental dengan Psikoanalisis.
6. Untuk mengetahui hubungan kesehatan mental dengan Ilmu Pendidikan.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. HUBUNGAN KESEHATAN MENTAL DENGAN ILMU KEDOKTERAN

Ilmu kedokteran mempelajari tentang penyakit dan cara pengobatannya. Selain menekuni
bidang pengobatan, ilmu kedokteran, termasuk kedokteran jiwa, juga mengembangkan ilmu
kedokteran pencegahan. Khususnya bidang yang ditekuni dalam bidang kedokteran jiwa ini
memberi sumbangan yang sangat bermakna bagi kesehatan mental masyarakat. (LATIPUN,
2019)
1. Psikosomatik
Ilmu kedokteran ini adalah salah satu cabang dari ilmu kedokteran yang mem-pelajari
pengetahuan dan perawatan gangguan fisik dengan latar belakang psikogenik. Tegangan-
tegangan emosional yang muncul dari konflik-konflik yang tidak terpecahkan dan
frustrasifrustrasi yang berlebih-lebihan menyebab-kan reaksi-reaksi tubuh (penyakit-penyakit
fisik), misalnya hipertensi (tekanan darah tinggi), peptic ulcer, migrain, asma, dan gangguan
pada kulit tertentu. Gangguan-gangguan psikosomatik ini disebut juga neurosis karena
gangguan-gangguan dan kerusakan pada beberapa bagian tubuh disebabkan oleh kesulitan
mental atau emosional.
2. Psikiatri
Psikiatri adalah suatu cabang ilmu kedokteran yang menangani diagnosis dan perawatan
gangguan-gangguan mental. Seorang psikiater menyelidiki secara mendalam penyebab-
penyebab langsung dan tidak langsung suatu panyakit tertentu. Penyelidikan yang terinci
mengenai individu-individu yang memper-lihatkan abnormalitas-abnormalitas yang jelas
dalam tingkah laku sangat ber-manfaat bagi ilmu kesehatan mental karena perhatian utamanya
ialah mencegah penyakit-penyakit mental semacam itu. Karena kalau mengetahui penyebab-
penyebab yang nyata dari gangguan mental, maka akan dilakukan suatu tin-dakan untuk
mencegahnya. Seorang psikiater di samping menjadi seorang dokter, ia juga memiliki latar
belakang yang baik dalam psikologi, dan pertama-tama ia menangani tipe-tipe gangguan

6
kepribadian yang lebih berat. Ia juga diminta pendapatnya dalam perkara-perkara pengadilan
untuk menetapkan keadaan mental yang sebenarnya dari orahg-orang yang berlagak
mengalami mental tidak sehat (tidak waras) untuk menghindari hukuman berat dari tindakan
pidana yang mereka lakukan.
Klinik psikiatri terdiri dari staf yang meliputi dokter spesialis, psikolog klinis, pekerja
social psikiatri, dan perawat-perawat psikiatri yang bekerja sama dalam menemukan sifat dan
penyebab dari kekalutan-kekalutan kepribadian pasien dan membantunya supaya bisa sembuh
kembali atau dapat menyesuaikan diri lagi.
Tujuan dan fungsinya ialah:
a. Memastikan penyebab dari kekalutan pasien dan berusaha melokalisasikan faktor-faktor
yang tampaknya menye-babkan ketidakmampuan menyesuaikan diri dari orang yang
bersangkutan. Cara ini merupakan cara untuk menentukan etiologi atau penyebab penyakit;
b. Memastikan sifat dari penyakit pasien; anal mula dan perkembangan serta simtom-simtom
dari kekalutan tersebut diselidiki dengan berbagai metode dan teknik. Cara ini dikenal sebagai
diagnosis;
c. Menentukan arah dan hasil yang mungkin muncul dari kekalutan pasien. Berdasarkan sifat
dan penyebab kekalutan tersebut, maka diadakan usaha untuk memastikan berapa lama
penyakit itu akan bertahan, dan apakah pasien akan sembuh sama sekali, sebagian sembuh,
atau tidak sembuh sama sekali. Cara ini disebut prognosis;
d. Memilih cara-cara untuk memperbaiki kekalutan pasien dan membantunya supaya dapat
mengadakan penyesuaian diri kembali secara adekuat. Perawatan dilakukan dengan memberi
obat, kejutan (shock) listrik, pembedahan, psiko-analisis, analisis dengan wawancara,
hipnoanalisis, dan re-edukasi.
3. Neurologi
Neurologi mencakup diagnosis dan perawatan kerusakan pada struktur otak dan bagian-
bagian lain dari sistem saraf. Neurolog lebih menekankan struktur dan lokasi kerusakan yang
terjadi pada jaringan-jaringan otak. Penyelidikan-penyelidikan semacam itu biasanya
mengungkapkan penyebab yang sebenarnya dari gangguan mental pasien.

Perencanaan langkah-langkah preventif untuk menghindari kerusakan pada otak itu dapat
dilakukan oleh para ahli ilmu kesehatan mental dan dengan demikian neurologi memberikan

7
sumbangan yang sangat penting bagi ilmu kesehatan mental. Sering kali seorang dokter adalah
seorang neurolog dan psikiater. Dengan demikian, neuropsikiater ini adalah seorang yang
berpraktek medis dan berspesialisasi dalam gangguan-gangguan neurologis dan psikiatrik.
Orang yang bekerja sama secara erat dengan psikiater dan neurolog adalah perawat
psikiatri. Sebagai seorang perawat yang lulus dari Perguruan Tinggi, ia memiliki spesialisasi
dalam studi mengenai segi-segi mental dan emosional dari gangguan-gangguan kepribadian
dan dilatih dalam merawat orang yang sakit mental. Seorang perawat psikiatri hams dapat
melaksanakan program latihan psikiatri yang mengikuti tujuan pengobatan yang ditetapkan
oleh neuro-psikiater untuk pasien.
4. Genetika
Genetika adalah suatu cabang biologi yang menangani studi tentang hereditas perpindahan
sifat-sifat dari orang tua kepada keturunannya (anak-anak). Ada beberapa fakta penting yang
cenderung menunjukkan hubungan yang erat antara pengaruh-pengaruh herediter dan beberapa
tipe gangguan mental. Contohnya adalah beberapa bentuk epilepsi dan gangguan-gangguan lain
pada otak. Apabila hubungan kausal genetik ini diketahui, maka para ahli ilmu kesehatan mental
dapat menghimbau agar tidak mengadakan perkawinan antara pasien penyakit epilepsi supaya
mengurangi penyakit mental dan kelainan-kelainan mental lain yang mungkin terjadi pada
generasi-generasi yang akan datang.

B. HUBUNGAN KESEHATAN MENTAL DENGAN PSIKOLOGI

Psikologi merupakan disiplin ilmu di bidang perilaku manusia, yang diantaranya


mempelajari dimensi psikis manusia dengan segenap dinamikanya. Perilaku manusia, termasuk
perilaku yang normal dan yang abnormal atau patologis juga dipelajari. Memahami kesehatan
mental masyarakat, tentunya membutuhkan pemahaman terhadap proses psikis yang turut
mempengaruhi perilaku yang sehat dan tidak sehat sebagaimana yang dipelajari di bidang
psikologi.

Ilmu kesehatan mental dan ilmu psikologi sangat erat kaitannya mengingat bahwa keduanya
sama-sama membahas wilayah yang bersamaan mengenai jiwa dan prilaku manusia. Hubungan
antara kebutuhan psikologis dengan kesehatan mental sangat erat dan keterkaitan. Seseorang

8
yang kehidupannya bahagia, tentram sejahtera tentu akan dapat perpikir dan menjalankan hidup
dengan berprilaku semestinya. Namun sebaliknya jika spikologis seseorang sudah terganggu
maka kesehtan mental ikut terganggu.Jika salah satu kebutuhan manusia itu terganggu maka
kesehatan mentalnya itupun juga terganggu. Jika kebutuhan fisik manusia itu terpenuhi tetapi
psikologisnya tidak terpenuhi maka mentalnya pun tidak akan sehat Kebutuhan manusia antara
kebutuhan fisik dan psikologis itu saling keterkaitan. (Santoso, 2019)

Hubungan antara kebutuhan psikologis dengan kesehatan mental sangat erat dan
keterkaitan.Seseorang yang kehidupannya bahagia, tentram sejahtera tentu akan dapat perpikir
dan menjalankan hidup dengan berprilaku semestinya. Namun sebaliknya jika spikologis
seseorang sudah terganggu maka kesehtan mental ikut terganggu.Jika salah satu kebutuhan
manusia itu terganggu maka kesehatan mentalnya itupun juga terganggu. Jika kebutuhan fisik
manusia itu terpenuhi tetapi psikologisnya tidak terpenuhi maka mentalnya pun tidak akan sehat
Kebutuhan manusia antara kebutuhan fisik dan psikologis itu saling keterkaitan.

Klinik psikologi memiliki persamaan dengan klinik psikiatri dalam banyak hal. Hal yang
membedakan adalah bahwa klinik psikologi menggunakan cara-cara psikoterapi karena
perhatiannya lebih dipusatkan pada diagnosis dan perbaikan terhadap kekalutan-kekalutan
kepribadian yang tidak disertai de-ngan gangguan-gangguan organik.

Hampir semua bidang psikologi turut memberi sumbangan bagi usaha ilmu kesehatan
mental. Psikologi anak yang menyelidiki anak dari masa pranatal sampai masa remaja
memperkenalkan kondisi-kondisi yang berbeda dalam perkembangan emosi dan mental anak
kepada para ahli ilmu kesehatan mental. Psikologi abnormal yang menangani penyimpangan-
penyimpangan dalam tingkah laku manusia membantu memberikan wawasan kepada ahli ilmu
kesehatan mental mengenai fakta tentang penyebab-penyebab dari gangguan kepribadian. Dem
ikian juga psikologi pendidikan dapat memberikan pema-haman kepada para mahasiswa ilmu
kesehatan mental mengenai pengaruh pengalaman-pengalaman sekolah terhadap kesehatan
mental. Karena menerap-kan prinsip-prinsip ilmu kesehatan mental merupakan suatu segi dalam
cara belajar, maka pengetahuan efektif tentang proses belajar merupakan sumbangan yang sangat
penting dari psikologi pendidikan bagi ilmu kesehatan mental dalam mencari usaha-usaha yang

9
efektif untuk mencegah penyakit mental dan membina kesehatan mental.

Psikologi klinis, yang merupakan salah satu bentuk psikologi terapan berusaha menentukan
kemampuan-kemampuan dan ciri-ciri khas seorang indi-vidu dengan menggunakan bermacam-
macam metode pengukuran, analisis, dan observasi. Kemudian, dari hasil-hasil yang
dikumpulkan dengan data yang diperoleh dari pemeriksaan fisik dan sejarah sosial dari kasus,
saran-saran dapat diberikan bagi penyesuaian diri yang tepat dari individu yang bersangkutan.
(Raharjo & Budiarti, 2016)

Psikolog klinis adalah seorang spesialis yang mendapat pendidikan di Perguruan Tinggi dan
memenuhi syarat untuk menguji dan menggunakan cara-cara psikoterapeutik bagi orang-orang
yang memperlihatkan penyimpangan kepribadian. Ia juga terlatih dengan baik dalam
menggunakan dan menginter-pretasikan instrumen-instrumen tes psikologi: tes intelijensi dan tes
bakat, tes kepribadian, teknik proyeksi (projective techniques), dan tes-tes psikologi lain.
Psikolog klinis yang juga dikenal sebagai konselor psikologi melakukan sebagian besar tugasnya
dalam klinik psikiatri dan is memberikan sumbangan yang besar bagi keberhasilan dan setiap
program ilmu kesehatan mental.

C. HUBUNGAN KESEHATAN MENTAL DENGAN SOSIOLOGI

Sosiologi adalah suatu ilmu yang menangani konstitusi, evolusi, dan gejala-gejala pada
masyarakat manusia. Sosiolog dan pekerja sosial pertama-tama memperhatikan pengaruh-
pengaruh kehidupan masyarakat dan organisasi keluarga terhadap kesejahteraan fisik dan mental
dari orang-orangnya. Mereka juga memperhatikan penyebab dan akibat dari pengaruh-pengaruh
sosial yang mengganggu fungsi efisien dari masyarakat yang terorganisasi. Dalam meng-
ungkapkan hubungan yang nyata antara sosiologi dan ilmu kesehatan mental, D.B. Klein
mengatakan: "Sekarang jelas bahwa kesehatan mental dari setiap warga negara tidak dapat
dipisahkan dari pengaruh-pengaruh sosial yang mem-bantu membentuk kepribadiannya, dan ia
hams beroperasi dengan atau me-nentang pengaruh-pengaruh tersebut dalam kehidupannya
sehari-hari.
Ketergantungannya pada pengaruh-pengaruh ini begitu erat dan kokoh sehingga dalam
pemikiran ilmu kesehatan mental ia tidak lagi dibenarkan kalau berkata bahwa jiwa yang sehat

10
berada dalam tubuh yang sehat merupakan urusan individual semata-mata." (Klein, 1955).
Semboyan ini mempakan terjemahan dari pepatah bahasa Latin zaman dahulu, mens sana in
corpore sano yang berfungsi sebagai peringatan kepada kita tentang usaha dalam mencari
kesehatan mental dan orang zaman dahulu. Semboyan tersebut telah diperbarui oleh Juvenal
menjadi jiwa yang sehat berada dalam tubuh yang sehat dan dalam masyarakat yang sehat.
Bahkan dalam studi mengenai penyebab-penyebab kenakalan atau kejahatan yang merupakan
masalah yang berat dalam ilmu kesehatan mental faktor-faktor lingkungan yang ditambahkan
pada penyebab-penyebab psikologis memperlihatkan hubungan timbal balik antara kesehatan
mental seseorang dan masyarakat tempat orang itu hidup. Di samping para sarjana biasa dari
sosiologi, ada juga kelompok khusus sosiolog yang dikenal sebagai pekerja sosial psikiatri yang
telah mendapat pendidikan dasar dalam kerja sosial dan ahli dalam kerja kasus keluarga.

Kelompok para pekerja sosial ini mencari informasi mengenai sejarah masa lampau
individu, latar belakang keluarga, status sosial, dan kondisi-kondisi umum masyarakat. Mereka
menganalisis data sosial ini dan memberikan infor-masi yang penting bagi terapis di klinik
psikiatri. Di lembaga-lembaga mental, pekerja sosial psikiatri mengawasi para pasien yang
dilepas untuk seterusnya atau untuk sementara, dengan demikian mereka membantu para pasien
yang sudah dilepas itu dalam usaha melakukan penyesuaian diri kembali dalam masyarakat
tempat mereka hidup. (Witono & Tonton, 2012)

D. HUBUNGAN KESEHATAN MENTAL DENGAN ANTROPOLOGI

Antropologi yang menyelidiki manusia primitif dan produk dari kebudayaannya dapat
membantu ilmu kesehatan mental dalam usaha-usahanya untuk mengu-rangi terjadinya
ketidakmampuan menyesuaikan diri individu. Karena penge-tahuan teknisnya tentang pengaruh
dari praktek-praktek budaya khusus dalam pertumbuhan kepribadian, antropolog dapat
membantu ahli ilmu kesehatan mental dalam mencari jalan dan cara untuk mencapai
perkembangan kepribadi-an yang sehat. Perilaku dan sistem masyarakat, termasuk nilai sosial
budayanya menjadi pokok perhatian dalam sosio-antropologi. Dalam berbagai studi dimengerti
bahwa aspek sosio-antropologis itu menjadi bagian penting dalam kehidupan umat manusia, baik
fisik maupun mental. Dalam kesehatan mental, dimensi sosio-antropologis ini perlu diperhatikan
baik untuk keperluan pemahaman maupun strategi intervensinya. Intervensi kesehatan mental

11
akan berhasil jika mempertimbangkan dimensi sosial dan budayanya. (Drajat, 1983)

Suatu contoh dari bantuan yang diberikan oleh antropolog ini ialah pembedaan antropologis
antara keluarga-kaluarga patriarkal dan matri-arkal. Karena para antropolog telah menyelidiki
keluarga-keluarga itu, mereka mungkin memiliki data yang berguna dan dapat dipakai oleh ahli
ilmu kesehatan mental untuk mengurangi konflik-konflik dalam keluarga-keluarga yang berbeda.

Contoh lain adalah apabila seseorang berhadapan dengan masalah penyesuaian diri dengan
suatu kebudayaan asing, para antropolog memiliki data tertentu mengenai pengaruh-pengaruh
pada perkembangan kepribadian jika seseorang dari latar belakang kebudayaan tertentu
berhadapan dengan masalah seperti itu. Suatu bentuk biasa dari konflik-konflik kebudayaan yang
demikian terdapat dalam kesulitan-kesulitan penyesuaian diri pasangan suami-istri yang
memiliki latar belakang agama dan budaya yang sangat berbeda. Oleh karena itu, apabila ahli
ilmu kesehatan mental menyelidiki konflik mental dan kecemasan orang-orang yang disebabkan
oleh perbedaan kebudayaan, maka is memperoleh data yang cukup dari karya penelitian para
antropolog.

E. HUBUNGAN KESEHATAN MENTAL DENGAN PSIKOANALISIS

Psikoanalisis adalah konsep dari Freud yang memperlihatkan peran dari dorongan-dorongan
tak sadar dan konflik-konflik batin manusia dalam menyebabkan bermacam-macam gangguan
kepribadian. Penjelasan-penjelasan tentang kepribadian yang diutarakan oleh psikoanalisis
mengemukakan bahwa ke-hidupan mental seorang individu khususnya cara-cara kerja dari alam
tak sadar menjelaskan banyak segi tingkah lakunya. Dan apa yang dibuat seseorang terhadap
dirinya dari masa bayi sampai masa dewasa sebagian besar tergantung pada kemampuannya
untuk mengendalikan energi-energi psikis yang dimili-kinya. Karya dari kelompok psikoanalis
ini mengubah secara besar-besaran perawatan terhadap orang-orang yang menderita konflik-
konflik batin yang berlangsung lama dan kecemasan-kecemasan kronis yang berlebih-lebihan.

Seorang psikoanalis yang juga adalah seorang dokter menafsirkan kepri-badian menurut

12
konsep-konsep psikoanalitik. Ia menggunakan teknik-teknik asosiasi bebas dan analisis mimpi
dalam merawat bermacam-macam kekalutan mental. Setiap psikoanalis, sebelum menyelesaikan
pendidikan dan spesialisa-sinya, harus menjalani pemeriksaan psikoanalitik terhadap dirinya
sendiri. Psikoanalis yang terkemuka adalah Dr. Sigmund Freud dari Wina (1856-1939) yang
dikenang sebagai Bapak Psikoanalisis.

F. HUBUNGAN KESEHATAN MENTAL DENGAN ILMU PENDIDIKAN

Ilmu pendidikan mempelajari perubahan perilaku manusia secara lebih normatif. Selain
mempelajari materi yang diberikan, juga strategi yang harus ditempuh agar perubahan perilaku
itu lebih efektif. Ilmu pendidikan tentunya memberikan kontribusi bagi bidang kesehatan mental,
khususnya dalam pengembangan intervensi-intervensi kepada masyarakat. Prinsip-prinsip
pendidikan dimanfaatkan untuk peningkatan kesehatan masyarakat.Didalam pendidikan
dibutuhkan suatu proses pembelajaran yang baik. Pembelajaran sendiri merupakan suatu proses
dimana ada interaksi antara guru dan siswa dimana guru memberikan suatu materi untuk
dipahami siswa yang kemudian bisa meningkatkan kemampuan dan pengalaman siswa.

Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikaan pendidik agar terjadi proses perolehan
ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan
kepercayaan pada peserta didik. Dalam proses pembelajaran diperlukan berbagai faktor
pendukung agar proses pembelajaran bisa berjalan sesuai dengan tujuan sehingga bisa mencapai
keberhasilan belajar siswa yang maksimal, beberapa faktor diantaranya yaitu kesehatan mental
siswa, minat belajar siswa, dan kompetensi mengajar guru. (Wardani, 2017)

Kesehatan mental merupakan kondisi seseorang yang mampu menyesuaikan diri dengan
berbagai keadaan disekitarnya dengan rasa nyaman dan aman sehingga dalam menjalani
kehidupannya seseorang tersebut tidak merasa terganggu ataupun tertekan dengan keadaan
disekitarnya. Kesehatan mental dalam proses pembelajaran memiliki peran yang sangat penting
karena dengan mental yang sehat siswa akan memiliki rasa nyaman dan tenang sehingga bisa
meningkatkan konsentrasi belajar dalam melaksanakan pembelajaran.

13
Pembinaan dalam pendidikan kesehatan mental kepada peserta didik sangat di harapkan
karena melihat kondisi yang ada, maka perlu adanya hubungan komunikasi bukan hanya dari
guru pendidikan namun semua lingkungan diharapkan berperan aktif seperti pada lingkungan
keluarga, sekolah dan masyarakat.Hubungan pembinaan kesehatan dan peningkatan pendidikan
di dalam pendidikan nasional tentang fungsi dan tujuan pendidikan senantiasa sejalan untuk
meningkatkan potensi diri dan kualitas peserta didik agar dapat menjadi generasi bangsa yang
tidak hanya sehat jasmani tapi juga sehat rohani. (Setiawan & Soraya, 2020)

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Ilmu kesehatan mental yang pertama-tama bertujuan untuk mencapai dan memelihara
kesehatan mental merupakan gabungan dari banyak bidang disiplin. Lingkupnya melampaui
rumah kita, meliputi sekolah, lembaga agama, rumah sakit, dan lembaga-lembaga lain yang
membantu mengembangkan reaksi-reaksi emosi yang stabil dan pola-pola tingkah laku yang
diinginkan pada individu-individu dari segala usia.Berikut beberapa hubungan kesehatan mental
dengan ilmu-ilmu lain diantaranya :
a. Hubungan Kesehatan Mental dengan Ilmu Kedokteran
b. Hubungan Kesehatan Mental dengan Psikologi
c. Hubungan Kesehatan Mental dengan Sosiologi
d. Hubungan Kesehatan Mental dengan Antropologi
e. Hubungan Kesehatan Mental dengan Psikoanalisis
f. Hubungan Kesehatan Mental dengan Ilmu Pendidikan

B. Saran

Dengan adanya pembahasan tentang Hubungan Kesehatan Mental dengan ilmu-ilmu lain,
pemakalah mengharapkan bisa lebih mengetahui tentang keterkaitannya, maka dari itu
sepatutnya kita harus mengetahui semua agama yang terdapat di dunia. Dan juga pemakalah
menyarankan kepada para pembaca hendaknya tidak hanya mengambil referensi dari makalah ini
saja. Dikarenakan kami dari pemakalah menyadari bahwa makalah ini hanya mengambil
referensi dari beberapa sumber saja.

15
DAFTAR PUSTAKA

Drajat, Z. (1983). Kesehatan Mental. Jakarta: Gunung Agung.

LATIPUN. (2019). Kesehatan Mental konsep dan penerapan. Malang: UMMPress.

Raharjo, & Budiarti. (2016). Kesehatan Mental. Bandung: Unpad Press.

Santoso, M. B. (2019). KESEHATAN MENTAL DALAM PERSPEKTIF PEKERJAAN


SOSIAL. Social Work Jurnal, 45.

Setiawan, D., & Soraya, I. M. (2020). HUBUNGAN KESEHATAN MENTAL, MINAT


BELAJAR, DAN KOMPETENSI MENGAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR
OLAHRAGA SENAM. Jurnal Olahraga dan Kesehatan Indonesia, 2.

Wardani, D. K. (2017). PERAN KESEHATAN MENTAL BAGI GURU DALAM PROSES


BELAJAR MENGAJAR DI SEKOLAH . Prosiding Seminar Nasional Pendidikan, 195.

Witono, & Tonton. (2012). Kesehatan Mental dan Pekerjaan Sosial Dalam Pencapaian MDGS
Di Indonesia. Yogyakarta.

16

Anda mungkin juga menyukai