Anda di halaman 1dari 64

Laboratorium Forensik

Sederhana
• Dalam setiap tindak pidana
Locard’s Triad yang terjadi, ada jejak yang
tertinggal.

• Dokter forensik membantu


penyidikan dengan mencari
jejak tersebut dan
memberikan ekspertisenya.

• Pemeriksaan yang
digunakan untuk membantu
mengungkapkan peristiwa
Evidence Triangle kejahatan secara ilmiah.
• Yang digolongkan sebagai barang bukti yang terkait kasus
kedokteran forensik adalah:
– Tubuh manusia dalam keadaan hidup atau telah meninggal.
– Bagian tubuh yang berasal dari manusia atau diduga berasal dari
manusia.
– Benda atau cairan yang berasal dari tubuh manusia atau diduga
berasal dari tubuh manusia, seperti: darah, air kemih, liur, cairan mani,
muntahan, tinja, dan lain-lain.
– Benda yang dikenakan atau dipakai oleh korban hidup maupun
meninggal.
– Benda yang tidak berasal dari tubuh korban namun terdapat pada
korban.
Sources of Biological Evidence

Blood Semen Hair Saliva

Tissue Urine Feces Bone

Teeth Sweat Skin cells


Pemeriksaan Darah
Pemeriksaan Darah
• Pada TKP ditemukan darah maupun bercak terduga
darah
• Beban pembuktian dokter:
– Ini darah atau bukan?
– Bila darah, darah manusia atau bukan?
– Bila darah manusia, darah siapa?
• Tentukan golongan darah, kadar alkohol, drugs.
• Bagaimana mekanisme darah tersebut bisa seperti itu
(Bloodstain Pattern Analysis) pada saat olah TKP
• Darah menstruasi atau bukan?
Pemeriksaan Darah
• Pemeriksaan Mikroskopis (Blood Smear)

Hewan

Manusia

Sel darah merah (RBC) kelas mamalia berbentuk cakram dan tidak berinti sel
sedangkan RBC kelas hewan lainnya berbentuk oval/elips dan memiliki inti sel.
Kecuali pada darah unta, RBC berbentuk oval namun tetap tidak berinti sel.
Pemeriksaan Darah
• Pemeriksaan Mikroskopis (Blood Smear)

Sel pseudodecidua

Untuk memastikan apakah darah tersebut darah menstruasi atau bukan, dapat dicari
adanya sel-sel pseudodecidua yang barasal dari endometrium. Selain itu, dapat pula
ditemukan adanya drum stick yang bila >0,05% menandakan darah tersebut berasal
dari perempuan.
Pemeriksaan Darah
• Pemeriksaan Kimiawi Pemeriksaan Benzidin
Pemeriksaan Fenoftalin
Bercak
Tes Penyaring
terduga darah

Cek GolDa
Pasti bukan Mungkin
darah darah

Reaksi Takayama,
Teichman, Wagenaar,
Spektrometri
Tes Penentu

Bukan darah atau Tes Presipitin


Darah
darah yang telah
lama/rusak struktur
kimiawinya
Bukan darah manusia Darah manusia
Pemeriksaan Penyaring Darah
Pemeriksaan Benzidin Pemeriksaan Fenoftalin
Dasar reaksi Darah + H2O2 --> H2O + On
On + Reagen --> Perubahan warna
Alat dan Bahan Bercak terduga darah Bercak terduga darah
Distilled water Distilled water
Larutan jenuh kristal Benzidin dalam Reagen Fenoftalin (2g Fenoftalin dalam
asam asetat glacial 100mL NaOH 20% yang dipanaskan dengan
H2O2 20% biji Zinc)
H2O2 20%
Cara kerja Sepotong kertas saring digosokan pada Sepotong kertas saring digosokan pada
bercak yang sudah dibasahi kemudian bercak yang sudah dibasahi kemudian
diteteskan 1 tetes reagen Benzidin dan 1 diteteskan 1 tetes reagen Fenoftalin dan 1
tetes H2O2 20% tetes H2O2 20%
Hasil dan Positif --> Warna biru gelap pada kertas Positif --> Warna merah muda pada kertas
Interpretasi saring saring
Hasil negatif memastikan bahwa bercak tersebut bukanlah darah, sedangkan hasil
positif menyatakan bahwa bercak tersebut mungkin darah dan membutuhkan
pemeriksaan lebih lanjut
Pemeriksaan Darah
• Pemeriksaan Kimiawi Pemeriksaan Benzidin
Pemeriksaan Fenoftalin
Bercak
Tes Penyaring
terduga darah

Cek GolDa
Pasti bukan Mungkin
darah darah

Reaksi Takayama,
Teichman, Wagenaar,
Spektrometri
Tes Penentu

Bukan darah atau Tes Presipitin


Darah
darah yang telah
lama/rusak struktur
kimiawinya
Bukan darah manusia Darah manusia
Pemeriksaan Penentuan Darah
Reaksi Takayama
Dasar reaksi Pembentukan kristal Pyridine Hemochromogen
Alat dan Bercak terduga darah
Bahan Kaca objek + penutup
Mikroskop
Larutan glukosa 100mg dalam 100mL air
NaOH 10%
Reagen Takayama yang terbuat dari 10mL larutan glukosa, 10mL
NaOH 10%, 10mL pyridine, dan 20mL air

Cara kerja Taruh sedikit sampel dari bercak darah ke atas kaca objek
Teteskan reagen Takayama kemudian tutup dengan penutup objek,
kemudian panaskan
Hasil dan Positif --> Terbentuk kristal-kristal berbentuk jarum atau oval
Interpretasi berwarna merah muda
Negatif --> Tidak menyingkirkan bahwa bercak tersebut bukanlah
darah
Pemeriksaan Penentuan Darah
Reaksi Teichman
Dasar reaksi Pembentukan pigmen / kristal hematin (hemin).
Alat dan Bercak terduga darah Asam asetat glacial
Bahan Jarum Pembakar spiritus
Kaca objek + penutup Mikroskop
NaCl kristal

Cara kerja Seujung jarum bercak kering diletakkan pada kaca objek kemudian tambahkan
1 butir Kristal NaCl dan 1 tetes asam asetat glacial, tutup dengan kaca penutup
kemudian panaskan.
Hasil dan Positif --> Terbentuk kristal hemin-HCl yang berbentuk batang warna coklat
Interpretasi pada pemeriksaan mikroskop

Hasil positif pada pemeriksaan penentuan darah memastikan bahwa bercak


tersebut adalah darah.
Hasil negatif pada pemeriksaan penentuan darah memberikan informasi
bahwa bercak tersebut bukanlah bercak darah, namun perlu diingat bahwa
hasil negatif tersebut juga dapat terjadi pada pemeriksaan bercak darah yang
struktur kimiawinya telah rusak (contoh: bercak darah yang sudah lama sekali,
terbakar, dll)
Pemeriksaan Penentuan Darah
Reaksi Wagenaar
Dasar reaksi Pembentukan kristal aseton-hemin.
Alat dan Bahan Bercak terduga darah Larutan HCl encer
Jarum Larutan aseton
Kaca objek + penutup Pembakar spiritus
Pasir butir Mikroskop
Cara kerja Seujung jarum bercak kering diletakkan pada kaca objek kemudian letakkan sebutir pasir
dan tutup dengan kaca penutup. Pasir akan membuat ada sedikit celah untuk penguapan
zat. Pada satu sisi teteskan HCl encer dan pada sisi satunya teteskan aseton, kemudian
panaskan.
Hasil dan Positif --> Terbentuk kristal aseton-hemin yang berbentuk batang warna coklat pada
Interpretasi pemeriksaan mikroskop

Hasil positif pada pemeriksaan penentuan darah memastikan bahwa bercak tersebut
adalah darah.
Hasil negatif pada pemeriksaan penentuan darah memberikan informasi bahwa bercak
tersebut bukanlah bercak darah, namun perlu diingat bahwa hasil negatif tersebut juga
dapat terjadi pada pemeriksaan bercak darah yang struktur kimiawinya telah rusak
(contoh: bercak darah yang sudah lama sekali, terbakar, dll)
Pemeriksaan Penentuan Darah
Pemeriksaan Spektrometri
Pemeriksaan Penentuan Darah
Pemeriksaan
Spektrometri
• Bercak darah
dilarutkan dalam air Oxyhemoglobin

kemudian dibaca
melalui spektroskop. Hemoglobin
• Bergantung pada
kondisi darah, maka Carboxy-
panjang gelombang hemoglobin

cahaya yang
Neutral
diabsorpsi akan Methemoglobin
berbeda-beda
sehingga dapat Alkaline
diinterpretasikan Methemoglobin

hasilnya.
Alkali Hematin
Pemeriksaan Darah
• Pemeriksaan Kimiawi Pemeriksaan Benzidin
Pemeriksaan Fenoftalin
Bercak
Tes Penyaring
terduga darah

Cek GolDa
Pasti bukan Mungkin
darah darah

Reaksi Takayama,
Teichman, Wagenaar,
Spektrometri
Tes Penentu

Bukan darah atau Tes Presipitin


Darah
darah yang telah
lama/rusak struktur
kimiawinya
Bukan darah manusia Darah manusia
Pemeriksaan Penentuan Spesies Darah
• Pemeriksaan Serologis
• Tes Presipitin
Pemeriksaan Penentuan Spesies Darah
• Tes Presipitin
Human
blood

Human
antiserum from
rabbit blood
Pemeriksaan Darah
• Penentuan spesies menggunakan Tes Presipitin
• Bila terbentuk cincin presipitasi, maka darah tersebut
memang berasal dari manusia karena antibodi bersifat
spesifik terhadap antigen dalam darah manusia.
• Sehingga langkah berikutnya perlu ditentukan darah itu
darah siapa.
Pemeriksaan Darah
• Pemeriksaan Kimiawi Pemeriksaan Benzidin
Pemeriksaan Fenoftalin
Bercak
Tes Penyaring
terduga darah

Cek GolDa
Pasti bukan Mungkin
darah darah

Reaksi Takayama,
Teichman, Wagenaar,
Spektrometri
Tes Penentu

Bukan darah atau Tes Presipitin


Darah
darah yang telah
lama/rusak struktur
kimiawinya
Bukan darah manusia Darah manusia
Pemeriksaan Golongan Darah
• Bila sel darah masih belum rusak, dapat dilakukan tes secara
langsung
Pemeriksaan Darah
• Bila sel darah merah sudah rusak, maka penentuan darah
golongan darah dapat dilakukan dengan cara menentukan jenis
agglutinin dan antigen.
• Antigen mempunyai sifat yang jauh lebih stabil dibandingkan
dengan agglutinin.
• Di antara sistem-sistem golongan darah, yang paling lama
bertahan adalah antigen dari sistem golongan darah ABO.
Pemeriksaan Golongan Darah
Metode Absorpsi-Elusi
Dasar Indikasi: Darah yang telah rusak aglutinogen atau aglutininnya
reaksi Aglutinogen lebih stabil dibanding agglutinin

Alat dan Bercak darah Larutan NaCl 40C Lemari pendingin


Bahan Serum anti A Larutan sel suspensi golda A Pembakar spirtus
Serum anti B Larutan sel suspensi golda B Sentrifugator
Larutan methanol Tabung reaksi + rak tabung
Cara kerja 2-3 helai benang yang mengandung bercak darah kering difiksasi dengan methanol selama 15 menit, kemudian keringkan
Urai benang tersebut jadi serat-serat penyusunnya dengan menggunakan 2 buah jarum
Lakukan hal yang sama dengan benang tanpa darah sebagai kontrolnya
Serat benang dimasukan ke dalam 2 tabung reaksi, pada tabung pertama tambahkan serum anti A dan tabung kedua serum anti B hingga serat
benang terendam seluruhnya
Simpan tabung reaksi dalam lemari pendingin pada suhu 40C selama 1 malam
Keluarkan dan cuci serat benang dengan larutan NaCl bersuhu 40C hingga 5-6x, kemudian tambahkan 2 tetes larutan suspense 2% sel indikator
(sel darah merah golda A pada tabung pertama dan golda B pada tabung kedua)
Sentrifugasi dengan kecepatan 1000 RPM selama 1 menit
Lihat ada tidaknya aglutinasi
Bila tidak terjadi aglutinasi, cuci sekali lagi dan tambahkan 1-2 tetes larutan NaCl dingin kemudian panaskan pada suhu 560C selama 10 menit,
pindahkan eluat ke tabung lain
Tambahkan 1 tetes larutan sel suspense ke dalam tabung, diamkan selama 5 menit kemudian sentrifugasi dengan kecepatan 1000 RPM selama 1
menit
Lihat ada tidaknya aglutinasi

Hasil dan Bila terjadi aglutinasi secara makroskopik maka bercak darah tersebut mengandung anglutinogen yang sama dengan larutan sel
Interpretasi suspensi
Anti-B

Anti-A
PEMERIKSAAN LAIN PADA DARAH
Pemeriksaan Alkohol Darah (Blood Alcohol Content/BAC)
Uji Dikromat (Metode Mikrodifusi Conway)
Dasar reaksi Zat anti yang berisi Kalium dikromat larut dalam asam sulfat, bila teroksidasi maka warna oranye dari ion
Dikromat (VI) akan tereduksi menjadi ion Kromium (III) yang berwarna hijau.
Cr2O72- + 14H+ + 6e- → 2Cr3+ + 7H2O
Alat dan Zat anti yang terbuat dari 3,7g Kalium dikromat dalam Asam sulfat 280mL dan Aquadest 500mL
Bahan Kalium karbonat jenuh
Cawan Conway
Pipet
Sampel darah/urin
Cara kerja Masukan 2mL larutan at anti ke bagian tengah cawan Conway kemudian masukan 1mL darah atau urin
pada salah satu sisi bagian luar dan 1 mL Kalium Karbonat jenuh pada sisi satunya. Tutup cawan Conway
dan goyangkan hingga darah/urin bercampur dengan Kalium karbonat, tanpa mengontaminasi Zat anti.
Amati tiap jam dalam 2 jam pertama, apakah ada perubahan warna atau tidak.

Hasil dan Hasil positif akan memberi warna hijau hingga biru. Warna kuning kehijauan menandakan kadar alkohol
Interpretasi sekitar 80mg%, hijau kekuningan sekitar 300mg% dan warna biru berarti >300mg% dalam sampel saat
pemeriksaan. Kadar alkohol yang didapat saat pemeriksaan belum menunjukkan kadar alkohol pada saat
kejadian karena adanya rentang waktu sebelum pemeriksaan. Perlu dipertimbangkan penambahan kadar
alkohol dari yang didapat sebesar 10mg% untuk setiap jam rentang waktu antara kejadian dan waktu
pemeriksaan.
Pemeriksaan Alkohol Darah (Blood Alcohol Content/BAC)
Pemeriksaan COHb
Uji Dilusi Alkali (Kualitatif)
Dasar reaksi Darah yang mengandung COHb bersifat lebih resisten terhadap alkali

Alat dan Darah korban


Bahan Darah kontrol (harus darah dengan Hb normal dan bukan darah fetus)
Tabung reaksi dan rak tabung
Akuades
Larutan NaOH 10-20%
Pipet
Cara kerja Ambil 2 tabung reaksi, masukan 1-2 tetes darah korban ke tabung 1 dan 1-2 tetes darah kontrol ke tabung
2. Encerkan dengan menambahkan aquadest hingga 10mL dan warna larutan kedua tabung sama.
Tambahkan pada masing-masing tabung 5 tetes NaOH 10-20% kemudian sedikit dikocok. Amati perubahan
warna yang terjadi

Hasil dan Darah kontrol akan langsung berubah warna menjadi merah hijau kecoklatan. Hasil positif bila darah
Interpretasi korban tidak mengalami perubahan warna untuk beberapa saat, bergantung pada konsentrasi COHb. Kadar
COHb sekitar 20% akan memberi warna merah muda yang bertahan sekitar beberapa detik kemudian
dalam 1 menit akan menjadi coklat kehijauan.
Pemeriksaan COHb
Sampel

Kontrol
Pemeriksaan COHb
Uji Formalin (Eachloz-Liebmann)
Dasar reaksi Darah yang mengandung COHb akan membentuk koagulat dengan pemberian formalin 40%

Alat dan Darah korban


Bahan Tabung reaksi dan rak tabung
Larutan formalin 40%
Pipet
Cara kerja Masukan 1-2 tetes darah korban ke tabung reaksi
Tambahkan larutan formalin 40% ke dalam darah dengan perbandingan volume 1:1.
Amati perubahan endapan yang terjadi
Hasil dan Hasil positif dalam darah yang mengandung COHb 25% akan membentuk koagulat berwarna merah yang
Interpretasi mengendap pada dasar tabung. Semakin tinggi kadar COHb maka semakin merah warna koagulatnya. Pada
darah normal akan terbentuk koagulat yang berwarna coklat.
Tutorial

Pemeriksaan Sperma
dan Cairan Mani
Pendahuluan
• Mani terdiri atas sel mani (sperma) dan cairan
mani
• Pada kasus kejahatan seksual, dokter forensik
perlu membuktikan adanya persetubuhan
melalui pemeriksaan lab untuk menemukan
sperma/mani pada korban
Pendahuluan
Sampel
Barang Bukti

Bilas/Swab vagina Bercak

Sperma Mani Mani Sperma

Langsung Malachite Green Florence Fosfatase Asam Baecchi


Berberio
Pemeriksaan Sperma
Pemeriksaan basah / langsung
Dasar reaksi Semen terdiri atas sel mani (spermatozoa) dan cairan mani. Sel sperma yang masih
hidup merupakan sel yang motil dengan bentuk khas memiliki kepala, leher dan
ekor.
Alat dan Bercak mani
Bahan Kaca objek
Penutup objek
Mikroskop
Cara kerja Letakkan kaca objek dengan cairan mani di bawah mikroskop dan lakukan
identifikasi ada tidaknya sel sperma yang memiliki bentuk khas
Hasil dan Positif --> Ditemukan sel sperma pada sediaan menandakan adanya ejakulat yang
Interpretasi ditemukan. Sperma masih motil dalam 4 jam post koitus. Sperma dalam vagina
masih dapat ditemukan hingga 1 minggu, sedangkan pada anus hingga 3 hari.
Negatif --> Tidak ditemukannya sel sperma pada sediaan memberikan informasi
bahwa sediaan tersebut bukanlah bercak mani, namun perlu diingat bahwa hasil
negatif tersebut juga dapat terjadi pada pemeriksaan bercak mani yang struktur
kimiawinya telah rusak atau pada tersangka yang azoospermia baik karena
penyakit (varikokel, dll) atau pasca vasektomi.
Pemeriksaan Sperma
Pemeriksaan basah dengan pewarnaan
Dasar reaksi Pemeriksaan langsung terkadang sulit terlihat, ditambahkan pewarnaan untuk
mempermudah identifikasi sel sperma pada spesimen.
Alat dan Bahan Bercak mani Larutan Malachite green 1%
Kaca objek Larutan Eosin Yellowish 1%
Penutup objek
Mikroskop
Cara kerja Letakkan kaca objek dengan cairan mani, warnai dengan larutan Malachite Green
1% selama 10-15 menit, lalu cuci dengan air mengalir. Lakukan counter stain
dengan larutan Eosin Yellowish 1% selama 1 menit, cuci lagi dengan air mengalir,
lihat di bawah mikroskop.
Hasil dan Positif --> Ditemukan sel sperma dengan kepala berwarna merah, leher berwarna
Interpretasi merah muda, ekor berwarna hijau.
Negatif --> Tidak ditemukannya sel sperma pada sediaan memberikan informasi
bahwa sediaan tersebut bukanlah bercak mani, namun perlu diingat bahwa hasil
negatif tersebut juga dapat terjadi pada pemeriksaan bercak mani yang struktur
kimiawinya telah rusak atau pada tersangka yang azoospermia baik karena
penyakit (varikokel, dll) atau pasca vasektomi.
Hasil pewarnaan dengan Malachite Green

Kepala merah
Leher merah muda
Ekor hijau
Pemeriksaan Cairan Mani
Reaksi Florence Reaksi Berberio
Dasar reaksi Adanya kristal kholin dalam cairan mani Adanya kristal spermin dalam cairan mani
Alat dan Bahan Bercak terduga mani Bercak terduga mani
Larutan lugol yang terbuat dari Kalium iodide Larutan asam pikrat jenuh
1,5g + Iodium 2,5g + Aquades 30mL Kaca objek + penutup
Kaca objek + penutup Pipet
Pipet Mikroskop
Mikroskop
Cara kerja Bercak terduga mani diekstrak dengan sedikit Bercak terduga mani diekstrak dengan sedikit
akuades kemudian letakkan di atas kaca objek akuades kemudian letakkan di atas kaca objek
Diamkan hingga kering kemudian tutup dengan Diamkan hingga kering kemudian tutup dengan
penutup objek penutup objek
Alirkan larutan lugol menggunakan pipet Alirkan larutan asam pikrat jenuh menggunakan
melalui sisi kaca penutup pipet melalui sisi kaca penutup
Hasil dan Positif --> Terdapat kristal kholin-periodida Positif --> Terdapat kristal spermin pikrat berwarna
Interpretasi yang berbentuk jarum dengan ujung terbelah kuning, berbentuk jarum dengan ujung tumpul dan
dan berwarna coklat dapat disertai dengan garis refraksi longitudinal.
Tes ini tidak spesifik untuk cairan mani karena
dapat pula positif pada pemeriksaan beberapa
jaringan organ, putih telur bahkan serangga.
Sekret vagina juga dapat memberikan hasil
positif. Sebaliknya, bila cairan mani belum
cukup terdegradasi, bisa memberikan hasil
negatif.
Reaksi Florence Reaksi Berberio

kristal spermin pikrat

kristal kholin-periodida
Pemeriksaan Cairan Mani
Tes Fosfatase Asam
Dasar reaksi Adanya enzim fosfatase asam dalam kadar tinggi yang dihasilkan oleh kelenjar prostat.
Enzim fosfatase asam ini akan menghidrolisis Na-alfa naftil fosfat; alfa-naftol yang telah
dibebaskan akan bereaksi dengan brentamine menghasilkan zat warna azo yang
berwarna biru ungu.
Alat dan Larutan A yang terbuat dari campuran Brentamin Fast Blue B Larutan B: Natrium-
Bahan 1 g (1), Natrium acetat trihyrate 20 g (2), alfa-naphtyl phosphate
Glacial acetat acid 10 ml, (3), Aquadest 100 mL(4). No (2) dan 800 mg dalam
(3) dilarutkan dalam (4) untuk menghasilkan larutan Aquadest 10 mL
penyangga dengan pH 5, kemudian (1) dilarutkan dalam
larutan penyangga tersebut.
Cara kerja 89 ml larutan A ditambahkan 1 ml larutan B, lalu disaring cepat ke dalam botol yang
berwarna gelap.
Bahan yang dicurigai ditempelkan pada kertas saring yang telah terlebih dahulu
dibasahi dengan aquades selama beberapa menit. Kemudian kertas saring diangkat
dan disemprot dengan reagens. Ditentukan waktu reaksi dari saat penymprotan sampai
timbul warna ungu.
Hasil dan Perlu diperhatikan bahwa intensitas warna maksimal tercapai secara berangsur-angsur
Interpretasi dan tes ini tidak spesifik. Menurut Davies & Wilson, bila waktu reaksi 30 detik,
merupakan indikasi yang baik untuk adanya cairan mani. Bila 30-65 detik, indikasi
sedang, dan masih perlu dikuatkan dengan pemeriksaan elektroforesis.
Bila >65 detik, belum dapat menyatakan spenuhnya tidak terdapatnya cairan mani,
karena pernah ditemukan waktu reaksi > 65 detik tetapi spermatozoa positif.
Pemeriksaan Bercak Mani
Pemeriksaan Bercak Mani
Pewarnaan Baecchi
Dasar reaksi Asam fukhsin dan metilen biru akan mewarna sel sperma sehingga dapat lebih mudah
diidentifikasi
Alat dan Kain dengan bercak terduga Gunting Jarum
Bahan mani Larutan HCl 1% Kaca objek +
Reagen baecchi yang terbuat Alkohol 70%, 80% dan 95-100% penutup
dari 1 mL asam fukhsin 1% + 1 Larutan xylol Balsem Kanada
mL Methylen blue + 40 mL HCl Kertas saring Mikroskop
1%
Cara kerja Kain dengan bercak terduga mani digunting seluas 5 mm x 5 mm kemudian dipulas
dengan reagen baecchi selama 2-5 menit
Cuci dalam HCl 1% dan lakukan dehidrasi secara berturut-turut dalam larutan Alkohol
70%, 80%, dan 95-100% kemudian cuci 2x dengan larutan xylol.
Keringkan kain di atas kertas saring
Uraikan benang-benang penyusun kain dengan jarum
Letakkan serabut benang pada kaca objek kemudian tutup dengan penutup dan
balsem Kanada
Lihat di bawah mikroskop dengan pembesaran 400x
Hasil dan Serabut pakaian tidak terwarna
Interpretasi Kepala sperma akan memberikan warna merah sedangkan ekor berwarna merah muda
Pemeriksaan Tersangka Pria
Pewarnaan Lugol
Dasar reaksi Seorang pria yang baru melakukan persetubuhan maka akan terdapat epitel
vagina pada penisnya
Epitel vagina tersebut dapat diwarnai dan dilihat dengan mikroskop
Alat dan Kaca objek
Bahan Larutan lugol
Wadah kecil yang cekung
Cara kerja Kaca objek ditempelkan pada glan penis, sulkus koronarius, dan frenulum
kemudian letakkan kaca objek tersbeut secara terbalik di atas wadah cekung yang
berisi larutan lugol. Biarkan larutan iodium menguap dan mewarnai kaca objek
Hasil dan Positif --> Ditemukan sel epitel vagina yang berwarna coklat karena banyak
Interpretasi mengandung glikogen pada sediaan menandakan adanya riwayat persetubuhan
baru
Negatif --> Tidak terjadi persetubuhan atau pria tersebut menggunakan kondom
atau sudah mencuci penisnya setelah bersetubuh
Pemeriksaan Tersangka Pria
Pewarnaan Lugol pada epitel Vagina
Pemeriksaan Rambut
Pendahuluan
• Pemeriksaan laboratorium terhadap rambut dalam
bidang forensik bertujuan:
– Penentuan identitas
– Menunjukkan keterkaitan antara seseorang yang
dicurigai dengan suatu peristiwa kejahatan
tertentu, antara korban dengan senjata atau
antara korban dengan kendaraan yang dicurigai.
Pendahuluan
• Struktur rambut
– Root – the widest part of the hair, growing
in the hair follicle
– Shaft – the middle length of the hair from
root to tip
– Tip – the end of the hair farthest from root
where the hair is narrowest

• Batang rambut (shaft)


– The Medulla – the deepest layer of hair
– The Cortex – the middle layer of the hair
which provides the hair strength
– The Cuticle – the keratin covered outer
layer which protects the cortex
Pendahuluan
The Cuticle
• Lapisan kutikula rambut tersusun
atas sisik tipis (flattened and narrow)
yang bertumpuk-tumpuk
membentuk lapisan.
• Sisik ini mengarah dari ujung awal
rambut (akar rambut)ke ujung akhir
rambut (paling ujung).
• Dengan mengetahui arah rambut,
dokter forensik dapat mengetahui
usia rambut mana yang lebih
tua/muda untuk menganalisis
racun/obat/metal yang ada di
rambut.
Pendahuluan
The Cortex
• Lapisan ini merupakan lapisan paling
besar pada batang rambut.
• Berisi granul pigmen (melanin)
• Menentukan warna rambut.
Pendahuluan
The Medulla
• Lapisan dapat berupa tabung kosong atau berisi dengan sel-sel.
• Medula rambut ini sangat berbeda-beda antar orang.
• Dapat berisi pigmen granul maupun tidak.
• 5 klasifikasi
Pemeriksaan Rambut secara makroskopik
• Pemeriksaan:
– Warna
– Panjang
– Bentuk (lurus, ikal, keriting)
– Zat pewarna rambut yang mungkin dijumpai
Pemeriksaan Rambut secara Mikroskopik
• Perbedaan rambut secara umum berdasarkan ras
Pemeriksaan Rambut
• Rambut manusia atau hewan?
• Diameter rambut manusia sekitar 50 – 150 mikron dengan
bentuk kutikula yang pipih.
• Diameter rambut hewan <25 mikron atau >300 mikron dengan
kutikula yang kasar dan menonjol.
• Indeks medula (medullary index) → Rasio antara diameter
medulla dengan diameter rambut.
• Bila indeks > 0,5 maka dipastikan bahwa itu bukan rambut
manusia.
Pemeriksaan Rambut secara Mikroskopik
• Untuk pemeriksaan mikroskopik, perlu dibuat sediaan mikrosopik rambut sebagai
berikut:
• Rambut dibersihkan dengan air, alkohol dan eter kemudian letakkan pada gelas
objek, tetesi gliserin dan tutup dengan gelas penutup. Dengan cara ini dapat dilihat
gambaran medulla rambut.
• Untuk melihat pola sisik dari rambut secara mikroskopik, dibuat cetakan rambut
tersebut pada sehelai film selulosa dengan meneteskan asam asetat glacial, lalu
letakkan rambut yang telah dibersihkan di atasnya dan ditekan menggunakan gelas
objek.
• Penentuan pola sisik dapat membantu penentuan spesies maupun asosiasi antara
pemilik rambut tersebut dengan kondisi di TKP, misal rambut anjing dengan
pemilik anjing atau rambut rusa dengan seorang pemburu.

Anjing Rusa
Manusia
Pemeriksaan Rambut secara Mikroskopik
Asal rambut
• Berdasarkan asal tumbuhnya, rambut manusia dibedakan menjadi (1) Rambut
kepala, (2) Alis dan bulu mata, (3) Kumis dan jenggot, (4) Rambut ketiak, (5)
Rambut badan, dan (6) Rambut pubis
• Setiap jenisnya memiliki karakteristik yang unik dan berbeda dan dibedakan
berdasarkan penampang cross-sectionalnya.
– Rambut kepala umumnya penampang bulat atau oval
– Alis dan bulu mata juga berbentuk bulat tapi sering memiliki ujung yang
runcing
– Kumis dan jenggot umumnya kasar, penampang berbentuk segitiga, kadang
memiliki 2 medulla
– Rambut badan dapat berbentuk oval atau segitiga
– Rambut pubis umumnya oval atau segitiga, diameter sangat bervariasi dan
dapat ditemukan lekukan (buckling).
Pemeriksaan Rambut secara Mikroskopik
Rambut utuh atau rusak
Pada rambut yang tercabut, rambut akan terlihat utuh (akar, bagian tengah dan
ujung) disertai jaringan kulit. Sebaliknya rambut yang lepas sendiri mempunyai
akar yang mengerut tanpa jaringan kulit.
Rambut yang terpotong benda tajam, dengan mikroskop terlihat terpotong rata,
sedangkan akibat benda tumpul akan terlihat terputus tidak rata.
Jenis kelamin
Panjang rambut kepala dapat memberi petunjuk jenis kelamin tetapi untuk
penentuan jenis kelamin dapat dilakukan pemeriksaan terhadap sel-sel sarung
akar rambut dengan larutan orcein. Pada rambut wanita dapat ditemukan adanya
kromatin seks pada inti sel-sel tersebut.
Umur
Perkiraan umur berdasarkan pemeriksaan keadaan pigmen pada rambut sukar
sekali dilakukan.
Umumnya, bila usia bertambah maka rambut akan rontok. Rontoknya rambut pada
pria umumnya terjadi pada dekade kedua atau ketiga, sedangkan pada wanita
sering terjadi rontoknya rambut ketiak dan pertumbuhan rambut pada wajah pada
saat menopause.
Rambut ketiak dan rambut kemaluan akan tumbuh pada usia pubertas.
Pemeriksaan Rambut secara Mikroskopik
Penentuan golongan darah dari bahan rambut
Metode Absorpsi-Elusi
Dasar reaksi Antibodi spesifik akan berikatan dengan antigen yang terdapat pada bagian medula rambut atau pada sel kortikal di akar
rambut sehingga membentuk kompleks imun yang bisa dideteksi.
Alat dan Rambut Larutan NaCl 40C Lemari pendingin
Bahan Serum anti A Larutan sel suspensi golda A Pembakar spirtus
Serum anti B Larutan sel suspensi golda B Sentrifugator
Larutan methanol Tabung reaksi + rak tabung
Cara kerja Rambut dipotong-potong sepanjang 0,5 – 1 cm. Masukkan ke dalam mortir dan gerus hingga lapisan luar rambut rusak. Jangan
digerus hingga menjadi serbuk (bila perlu lihat dengan mikroskop)
Rambut dimasukan ke dalam 2 tabung reaksi, pada tabung pertama tambahkan serum anti A dan tabung kedua serum anti B
hingga serat benang terendam seluruhnya
Simpan tabung reaksi dalam lemari pendingin pada suhu 40C selama 1 malam
Keluarkan dan cuci serat benang dengan larutan NaCl bersuhu 40C hingga 5-6x, kemudian tambahkan 2 tetes larutan suspense
2% sel indikator (sel darah merah golda A pada tabung pertama dan golda B pada tabung kedua)
Sentrifugasi dengan kecepatan 1000 RPM selama 1 menit
Lihat ada tidaknya aglutinasi
Bila tidak terjadi aglutinasi, cuci sekali lagi dan tambahkan 1-2 tetes larutan NaCl dingin kemudian panaskan pada suhu 560C
selama 10 menit, pindahkan eluat ke tabung lain
Tambahkan 1 tetes larutan sel suspense ke dalam tabung, diamkan selama 5 menit kemudian sentrifugasi dengan kecepatan
1000 RPM selama 1 menit
Lihat ada tidaknya aglutinasi
Hasil dan Bila terjadi aglutinasi secara makroskopik maka rambut tersebut mengandung anglutinogen yang sama dengan larutan sel
Interpretasi suspensi.
Pemeriksaan Saliva
Pemeriksaan Saliva
• Air liur merupakan cairan yang dihasilkan oleh kelenjar liur. Air
liur (saliva) terdiri dari air, enzim ptyalin (alfa amylase),
protein, lipid, ion-ion anorganik seperti tiosianat, klorida dan
lain-lain.
• Dalam bidang kedokteran forensik, pemerisaan air liur penting
untuk kasus-kasus dengan jejas gigitan untuk menentukan
golongan darah penggigitnya.
• Golongan darah penggigit yang termasuk dalam golongan
secretor (80% populasi) dapat ditentukan dengan cara
absorpsi inhibisi.
Bite Mark
Pemeriksaan Saliva
Penentuan golongan darah dari bahan saliva
Metode Absorpsi-Inhibisi
Dasar reaksi Antibodi spesifik akan berikatan dengan antigen yang terdapat pada bagian medula rambut atau pada sel kortikal di akar
rambut sehingga membentuk kompleks imun yang bisa dideteksi.
Alat dan Bahan Saliva Sentrifugator
Serum anti A Anti H dapat dibuat dari biji-biji Ulex europaeus yang digerus dalam mortir. Tiap 1 g biji-
Serum anti B bijian ditambahkan 10 ml salin. Kemudian campuran dikocok dengan mesin pengocok
Larutan sel suspensi 4% selam 1 jam dan dipusing selama 5 menit dengan kecepatan 3000 RPM. Cairan
Tabung reaksi + rak tabung supernatant disaring dan dapat segera dipergunakan.
Lemari pendingin
Pembakar spirtus
Cara kerja Basahkan bercak air liur dengan 0,5 mL salin, kemudian peras dan tempatkan ekstrak air liur ke dalam tabung reaksi.
Panaskan dalam air mendidih selama 10 menit. Lakukan sentrifugasi, bagian supernatan diambil dan disimpan pada 200C.
Untuk pemeriksaan perlu dilakukan kontrol dengan air liur yang telah diketahui golongan secretor atau non secretor.
Dalam tabung reaksi, 1 vol air liur ditambahkan 1 vol antiserum. Campuran tersebut didiaman selama 30 menit pada suhu
ruang untuk proses absorpsi.
Selama menunggu, tentukan titer anti A, anti B dan anti H yang digunakan dengan membuat sediaan titer ½, ¼, 1/8, 1/16,
1/32, 1/64 dan 1/128 dengan cara meneteskan 1 vol sampel dari tabung sebelumnya ke tabung berikutnya dan tambahkan 1
vol pelarut .
SDM yang digunakan adalah suspensi 4% yang berumur kurang dari 24 jam. Bandingan titer antisera yang digunakan dengan
titer campuran antiserum + air liur.
Hasil dan Hasil positif jika titer berkurang lebih dari 2 kali.
Interpretasi
THANK YOU ☺

Anda mungkin juga menyukai