Anda di halaman 1dari 15

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/315136836

PENGEMBANGAN E-MODUL BERBASIS PROJECT BASED LEARNING PADA


MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN WEB KELAS X DI SMK NEGERI 3
SINGARAJA

Article in Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan · October 2016


DOI: 10.23887/jptk.v13i2.8527

CITATIONS READS

10 237

3 authors, including:

I Gede Mahendra Darmawiguna I Gede Partha Sindu


Ganesha University of Education Ganesha University of Education
79 PUBLICATIONS 132 CITATIONS 62 PUBLICATIONS 72 CITATIONS

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Impression Classification of Endek (Balinese Fabric) Image Using K-Nearest Neighbors Method and Pengembangan Prototipe Sistem Network Rendering Alternatif
Berbasis JPPF View project

All content following this page was uploaded by I Gede Mahendra Darmawiguna on 27 April 2021.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
Vol.13, No.2, Juli 2016, Hal:198
ISSN 2541-0652

PENGEMBANGAN E-MODUL BERBASIS PROJECT BASED


LEARNING PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN WEB
KELAS X DI SMK NEGERI 3 SINGARAJA

I Kadek Adi Winaya1), I Gede Mahendra Darmawiguna2),


I Gede Partha Sindu3)
1
Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha (penulis 1)
email: ikadekadiwinaya@gmail.com
2
Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha (penulis 2)
email: ,igd.mahendra.d@undiksha.ac.id
3
Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha (penulis 3)
email: partha.sindu@undiksha.ac.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan (1) Untuk merancang dan mengimplementasikan
Pengembangan E-modul Berbasis Project Based Learningpada Mata Pelajaran
Pemrograman Web Kelas X di SMK Negeri 3 Singaraja. (2)Untuk mengetahui respon
siswa dan guru terhadap Pengembangan E-modul Berbasis Project Based
Learningpada Mata Pelajaran Pemrograman Web Kelas X di SMK Negeri 3
Singaraja.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan
pengembangan. dengan model pengembangan ADDIE. Subjek penelitian ini yaitu
siswa kelas X Teknik Komputer dan Jaringan dan guru mata pelajaran Pemrograman
Web di SMK Negeri 3 Singaraja tahun ajaran 2016/2017. Untuk mengetahui respon
siswa dan guru terhadap e-modul diperoleh dengan menggunakan metode angket.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Hasil rancangan dan implementasi e-
modul yang telah dikembangkan pada mata pelajaran pemrograman web untuk siswa
kelas X Teknik Komputer dan Jaringan dengan menggunakan model pembelajaran
Project Based Learning di SMK Negeri 3 Singaraja dinyatakan berhasil diterapkan
berdasarkan beberapa uji yang dilakukan. 2) Hasil analisis data respon siswa
menunjukkan bahwa persentase siswa yang memberikan respon sangat baik sebesar
16%, persentase siswa yang memberikan respon baik sebesar 84%, dan tidak ada
siswa yang memberikan respon cukup, kurang, maupun sangat kurang. Sedangkan
hasil analisis data respon guru menunjukkan bahwa persentase guru yang
memberikan respon sangat baik sebesar 100%, dan tidak ada guru yang memberikan
respon baik, cukup, kurang, maupun sangat kurang.

Kata kunci: E-Modul, Pemrograman Web, Model Project Based Learning

Abstract
The purposes of this research were (1) To design and implement of the
Development of E-module based the Project Based Learning on the Web
Programming Subject of the X grade of SMK Negeri 3 Singaraja. (2) To know the
students and the teachers response toward the Development of E-module based of
Project Based Learning on the Web Programming Subject in X grade of SMK Negeri 3
Singaraja.
The method that used in this research was research and development by
ADDIE development model. The subjects of the study were all of the students and the
teachers of X grade of Computer and Networking Engineering department of SMK
Negeri 3 Singaraja in the academic year 2016/2017. To know the students and the
teachers response toward the e-module obtained was collected by questionnaires
method.
The results has showed that: 1) The design and implementation of e-module
that was developed on the web programming for the students of X grade of Computer
Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
Vol.13, No.2, Juli 2016, Hal:199
ISSN 0216-3241

and Networking Engineering department of SMK Negeri 3 Singaraja by using model


Project Based Learning was successfully applied according the several test that has
done before, 2) The results of the data analysis of students response have indicated
that the percentage of 16% were good, the precentage of good were 84%, and no
student response was for moderate, deficient, nor very deficient. Besides, the results
of the teachers response data analysis showed that the percentage of 100% for very
well response and no teacher gave for good, moderate, deficient, nor very deficient.

Keywords : E-Module, Web Programming, Project Based Learning Model

PENDAHULUAN pemahaman dan penguasaan


Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) pengetahuan serta keterampilan tentang
merupakan salah satu bentuk satuan konsep format teks halaman web, format
pendidikan formal yang tabel halaman web, multimedia pada
menyelenggarakan pendidikan kejuruan halaman web, hyperlink halaman web,
pada jenjang menengah sebagai lanjutan formulir halaman web, style halaman web,
dari SMP, MTs atau bentuk lain yang teknik pemrograman halaman web,
sederajat. SMK memiliki tujuan untuk pengolahan input user. Berdasarkan
mempersiapkan peserta didik untuk standar isi mata pelajaran produktif SMK
bekerja sesuai dengan bidang kompetensi yang menekankan pada kemandirian
yang di kuasainya. Secara garis besar siswa dan pemberian pengalaman belajar
tujuan lain di selenggarakannya sekolah langsung, maka dalam pembelajaran
kejuruan adalah untuk mebekali lulusan pemrograman web diperlukan sebuah
dengan kompetensi yang berguna bagi media yang dapat mendukung aktivitas
karir dan kehidupan bermasyarakat. siswa dalam mempelajari pemrograman
SMK Negeri 3 Singaraja merupakan web sehingga siswa dapat belajar mandiri
salah satu SMK di Kabupaten Buleleng tanpa harus bergantung pada guru mata
yang tetap menggunakan Kurikulum 2013 pelajaran dalam mengembangkan bakat
karena sudah 3 semester menggunakan dan potensi yang dimiliki.
kurikulum ini. SMK Negeri 3 Singaraja Berdasarkan observasi awal yang
memiliki sepuluh (10) kompetensi telah dilakukan di SMK Negeri 3 Singaraja
keahlian, salah satunya adalah dengan menggunakan angket karakteristik
Kompetensi Keahlian Teknik Komputer siswa yang dibagikan kepada seluruh
Jaringan. Teknik Komputer Jaringan siswa kelas X TKJ SMK Negeri 3
adalah program keahlian yang Singaraja sebanyak 94 responden serta di
mempelajari tentang komputer dan sertai sedikit wawancara, didapatkan
jaringan komputer, dari proses beberapa permasalahan diantaranya
perancangan, perakitan, perawatan dalam proses pembelajaran setelah
sampai keamanan sistem komputer dan pemberian materi guru langsung ke
jaringan komputer, sehingga semua mata praktikum tidak menjelaskan terlebih
pelajaran kejuruan yang disajikan dalam dahulu materi yang diberikan, selain itu
kurikulum diarahkan pada hal tersebut di siswa belum dapat mengerti dengan benar
atas. Di dalam kompetensi keahlian teknik apa yang diajari oleh guru karena lumayan
komputer jaringan terdapat mata pelajaran cepat dalam mengajar, dan permasalahan
khusus yaitu mata pelajaran produktif, lain siswa sering mencari materi di internet
dimana selama menempuh mata pelajaran karena kurang lengkap dan terperincinya
produktif siswa harus mencapai modul atau sumber belajar yang telah
kompetensi-kompetensi yang telah diberikan. Dari permasalahan tersebut
ditetapkan oleh sekolah. Salah satu mata mereka memerlukan suatu wadah untuk
pelajaran produktif yang terdapat pada mengakses materi pembelajaran dimana
kompetensi Keahlian Teknik Komputer sudah terangkum keseluruhan materi yang
Jaringan adalah mata pelajaran harus mereka pelajari khususnya dalam
Pemrograman Web. Mata pelajaran mata pelajaran pemrograman web agar
Pemrograman Web bertujuan memberikan proses pembelajaran menjadi semakin
Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
Vol.13, No.2, Juli 2016, Hal:200
ISSN 0216-3241

baik dan efektif serta bisa dipelajari dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu
dimana saja dan kapan saja. Berdasarkan secara kolaboratif, menghasilkan sebuah
hasil analis angket yang diberikan kepada produk, yang hasilnya kemudian akan
siswa kelas X Teknik Komputer dan ditampilkan dan dipresentasikan.
Jaringan sebanyak 94 responden dengan Munculnya model pembelajaran berbasis
presentase sebanyak 82,98% menyatakan Proyek (Project Based Learning)
setuju dan 17,02% menyatakan kurang berangkat dari pandangan konstruktivism
setuju yang sebagian besar dikarenakan yang mengacu pada pembelajaran
malas dalam membaca modul elektronik kontekstual (Dimhad, 2014). Demikian
atau situs lainnya. Dari angket guru yang pembelajaran berbasis proyek merupakan
diberikan kepada I Kadek Dwi Sucipta metode yang menggunakan belajar
selaku guru dari mata pelarajaran kontekstual, dimana para siswa berperan
pemrograman web menyatakan sangat aktif untuk memecahkan masalah,
perlu dikembangkannya e-modul untuk mengambil keputusan, meneliti,
mempermudah siswa belajar yang bersifat mempresentasikan, dan membuat
sistematis dan terurut dari dasar sampai dokumen. Pembelajaran berbasis proyek
tingkat lanjut. dirancang untuk digunaklan pada masalah
Salah satu bahan ajar yang efektif, kompleks yang diperlukan siswa dalam
efisien dan mengutamakan kemandirian melakukan investigasi dan memahaminya.
siswa adalah bahan ajar berupa modul. Beberapa keuntungan dari pembelajaran
Modul merupakan suatu cara berbasis proyek antara lain sebagai
pengorganisasian materi pelajaran yang berikut: (a)Increased motivation,
memperhatikan fungsi pendidikan (b)Increased problem-solving ability,
(Santyasa, 2009). Artinya, melalui modul (c)Improved library research skills,
suatu pembelajaran diharapkan mampu (d)Increased collaboration, dan (e)
membawa peserta didik pada kompetensi Increased resource-management skills
dasar yang diharapkan. (Moursund, 1997).
Adanya perkembangan teknologi Terkait dengan penelitian yang
informasi sangat berpengaruh besar pada dilakukan Dita Resti Andika Sari tahun
proses belajar mengajar. Dimana 2015 tentang Tingkat kesiapan
tekonologi informasi sering digunakan implementasi E-Learning di SMKN 3
sebagai sarana atau alat dalam Singaraja dalam hal psychological
menyampaikan kegiatan belajar. Salah readiness,sosiological readiness,
satu penerapan teknologi informasi dalam environmental readiness, human
kegiatan pembelarajan yaitu modul resources readiness, financial readiness,
elektronik (e-modul). Seperti perubahan technological skill (aptitude) readiness,
bahan ajar yang awalnya berbentuk cetak equipment readiness, dan content
menjadi elektronik. Hal ini karena sifat readiness dengan konversi tingkat
modul yang dirancang khusus untuk pencapaian presentase 76% < X ≤ 100%
sarana belajar mandiri. Keberadaan media dalam kategori sangat siap, presentase
pembelajaran ini pada akhirnya dapat 51% < X ≤76% dalam kategori siap,
menunjang dan melengkapi peran guru presentase 26% < X ≤ 51% dalam kategori
sebagai satu-satunya sumber informasi kurang siap, dan presentase 0% ≤ X ≤
bagi peserta didik. 26% dengan kategori tidak siap. Secara
Dimana dalam proses pembelajaran umum dapat dikatakan siap, dimana
pemrograman web kelas X di SMK N 3 kesiapan implementasi e-learning bagi
Singaraja menggunakan model guru adalah sebesar 78.02% dengan
pembelajaran berbasis proyek (Projeck kategori sangat siap, bagi siswa adalah
Based Learning). Pembelajaran berbasis sebesar 71.99% dengan kategori siap,
proyek adalah suatu model pembelajaran dan bagi pegawai adalah sebesar 72.27%
yang melibatkan suatu proyek dalam dengan kategori siap. Rata-rata
proses pembelajaran. Proyek yang persentase dari masing-masing responden
dikerjakan oleh siswa dapat berupa proyek adalah 74,09%. Itu artinya sebagian besar
perseorangan atau kelompok dan warga SMK Negeri 3 Singaraja yaitu guru,
Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
Vol.13, No.2, Juli 2016, Hal:201
ISSN 0216-3241

siswa dan pegawai berada pada kategori E-modul (Modul Elektronik)


siap dalam mengimplementasi e-learning Modul elektronik merupakan alat
(Sari, 2015).. atau sarana pembelajaran yang berisi
Berdasarkan uraian di atas, maka materi, metode, batasan-batasan dan cara
tujuan utama dari penelitian ini adalah 3 mengevaluasi yang dirancang secara
untuk mengembangkan bahan ajar berupa sistematis dan menarik untuk mencapai
e-modul berbasis Project Based kompetensi yang diharapkan. E-
Learningpada Mata Pelajaran moduladalah bagian dari electronic based
Pemrograman Web Kelas X di SMK e-learning yang pembelajarannya
Negeri 3 Singaraja. Yang di harapkan memanfaatkan teknologi informasi dan
mampu menangani permasalahan yang di komunikasi, terutama perangkat berupa
hadapi guru dan siswa dalam proses elektronik. Artinya tidak hanya internet,
pembelajaran. melainkan semua perangkat elektronik
seperti film, video kaset, OHP, slide, LCD
Modul Ajar projector, tape set.(Dimhad, 2014) E-
Modul adalah suatu proses modul merupakan media pembelajaran
pembelajaran mengenai suatu satuan yang bersifat self-instructional yang hanya
bahasan tertentu yang disusun secara memuat satu materi pembelajaran.
sistematis, operasional dan terarah untuk Kemandirian siswa lebih diutamakan
digunakan oleh peserta didik, disertai dalam pemanfaatan e-modul. Salah satu
dengan pedoman penggunaan untuk para mata pelajaran yang membutuhkan
pengajar (Education, 2008). Modul kemandirian adalah mata pelajaran
merupakan suatu cara pengorganisasian produktif (Moh Fausih, 2015).
materi pelajaran yang memperhatikan Perkembangan media informasi saat
fungsi pendidikan (Santyasa, 2009). ini mulai mengalami masa transisi dari
Artinya, melalui modul suatu pembelajaran media cetak berangsur beralih menjadi
diharapkan mampu membawa peserta media digital. Hal ini berdampak pada
didik pada kompetensi dasar yang dunia pendidikan, terutama dalam hal
diharapkan. Strategi pengorganisasian penyajian bahan ajar. Penyajian bahan
materi pembelajaran pada modul ajar tidak hanya terbatas batas media
mengandung squencing yang mengacu cetak saja, akan tetapi sudah
pada pembuatan urutan penyajian materi memanfaatkan media digital. Salah satu
pelajaran, dan synthe sizing yang bentuk penyajian tersebut adalah e-book.
mengacu pada upaya untuk menunjukkan Buku elektronik atau e-book merupakan
kepada peserta didik keterkaitan antara versi elektronik sebuah buku cetak, dibaca
fakta, konsep, prosedur dan prinsip yang menggunakan perangkat elektronik dan
terkandung dalam materi pembelajaran software pembuka khusus.
(Santyasa, 2009). Untuk merancang
materi pem belajaran, terdapat lima Model Pembelajaran Project Based
kategori kapabilitas yang dapat dipelajari Learning
oleh peserta didik, yaitu (1) informasi Pembelajaran berbasis proyek
verbal, (2) keterampilan intelektual, (3) adalah suatu pendekatan pendidikan yang
strategi kognitif, (4) sikap, dan (5) efektif yang berfokus pada kreatifitas
keterampilan motorik. Strategi pengorgani berfikir, pemecahan masalah, dan
sasi an materi pembelajaran terdiri dari interaksi antara siswa dengan kawan
tiga tahapan proses berpikir, yaitu (1) sebaya mereka untuk menciptakan dan
pembentukan konsep, (2) intepretasi menggunakan pengetahuan baru.
konsep, dan (3) aplikasi prinsip. Strategi- Khususnya ini dilakukan dalam konteks
strategi tersebut memegang peranan pembelajaran aktif, dialog ilmiah dengan
sangat penting dalam mendesain supervisor yang akti sebagai peneliti
pembelajaran. (Laviatan, 2008).
Pembelajaran berbasis proyek
adalah suatu model pembelajaran yang
Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
Vol.13, No.2, Juli 2016, Hal:202
ISSN 0216-3241

melibatkan suatu proyek dalam proses pengintegrasian berbagai


pembelajaran. Proyek yang dikerjakan kemungkinan penyelesaian tugas
oleh siswa dapat berupa proyek proyek, perencanaan
perseorangan atau kelompok dan sumber/bahan/alat yang dapat
dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu mendukung penyelesaian tugas
secara kolaboratif, menghasilkan sebuah proyek, dan kerja sama antara
produk, yang hasilnya kemudian akan anggota kelompok.
ditampilkan dan dipresentasikan. 3) Penyusunan jadwal pelaksanaan
Pelaksanaan proyek dilakukan secara proyek
kolaboratif dan inovatif, unik, yang Peserta didik dibawah pendampingan
berfokus pada pemecahan masalah yang guru melakukan penjadwalan semua
berhubungan dengan kehidupan siswa. kegiatan yang telah dirancangnya.
Pembelajaran berbasis proyek merupakan Berapa lama proyek itu harus
bagian dari metoda instruksional yang diselesaikan tahap demi tahap.
berpusat pada pebelajar. 4) Penyelesaian proyek dengan fasilitasi
Munculnya model pembelajaran dan monitoring guru
berbasis Proyek (Project Based Learning) Langkah ini merupakan langkah
berangkat dari pandangan konstruktivism pengimplementasian rancangan
yang mengacu pada pembelajaran proyek yang telah dibuat. Aktivitas
kontekstual (Sari, 2015). Pembelajaran yang dapat dilakukan dalam kegiatan
berbasis proyek merupakan pembelajaran proyek diantaranya adalah dengan a)
yang inovatif yang menekankan pada membaca, b) meneliti, c) observasi, d)
kegiatan kompleks dengan tujuan interview, e) merekam, f) berkarya
pemecahan masalah dengan berdasar seni, g) mengunjungi objek proyek,
pada kegiatan inkuiri. Hal itu sesuai atau h) akses internet. Guru
dengan tujuan pembelajaran di sekolah bertanggung jawab memonitor
yaitu siswa dapat memecahkan masalah aktivitas peserta didik dalam
dalam kehidupan sehari-hari (Laviatan, melakukan tugas proyek mulai proses
2008). hingga penyelesaian proyek. Pada
Langkah-langkah pelaksanaan kegiatan monitoring, guru membuat
pembelajaran berbasis proyek adalah rubric yang akan dapat merekam
sebagai berikut: aktivitas peserta didik dalam
1) Penentuan proyek menyelesaikan tugas proyek
Pada langkah ini, peserta didik 5) Penyusunan laporan dan
menentukan tema/topik proyek presentasi/publikasi hasil proyek
berdasarkan tugas proyek yang Hasil proyek dalam bentuk produk,
diberikan oleh guru. Peserta didik baik itu berupa produk karya tulis
diberikan kesempatan untuk karya seni, atau karya
memilih/menentukan proyek yang teknologi/prakarya dipresentasikan
akan dikerjakannya baik secara dan/atau dipublikasikan kepada
kelompok ataupun mandiri dengan peserta didik yang lain dan guru atau
catatan tidak menyimpang dari tugas masyarakat dalam bentuk pameran
yang diberikan guru. produk pembelajaran.
2) Perancangan langkah-langkah 6) Evaluasi proses dan hasil proyek
penyusunan jadwal pelaksanaan
proyek Guru dan peserta didik pada akhir proses
Peserta didik merancang langkah- pembelajaran melakukan refleksi terhadap
langkah kegiatan penyelesaian proyek aktivitas dan hasil tugas proyek. Proses
dari awal sampai akhir beserta refleksi pada tugas proyek dapat dilakukan
pengelolaannya. Kegiatan secara individu maupun kelompok. Pada
perancangan proyek ini berisi aturan tahap evaluasi, peserta didik diberi
main dalam pelaksanaan tugas kesempatan mengemukakan
proyek, pemilihan aktivitas yang dapat pengalamannya selama menyelesaikan
mendukung tugas proyek, tugas proyek yang berkembang dengan
Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
Vol.13, No.2, Juli 2016, Hal:203
ISSN 0216-3241

diskusi untuk memperbaiki kinerja selama berasal dari Martin Dougiamas sang
menyelesaikan tugas proyek. Pada tahap pembuat moodle. Maksud dari modular
ini juga dilakukan umpan balik terhadap disini adalah para developer di seluruh
proses dan produk yang telah dihasilkan. dunia dapat mengembangkan serta
menciptakan module-module baru untuk
Mata Pelajaran Pemrograman Web menambah fungsional moodle. Moodle
Pemrograan Web adalah salah satu dapat diinstal pada Windows, Mac, dan
mata pelajaran wajib paket keahlian berbagai distro Linux yang dapat
Teknik Komputer Dan Jaringan yang menjalankan PHP dan mendukung
harus dicapai oleh siswa SMK. Mata database bertipe SQL (MySQL, Postgre,
pelajaran Pemrograman Web bertujuan Oracle, ataupun Microsoft Oracle SQL
memberikan pemahaman dan Server). Moodle merupakan produk yang
penguasaan pengetahuan serta sangat aktif dan cepat perkembangannya.
keterampilan tentang konsep format teks Seiring perkembangannya, banyak fungsi-
halaman web, format tabel halaman web, fungsi baru yang ditambahkan.
multimedia pada halaman web, hyperlink
halaman web, formulir halaman web, style Kerangka Berpikir
halaman web, teknik pemrograman
halaman web, pengolahan input user.
Berdasarkan struktur kurikulum,
mata pelajaran Pemrograman Web
disampaikan di kelas X semester 1 (satu)
dan semester 2 (dua) masing-masing 4
jam pelajaran. Untuk semester 1 topik
materi pembelajaran menekankan pada
format teks halaman web, format tabel
halaman web, multimedia pada halaman
web, hyperlink halaman web, formulir
halaman web. Sedangkan untuk semester
2 topik materi pembelajaran menekankan
pada style halaman web, teknik
pemrograman halaman web, pengolahan
input user. Dalam tabel 1 dijelaskan
tentang Kompetensi Inti, Kompetensi
Dasar, dan Materi Pokok yang akan
Gambar 1. Kerangka Berpikir E-modul
digunakan dalam e-modulPemrograman
Pemrograman Web
Web.
Berdasarkan observasi di SMK N 3
MOODLE
Singaraja kelas X TKJ pada mata
Moodle merupakan salah satu paket
pelajaran Pemrograman Web siswa sering
software untuk membuat suatu pelatihan-
mencari materi di internet karena kurang
pelatihan berbasis web dan internet yang
lengkap dan terperincinya modul atau
biasa disebut sebagai Learning
sumber belajar yang telah diberikan,
Management System (LMS) / Course
dalam proses pembelajaran setelah
Management System (CMS) / Virtual
pemberian materi guru langsung ke
Learning Management (VLE). Moodle
praktikum tidak menjelaskan terlebih
disediakan secara gratis dan bebas
dahulu materi yang diberikan, dan siswa
digunakan karena merupakan software
belum dapat mengerti dengan benar apa
open sourch (dibawah lisensi GNU
yang diajari oleh guru karena lumayan
Public). Kata moodle awalnya merupakan
cepat dalam mengajar.
kependekan dari Modulator Object-
Dengan permasalahan seperti itu
Oriented Dynamic Learning Environment,
maka peneliti pengembangkan e-modul
walaupun pada awalnya huruf M
berbasis project based learning pada mata
kependekan dari kata “Martin’s” yang
Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
Vol.13, No.2, Juli 2016, Hal:204
ISSN 0216-3241

pelajaran Pemrograman Web guna berpijak pada landasan teoretis desain


membantu guru dan siswa dalam pembelajaran. Model ini disusun secara
mengatasi permasalahan dalam proses terprogram dengan urutan-urutan kegiatan
pembelajaran. selain itu juga proses yang sistematis dalam upaya pemecahan
pembelajaran menjadi berfokus pada masalah belajar yang berkaitan dengan
siswa. Berikut merupakan gambar dari sumber belajar yang sesuai dengan
kerangka berpikir. kebutuhan dan karakteristik
pebelajar.Model ini terdiri atas lima
METODE langkah, yaitu: (1) analisis (analyze), (2)
Metode penelitian yang digunakan perancangan (design), (3) pengembangan
pada penelitian ini adalah metode (development), (4) implementasi
penelitian dan pengembangan. Selain itu, (implementation), dan (5) evaluasi
Sukmadinata (2010) juga menyatakan (evaluation). Secara visual tahapan
penelitian dan pengembangan adalah ADDIE Model dapat dilihat pada Gambar
suatu proses atau langkah-langkah untuk 2.
mengembangkan produk yang telah ada,
yang dapat dipertanggung
jawabkan.produk tersebut tidak selalu
berbentuk benda atau perangkat keras
(hardware), seperti buku, modul, alat
bantu pembelajaran dikelas atau
laboratorium, tetapi bisa juga perangkat
lunak (software), seperti program
computer pengolah data, pembelajaran
dikelas, perpustakaan atau laboratorium,
ataupun model-model pendidikan, Gambar 2. Tahapan Model ADDIE
pembelajaran, pelatihan, bimbingan,
evaluasi, manajemen, dan lain lain. Pada tahap pengumpulan data ini
Model pengembangan yang data yang dikumpulkan berupa informasi
digunakan untuk mengembangkan e- mengenai sumber belajar, karakteristik
modul berbasis project based learning siswa serta respon guru dan siswa
pada mata pelajaran pemrograman web terhadap pengembangan e-modul. Berikut
adalah model pengembangan ADDIE. merupakan teknik pengumpulan data
Pemilihan model ini didasari atas dalam bentuk tabel.
pertimbangan bahwa model ini
dikembangkan secara sistematis dan

Tabel 1. Teknik Pengumpulan Data


Alat Pengumpulan
No Jenis Data Metode Sumber Data
Data
1 Informasi tentang Wawancara Observasi Guru Mata
sumber belajar Pelajaran Simulasi
Digital di SMK
Negeri 2 Singaraja
2 Informasi proses Kuisioner Angket Siswa kelas X Tata
pembelajaran Boga 5
simulasi digital
3 Kevalidan e- Kuisioner Angket Ahli isi, ahli desain
modul pembelajaran dan
ahli media
4 Respon siswa Kuisioner Angket Siswa kelas X Tata
terhadap e-modul Boga 5
yang
dikembangkan
Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
Vol.13, No.2, Juli 2016, Hal:205
ISSN 0216-3241

Metode wawancara digunakan untuk sebagai ahli adalah Dosen yang


menggali informasi tentang materi yang berspesifikasi Magister (S2) di Jurusan
diajarkan pada mata pelajaran Pendidikan Teknik informatika
Pemrograman Web yang tertuang dalam Undiksha.
bentuk silabus dalam Tabel 1 dan untuk b) Analisis data respon siswa dan Guru
mendapatkan informasi tentang sumber Analisis respon siswa dan guru
belajar yang ada di sekolah. Angket bertujuan unuk mengetahui
Karakteristik Pelajar digunakan untuk bagaiamana respon dari siswa
mencari informasi tentang ketertarikan terhadap pengembangan e-modul.
siswa terhadap pelajaran Pemrograman Hasil penilaian untuk uji perorangan
Web. Sedangkan angket kevalidan modul dan uji kelompok kecil dihitung dengan
dan respon siswa digunakan untuk tahap menggunakan persamaan 1 dan
validasi yang dilakukan oleh para ahli persamaan 2.
serta untuk mengetahui respon siswa
terhadap e-modul yang dikembangkan. ….……(1)
Berikut merupakan penjelasan
tentang teknik analisis data yang Untuk presentase keseluruhan subyek
digunakan dalam penelitian ini. dapat dihitung dengan menggunakan
a) Analisis data kevalidan E-modul persamaan 2.
Analisis data kevalidan e-modul adalah
untuk mengetahui perkembangan e-
……(2)
modul yang telah dibuat apakah sudah
memenuhi kriteria berdasarkan
penilaian validator yang ditunjuk Hasil penilaian dari uji perorangan, uji
dengan menggunakan lembar validasi kelompok kecil dan respon siswa
ahli, hasil dari validasi ahli yang dikonversikan dengan menggunakan
menjadi dasar dan pertimbangan dalam pedoman seperti yang disajikan pada
melakukan revisi dimana yang ditunjuk Tabel 2.

Tabel 2. Konversi Tingkat Pencapaian


Tingkat Pencapaian Kualifikasi Keterangan
90% - 100% Sangat Baik Tidak perlu direvisi
75% - 89% Baik Sedikit Direvisi
65% - 74% Cukup Direvisi Secukupnya
55% - 64% Kurang Banyak Hal yang Direvisi
0 - 54% Sangat Kurang Diulang Membuat Produk

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengembangan e-modul


Pengembangan e-modul mata pemrograman web bertujuan untuk
pelajaran Pemrograman Web membantu siswa dalam memahami mata
dimaksudkan sebagai pemahaman dasar pelajaran pemrograman. Dalam
siswa dalam pengembangan web yang pengembangan e-modul pemrograman
nantinya menjadi dasar untuk mata web menggunakan model pembelajaran
pelajaran pemrograman web selanjutnya. Project Based Learning agar siswa
Dari hasil analisis sumber belajar yang menghasilkan suatu proyek di akhir
dilakukan, siswa belum menggunakan e- pembelajaran serta pembelajaran dapat
modul dalam proses pembelajaran. berpusat pada siswa.
Dengandemikian pengembangan e-modul Sesuai dengan paparan hasil
pemrograman web sangat diperlukan penelitian, berikut ini diuraikan
khususnya pada Program Keahlian Teknik pembahasan yang dilakukan peneliti.
komputer dan Jaringan kelas X di SMK Pembahasan difokuskan pada penyajian
Negeri 3 Singaraja. dan analisis data serta revisi yang
dilakukan terhadap produk
Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
Vol.13, No.2, Juli 2016, Hal:206
ISSN 0216-3241

pengembangan. Tahap pertama case diagram dan activity diagram,


menentukan mata pelajaran yang menjadi perancangan (design), meliputi
objek penelitian yaitu mata pelajaran penyusunan rancangan antarmuka
Pemrograman Web. Tahap kedua yaitu tampilan e-modul, pengembangan
menganalisis kebutuhan dari mata rancangan antarmuka, membuat hak
pelajaran pemrograman web. Tahap akses masuk ke halaman mata pelajaran,
ketiga adalah proses pengembangan menyusun tampilan masing-masing
draft, yaitu (a) analisis kondisi pengguna (admin, guru dan siswa),
pembelajaran, (b) langkah mengatur tampilan kegiatan pembelajaran,
pengembangan, dan (c) Langkah serta menerapkan modul ke sistem e-
Pengukuran Hasil Belajar dimana tahap ini modul.
tidak dilakukan oleh peneliti. Tahap Tampilan halaman utama dari e-
Keempat pengembangan media modul setelah melakukan login disajikan
menggunakan model ADDIE, yang pada Gambar 3.
meliputi (1) analisis (analyze), (2)
perancangan (design), (3) pengembangan
(development), (4) implementasi
(implementation), dan (5) evaluasi
(evaluation). Tahap Kelima adalah tahap
terakhir dalam pengembangan e-modul
pemrograman web yaitu tinjauan ahli dan
uji coba e- modul.
Tahap pertama dalam
pengembangan e-modul ini adalah
menentukan mata pelajaran yang menjadi
objek pengembangan, dalam penelitian ini
adalah mata pelajaran PemrogramanWeb.
Gambar 3. Tampilan Halaman Utama
Tahap kedua dalam pengembangan
bahan ajar pemrograman web berbasis
Hasil pengembangan halaman login
Project Based Learning ini adalah analisis
dapat dilihat pada Gambar 4.
kebutuhan. Analisis kebutuhan merupakan
kegiatan menganalisis materi dalam
matapelajaran dari silabus untuk
memperoleh informasi modul yang
dibutuhkan siswa dalam mempelajari
kompetensi yang telah diprogramkan.
Pada tahap ini menentukan kebutuhan-
kebutuhan yang dilakukan terkait
permasalahan yang ditentukan pada tahap
pertama. Analisis kebutuhan yang
dilakukan adalah menganalisis media
pembelajaran yang sesuai dengan
pebelajar. Media yang digunakan adalah Gambar 4. Hasil Pengembangan halaman
media berupa e-modul berbasis Moodle. Login
Hal ini dikarenakan e-modul berbasis
Moodle yang akan dikembangkan mampu Hasil pengembangan halaman
memantau perkembangan pemahaman kegiatan belajar dapat dilihat pada
siswa terhadap materi pembelajaran. Gambar 5.
Tahap ketiga adalah tahap
pengembangan media menggunakan
model ADDIE. Pada tahap ini adalah
tahap perancangan hingga pembuatan
media berupa e-modul, tahap ini meliputi
analisis kondisi pembelajaran, analisis use
Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
Vol.13, No.2, Juli 2016, Hal:207
ISSN 0216-3241

modul dan tahapannya layak untuk


digunakan dalam pembelajaran
Pemrograman Web. Dari evaluasi ahli
desain seperti menambahkan feedback
pada setiap tes formatif, menambahkan
gloarium pada setiap kegiatan
pembelajaran, dan perubahan kisi-kisi dan
angket telah dilakukan perubahan agar
modul valid dari segi desain pembelajaran.
Hasil ahli media pembelajaran
terhadap e-modul pemrograman web
sudah dinyatakan sesuai. Dari evaluasi
ahli media, ada beberapa saran yang
diberikan seperti bahasa yang digunakan
mesti ringan dan disesuaikan dengan
perkembangan peserta didik, tahapan
Gambar 5. Hasil Pengembangan
pada e-modul PJBL baiknya ditulis
Halaman Kegiatan
eksplisit, peneliti konsultasikan lagi
Pembelajaran
dengan ahli media dengan perubahan
Selanjutnya implementasi yang yang telah dibuat dan diterima sehingga e-
meliputi evaluasi ahli desain modul telah valid dari segi media.
pembelajaran, evalauasi ahli media, uji Subjek uji perorangan adalah tiga
perorangan, uji kelompok kecil, uji respon orang siswa kelas X TKJ1. Dari hasil
guru dan uji coba lapangan. angket uji coba yang diisi oleh masing-
Hasil penilaian ahli isi berdasarkan masing siswa, semua siswa memberikan
angket sudah dinyatakan sesuai, hal tanggapan baik, dan tidak ada siswa yang
tersebut mengindikasi materi yang ada di memberikan tanggapan cukup, kurang
dalam e-modul layak untuk digunakan maupun sangat kurang. Jika dikonversikan
dalam pembelajaran Pemrograman Web. ke dalam tabel konversi termasuk dalam
Beberapa masukan dari ahli isi seperti kategori baik dan layak untuk dilanjutkan.
menambahkan alokasi waktu dalam e- Setelah dikonversi dengan tabel
modul yang disesuaikan dengan silabus konversi, presentase tingkat pencapaian
telah dilakukan perubahan agar modul isi e-modul yaitu % berada pada
valid dari segi isi pembelajaran. kualifikasi baik. Namun dilihat dari hasil
Hasil penilaian ahli desain pencapaian, masih terdapat 16,84% untuk
pembelajaran terhadap e-modul dilakukan revisi, jadi peneliti melakukan
pemrograman web berdasarkan angket revisi lewat saran dari responden.
sudah dinyatakan sesuai, hal tersebut Konversi pencapaian dapat dilihat pada
mengindikasi materi yang ada di dalam e- Tabel 3.

Tabel 3. Konversi Pencapaian


Konversi Tingkat Persentase Jumlah Responden
Pencapaian (%) (orang)
Sangat Baik 0% 0

Baik 100% 3

Cukup 0% 0

Kurang 0% 0

Sangat Kurang 0% 0
Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
Vol.13, No.2, Juli 2016, Hal:208
ISSN 0216-3241

Berdasarkan Rekapitulasi penilaian kelas XTKJ1. Dari hasil angket ujicoba


dari masing-masing responden yang kelompok kecil yang diisi oleh masing-
terlihat pada Tabel 3 memperlihatkan masing siswa didapatkan kategori sangat
penilaian yang diberikan oleh siswa baik dan satu siswa dengan kategori baik
adalah sangat baik 0%, baik 100%, cukup dan layak untuk dilanjutkan.
0%, kurang 0%, dan sangat kurang 0%. Setelah dikonversi dengan tabel
Hal ini mengindikasi bahwa konversi, presentase tingkat pencapaian
pengembangan e-modul mata pelajaran e- modul yaitu 90 % berada pada
pemrograman web menunjukan kualifiasi sangat baik. Namun dilihat dari
keberhasilan yang dibuktikan dengan hasil pencapaian, masih terdapat 10%
terbantunya siswa dalam hal pemerolehan untuk dilakukan revisi, jadi peniliti
sumber belajar. melakukan revisi lewat saran dari
Setelah uji perorangan selesai dan responden. Rata-rata responden
direvisi, maka dilanjutkan dengan uji memberikan skor 5 dan 4 dari 6
kelompok kecil. Uji kelompok kecil responden. Konversi pencapaian dapat
dilakukan oleh 12 (duabelas) orang siswa dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Konversi Penilaian pada Uji Coba Kelompok Kecil


Konversi Tingkat Persentase Jumlah Responden
Pencapaian (%) (orang)
Sangat Baik 58,3% 7
Baik 41,7% 5
Cukup 0% 0
Kurang 0% 0
Sangat Kurang 0% 0

Berdasarkan rekapitulasi penilaian Hasil respon guru terhadap e-modul mata


dari masing-masing responden yang pelajaran pemrograman web menunjukkan
terlihat pada Tabel 4 memperlihatkan tanggapan sangat baik terhadap
penilaian yang diberikan oleh siswa penggunaan e-modul dengan tanggapan
adalah sangat baik 58,3%, baik 10%, dua orang sangat baik dan layak untuk
cukup 0%, kurang 0%, dan sangat dilanjutkan.
kurang 0%. Hal ini mengindikasi bahwa Setelah dikonversi dengan tabel
pengembangan e-modul mata pelajaran konversi, presentase tingkat pencapaian
pemrograman web menunjukan e-modul yaitu 100% berada pada
keberhasilan yang dibuktikan dengan kualifikasi sangat baik. Rata-rata
terbantunya siswa dalam hal pemrolehan responden memberikan skor 5 dan 4,
sumber belajar. tidak ada responden yang memberikan
Setelah ujicoba kelompok kecil skor 3, 2, dan 1. Konversi pencapaian
selesai dilanjutkan dengan uji respon guru. dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Konversi Penilaian pada Respon Guru


Konversi Tingkat Persentase Jumlah Responden
Pencapaian (%) (orang)
SangatBaik 100% 2

Baik 0% 0
Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
Vol.13, No.2, Juli 2016, Hal:209
ISSN 0216-3241

Cukup 0% 0

Kurang 0% 0

SangatKurang 0% 0

Berdasarkan rekapitulasi penilaian Keahlian Teknik Komputer dan Jaringan


dari masing-masing responden yang berjumlah 25 orang. Hasil angket
memperlihatkan penilaian yang diberikan terhadap seluruh siswa kelas X TKJ1
oleh guru adalah sangat baik 100%, baik menunjukkan bahwa e-modul
0%, cukup 0%, kurang 0%, dan sangat pemrograman web mendapatkan respon
kurang 0%. Penilaian ini sejalan dengan baik dan hanya 5 siswa memberikan
rerata skor seluruh responden yang respon sangat baik .
diperoleh pada analisis yang dilakukan Setelah dikonversi dengan tabel
pada Tabel 5. Hal ini mengindikasi bahwa konversi, presentase tingkat pencapaian
pengembangan e-modul mata pelajaran e-modul yaitu sangat baik 16%, baik
pemrograman web menunjukan 84% , cukup 0%, kurang 0%, dan sangat
keberhasilan yang dibuktikan dengan kurang 0%. Rata-rata responden
terbantunya siswa dalam hal pemrolehan memberikan skor 5, 4, 3, dan 2 tidak
sumber belajar. ada responden yang memberikan skor 1.
Kemudian dilanjutkan dengan uji Konversi tingkat pencapaian pada uji
respon siswa. Subjek uji respon siswa respon siswa disajikan pada Tabel 6.
adalah siswa kelas X TKJ Program

Tabel 6. Konversi Pencapaian pada Uji Respon Siswa

Konversi Tingkat Persentase Jumlah Responden


pencapaian (%) (orang)

Sangat Baik 16% 4


Baik 84% 21
Cukup 0% 0
Kurang 0% 0
Sangat Kurang 0% 0

Berdasarkan rekapitulasi penilaian menunjukkan penilaian kelayakan e-modul


dari masing-masing responden yang pemrograman web berdasarkan ahli isi
terlihat pada Tabel 6 memperlihatkan termasuk kategori sangat layak, ahli
penilaian yang diberikan oleh siswa desain pembelajaran termasuk kategori
adalah sangat baik 16%, baik 84%, cukup layak, ahli media termasuk kategori layak,
0%, kurang 0%, dan sangat kurang 0%. dan uji coba lapangan terhadap guru dan
Penilaian ini sejalan dengan rerata skor siswa termasuk dalam kategori sangat
seluruh responden yang diperoleh pada baik. Maka dari penilaian tersebut dapat
analisis yang dilakukan penulis. Hal ini disimpulkan bahwa e-modul pemrograman
mengindikasi bahwa pengembangan e- web berbasis Project Based Learning
modul mata pelajaran pemrograman web layak digunakan untuk sumber belajar
menunjukan keberhasilan yang dibuktikan untuk SMK Negeri 3 Singaraja kompetensi
dengan terbantunya siswa dalam hal keahlian Teknik Komputer dan Jaringan
pemrolehan sumber belajar. kelas X, dan diharapkan mampu
Berdasarkan pembahasan di atas, membantu kinerja guru dalam proses
dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian pembelajaran dan siswa diharapkan dapat
Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
Vol.13, No.2, Juli 2016, Hal:210
ISSN 0216-3241

belajar secara mandiri di sekolah maupun hasil belajar akhir siswa menggunakan e-
dirumah. modul ini.

SIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA


Berdasarkan hasil analisis data dan Santyasa, I. W. (2009). Metode Penelitian
pembahasan pada penelitian ini, maka Pengembangan dan Teori
dapat diambil simpulan sebagai berikut. Pengembangan Modul. Makalah
Hasil rancangan dan implementasi disajikan dalam pelatihan bagi guru
e-modul yang telah dikembangkan pada TK, SMP, SMA dan SMK tanggal 12-
mata pelajaran pemrograman web untuk 14 Januari 2014, di Kecamatan
siswa kelas X Teknik Komputer dan Nusa Penida Kabupaten Klungkung.
jaringan dengan menggunakan model Singaraja: Undiksha.
pembelajaran Project Based Learning di
SMK Negeri 3 Singaraja dinyatakan Khamdi, W. (2008). Project-Based
berhasil diterapkan berdasarkan 1) uji ahli Learning: Pendekatan Pembelajaran
isi mata pelajaran, 2) uji desain Inovatif. Malang: Universitas Negeri
pembelajaran, dan 3) uji media Malang.
pembelajaran yang telah dilakukan.
Dimhad. (2014). Penggunaan E-Modul
Desain yang dilakukan sebelumnya sesuai
Interaktif Melalui Pembelajaran
dengan e-modul yang dikembangkan,
Berbasis Masalah Untuk
diantaranya tentang rancangan fitur yang
Meningkatkan Pemahaman Konsep
digunakan seperti Page, Forum,
Sistem Saraf, Kemampuan Generik
Assignments, File, dan Quizzes.
Sains Dan Berpikir Kritis. Retrieved
Berdasarkan respon siswa pada e-
Januari 20, 2016, from
modul mata pelajaran pemrograman web
berbasis Project Based Learning untuk http://dimhad13.110mb.com/buku6/a
.pdf
kelas X Kompetensi Keahlian Teknik
Komputer dan Jaringan di SMK Negeri 3 Moursund,D.1997. Project: Road a Head (
Singaraja, didapatkan rata-rata respon ProjectBased Learning)
siswa sebesar 82,6% dalam hal HYPERLINK"http://www.iste.org/res
kesesuaian tampilan, kemudahan eacrh/roadahead/pbl.html" \t
penggunaan e-modul, motivasi terhadap "_blank"http://www.iste.org/reseacrh/
siswa dan isi konten. Jika dikonversikan roadahead/pbl.html. diakses pada
ke dalam tabel konversi tingkat 23 November2013
pencapaian termasuk pada kategori baik.
Sedangkan untuk respon guru terhadap e- Sari, D. R. (2015). Tingkat Kesiapan E-
modul didapatkan rata-rata respon learning (E-learning Readiness).
sebesar 94% dalam hal kemudahan Kumpulan Artikel Mahasiswa
penggunaan e-modul, antusias siswa, dan Pendidikan Teknik Informatika, 7.
pengajaran menggunakan e-modul. Jika
dikonversikan ke dalam tabel konversi Education, I. (2008). Modular Instruction.
tingkat pencapaian termasuk pada Retrieved Januari 20, 2016, from
kategori sangat baik. http://primasoft.wordpress.com/ 2 0
Berdasarkan pengamatan penulis di 0 8 / 0 3 / 3 1 /mo d u l a r -i n s t r u
lapangan, terdapat beberapa hal yang c t i o n - p emb e l a j a r a n -
dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk menggunakan-modul/
ditindak lanjuti, yaitu:
Moh Fausih, D. T. (2015). Pengembangan
Produk e-modul pemrograman web
Media E-Modul Mata Pelajaran
berbasis Project Based Learning di SMK
Produktif Pokok Bahasan “Instalasi
Negeri 3 Singaraja yang dikembangkan
Jaringan Lan (Local Area Network)”
belum sampai pada tahap pengukuran
Untuk Siswa Kelas XI Jurusan
hasil belajar akhir siswa dengan e-modul.
Teknik Komputer Jaringan Di Smk
Oleh karena itu, terbuka bagi para peneliti
lain untuk mengkaji lebih jauh pengukuran
Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
Vol.13, No.2, Juli 2016, Hal:211
ISSN 0216-3241

Nengeri 1 Labang Bangkalan


Madura. 1.
Laviatan, T. (2008).
InnovativeTeachingand Assessment
Method: QBIand Project Based
Learning. MathematicsEducati, 105-
116.

BIBLIOGRAPHY \l 1033 Fathurohman,


M. (2015). Model-Model
Pembelajaran Inovatif. Jogjakarta:
Ar-Ruzz Media.
Anglada, D. (2007). An Introduction to
Instructional Design: Utilizing a Basic
Design Model. Retrieved 1 25, 2016,
fromhttp://www.pace.edu/ctlt/newslet
ter

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai